Salted Wound [Sehun - OC - Ka...

By heena_park

383K 35.2K 3.9K

Luka yang telah tertanam sedari kecil membuat Se-hun berubah menjadi pembunuh berdarah dingin andalan organis... More

PROLOGUE
Youtube Video Trailer
CHAPTER 1 - [Brother]
CHAPTER 2 - [His Darkest Side]
CHAPTER 3 - [Obsessed]
CHAPTER 4 - [Prom Night]
CHAPTER 5 - [Someone From The Past]
CHAPTER 6 - [Your Best Friend is Your Biggest Enemy]
CHAPTER 7 - [The Monster Creator]
CHAPTER 8 - [A Girl in The Maroon Dress]
CHAPTER 9 - [Venice]
CHAPTER 10 - [The Savior]
CHAPTER 11 - [22]
CHAPTER 12 - [Aspectabund]
CHAPTER 13 - [Photograph]
CHAPTER 14 - [Jealousy]
CHAPTER 15 - [Eccedentesiast]
CHAPTER 16 - [The Boyfriend]
CHAPTER 17 - [Human]
CHAPTER 18 - [The Beginning]
CHAPTER 19 - [Parents]
CHAPTER 20 - [First Kiss]
CHAPTER 21 - [Lacuna]
CHAPTER 22 - [THE KILLER]
[EXPLICIT] CHAPTER 23 - [Into You]
CHAPTER 24 - [No Escape]
CHAPTER 25 - [Who Are You?]
CHAPTER 27 - [Deimos]
CHAPTER 28 - [Royce Hayden]
CHAPTER 29 - [Ready For War]
CHAPTER 30 - [What a Cruel World]
CHAPTER 31 - [Three of Swords]
BAB 32 - [Far From Home]
CHAPTER 33 - [Far From Home #2]
EXTRA PART

CHAPTER 26 - [The Truth]

5.6K 785 138
By heena_park


Empat jam berlalu lambat, pikirannya kacau dan ketakutan. Kulitnya mulai memerah karena berkali-kali berusaha melepaskan diri dari ikatan Se-hun. Jauh di dalam hati gadis itu berkecamuk kebencian akan apa yang dilakukan Se-hun barusan. Sungguh, Hee-ra tak mengerti setan apa yang marasuki Se-hun hingga kembali berlaku kasar padanya. Akhirnya, semua pria sama saja. Berkata sayang dan cinta, namun akhirnya bersikap egois juga.

"Nona Shin?"

Hee-ra memutar kepalanya, seorang pria berdiri di ambang pintu sambil membawa nampan berisi makanan. Sebelum melanjutkan langkahnya, ia menutup dan mengunci pintu rapat-rapat. Mungkin salah satu anak buah Se-hun, pikir Hee-ra.

Bolehkah Hee-ra menangis dan memohon agar orang itu mau melepaskan ikatannya? Haruskah Hee-ra melakukan itu sekarang? Ia benar-benar tersiksa dengan keadaan seperti ini.

Tanpa diduga, setelah meletakkan nampan di meja, pria tadi mulai melepaskan ikatan pada kedua tangan Hee-ra sambil berucap, "Saya Park Young-lee. Tuan menyuruh saya untuk melepaskan ikatan di tangan nona."

Hee-ra terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Beliau juga tidak memperbolehkan saya keluar kalau nona belum menghabiskan makanannya," gumam pria itu, detik berikutnya, ia memberikan sepiring nasi kepada Hee-ra. "Silakan, nona."

Apa Se-hun sudah kehilangan akal sehatnya? Bisa-bisanya dia seolah mempedulikan Hee-ra setelah mengikatnya barusan.

Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah drastis seperti itu? Sebaiknya, Se-hun pergi ke psikiater.

"Aku tidak akan memakannya," tegas Hee-ra.

Hee-ra memang keras kepala. Meskipun cacing di perutnya meronta dan merengek ingin sesendok makanan, bila hatinya panas seperti sekarang, tentu penolakan yang didapatkan.

Park Young-lee tak menyerah. "Saya akan tetap di sini sampai nona mau memakannya."

Ah sialan!

Hee-ra tidak suka diatur-atur! Tunggu dulu, kenapa otaknya baru terpikir ide brilian ini? Seharusnya Park Young-lee tahu alasan Se-hun mengurungnya, mengingat ia bekerja pada pria itu. Benar, Hee-ra harus mendapatkan sedikit informasi mengenai rencana Se-hun dan kemudian berusaha kabur.

"Baiklah, aku akan makan asal kau mau memberitahuku sesuatu."

