Bad Girl's Effect

By chacafaza

2.9M 281K 24.7K

❝I'm just a good girl with bad habits.❞ Dunia Rachel terjebak pada tiga bersaudara; Raga, Gara dan Agra. Seme... More

SINOPSIS
Ucapan Terima Kasih dan QnA
Testimoni Pembaca BGE
Cast Para Tokoh
Prolog
1. Agra Haimanjaya
2. Rachel Adinata Pradhikta
3. Dua sisi
4. Ketegangan di meja makan
5. Cewek aneh di tembok belakang
6. GaRachel
7. Drama rok sobek
8. Pesta ulang tahun
9. Ancaman Martha
10. Strawberry orang asing
11. Pernyataan cinta
12. Agra dan Gara
13. Peringatan satu tahun
14. Sosok itu...
15. Jatuh tak terelakkan
16. Menjalin persahabatan kembali
17. Serangan teror
19. Bertemu si strawberry
20. Percakapan di kafe
21. Diakui
22. Fakta baru satu keluarga
23. Teman baru
24. Terungkap pelaku teror
25. Alasan kebencian Agra
26. Rasa bersalah
27. Sama-sama terluka
29. Biang keributan di sekolah orang
30. Sosok Raga
31. Ajakan golf
32. Bencana pesta
33. Permintaan Agra
34. Dua manusia berbahaya
35. Cerita di perpustakaan
36. Pertengkaran satu keluarga
37. Mencoba memulai
38. Penjelasan masa lalu
39. Pertemuan di loteng
40. Kebenaran
41. Hati yang diinginkan
42. Video yang terputar
43. Hancur dalam sekejap
44. Tangkapan yang menyedihkan
45. Pupus
46. Kembali
47. Yang sesungguhnya
48. Kenyataan pahit
49. Sisa harapan
50. Lembaran baru
Epilog

28. Sakit sekilas

46.3K 5.1K 320
By chacafaza

Sebelum ke rumah Tara, Rachel merengek minta ditemani ke taman pusat kota. Sudah lama dia tidak berkeliaran malam hari biasanya Rachel ikut pesta untuk menghilangkan penat tapi akhir-akhir ini dia sedang malas ke kelab lagipula Wanda tidak ada di sana karena dia sedang cuti keluar kota mengunjungi ibunya yang sakit.

Rachel meloncat girang begitu mereka sampai, Agra menggelengkan kepalanya setelah mematikan mesin motor dan memarkirkannya dia menyusul Rachel yang tampak bersemangat menghampiri tukang es krim. Perempuan itu seperti anak kecil yang baru saja melihat dunia luar. Ceria dan bahagia. Apakah ini alasan mengapa Raga jatuh cinta pada Rachel?

Sebab sikap Rachel dapat berubah begitu ekstrim saat dia sedang berada didekat Agra yang berstatus pacarnya dan juga Agra yang dulu belum mengenalnya. Dia pikir Rachel perempuan yang keras, semena-mena dan kasar tetapi Agra dapat melihat sesuatu yang beda di diri Rachel. Perempuan itu persis anak berusia 5 tahun yang manja, manis dan bertingkah menggemaskan.

Kening lelaki itu mengerut kala melirik sekitar Rachel yang dipenuhi laki-laki, meski Rachel mengenakan skinny jeans panjang dan kaos pendek bergambar Super Mario Bross mata laki-laki itu tidak ubah memandanginya menggoda, bahkan sebagian dari mereka berniat mendekati Rachel yang bersiul memilih varian rasa es krim.

Ketika salah satu dari kumpulan lelaki itu hendak merangkak menghampiri Rachel, Agra seger mempercepat jalannya. Dia berdiri tepat di samping Rachel merangkul perempuan itu yang tersentak kaget.

"Lama banget." komentar Agra datar.

Rachel memanyunkan bibirnya. Dia membiarkan lengan Agra bergelayut di sekitar pundak, entah kenapa biasanya Rachel akan menepis tapi dia nyaman diperlakukan seperti itu oleh Agra.

