Kamu (Bukan) Fana

By BLueFKey

24.1K 2.5K 860

entah ini cinta macam apa.. sulitku mengerti sulit dimengerti.. yang jelas jika berbicara tentang cinta jelas... More

prolog
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
bukan update..

6

819 94 54
By BLueFKey

Author POV

Jadwal kuliah yang padat sama sekali tak menyurutkan niatan Naomi untuk tak pergi ke theater. Walaupun kegiatan kampusnya sudah dimulai dari pukul 7 tadi bahkan sore ini dia masih dalam perjalanan menuju theater.

Kedatangannya kali ini bukan tanpa maksud. Namun jelas bukan untuk theater karena hari ini K3 tidak memiliki jadwal theater.

Apa yang membuatnya bersemangat? Bahkan senyum merekah tiada henti sepanjak perjalanan. Tidak mungkinkan begitu senang hanya karena naik Gojek? Atau mungkin karena mamang Gojeknya cakep? *abaikan kemungkinan yang satu itu.

Jelas kedatangannya menghadiri theater tim J bukan sekedar melihat perform adiknya. Namun ada maksud terselubung dibaliknya. Temu kangen dengan Veranda salah satu tujuannya.

Naomi sudah memasuki backstage. Para mamber tim J menyapanya satu persatu. Sampai matanya tertuju pada dua orang yang bercakap di depan meja rias. Siapa lagi kalau bukan sang adik dan bidadarinya.

"Verandaa." seruan Naomi mengundang perhatian banyak orang. Naomi berhambur memeluk veranda.

"shinta?" ve seakan tak percaya akan kedatangan naomi.

"adiknya gak bakalan disapa nih?" sindir sinka yang disindir hanya nyengir tak jelas. "ngapain ke sini?"tanya sinka judes.

"jemput kamu nduutt." jawab naomi.

"bohong banget." tembal sinka melipat tangannya di dada. "nanti aku dijemout ci cind kok jadi ga usah repot-repot."

"sinkaaa." ve memperingati cara bicara sinka pada kakaknya.

"dibelain teruss." ngambek sinka.

ve tersenyum dengan aksi marah sinka. Ve mengelus puncak kepala sinka. "Kamu siap-siap gih."

Sinka akhirnya luluh dengan ucapan ve. Sinka menjauh dari ve dan Naomi, memberikan mereka ruang untuk saling berbicara.

"Sampai kapan ya kita gini terus?" lirih ve.

"Ya itu gimana kamunya verandaa. Padahal udah dikasih lampu hijau masih aja ga nembak-nembak. Kan bikin kesel."

"Kamu sendiri gimnaa? Masaa harus nunggu ditembak terus?" goda ve membuat namun cemberut dan ve tertawa dengan ekspresi naomi.

"kangen veranda." lirih naomi.

"iya aku tahu. Kamu kesini karena kangen kan?" ucap ve yang dijawab anggukkan oleh Naomi.

"Sini aku peluk, biar mendingan kangennya." ve merentangkan tangannya.

"Ishh kamuu yaa..." Naomi memukul pelan pada tangan ve namun sedetik kemudian dia memeluk ve.

"Gimana mendingan?" Tanya ve memastikan.

"Iyaa mendingan. Ahh Verandaaa kamu emang tau banget akuu sihh." Manja Naomi

Pandangan Naomi terus menatap kearah cermin. Dirinya sama sekali tak ingin menghentikan kegiatan kali ini. Ini sangat nyaman.

Jantung Naomi berdebar ketika dari arah cermin melihat seseorang berjalan mendekatinya. Secara refleks naomi ingin menjauh dari pelukan ve. Namun justru ve semakin erat memeluknya. Samoai akhirnya matanya bertemu, bertemu di balik cermin. Bertatap di balik cermin

"Hmm." Suara dehaman itu akhirnya membuat ve melepaskan pelukkannya. "Ve siap-siap sana." Suara tegas itu langsung membuat ve pergi.

Ve melihat ke arah Naomi. Mulutnya tetap berkomat kamit memberikan isyarat pada Naomi. Begitupun tangannya. Diamana jarinya menirukan bentuk gagang telepon mengisyatatkan bahwa dia akan menelepon Naomi.

"Kamu harus bisa bedain tempat pacaran atau tempat kerja. Kalau kalian ingin pacaran jangan di theater tapi cafe kek atau tempat laian. Kalian berdua harusnya sadar tempat." Suara tegas itu membuat naomi menunduk. Tak ada sedikitpun keberanian menatap mata sang lawan bicara.

"Maaf ka." Suara Naomi parau.

"Kalian sebagai yang dituakan seharusnya memeberikan contoh positif. Bukan seperti ini mengajarkan yang tidak-tidak."

Naomi menatap lawan bicaranya mengerutkan kening akan kata 'tidak-tidak'. Karena Naomi merasa tak bertindak berlebihan.

"Ma..maksudku aku hanya takut mamber lain jadi kurang konsentrasi karena kalian."

Naomi tersenyum. "Iya ka. Maaf ya Kak. Tapi kak Mel aku sama veranda ga pacaran."ucap Naomi seakan ingin mengklarifikasi ucapan sang GM sebelumnya.

Ya. Kini yang tengah menjadi lawan bicara Naomi adalah Melody.

"ah sudahlah. Aku ga peduli." Jawab Melody malas.

Melody mulai angkat kaki. Namun baru beberapa langkah kaki membuatnya kembali terhenti. Melody menatap Naomi yang ternyata masihmelihat kearahnya.

"Aku memperingatkanmu untuk tak memberikan harapan apapun pada siapapun." Pernyataan Melody ini membuat Naomi mengerutkan kening. "Jangan kamu beri harapan jika kamu tak mampu mewujudkan harapan orang tersebut. Berhentilah memberi harapan palsu. Cukup Anin yang salah sangka dengan sikapm itu." Melody meninggalkan Naomi begitu saja.