Park Young-lee mengangguk. "Baiklah, nona."

"Apa yang sebenarnya direncanakan Se-hun? Kenapa dia mengurungku? Apa dia benar-benar ingin membunuhku dan telah merencanakan segalanya?"

Park Young-lee tidak terkejut, seolah telah menebak pertanyaan apa yang akan terdengar. Ia tersenyum ramah. "Tuan tidak pernah berencana untuk membunuh nona, beliau sangat mencintai dan berusaha melindungi nona."

"Melindungi? Aku tidak butuh dilindungi!" teriak Hee-ra. Ia merasa Se-hun terlalu berlebihan, ia baik-baik saja dan tak membutuhkan perlindungan bodoh yang menyiksa ini.

"Tidak, nona butuh perlindungan, nona hanya tidak mau mengakuinya." Ia berhenti sebentar dan menghela napas panjang. "Wanita yang tadi hampir menyelakai nona tidak akan berhenti begitu saja, makanya Tuan mengurung nona di sini. Tuan sangat takut bila sesuatu yang buruk terjadi pada nona."

Hee-ra mendecih, ia merasa Park Young-lee tak jauh berbeda dengan Se-hun. "Aku bisa melindungi diriku sendiri! Lagipula semua ini tak akan terjadi bila Se-hun tak pernah menggangguku, bukan? Seharusnya pria itu sadar bahwa dia yang telah membawa bencana untukku!"

Park Young-lee paham akan rasa marah yang dirasakan Hee-ra, mengingat betapa banyaknya musibah yang menimpa gadis itu beberapa waktu ini.

"Tuan menyadarinya, nona. Tuan bahkan sering menyalahkan diri sendiri, maka dari itu beliau bersikeras ingin melindungi anda. Tidak peduli bila harus mempertaruhkan nyawanya sendiri."

"Dia pria yang jahat!"

Park Young-lee tidak menyetujui opini Hee-ra yang hanya melihat dari satu sisi. Baiklah, tindakan selanjutnya yang akan dilakukan Park Young-lee memang nekat. Ada kemungkinan Se-hun akan marah besar bila mengetahuinya, tapi Park Young-lee tidak bisa tinggal diam jika gadis yang dicintai Tuannya salah paham.

"Sebenarnya saya tidak boleh menceritakan semua ini, tapi saya pikir nona harus tahu kebenarannya."

Kebenaran? Ayolah, apa mereka tengah bersandiwara?

Park Young-lee bangkit dan berjalan ke arah jendela. Ia melepaskan pandangan ke halaman luas di balik kaca. "Saya telah mengenal Tuan sejak beliau berusia sepuluh tahun. Kala itu saya masih bekerja di tempat Tuan Oh Si-wan."

Hee-ra yakin pernah mendengar nama Oh Si-wan sebelumnya. Ia tidak ingat kapan, tapi nama itu terasa sangat familiar. Tunggu dulu, kalau diingat-ingat, bukankah Oh Si-wan adalah mantan kekasih ibunya dulu? Ya, ayah kandung Se-hun.

"Benar apa yang ada di pikiran nona. Oh Si-wan adalah mantan kekasih sekaligus ayah dari anak pertama Nyonya Kang, tapi kedua orang tua Nyonya Kang tidak menyetujui hubungan mereka dan menyuruh Tuan membawa anaknya pergi. Sebenarnya, beberapa hari setelah kelahirannya, bayi itu meninggal. Dia juga berjenis kelamin perempuan, bukan laki-laki. Nyonya Kang bahkan tidak mengetahui jenis kelamin anaknya, bukan?"

Hee-ra menggeleng tak percaya. "Tidak mungkin..."

"Saya tidak memaksa nona untuk percaya, saya hanya ingin mengatakan kebenarannya. Mungkin nona juga tidak mengetahui hal ini, tapi alasan kenapa kedua orang tua Nyonya Kang tidak menyetujui hubungan mereka adalah karena Tuan memiliki reputasi buruk sebagai gangster. Walaupun begitu, sebenarnya gangster hanya dijadikan tameng oleh Tuan Oh. Beliau adalah seorang pembunuh bayaran, sama seperti Tuan Daehyun sekarang.."

Omong kosong macam apa ini? Apa dia berusaha membodohi Hee-ra?