"Gue bingung... mau rasa apa ya? Semuanya enak," Rachel mengetuk jarinya.

Agra menaikkan sebelah alis. "Lo biasanya makan rasa apa?"

"Waktu sama Raga gue selalu makan yang strawberry,"

"Terus?"

"Eum... kalo gue pilih itu, gue keinget Raga." kenang Rachel murung.

Ternyata benar Rachel masih menyimpan cinta pada sosok kakaknya yang telah meninggal. Agra tidak lagi dendam pada Rachel, justru dia kasihan. Karena Agra menyadari bahwa Rachel jauh lebih tersiksa dari pada dia, walau Agra adiknya tapi Rachel yang menyaksikan sendiri pasti lebih sakit. Hal itu juga yang menjadikan alasan mengapa dia tiba-tiba menerima Rachel. Untuk menebus rasa bersalahnya karena pernah menyalahkan Rachel atas kepergian Raga.

Agra berdeham. Dia mengambil sebungkus es krim rasa cokelat dan mangga. Dia menyerahkan yang cokelat untuk Rachel sementara yang mangga untuk dirinya sendiri, Rachel mengerutkan kening dia belum pernah merasakan es krim rasa cokelat karena dari kecil dia memakan yang rasa strawberry itu membuatnya merasa lebih baik karena strawberry penyamaran dari rasa sakitnya.

"Kok ini?" tanya Rachel heran kepada Agra yang membayar es krim mereka.

Usai membeli Agra menghela Rachel menjauh. Dia membuka bungkus es krim Rachel lantas mengembalikannya lagi. "Gue suka cokelat,"

"Terus kenapa jadi gue yang lo kasih?" Rachel makin bingung.

Agra mengangkat bahu. "Makan aja nggak usah banyak tanya."

Rachel memberenggut, dia sebal sikap Agra berubah-ubah seperti bunglon. Tadi mendadak dia hangat, sekarang jadi dingin. Lelaki itu melepaskan rangkulannya memakan es krim dalam ketenangan.

Taman pusat kota pada malam hari memang ramai, banyak pedagang kaki lima yang berjualan, pemuda-pemudi yang nongkrong menghabiskan waktu bersama kekasih, kerabat atau keluarga berkeliling mencari makanan yang murah dan enak. Di tengah-tengah biasanya lebih gaduh lagi karena ada pertunjukan seni jalanan, battle dance, pelatihan skateboard atau panggung mini kecil untuk orang yang ingin menyumbangkan suara emasnya.

Rachel menjilat es krim, sensasi dingin dan rasa cokelat yang manis mampu membangkitkan seri di wajah Rachel. Perempuan itu tersenyum meninju lengan Agra pelan. "Enak juga ya pilihan lo." ujar Rachel seraya tersenyum lebar.

Agra menggelengkan kepalanya, dia mengeluarkan sapu tangan ketika melihat noda di sekitar mulut Rachel. Dia mengelapnya penuh ketelatenan membuat Rachel lagi dan lagi kaget akan tingkah Agra yang spontan. Seolah tidak memberi efek apa pun Agra cuek saja, dia bahkan mengomentari betapa joroknya Rachel jadi seorang perempuan.

Hingga sebuah petikan gitar akustik diiringi suara berat seseorang mengalun, memasuki indera pendengaran keduanya. Rachellah orang yang pertama kali menyadari bahwa itu Gara. Dia menyipitkan mata mencari keberadaan Gara yang tidak terjangkau di banyaknya kerumunan.

"Oh, her eyes, her eyes make the stars look like they're not shinin'
Her hair, her hair falls perfectly without her trying
She's so beautiful and I tell her everyday,
"

Gara duduk di bangku kayu, dia meminjam gitar salah satu musisi jalanan. Untuk melampiaskan kepenatannya hari ini Gara sengaja keluar rumah untung saja Mama mengizinkannya, dia mengajak serta Angel karena kebetulan perempuan itu juga sedang bosan di rumah saja.

