Heal Your Heart | BBH - COMPL...

Από Hunstuff

272K 36.4K 1.9K

{COMPLETE STORY} Someone will heal your heart. Revisi - (21 September 2018 - 10 February 2019) Περισσότερα

Prolog & Cast
2 - Tolong
3 - Rahasianya
4 - Seperti permainan
5 - Fakta
6 - Lebih dekat (Jin Sihyeon)
7 - Kebodohan
8 - Takdirnya
9 - Untuk melindungimu
10 - Apa itu cinta?
11 - Trauma
12 - Hari pernikahan
13 - Jin Saera
Spesial Chapter A
Spesial Chapter B
14 - Hidup baru
15 - That XX
16 - Save Me
17 - Zhang Yixing
18 - Perasaan asing
19 - Dari neraka
20 - Aku akan ada disini + Promot
21 - Baekhyun di masalalu
22 - Drugs
23 - Gift
24 - A Tragedy
25 - Secret?
26 - Pieces of Past
27 - Ain't Story
28 - Fell Down
29 - Let You Go
30 - Breath
31 - Farewell
32 - Terrible day ever
33 - Let Me Save You
34 - Forsaken
35 - Apology
36 - Done
37 - Rise
38 - Distance
39 - Byun Baekhyun
40a - We Broke Up, Again.
40b - Missing Girl (end)
Epilog
Heal Your Heart Gallery's

1 - Bukan apa-apa

17.5K 1.5K 141
Από Hunstuff

Such a sentimental love in a cynical world.

🍂🍂🍂🍂

Seorang gadis keluar dari suatu ruangan dengan wajah pucat. Dia melirik ke kanan dan ke kirinya, memastikan tidak ada seorangpun yang ia kenal melihatnya keluar dari sana.

Bau-bauan obat khas Rumah Sakit yang tajam malah semakin membuat kepalanya pusing dan perutnya mual luar biasa.

Dia berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil menundukkan kepalanya dalam, hingga tidak menyadari keberadaan seorang pria yang berdiri memunggunginya.

"Aduh!"

Spontan gadis itu-Jin Sihyeon memegangi kepalanya yang sakit dan mendengus kesal, dia mengadahkan kepalanya hendak mengomeli orang yang telah memblokir jalan pulangnya, tapi...

"Kau?"

Belum sempat gadis itu membuka mulutnya, seorang pria berpostur tubuh lebih tinggi darinya menatapnya terkejut.

Gawat. Pikir Sihyeon saat itu.

"Baekhyun?"

Kini pria itulah yang mendengus. Terlihat sekali di wajahnya, jika dia tidak suka dengan kehadiran Sihyeon.

"Aku penasaran. Kenapa aku selalu saja bertemu denganmu?" ujar Baekhyun dengan nada menyindirnya.

Sihyeon menghela nafas, Byun Baekhyun pasti masih kesal dengan kejadian minggu lalu. Kejadian saat pria itu menemukan fotonya di apartemen Sihyeon.

"Memangnya tempat ini milikmu? Ini tempat umum, siapapun berhak datang dan pergi."

Baekhyun mendelik tajam padanya, "kuharap ini adalah pertemuan terakhir kita."

Kalimat yang menyakitkan, tapi masih bisa membuat Sihyeon tertawa, "kau bercanda?"

"Tidak!"

"Hhh, kau akan terkesan jika kita bertemu sekali lagi. Kita tidak tahu rencana Tuhan," ujar Sihyeon sebelum meneruskan langkahnya untuk pergi dari sana.

Setelah bertemu dengan pria itu, kepalanya malah semakin sakit dan berat. Lorong tempatnya berdiri kini malah terlihat jungkir balik.

Baekhyun memutar kedua bola matanya jengah. Bagaimana bisa dia bertemu stalkernya di rumah sakit? Menyebalkan sekali. Pria itu mendegus kesal sebelum berlalu pergi dari sana.

Brukk!!