"Saat itu, beliau masih berusia sepuluh tahun. Dijual oleh orang tua kandungnya pada Bruce Waylon, salah satu rekan Tuan Oh Si-wan. Karena beberapa hal mendadak, Bruce menitipkan Tuan Oh kecil di keluarga ini sekaligus sebagai pelipur lara atas meninggalnya putri Tuan Oh Si-wan sepuluh tahun sebelumnya. Tuan Oh sangat mencintai putra angkatnya dan berniat membebaskan anak itu dari penjualan gila ini, ia tidak ingin anak itu berubah jahat dan menjadi pembunuh. Tuan Oh bahkan memberikan marganya pada anak itu. Ahn Dae-hyum bukanlah nama asli beliau, melainkan Lee Se-hun. Namun, beberapa bulan setelah itu, niat Tuan Oh diketahui oleh Bruce. Merasa dikhianati, Bruce menembak mati Tuan Oh di depan putra angkatnya. Tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali menenangkan Tuan Oh kecil. Kami terpaksa pergi bersama Bruce Waylon dan kembali pada rencana jahat lalaki itu. Bruce melatih Tuan Oh dengan paksa, saya bahkan sakit hati ketika melihatnya."

Park Young-lee berbalik, ia menatap Hee-ra nanar. "Beberapa hari sebelum penembakkan, Tuan Oh Si-wan memberi mandat agar saya selalu menemani Tuan Oh kecil ke mana pun beliau pergi. Tuan Oh berkata bahwa anak angkatnya harus terbebas dari organisasi yang kejam ini. Jujur, saya sempat berusaha memanipulasi data serta berita mengenai Tuan Oh kecil, berharap bahwa saya akan berhasil melepaskannya dari organisasi. Tapi nihil, pada akhirnya usaha saya gagal juga."

Hee-ra semakin bimbang, logikanya menolak cerita Park Young-lee, tapi entah kenapa hatinya percaya. Ia bisa melihat kejujuran di mata pria berusia empat puluhan itu.

Apakah Se-hun memang mengalami semua itu? Apakah Se-hun hanya korban yang harus dibebaskan? Apakah Se-hun... apakah Se-hun bukan saudara kandungnya?

"Bruce mengajari Tuan menjadi sosok yang kejam dan tak berperasaan, bahkan sebelum berusia tujuh belas tahun. Sakit hati yang didera beliau sejak kecil sseolah menciptakan monster dalam dirinya. Namun, segalanya berubah saat Tuan bertemu nona. Awalnya, Tuan memang berencana menyelakai nona karena tak sengaja melihatnya membunuh kepala administrasi sekolah nona dulu. Beliau mencari informasi tentang keluarga nona, dan seolah telah ditakdirkan, Nyonya Kang memiliki hubungan dengan Tuan Oh di masa lalu. Tentu Tuan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan mengaku sebagai anggota keluarga kalian."

Ya, Hee-ra mengingatnya. Saat Se-hun dengan kejamnya membunuh sang kepala administrasi sekolah dengan kedua tangannya sendiri. Ia bahkan hampir memotong lengan kanan pria berusia lima puluh tahunan itu. Hee-ra hampir kehilangan kesadaran, namun ia berusaha memaksakan diri dan langsung berlari begitu Se-hun menyadari kehadirannya.

"Tuan frustasi karena sempat gagal saat berusaha menyelakai nona, sampai akhirnya perasaan itu berubah. Tuan jatuh cinta dengan nona tanpa bisa diatur. Hati beliau melunak. Tuan tidak lagi mengutamakan egonya, melainkan nona. Tuan rela melakukan apapun demi nona, meskipun berkali-kali nona menolaknya."

Hee-ra terdiam. Cerita Park Young-lee membuat dadanya sesak.Sungguh, Hee-ra tak menyangka dalam diri Se-hun yang terlihat gigih dan berhati batu rupanya memiliki luka mendalam.

Setetes air mata meluncur begitu saja membasahi pipi Hee-ra. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Se-hun yang dijual oleh orang tuanya sendiri. Ia juga tidak sanggup membayangkan betapa sakitnya Se-hun saat berkali-kali ditolak olehnya dulu. Namun, pria itu tak pernah menyerah dan terus melindungi Hee-ra.

Benar. Bahkan tadi Se-hun lah yang menyelamatkan nyawa Hee-ra. Dia yang selalu ada untuk Hee-ra saat senang maupun susah. Dia yang selalu ada untuk Hee-ra dalam sehat maupun sakit.

Bodoh! Kenapa Hee-ra baru menyadarinya? Kenapa ia tak pernah peka dan terus menutup mata?

Kalau saja Se-hun menceritakan yang sebenarnya terjadi, pasti Hee-ra tidak semarah tadi. Se-hun tidak bersalah, semua ini karena pengaruh buruk Bruce Waylon dan ayahnya yang jahat itu. Kalau saja Se-hun tidak dijual, pasti dia akan tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan mengesankan.