"Yeah, I know, I know when I compliment her she won't believe me
And it's so, it's so sad to think that she don't see what I see
But every time she asks me "Do I look okay?"
I say,"

Mata Gara tertuju pada Angel yang duduk di bawah pohon rindang, ada bangku yang sudah dicor mengelilingi batang pohon dan ada jarak antara tanah agar pohon tetap subur dengan bangku tersebut. Angel tersenyum bergoyang seirama lagu yang dinyanyikan oleh Gara.

"When I see your face
There's not a thing that I would change 'cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while

'Cause girl you're amazing
Just the way you are
Yeah,
"

Angel menghirup napas, dia senang bisa menonton Gara bernyanyi rasanya sudah lama sekali dia tidak sedekat ini sama Gara. Biasanya waktu mereka SMP Gara seringkali manggung di setiap acara sekolah, dia akan mengabarkan Angel kalau latihan mengajak perempuan itu bersama Raga, Agra dan Arga untuk mengomentari penampilannya sudah cukup atau belum. Lalu Raga akan berlagak layaknya juri yang berujung pada lemparan kertas Arga dan satu-satunya yang waras di sana hanyalah Agra. Canda tawa dan kehangatan. Kapan Angel bisa merasakan itu lagi di satu ruang yang sama dengan saudara Gara? Semenjak Raga meninggal semuanya terpecah.

"Her lips, her lips, I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh she hates but I think it's so sexy
She's so beautiful, and I tell her everyday,
"

Akhirnya Rachel bisa melihat Gara, lelaki itu menjadi pusat perhatian. Banyak kamera yang merekam aksinya. Rachel bergembira karena dia bisa mendengar suara Gara bernyanyi lagi, perempuan itu bertepuk tangan.

"Wohooo, bagus Gara jangan pernah nyerah sama mimpi lo!" seru Rachel yang tentu saja terendam akan kebisingan sekitarnya. Lalu dia menyikut perut Agra sambil berbisik. "Bokap lo jahat banget larang Gara main musik lagi padahal potensi Gara di sini, lo liat kan dia cocok jadi musisi?"

Agra tidak menjawab dia terlalu fokus untuk memerhatikan euforia antara Angel dan Gara yang tidak diketahui orang namun Agra jelas bisa melihatnya secara nyata. Ada binar yang sama seperti setahun silam dan itu sangat Agra benci. Agra mengenali lagu yang dibawakan Gara adalah lagu kesukaan Angel, lelaki itu mendengus keras.

Rachel mendengar segera dia menoleh. Mata Agra yang terang-terangan terarah pada Angel jelas membuat Rachel langsung bisa menebak isi pikiran laki-laki itu, kemudian Rachel melirik Gara yang saling bersitatap sama Angel. Kalau dikaji ulang sepertinya Rachel menemukan kejanggalan, Gara dan Agra kakak-beradik tapi Rachel tidak pernah melihat keduanya akrab. Mengobrol saja tidak. Waktu mereka menemani Rachel dirawat, baik Gara maupun Agra keduanya sama-sama cuek. Rachel mengira itu karena mereka sudah lama tidak bertemu namun sekarang Rachel mengambil kesimpulan.

Jika Agra masih menyimpan rasa pada Angel sementara Angel pasti telah berpaling ke Gara. Lalu Gara? Tidak begitu terlihat apakah Gara juga membalas atau menganggap Angel sebatas teman. Rachel tak tahu tepatnya bagaimana hubungan mereka namun sepertinya hubungan mereka retak karena kesalahpahaman yang melibatkan perasaan.

"Oh you know, you know, you know I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay, you know I'll say,
"

"Gra, Gra," Rachel berjinjit berbisik pada Agra yang lebih tinggi darinya. "Lo masih suka ya sama Angel?" Agra menangkap pertanyaan Rachel, dia menoleh cepat mengerutkan alisnya heran dari mana Rachel bisa tahu? Perempuan itu berdecak seraya memutar matanya. "Gagal move on ternyata dari mantan. Setia juga ya lo padahal udah setahun." gumam Rachel kembali menjilat es krimnya.