Tapi, baru beberapa langkah dia berjalan. Suara gedebuk keras membuat pria itu kembali menoleh ke belakang dan membulatkan matanya kaget.

Jin Sihyeon tergeletak di lantai, dia jatuh pingsan!

Baekhyun segera berlari ke arah gadis itu dan menepuk pipinya pelan. Tidak ada respon berarti. Gadis itu benar-benar pingsan.

Panik. Baekhyun langsung menggendong Sihyeon ke UGD, dia jadi terus saja berpikiran yang tidak-tidak. Bagaimana jika Sihyeon mati?

Gadis itu langsung di kerumuni oleh suster dan dokter begitu Baekhyun meletakkannya di atas ranjang.

Dia mengusap wajahnya frustasi sambil mendengus. Baekhyun menyesali perbuatannya tadi karena sempat berkata kasar pada Sihyeon. Tapi, siapa yang tahu jika gadis itu akan jatuh pingsan?

Baekhyun mendudukan dirinya di luar ruang UGD dengan perasaan bersalahnya. Dia tidak tahu Jin Sihyeon sakit apa, hingga jatuh pingsan seperti tadi. Itu membuatnya bingung.

"Tuan?"

Seorang suster keluar dari ruangan sambil menatap Baekhyun,
"Ya?" sahutnya.

"Anda suaminya?"

"Eh? Bukan, aku temannya."

"Apa anda tahu jika ahgassi baru saja keguguran?"

****

Sihyeon terbangun sejam setelahnya. Dia langsung memindai sekitarnya dan mengerutkan kening bingung begitu melihat sosok Baekhyun yang sedang duduk di sofa sambil menatapnya tajam.

"Kau sakit apa?" tanya pria itu langsung.

"Demam."

"Oh?"

Sambil melepas infusnya dengan paksa,Sihyeon beringsut turun dari ranjang dan duduk di sofa yang sama dengan Baekhyun, tanpa menyadari jika pria itu sedang memandangnya horror.

"Hey bagaimana bisa kau melepasnya seperti itu?!" seru Baekhyun dengan wajah histeris.

"Jangan berlebihan. Itu hanya jarum infus," sahut Sihyeon.

Baekhyun mendengus. Serius, perempuan ini tidak mengeluh sama sekali semenjak bangun dari pingsan. Padahal Baekhyun sudah tahu penyebab Sihyeon pingsan.

"Serius kau hanya demam?" tanya Baekhyun memastikan.

Sihyeon meliriknya, "kenapa kau tiba-tiba jadi peduli?"

"Siapa yang peduli?! Habisnya tadi kau pingsan setelah bicara denganku! Bagaimana jika kau mati dan aku yang disalahkan?!"

Gadis itu menghela nafasnya pelan. "Tenang saja, ini hanya efek dari obat demam yang kuminum tadi pagi."

Entah perasaan Sihyeon saja atau memang benar, Baekhyun malah jadi menatapnya serius.

"Apa?"

"Tidak. Aku mau pulang."

Pria itu berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan Sihyeon.

"Baekhyun."

"Apa lagi?"

"Antarkan aku pulang."

****

Baekhyun tidak tahu apa yang salah padanya hari ini. Kenapa dia baik sekali pada Jin Sihyeon yang berstatus sebagai stalker itu. Dia bahkan membawa gadis itu ke UGD dan mengantarkannya pulang, bukan Baekhyun sekali.

"Berhentilah mendengus," gerutu Sihyeon.

Baekhyun meliriknya sinis. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju Apartement Sihyeon.

Sepanjang perjalanan dari Rumah Sakit sampai sekarang, Baekhyun terus saja mendegus kesal, entah karena malas mengantar Sihyeon atau dia tidak mau tapi terpaksa harus mau.

"Sepertinya aku kenal dengan mobil itu." Gumam Baekhyun saat membelokkan mobilnya ke kawasan parkiran Apartement Sihyeon.

Gadis itu mengikuti arah pandang Baekhyun dan memekik pelan. "Berhenti!" serunya tiba-tiba.

