My Ssaem My Husband

By Grayomega

156K 9K 685

Privated some chapter.. 🐱 Follow dlu biar bisa baca Kisah dimana seorang murid yang harus menjadi istri dari... More

Jungkook Ssaem My Husband
Taehyung ssaem My husband
Namjoon ssaem My husband
Jimin ssaem My husband
Jin ssaem My husband
Hoseok ssaem My husband
Jungkook ssaem My husband (1)
Yoongi ssaem My husband (1)
Taehyung ssaem My husband (1)
Namjoon ssaem My husband (1)
Jin ssaem My husband (1)
Hoseok ssaem My husband (1)
GRAYOMEGA 🐙
Jimin Ssaem My Husband (1)
Jungkook Ssaem My Husband (2)
Yoongi ssaem My husband (2)
Taehyung ssaem My husband (2)
GRAY OMEGA AGAIN 🐙🐙
Namjoon ssaem My husband (2)
psst... 🐙
Jin ssaem My husband (2)
Jimin ssaem My husband (2)
Hoseok ssaem My husband (2)
(3)
Jungkook ssaem My husband (3)
Taehyung ssaem My husband (3)
Yoongi SsaemMyHusbad (3)
Special part (Woojin edition)

Yoongi ssaem My husband

11.9K 607 13
By Grayomega

Suara lembar demi lembar halaman yang dibalik, membuatku terjaga di tengah malam. Samar-samar dari meja kerja dihadapanku, ku lihat sosok pria berkacamata meremas rambutnya frustasi. Seminggu terakhir, dia selalu lembur kerja
Karena tak tega, aku bangkit dari pembaringan dan memukul pundaknya pelan

"Ssaem, mau ku buatkan kopi?" dia menggeleng tanpa berniat menoleh ke arahku. Untuk kesekian kalinya, dia bersikap dingin, mengacuhkan semua perhatian yang ku berikan.

Tapi apa hak ku untuk menuntut lebih? Aku yang awalnya hanya seorang adik ipar dari Yoongi ssaem, kini berubah status menjadi istrinya karena kakak ku meninggal dunia saat melahirkan anak mereka. Aku juga tidak mau pernikahan ini terjadi, karena selain aku, Yoongi ssaem pasti juga akan terluka.

Namun di detik-detik terakhirnya, kakak ku meminta Yoongi ssaem untuk menikahiku. Kakak ku paham betul siapa suaminya. Dibalik sifat dingin dan maskulinnya, Yoongi ssaem adalah tipikal pria yang tak bisa mengurus dirinya sendiri. Kakak ku juga kecewa jika sampai aku menolak. Ia ingin anak mereka tetap mempunyai ibu, meski ibu kandungnya sendiri telah pergi untuk selamanya

Dan di umurku yang yang ke 19 tahun, aku telah menjadi seorang ibu dan istri dari wali kelasku sendiri, Min Yoongi. Pernikahan yang rumit karena harus dirahasiakan dan didasari tanpa rasa cinta. Bahkan lima bulan pernikahan kami, Yoongi ssaem selalu tidur di sofa atau jika dia pegal, dia akan tidur memunggungiku

Sayup-sayup ku dengar tangisan Sungho, keponakan yang kini telah menjadi anak ku. dia pasti haus atau mengompol.

"Aku akan mengurus Sungho, lanjutkan saja pekerjaan mu ssaem." Tak ada sahutan seperti biasanya.

---

Setelah mengganti popoknya, Sunghoo kembali tenang dan mulai tertidur di dalam box bayinya. Sebagai anak laki-laki semata wayang, wajahnya mirip sekali dengan Yoongi ssaem. Seraya menepuk-nepuk pelan pahanya, aku membatin mengasihani betapa malangnya nasib bayi kecil ini.

"Ibu tahu kau pasti rindu pelukan seorang wanita yang melahirkan mu. Maafkan ibu Sungho-a, ibu tak bisa memberikan kehangatan yang sama."

Aku menumpahkan semua kesedihan ku pada Sungho yang sudah tertidur pulas. Andai aku bisa, aku akan menukar nyawaku dengan nyawa kakak agar kau dan ayah mu tak semenderita ini.

--

seberkas cahaya mengusik ketenangan tidurku.pelan aku menggeliat dan membuka mata melihat tirai jendela kamar yang terbuka. Aku terhenyak, jam kecil di nakas sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Aku belum membuat sarapan dan menyetrika seragam sekolahku dan Yoongi ssaem.
Yoongi ssaem?