Agra hendak bertanya bagaimana Rachel bisa mengetahuinya namun dia teringat kalau Rachel sahabat Gara pasti Gara menceritakannya walau tidak rinci. Lelaki itu menghela napas panjang dia menghabiskan seluruh es krimnya hingga tinggal batangnya saja kemudian pamit ke toilet umum.

Ketika Agra melangkah pergi, Rachel berinisiatif mendekati Angel. Sesampainya di sana dia langsung duduk di sebelah Angel, perempuan yang rambutnya tergerai itu terkejut melihat kedatangan Rachel yang tiba-tiba.

"Oh, hai, Chel! Sama siapa ke sini? Agra?" sapa Angel ramah celingak-celinguk mencari Agra.

Rachel mengedikkan bahu tidak menanggapi dia asik menjilati es krimnya sambil sesekali melambaikan tangan pada Gara agar dia sadar kehadirannya. Tentu saja Gara langsung tersenyum kala mengetahui ada Rachel, dia mengedipkan sebelah matanya. Ketampanan Gara spontan membuat anak remaja perempuan menjerit tertahan.

"The way you are
The way you are
Girl, you're amazing
Just the way you are.
"

"Ngel, bokap lo yang kemarin itu bokap kandung lo?"

Angel merasa kalau pertanyaan Rachel aneh tapi tak urung dia membalasnya juga. "Kandung kok. Karena dari kecil gue sama Papa."

Rachel hendak bertanya lagi karena dia penasaran bagaimana bisa wajah Ayah Angel sangat mirip dengan ayahnya yang menghilang? Namun mendadak hujan turun, tidak pakai rintikan langsung deras hingga kepala Rachel kebasahan. Dia menghindar, menutupi kepalanya pakai lengan sendiri.

Gara yang masih duduk di bangku segera berlari menghampiri dua perempuan itu, dia melepaskan jaket abu-abunya dan menjadikannya payung bagi mereka. Gara bahkan tak peduli jika dirinya kehujanan asalkan Rachel dan Angel bisa aman.

"Ayo, cari tempat." ajak Gara menatap keduanya serius.

Angel mencemaskan Gara. "Gar, lo keujanan..."

"Gapapa," katanya kemudian dia mengarahkan matanya memandang Rachel khawatir. "Lo baru aja sembuh, ayo, pindah. Gue nggak mau lo sakit lagi."

Angel tertegun.

Bukankah ini lucu? Dan mengenaskan? Dia mengkhawatirkan seseorang yang tidak memandangnya sama sekali. Gara justru lebih memedulikan Rachel ketimbang dirinya yang terkena tetesan hujan di tubuh bagian kanan karena jaketnya condong ke Rachel. perempuan itu menundukkan kepala, memainkan jemarinya di antara paha.

Seketika ada bayangan hitam yang sepenuhnya melindungi Angel dari hujan, perempuan itu mendongak menemukan payung biru yang menengadah di atas kepalanya lalu perlahan dia melihat wajah resah seseorang yang tidak pernah dia mimpikan akan hadir di sini untuk menolongnya.

"Angel, kenapa lo diem aja? Lo selalu ceroboh dan berhasil bikin gue cemas!" seru Agra menarik tangan Angel agar memegang payung yang dia beli di minimarket.

Agra membeli dua, satu untuknya dan satu lagi untuk Angel. Waktu dia keluar toilet Agra meneliti langit yang tidak menghadirkan bintang, menurut pengalaman Agra sepanjang dia hidup tidak adanya bintang di malam hari menandakan kalau sebentar lagi hujan turun. Benar saja tak lama dia usai membeli air turun deras, dia membuka payungnya dan menyusul Rachel. Namun saat dia menemukan Angel, kepala Agra seperti terhantam batu besar. Dia malah lupa akan Rachel dan lebih peduli pada Angel.