Baekhyun menginjak remnya mendadak dan menggerutu pelan. "Kau gila?!" seru Baekhyun.

Sihyeon mengabaikan Baekhyun, gadis itu lebih memilih untuk segera merogoh-rogoh Slingbag-nya dan mengeluarkan sebuah lipstik. Memolesnya asal pada bibir dan menatap Baekhyun, "Apa aku masih kelihatan pucat?"

Baekhyun menggeleng, "tidak."

"Yasudah, terima kasih atas tumpangannya," ujar Sihyeon sambil melambaikan tangannya dan melompat turun dari mobil Baekhyun.

Gadis itu langsung berlari kecil meninggalkan mobil Baekhyun dan mengetuk jendela mobil itu.

Baekhyun tidak langsung menjalankan mobilnya untuk pulang, dia masih terus mengawasi Sihyeon. Hingga keningnya berkerut dalam ketika medapati seseorang yang dia kenal turun dari sana.

Dia... Wali Kota?!

****

Baekhyun mengerang frustasi ketika mendapati Taehyung sedang memakan sebuah apel dengan tampang polosnya.

Masalahnya, mereka sedang berada di Super Market dan Taehyung selalu memakan apa yang menurutnya kelihatan enak dan menarik tanpa membayar terlebih dahulu.

"Taehyung kumohon kau pulang saja jika ingin mengacau."

Taehyung menoleh dan menggerakkan bahunya acuh, "Kenapa? Nanti, kan kau yang bayar."

"Gajimu kupotong 5%."

Setelahnya, Taehyung terus saja merajuk agar gajinya tidak di potong dan berjanji untuk berhenti makan-makanan tanpa membayarnya.

Baekhyun tertawa kecil menanggapi tingkah Taehyung yang cukup kekanakan. Baginya, Kim Taehyung itu bukan sekedar adik sepupu. Dia sudah menganggap Taehyung sebagai adik kandungnya sendiri, walaupun pria itu sedikit menyebalkan.

"Hyung." Taehyung menyenggol bahu Baekhyun pelan sambil menggerakan dagunya ke arah lain.

Baekhyun yang saat itu sedang memasukkan beberapa kotak sereal ke dalam troli langsung menoleh dan mngikuti arah pandang Taehyung.

Jin Sihyeon berdiri disana sambil menatap jejeran kotak susu dengan pandangan kosong. Entah bagaimana caranya, Baekhyun malah melangkahkan kakinya mendekati gadis itu dan menepuk bahunya pelan.

"Sudah baikkan?" tanyanya langsung.

Sihyeon menoleh dan nampak terkejut dengan kehadiran Baekhyun.
"Ah, i-iya.."

Seharusnya Baekhyun tidak menghampiri gadis itu. Harusnya dia langsung pergi begitu mendapati siluet gadis itu tadi.

Harusnya dia tidak perlu menanyakan keadaan Sihyeon. Kenapa? Kenapa Baekhyun jadi peduli?

"Hai noona," sapa Taehyung.

Sihyeon tersenyum tipis. Gadis itu meraih sekotak susu diet dan memasukkannya ke dalam troli.

Gadis itu hampir mengucapkan sesuatu sebelum seorang pria datang menghampirinya dan merangkulnya.

"Temanmu ya?"

"Hah? Oh iya, dia Baekhyun dan dia Taehyung. Kami bertemu di bar." Sihyeon menjelaskan.

Hal yang menurut Baekhyun sebetulnya tidak perlu dijelaskan serinci itu. Pria itu tersenyum ke arah Baekhyun dan Taehyung.

"Kami duluan," begitu katanya.

Baekhyun mengangguk.
"Itu Ayahnya," ujar Taehyung sepeninggalnya Sihyeon dan pria tadi.

"Aku tahu," sahut Baekhyun.

"Hah? Kau tahu?"

Baekhyun mengangguk, entah mengapa perasaanya mengatakan ada yang aneh dengan Jin Sihyeon dan Ayahnya itu.