Aku berbalik, dan mendapati sisi ranjang sudah kosong. Tamatlah riwayatku, aku pasti dicap sebagai istri tak berguna di matanya

"Yoongi ssaem." Aku mendapatinya di ruang tamu sedang membaca surat kabar dengan menyeruput segelas kopi. Tanpa mandi atau apapun, aku langsung keluar kamar mencarinya dengan tampilanku yang masih acak-acakan.

"Maafkan aku. alaram ku tidak berbunyi seperti biasanya, mungkin aku lupa menyetel. Ssaem belum sarapan? Tunggu disini sebentar, aku akan segera membuat sarapan untukmu." Aku bicara panjang lebar dan berlari tergesa ke dapur.

Terserah dia mau marah atau apa nantinya, intinya dia tidak boleh ke sekolah dengan perut kosong. Yoongi ssaem orang yang gila kerja akan lupa makan nantinya setiba di sekolah dan membuat magnya kambuh.

Langkahku terhenti, di meja makan aku melihat sarapan sudah terhidang. Dua piring roti bakar, dua gelas susu, dan semangkok bubur bayi.
Yoongi ssaem sudah menyiapkan semuanya

Aku kembali ke ruang tamu, tapi dia sudah tidak ada disana. Mobilnya belum keluar dari garasi, berarti dia belum berangkat ke sekolah. Mungkin dia sedang mandi, karena tadi aku melihatnya masih memakai celana piama dan kaus oblong putih.

Sebelum dia selesai mandi, aku harus segera menyetrika bajunya. Buru-buru aku berlari ke ruang belakang, tapi tak kudapati seragamku maupun Yoongi ssaem.

Dimana aku meletakkannya? Aku yakin kemarin aku meletakkannya disini karena pagi-pagi sekali aku sudah harus menyetrikanya

"OMO.... MAAFKAN AKU SSAEM!" aku kelabakan dan buru-buru keluar kamar lagi.

Bodoh, bodoh,bodoh... kenapa aku bisa lupa jika ssaem tadi sedang mandi. Meski dia tidak full naked karena masih berbalut handuk, tetap saja aku malu melihat tubuh sixpacknya

Bagaima ini? aku ingin mencari seragam ssaem di dalam lemari kamar. Mungkin saja aku salah meletakkannya. Tapi kalau ssaem sudah siap mandi, aku harus bagaimana? Aku juga tidak berani masuk kamar lagi sebelum dia berpakaian.

"Masuklah!"

Terkejut, aku melihat ssaem membuka pintu dan sudah berseragam rapi

seragam itu? Kapan aku menyetrikanya? Setengah kikuk aku masuk ke kamar mengekori langkah Yoongi ssaem sampai tak kusadari ia mendadak berhenti dan membuat kepalaku membentur punggungnya

Sakit sekali, tapi punggung ssaem pasti lebih sakit. Dengan menahan sakit aku tertunduk tak berani membalas tatapan Yoongi ssaem

"Ma-maaf ssaem. A-aku membuat punggungmu sakit."

Phat....

Aku mendongak. Ssaem meletakkan tangannya dikepalaku dan mengusaknya pelan.
"S-ssaem?"

"Berhentilah menahan sakitmu demi orang lain." ucapan dinginnya membuat perasaan hangat menjalar di hatiku. Aku tak bisa menyembunyikan semburat merah di pipiku

"Cepat mandi. aku menunggu mu dibawah." Yoongi ssaem menyerahkan seragamku yang telah ia setrika dan berlalu begitu saja tanpa peduli ekspresi ku yang syok. Sejak kapan ssaem bisa menyetrika?

--

Aku tergesa menuruni tangga, rasa penasaran membuatku lupa jika aku harus segera bersiap-siap. Pria dingin itu sedang melamun melihat jendela luar. Makanannya belum disentuh sama sekali

"Ssaem!!" dia menoleh dan terlihat heran dengan nafasku yang sesak. Tanpa menjawab, dia hanya mengedipkan mata menyuruhku untuk melanjutkan ucapan.