Di samping Angel, Rachel menyaksikan sendiri. Dia membeku menyadari betapa sayangnya Agra terhadap Angel sampai lupa kalau Agra pergi bersamanya.

"Gue pikir lo ke sini sama Rachel." celetuk Gara sarkas.

Agra tersentak, dia kembali pada kenyataan. Setelah Angel meraih gagang payung Agra baru melihat kehadiran Rachel yang memalingkan wajahnya. Perempuan itu meremas ujung kaos lalu Gara dengan halusnya membawa Rachel berteduh.

Rachel duduk di pojokan mengenakan jaket yang tersampir di pundaknya. Gara mengeringkan rambut serta pakaiannya dengan handuk bersih yang dipinjamkan oleh pemilik warung, Bapak berusia 50 tahun memberikan mereka teh hangat manis sesuai pesanan Gara. Lantas Gara meniupkan uapnya supaya Rachel tidak kepanasanan dan menyodorkannya kepada Rachel.

"Angetin badan lo, Cel. Nanti masuk angin."

Rachel mendengus namun dia menuruti. Agra duduk berhadapan sama Rachel, dia tidak mengatakan apa pun kecuali memerhatikan Rachel intens yang tersenyum pada Gara. Dalam hati Agra memaki dirinya sendiri, betapa bodohnya Agra bisa lupa. Dia jadi tak enak hati kepada Rachel pasti perempuan itu marah besar.

Angel pun sama halnya dengan Agra. Dia menggenggam gelas teh hangatnya, mengawasi Rachel yang diam seribu bahasa. Angel ingin meluruskan kesalahpahaman, sangat tidak nyaman kalau terus terjebak dalam ketidakpastian yang menghancurkan hubungan seseorang. Tetapi belum sempat dia berkata ponsel Rachel berbunyi, lantunan lagu So Hot dari Blackpink mengalihkan pandangan semua orang.

Rachel segera mengangkatnya. Ternyata itu Tara, tadi dia mengirim pesan minta dijemput. Untungnya Tara juga sedang di luar, hujan sudah berhenti jadi Tara sekalian saja ke tempat Rachel. Perempuan itu menyebutkan lokasinya berada, Tara bilang tidak terlalu jauh butuh waktu sekitar 10 menit dari tempat les Tara.

Usai mematikan sambungan. Agra memandang Rachel tajam, Gara bertanya lebih dulu mengapa Tara meneleponnya Rachel menjelaskan kalau dia minta Tara menjemputnya, Rachel akan menginap di rumah Tara sekalian menemaninya yang sendirian. Awalnya Gara bingung padahal Rachel bisa diantarkan sama Agra tapi sepertinya Gara paham mengapa Rachel berperilaku begini.

"Cel, lo nggak harus ngerepotin Tara. Lo pergi sama gue dan udah jadi tanggung jawab gue buat anterin lo juga ke rumah Tara." gertak Agra.

Rachel membuat dirinya seolah terkejut. "Oh ya ampun ada lo? Sejak kapan?" tanya Rachel kemudian menghela napas dramatis tak lama raut wajahnya berubah pias. "Kenapa? Lo nggak suka? gue bahkan hampir lupa kenapa gue bisa di sini dan sama orang kayak lo." sindirnya.

Lalu Rachel mengambil tas ransel yang sedikit basah di luarnya lantas dia melenggang pergi menjauhi ketiga orang tersebut. Agra benar-benar tidak lagi bisa berbicara, dia menghirup napas kemudian membuangnya perlahan. Gara sudah mengejar Rachel duluan untuk menemani perempuan itu menunggu Tara. Tinggal Angel yang duduk di sampingnya.

Perempuan itu menggelengkan kepala. "Cara lo memperlakukan Rachel bener-bener buruk, Gra." komentarnya menyesap teh hangat.

RomanYXDe

Continue Reading

You'll Also Like

5.2M 356K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
4.1M 241K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
714K 33.9K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
472K 18.1K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...