Mereka tidak terlihat seperti Ayah dan Anak. Yang jelas ada yang aneh dengan mereka berdua.

****

Baekhyun baru saja memarkirkan mobilnya ketika matanya tidak sengaja menemukan Jin Sihyeon sedang berdiri di trotoar jalan dengan tangan yang di cekal oleh seorang pria berambut blonde.

Pria itu tidak langsung turun dari mobilnya ketika melihat Sihyeon yang sedang beradu argumen dengan si rambut blonde. Pria itu malah menyandarkan tubuhnya pada sandaran sambil menonton dengan tenang.

Puncaknya, Sihyeon menarik tangannya dengan paksa dari tangan pria itu. Si pria tidak tinggal diam, tangannya kembali menarik Sihyeon hingga membuat gadis itu tertarik kembali.

Entah apa yang dikatakan oleh Sihyeon hingga membuat pria itu terlihat naik pitam dan berakhir dengan menampar pipi gadis itu.

Yang jelas, Baekhyun sudah tidak bisa duduk-duduk manis lagi di dalam mobilnya sambil menyaksikan drama kehidupan yang Sihyeon suguhkan secara gratis di sebrang sana.

Pria itu segera berderap turun dari mobilnya dan menarik Sihyeon dari cengkraman pria blonde itu sekuat tenaga.

"Kau siapa?!" bentak pria blonde itu.

Baekhyun mengernyit tidak suka dengan nada tinggi pria itu, dia melirik Sihyeon yang berdiri di sampingnya. Gadis itu menunjukkan raut wajah yang datar.

"Pergi," ujar Sihyeon pada si pria blonde dan langsung di balas oleh sebuah tawa sinis.

"Oh, aku tahu. Pria ini adalah kekasih gelapmu ya?" tanyanya dengan nada mengejek.

Baekhyun hampir saja melayangkan tinjunya jika tangan Sihyeon tidak menahan tangannya, "Jin Hansol! Jangan bertindak brengsek!" serunya dengan raut wajah emosi.

"Brengsek? Kau sebut aku brengsek?! Lalu kau apa hah? Pelacur?!" bentak pria itu.

Baekhyun menghela nafasnya, nampaknya dia harus turun tangan sekarang juga.

"Cukup," katanya.

Si pria blonde itu menatap Baekhyun dan Sihyeon dengan pandangan jijik.

"Kalian menjijikan," gumamnya sinis sebelum pergi.

Sihyeon mendengus, gadis itu segera menarik tangannya yang sedari tadi Baekhyun genggam dan merenggut kesal sambil menatap kepergian pria blonde bernama Hansol itu dengan geram.

"Dia kekasihmu ya?"

Baekhyun tidak bermaksud sok ingin tahu atau bagaiamana. Masalahnya adalah dia sudah terlanjur terlibat tadi dan wajib tahu sedikit permasalahan yang Sihyeon alami.

"Bukan. Dia adikku," katanya sambil berlalu.

"Hah? Adik mana yang menyebut kakaknya pelacur?"

"Ada, Hansol buktinya."

Dengan gaya lancangnya, Sihyeon melenggang naik ke dalam mobil Baekhyun dan duduk di kursi samping kemudi tanpa peduli dengan seruan jengkel Baekhyun.

"Heh, kenapa kau naik ke dalam mobilku?"

"Aku tadi di seret kemari oleh Hansol."

"Lalu?" tanya Baekhyun dengan nada kesalnya.

"Aku tidak bawa dompet!"

Sambil menghela nafasnya, Baekhyun masuk ke dalam mobil dan menjalankan kendaraannya itu menuju Apartement Sihyeon.

Gadis itu hanya menatap keluar tanpa mengatakan apapun. Padahal tadinya Baekhyun kira gadis itu akan terus mengoceh sepanjang perjalanan. Namun nampaknya, gadis serampangan sepertinya masih memikirkan perkataan Hansol.