"Hhh... bu-bukankah tadi malam aku di kamar Sungho? Ke-kenapa hhh saat bangun aku sudah di kamar?" Yoongi ssaem malah menarik botol selai di depannya, mengacuhkanku. Bahkan sampai rotinya habis aku masih berdiri mematung di depannya menunggu jawaban.
Tapi sia-sia, dia melihat arlojinya dan mendorong kursinya mundur

"Jam 07.25. kita terlambat!"

Setelah memastikan jika ahjumma Kim, pengasuh Sungho datang, aku mengejar Yoongi ssaem ke garasi. Sesuatu berubah saat aku hendak membuka pintu mobil, ruangan ini semuanya berputar. Semakin aku mencoba mendekat, semakin jauh mobil itu terlihat. Kepala dan tengkuk ku seperti dihimpit benda berat, sampai tubuhku tidak mampu menahannya

"CHANMIA-A... IRREONNA!!!"

"MIN CHANMI, KAU DENGAR AKU?"

"YAK... MIN CHANMI!"

--

Yoongi pov

Dia belum sadarkan diri. Suhu tubuhnya sangat tinggi sampai aku harus mengganti kompresnya berulang. Ini semua karena ku, aku terlalu sibuk pada pekerjaan ku hingga melupakannya dan Sungho.

Aku terpaku memandang wajah pucatnya. Bayangan buruk saat Hanmi meninggalkan ku dan Sungho membuat ku takut jika hal serupa akan terjadi untuk yang kedua kalinya.

CHUP...

Aku mengecup dalam bibir pucatnya. Dengan begitu, ku harap sakitnya akan pindah kepadaku.

"Chanmi, tolong jangan tinggalkan kami." aku kembali meraih bibir cherry-nya. Karena terlalu menyayangiku dan Sungho, Chanmi sampai mengorbankan masa muda dan waktu istirahatnya.

~Flashback~

Yoongi POV

Aku meregangkan bahu pegalku. Akhirnya pekerjaan ku untuk seminggu kedepan selesai juga. Dengan begitu, mulai besok aku banyak memiliki waktu luang hingga bisa mengajak Chanmi dan Sungho jalan-jalan. Selama kami menikah, aku belum pernah membawa Chanmi kemanapun.

"Sekali-kali kalian harus pergi liburan agar dia tahu jika kau mencintainya."

"Sungho belum bisa dibawa perjalanan jauh, ahjumma."

"Siapa yang menyuruhmu mengajak Sungho? Aku hanya menyuruh kalian berdua. Apa kau tidak ingin bulan madu dengan Chanmi?"

"M-MWO? Ng.. i-itu, hmm... di-dia, ng...."

"Pergilah, sebelum keponakan ku merebut Chanmi darimu. Buktikan jika kau lebih mencintainya daripada Minjae."

Aku teringat percakapan ku tempo hari dengan ahjumma-kim, ahjumma Kim Minjae si murid tengil itu. Ahjumma benar, lusa aku harus segera membawa Chanmi liburan denganku. Selama kami menikah aku belum pernah memperlakukannya dengan baik.

Tapi dimana istriku itu? Kenapa dia belum kembali setelah menidurkan Sungho?

Pintu kamar Sungho berderit pelan, dari ambang pintu bisa ku lihat jelas jika Chanmi duduk tertidur dengan kepala bertumpu pada sisi box Sungho.

"Bisa-bisanya kau tidur seperti ini?!" aku menggendong pelan tubuh mungilnya agar dia tak terjaga. Ku posisikan agar kepalanya menyandar senyaman mungkin di dada bidangku.

"Ini musim dingin, dan kau tidur dengan piayama tipis seperti ini. kau ingin aku bicara ketus kalau kau nanti sakit hmm? Merepotkan saja." Aku hanya berani bicara panjang lebar dengan Chanmi saat dia tertidur pulas.

Selama ini, aku bingung bagaimana cara menyesuaikan pembicaraan dengan gadis belia sepertinya. aku takut jika dia malu saat pergi bersama dengan pria tua sepertiku.

Ku rebahkan tubuhnya diranjang. Hanya saat dia tidur aku bisa memandangi wajahnya dari jarak sedekat ini.

CHUP

Aku menciumi semua bagian wajahnya, dan berakhir di bibirnya yang selalu membuatku frustasi jika sampai tak bisa mencurinya setiap malam. Benar, selama ini aku berani menyentuh Chanmi hanya saat dia tertidur. Beruntungnya aku, dia tak pernah terjaga saat aku melakukannya.