Hee-ra tak bisa tinggal diam. Ia tidak ingin Se-hun terus menjadi buronan. Untuk menebus rasa bersalahnya pada Se-hun, Hee-ra berniat membantu pria itu keluar dari organisasi jahat yang selama ini telah mengurungnya. Entah dengan cara apa, Hee-ra akan berusaha dan terus berusaha, meskipun harus mengorbankan nyawanya sendiri.

"Kau pikir aku bisa dibodohi?" Elliot menggertak sambil memukul meja di hadapannya. Ia memang seorang atasan divisi agen rahasia. Namun, temperamennya kadang cukup buruk, terutama bila menyangkut keselamatan banyak orang.

Rahangnya menegas. "Apa aku kelihatan berbohong? Sudah kukatakan berkali-kali jika aku hanya anggota yang melakukan perintah dari atasan! Aku tidak tahu siapa bos Second Seven!" balas Se-hun tak mau kalah.

"Sialan. Seharusnya aku langsung memenjarakanmu saja kemarin!"

Se-hun mendecih, "Lakukan saja sekarang. Lagipula aku tak akan bisa melarikan diri."

Memenjarakan seorang penjahat memang pilihan terbaik, tapi, kalau dipikir-pikir penjahat yang sebenarnya adalah Royce. Dia yang telah menjual putranya sendiri untuk masuk ke lubang organisasi.

Elliot menggeleng, ia menarik kursi dan duduk di depan Se-hun yang menatapnya penuh kebencian. Ada kecemasan dalam diri pria itu. Bukan cemas pada dirinya sendiri, melainkan orang lain. Elliot melihat Se-hun menerawang beberapa kali, mungkinkah ia sedang menyembunyikan sesuatu?

"Apa yang kau sembunyikan? Katakan padaku tentang sesuatu yang menimpamu."

Membayangkan Hee-ra yang tengah ditawan Jasmine membuatnya ketakutan setengah mati. Se-hun berpikir, mungkinkah menceritakan hal ini pada Elliot bisa menjadi perlindungan tersendiri bagi Hee-ra? Maksudku, mungkin saja Elliot mau melakukan sesuatu yang bisa membuat Hee-ra aman.

"Adikku sempat ditahan oleh salah satu anggota Second Seven. Ia hampir terbunuh karenanya. Aku takut orang itu tidak menyerah dan terus berusaha membunuh adikku."

Elliot menaikkan salah satu alisnya. "Apa kau membunuh anggota keluarganya sehingga dia membalas dendam dengan berusaha menyakiti adikmu? Jika iya, seharusnya kau lah yang mati."

Se-hun mendesis, "Kau pikir aku sebodoh itu?" Ia menghela napas panjang. "Gadis yang berusaha menyelakai adikku memiliki obsesi untuk memilikiku." Se-hun menajamkan pandangannya.

Elliot terdiam selama beberapa detik, masalah Se-hun bisa dijadikan senjata. Ujung bibirnya ditarik, memunculkan senyuman penuh arti. "Aku bisa mengamankan adikmu. Asal kau berjanji akan mendapatkan apa yang kumau."

Se-hun paham bila Elliot sedang berusaha memerasnya meskipun menawarkan perlindungan untuk Hee-ra. Tapi baiklah, setidaknya berada di bawah pengawasan agen negara akan lebih menjamin keselamatan Hee-ra daripada di dalam kamar.

"Apa maumu?"

"Well..." Elliot menyibakkan rambut ke belakang. "Dapatkan sususan anggota Second Seven mulai dari ketua sampai yang terbawah. Ah, kau juga harus mendapatkan alamat markas utama organisasi. Aku berjanji adikmu akan aman, bawa dia ke tempatku besok."

Setelah mendengar segalanya dari Park Young-lee, Hee-ra tak bisa berhenti memikirkan Se-hun. Ia memaksa untuk menunggu pria itu pulang meski jam telah menunjukkan pukul 23:00 malam.

Entah sudah berapa kali ia berjalan bolak-balik seperti ini. Se-hun juga tidak bisa dihubungi, sementara Seo-jun tak berhenti mengirimkan pesan padanya. Hee-ra paham bila Seo-jun mengkhawatirkan keadaannya karena tak memberi kabar sama sekali. Tapi sungguh, Hee-ra sedang tidak memiliki waktu untuk memikirkan hubungan percintaan mereka.