Tentang pelacur itu, Baekhyun hampir tidak percaya jika Hansol adalah adiknya Sihyeon. Masalahnya, baru kali ini dia mendengar seorang adik menyebut kakaknya sendiri dengan sebutan pelacur..

Kejam.

Wajar sebenarnya jika Sihyeon menjadi murung dan sedih. Haruskah Baekhyun merasa iba?

"Turun," katanya langsung.

Saat ini Baekhyun sudah menghentikkan mobilnya di parkiran Apartement Sihyeon. Sementara gadis itu malah terlihat seperti enggan turun dari mobil Baekhyun.

"Kau tidak mau tur-"

"Baekhyun... Apa kau juga benci padaku?"

Alih-alih kesal karena ucapannya di potong oleh Sihyeon. Baekhyun malah mengangkat sebelah alisnya bingung.

Bagaimana pria itu menanggapi pertanyaan yang gadis itu lontarkan? Padahal sudah jelas sekali bukan jika dia membenci Sihyeon? Si gadis stalker.

Tapi Baekhyun terdiam. Dia seperti tidak sanggup menjawab pertanyaan sederhana Sihyeon dan malah menyandarkan tubuhnya pada kursi jok sambil menghela nafas.

"Kau punya banyak haters ya?"

Sihyeon menoleh padanya dengan pandangan datar, gadis itu merasa kesal karena pertanyaannya malah di jawab dengan sebuah pertanyaan lagi.

"Mungkin. Bukankah kau salah satunya?"

Skakmat.

Baekhyun memutar bola matanya spontan. Sulit memang berbicara dengan perempuan seperti Jin Sihyeon.

"Lupakan! Cepat turun."

****

Baekhyun memasuki apartemennya dengan langkah malas. Pria itu langsung meraih sebotol air mineral dari dalam kulkas dan meneguknya habis.

Dia kembali melangkahkan kakinya ke dalam kamar dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

Suara gemuruh yang keras membuat Baekhyun menoleh dan menatap kosong jendela di samping ranjangnya.

Hujan mengguyur kota Busan dengan deras. Petir saling menyambar bersamaan dengan turunnya hujan. Beruntunglah dia sampai di Apartement sebelum hujan datang.

Baru saja Baekhyun mau memejamkan matanya. Ponsel di dalam saku celana jins-nya bergetar heboh-tanda sebuah panggilan masuk.

Sambil menghela nafas, pria itu meraih ponselnya dan mengangkat telpon itu tanpa melihat nama sang penelpon.

"Hal-"

"...."

"Kau bercanda?"

"...."

"Aku baru saja sampai Apartement, dan sekarang aku harus kembali lagi? Tidak Terima Kasih."

"...."

Sambungan telpon langsung terputus secara sepihak. Membuat Baekhyun mendengus kesal.

Pria itu turun dari ranjangnya dan kembali meraih kunci mobilnya. Dia tidak jadi tidur.

Dia malah keluar dari Apartemennya dan kembali ke Baseman tempat mobilnya terpakir. Butuh sekitar 20 menit untuk tiba di sana.

Rencananya untuk tidur panjang malah terganggu oleh Gadis menyebalkan itu.

Ketika Baekhyun tiba di Apartement itu, pintunya terbuka sedikit, sehingga memudahkannya untuk masuk.

Baekhyun kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam Apartement itu dengan wajah malas.

Dia membukan knopi pintu kamar gadis itu dan mengerutkan keningnya iba.

Menyaksikan Jin Sihyeon yang sedang meringkuk di atas ranjang seperti bayi.

××××

Jangan lupa untuk voment alias vote dan komen. Bingung? Tenang aja nanti semuanya bakalan di jelaskan kok:)


Bye~
Xoxo,

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

17.9K 2.5K 51
if love is beautiful, take me to see that beauty like what you promised me before. -
1.4M 120K 63
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
12.5K 1.4K 21
"Apa yang membuatmu percaya? Ucapan dari mulut atau tatapan dari mata?" Selamat datang di sekolah di mana engkau harus diam dan memperhatikan gerak-g...
1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.