Kalaupun dia merespon saat aku menciumnya, dia merasa itu hanya seperti bunga tidur

"Jangan menyukai Minjae, jangan menyukai pria lain selain aku. arra?" aku bicara lirih walau aku tahu dia tak bisa mendengarnya

~Flashback END

Chanmi POV

Dengan kepala yang masih sedikit pusing, berkas cahaya menyilaukan netra ku yang perlahan terbuka. Aku ingat, tadi aku pingsan saat hendak berangkat sekolah

aku menemukan ssaem terlelap di sampingku dengan sebelah tangannya mengenggam tanganku. Mungkinkah dia khawatir?

Perlahan aku melepas genggamannya dan beranjak turun. Sudah pukul delapan malam, berarti aku pingsan hampir seharian. Ssaem juga belum mengganti seragam kerjanya. Dia pasti terus merawatku hingga melupakan dirinya sendiri.
Lebih baik aku segera turun dan memasak makan malam untuknya.

--

"Tinggal merebus kentang dan....." belum sempat aku bergumam saat tiba-tiba sebuah tangan menyentak ku keras dan menyudutkan tubuh ku ke dinding, dalam kuncian lengannya. Aku mengerjap, tatapan tajam ssaem seakan menghentikan organ pernapasan ku.

"Siapa yang mengizinkan mu keluar kamar?"

"I-itu... aku ha-hanya...."

"BERHENTI MEMBUATKU CEMAS!" nada tingginya mengagetkanku. Wajahnya benar-benar terlihat marah. Aku sangat takut sampai rasanya aku ingin menangis

Ssaem melepas kunciannya saat melihatku terus menunduk, sesekali dia mendesah panjang membuatku semakin takut

TAK....

Mataku membulat, ssaem membenturkan pelan keningnya dengan keningku. Yang lebih membuatku terperanjat, nafas ssaem terasa panas saat mengenai wajahku sama seperti keningnya. Mungkinkah demam ku pindah padanya? tapi bagaimana bisa?

"Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku ibunya Sungho."Gawat, dia bicara seperti ini pasti karena efek demamnya

"Ssaem, badan mu panas. Ayo istirahat, kalau tidak bicaramu makin tambah asal-asalan."

Ssaem menangkis tanganku saat aku hendak memapahnya ke kamar.
"Aku serius. Aku bukan lagi ABG yang bisa merangkai kata manis seperti Minjae. Intinya aku mencintaimu, dan kaupun harus demikian."

Aku terhenyak, kesadaranku seperti terbawa ke dimensi lain saat aku mendengar perkataannya.

"Ayo kita bulan madu!"

Aku terbatuk, bicaranya yang spontan membuat kesadaranku kembali. Dasar ssaem gila, bicara seenaknya saja pada gadis 19 tahun sepertiku. Tapi justru, itu yang membuatku semakin mencintainya

"Aku masih muridmu. Kau tidak boleh menyentuhku sampai aku lulus nanti." aigoo... lihatlah wajah Yoongi ssaem yang mendadak murung. Menggemaskan sekali. Lucu juga jika sekali-kali aku bersikap dingin sepertinya

"Cih... bisa-bisanya bertampang sedih seperti itu. Padahal setiap malam kau sudah sering mencuri ciuman dariku."

"Ka-kau sadar?" ssaem menatapku tak percaya

"Semua orang juga akan bangun kalau ssaem menciumnya ganas seperti itu."

"Kau bilang apa? Ganas? Dapat kosakata dari mana kau hmm?"

Bodoh, aku keceplosan bicara seperti itu pada ssaem. wajahnya berubah menyeramkan seperti di sekolah saat dia menghukum murid-muridnya
Mau kaburpun sudah terlambat, tangan kekarnya langsung melingkar erat dipinggangku

"YAK... SSAEM, TURUNKAN AKU!!!" aku menjerit saat ssaem langsung menggendongku dan membawaku ke lantai atas menuju kamar kami.

"Biar aku ajarkan arti ganas yang sebenarnya padamu, MURIDKU YANG SEXY." Ssaem menyeringai seram

"SSAEM, ANDWEEEEEE!!!"

FIN~

🐇

Continue Reading

You'll Also Like

57.9K 8.8K 55
Rahasia dibalik semuanya
91.2K 6.2K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
104K 10K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
102K 17.5K 26
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...