Egois memang, tapi ini nyata. Hee-ra tak bisa membohongi perasaannya sendiri karena rupanya Se-hun jauh lebih berharga baginya.

Sampai akhirnya Se-hun melangkahkan kaki ke rumah dengan wajah penuh gurat lelah. Hee-ra termangu, ditatapnya Se-hun dari ujung kaki hingga kepala. Bajunya tidak rapi, ada beberapa noda di lengan juga bahunya.

Ingin rasanya Hee-ra berlari dan memukul kepala pria itu keras-keras, lalu mengumpat. Tak bisakah dia berhenti? Tak bisakah pria itu memikirkan keselamatannya sendiri?

Ia berlari kecil menghampiri Se-hun yang tak memberikan respon apapun selain terdiam, kemudian, Hee-ra menampar Se-hun cukup keras.

"Bodoh! Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau tidak berusaha kabur dari organisasi seperti itu? Kenapa kau membiarkan dirimu berada dalam bahaya? Apa kau sudah gila?!"

Se-hun tidak melawan, ia tahu keputusan paling bodoh yang pernah dilakukannya adalah bertahan dalam organisasi paling kejam di dunia ini. Ia tidak pernah memikirkan masa depan dulu, yang ada dalam otaknya hanya bertahan hidup dan membalas dendam jika waktunya tiba.

Hee-ra menangkup kedua pipi Se-hun, tangisan yang sempat ditahan keluar begitu saja. Tentu, gadis mana yang tidak menangis bila melihat lelaki yang dicintainya berada dalam bahaya selama ini?

"Aku mohon keluarlah, aku mohon... kalau tidak bisa... kalau tidak bisa kita lari. Aku akan menemanimu ke manapun, tapi kumohon jangan hidup di bawah organisasi itu lagi," suaranya tersendat-sendat akibat tangisan yang semakin kuat.

Gerak-gerik Hee-ra mengatakan bahwa gadis itu sudah mengetahui segalanya. Itu berarti Park Young-ee lah pelakunya. Jujur, Se-hun marah! Sudah berkali-kali ia mengingatkan agar Park Young-lee tidak mengungkit masa lalunya pada siapapun, tapi kenapa pria itu malah menceritakan segalanya?

"Tidak, kau tidak boleh marah pada Tuan Park!" Seolah tahu bila Se-hun kemungkinan akan mengamuk pada Park Young-lee, Hee-ra berusaha mengantisipasi. "Seharusnya kau berterima kasih padanya! Kau pikir aku senang terus-terusan dibohongi? Kau pikir tidak menyakitkan saat melihatmu berkorban terus-menerus, sementara aku membencimu? Kau pikir... kau pikir aku tidak terluka melihatmu seperti itu?"

Tidak...

Jangan menangis Oh Se-hun...

Kau adalah seorang pria yang kuat...

Hatimu seperti besi...

Kau tidak boleh menang—dan pertahanannya pun hancur.

Se-hun terjatuh ke lantai, tangisannya pecah begitu teringat akan masa lalu kelam yang telah menjerumuskannya dalam dunia penuh kekejaman. Ia teringat sakit hati yang begitu dalam saat sang ayah selalu membenci dan berlaku kasar padanya. Lelaki itu memperlakukan Se-hun seolah bukan manusia. Hatinya hancur saat teringat bagaimana sang ayah menyeret dan melemparnya ke bawah kaki Bruce kala itu. Se-hun benar-benar hancur.

"Maafkan aku... maafkan aku..."

Tidak ada musim dingin yang terus bertahan tanpa tergantikan oleh musim semi, begitupula hidup mereka. Hee-ra yakin Se-hun tak akan terus menderita karena perbuatan ayahnya di masa lalu.

"Kau tidak bersalah," ujar Hee-ra sambil menenggelamkan Se-hun dalam pelukannya. Tangan kanannya mengusap rambut Se-hun penuh kasih sayang, berusaha menenangkan pria itu. "Berjanjilah untuk melarikan diri, aku akan selalu bersamamu, aku akan selalu menemani langkahmu." Hee-ra melonggarkan pelukannya dan menatap dalam-dalam kedua mata Se-hun. "Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, Oh Se-hun. Aku akan membantumu meski harus mempertaruhkan nyawaku. Sama seperti apa yang telah kau lakukan selama ini."



TO BE CONTINUED


Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 43.1K 36
(CERITA YTH. BAPAK DOSEN DAN SELURUH ISINYA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD @eestehpanas , SELAIN DI WATTPAD SAYA KLAIM PLAGIAT) ...... "kok bapak si yang...
80.3K 3.8K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.6M 5K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
657K 41.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...