Naomi nampak mencerna perkataan Melody. Harapan? Apa hubungan harapan dengan Anin? Terus apa yang salah dengan sikapnya?

Naomi melangkah kaki menuju sisi panggung karena sesaat lagi acara akan dimulai. Naomi tersenyum setiap kali melihat penampilannya yang energic. Ada magis tersendiri yang dimilikinya hingga membuatnya tertarik begitu dalam.

"Shintaa kamu kok disini?" Suara itu mengejutkan naomi.

"Ci cin?" Naomi terkejut menemukan kakaknya yang tiba-tiba berada disisinya. "Kok ada disini?" Tanya Naomi heran.

"Jemput Dudut Shin. Kamu nemuin ve?" Cindy balik bertanya yang di jawab anggukan oleh Naomi.

Tak ada obrolan lain diantara mereka. Mereka berdua sama-sama fokus akan penampilan tim J. Kaka beradik itu tersenyum bersama, tertawa berasma bahkan tersipu malupun bersamaan. Apa ini yang dinamakan ikatan kakak adik? Atau mungkin apa mereka tertuju pada satu pandangan yang sama?

Theater usai kedua memilih menunggu sang adik di mobil. Walaupun dalam hati keduanya sangat tak ingin meninggalkan tempat tersebut.

Naomi melihat kakak tomboynya sedang mengulum senyum, menempatkan kedua tepalapak tangannya dibelakang kepalanya seakan sedang membayangkan seauatu. Naomi menatapnya heran.

"Kenapa Ci senyam senyum terus dari tadi?" Pertanyaan Naomi sukses membuat sang kakak terkejut. "Naik gaji? Aaahhh atau lagi jatuh cinta yah?? Ciee udah siap serius nih ceritanya." Goda Naomi namun yang hanya tersenyum.

Naomi tak ambil pusing. Apalagi memang Cindy merupakan sosok yang tertutup. Lagi pula ini privasi sang kakak juga sepertinya bukan hal yang buruk. Takkan ada bukan hal buruk yang membuat orang tersenyum?

"Cici kok rajin jemput sinka. Giliran bagian aku, disuruh bawa mobil sendiri. Padahal dulu waktu aku di tim J, cici semangat banget jemput aku." Naomi mengungkapkan kekesalannya.

"Lagian ngapain jemput kamu? Yang dicarinya aja ga ikut pindah." Celetuk Cindy.

"Pindah?" Naomi sedikit berpikir. "Maksudnya Cici suka salah satu mamber tim J dulu?" Tembak Naomi yang dijawaban anggukan ceria cindy.

"Shaniaa rasanya tidak mungkin. Jeje juga. Apalagi Ve ga mungkin banget. Tacil enggak kayanya. Nabilah? Apa mungkin Melody?" Pikir naomi

"Siapa Ci?" Tanya Naomi kepo. "Nabilah atauuu Melody?"

Cindy tersenyum.

"Berarti salah.."

"Melody." jawab Cindy mantap.

"Dari kapan ci? Kok ga cerita?"

"Mungkin dari kamu mulai masuk tim J." Ucap Cindy. "Gimana cerita, kamunya sibuk sama veranda terus."

Brug.

"Lagi ngobrolin apaan sih cici-ciciiku ini?" Tanya sinka yang duduk di bangku belakang.

"Aku capek dut. Kalau udah sampai bangunin aku ya." Ucap Naomi menyandarkan kepalanya pada kaca mobil dengan tangan terlipat di dada.

***

Kini ada latihan untuk thetaer last shownya Jeje. Membuat Naomi, Frieska, beby, Ayana dan beberapa member lainnya ikut andil dalam acara ini.

Naomi menarik tangan Veranda tanap basa basi terlebih dahulu. Tingkah Naomi yang aneh mengundang perhatian mamber. Tak terkecuali Sinka yang acuh dengan mereka berdua, toh mereka berdua sudah biasa seperti itu.

"Ada apa sihh Shintaa?" Tanya ve mengelus rambut naomi.

Kini mereka hanya berdua. Wajah Naomi memasang wajah serius.

"Ini soal yang aku ceritakan di chat kemarin. Rasanya aku sudah ga bisa menundanya lagi." Naomi menatap ve intens.

Naomi menggenggam tangan Ve. "Aku tak ingin menundanya lagi. Aku tak ingin ada kemungkinan terburuk hingga perasaan ini tak kunjung tersampaikan. Walaupun nanti ditolak, tapi setidaknya aku sudah mengatakannya."

Wajah Naomi semakin serius, sebisa mungkin Naomibmenahan kecambuk perasaannya. "Aku ga tahu dari kapan tapi yang jelas jantung ini memiliki irama tak stabil saat denganmu. Selama ini aku menyukaimu. Ini bukan sekedar rasa suka tapi ini sebuah cinta yang sudah tertanam dihatiku."

"Aku cuman mau bilang aku mencintaimu." Ucap Naomi menunduk dengan tangan masih menggenggam jemari ve.

Ve tersenyum.

Brugh.

"Ma...maaf a.aku ganggu kalian."







Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

11.5K 1K 8
Nama Pemeran. "Kavindra Achyka Abriella." (Chika) "Kathy Arhana Glenea." (Ara) "Cornelia Zargo Anthaleo." (Oniel) "Oleandra Keeyara Febriolan. " (Ol...
159K 7.9K 11
[GL] GracDom "GUE UDAH NGGAK PERAWAN?!!!" -shn
kutukan !! By saaa

General Fiction

6.7K 1.1K 10
Akan kah Ara bisa menyelesaikan apa yang telah dirinya mulai..?
75.3K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...