The Cold Ones

By gungputt

960K 45.5K 605

21+++ Rachel Q. Anderson Setelah kejadian 15 tahun lalu, hidupnya menjadi kelabu. Hidup bersama dengan Aunty... More

{Alfa}
{Bravo}
{Charlie}
{Delta}
{Echo}
{Foxtrot}
{Golf}
{Hotel}
{India}
{Juliet}
{Kilo}
{Lima}
{Mike}
{Oscar}
Lucifer Side's
{Papa}
{Quebec}
{Romeo}
{Sierra}
{Tango}
{Uniform}
{Victor}
{Whiskey}
{Xray}
JEPANG
Dava Side's
{Yankee}
{Zulu}
Beginning
Escape
Anger
Enemy
Rescue
Home
Jealous? No!
Rejection
Watch Your Mouth
Revenge
You Drive Me Crazy
You Drive Me Crazy 2*
PENGUMUMAN!
Together
Sometimes...
Crazy Women!
Missin' you, Mama.
Remember To Breathe
Do i?
The Truth
The Arguments
Plan
Another Secret
She's Coming Home
Your Game is Over!
Adik Ipar?
Then she die!
Almost
GAK PENTING TAPI HARUS BACA HEHE...
Good Bye

{November}

16.4K 805 7
By gungputt

Typo bertebaran...

Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Meskipun untuk proyek seharga Miliaran Dollar tetap saja terasa sangat memuakan.

Sudah hampir 2 jam lamanya Rachel menunggu dalam sebuah cafe minimalis, jika saja ini bukan karna Lucifer yang menyuruh Rachel pasti akan pergi.

Suara lonceng cafe berbunyi, Rachel menengokan kepalanya. Akhirnya penantian yang lama datang juga...

Ethan terlihat memasuki cafe dengan membawa beberapa berkas dan tangan kanannya sedang menelpon.

Bentuk tubuhnya yang tegap, wajahnya yang tampan, rahangnya yang kokoh membuat setiap pasang mata di cafe tersorot kepada Ethan.

Ethan menduduki kursi yang berada di depan Rachel menaruh berkas diatas meja dan mematikan sambungan telponnya.

"Oh hai Mrs. Anderson. Senang berjumpa denganmu lagi" jabatan tangan itu begitu lembut ditambah dengan senyumnya yang memabukan.

"Se- se- Selamat siang tuan Ethan" jawab Rachel gugup sembari menjabat tangan.

"Just Ethan, umur kita tidak jauh beda kurasa" tambahnya.

"Ah iya, kalau begitu panggil saja aku Rachel. Ini proposal untuk kerja samanya." Sembari Rachel mengeluarkan berkas yang ia bawa di sampingnya.

"Ah iya, aku sudah membacanya."

Ethan langsung menandatangani berkas tersebut, dan Rachel menyimpannya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Ethan memastikan.

Rachel tak mengerti apa maksud dari pertanyaaan Ethan, Ia menaikan salah satu alisnya.

"Ah iya... maksudku waktu di restaurant beberapa hari yang lalu, apa kau tidak apa-apa?" Jawab Ethan sembari tertawa.

Rachel tertawa kecil, bila diingat-ingat kejadian itu memanglah konyol. Hanya saja Lucifer terlalu membesar-besarkannya.

"Ya. Aku baik-baik saja" jawab Rachel sekenannya.

"Aku dengar-dengar kau tidak lama lagi bekerja pada Lucifer. Aku hanya menawari jika kau mau bekerja untuk jadi Sekretarisku, jika kau mau let me know"

Rachel mengernyit, dari mana pria ini tau dia akan berhenti bekerja pada Lucifer. Apa pria ini memata-matainya? Rachel mendadak tidak menyukai pria ini. Jika benar ia memata-matai Rachel artinya pria ini telah mengganggu privasinya.

"Ah- eh- a- aku akan memikirkannya terlebih dahulu" hanya kata itu yang keluar dari bibir Rachel. Ia bingung harus menjawab apa.

"Ya baiklah, apa kau membawa kendaraan? Aku bisa mengantarkan mu pulang" tawar Ethan.

Dengan cepat Rachel menggeleng "Tidak perlu, terima kasih. Sebentar Lagi Lucifer akan menjemputku"

"Oh... pria itu ya. aku pergi duluan. Senang bertemu denganmu Mrs Anderson"

Ethan berdiri dan langsung berbalik tanpa menunggu jawaban dari Rachel.

Satu hal lagi yang harus disabari oleh Rachel, yaitu menunggu hingga Lucifer menjemputnya.

•••

Ethan memasuki mobilnya, ia hanya berdiam dan menatap kosong kedepan. Mendengar Rachel menyebutkan nama Lucifer membuat jemarinya terkepal kuat.

Melihat Rachel menangis di Restaurant saat itu membuat Ethan ingin melayangkan pukulannya kepada Lucifer.

"Jika kau tidak bisa memperlakukannya dengan baik. Maka berikan dia kepadaku. Aku akan menjaganya tidak seperti kau" Ethan menggumam lebih bicara kepada dirinya sendiri.

Ethan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, suatu rencana telah disiapkannya.

Sejak kepulangan dari Restaurant beberapa hari yang lalu Ethan tak bisa berhenti memikirkan Rachel. Ia mulai menyukai Rachel hingga menyuruh seluruh anak buahnya untuk mengikuti Rachel.

Tidak... bukan kata 'Suka' yang pantas disandingkan melainkan kata 'Obsesi'. Ya... Ethan terobsesi dengan Rachel. Dan bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan Rachel.

•••

Seperti biasa, Rachel menunggu Lucifer yang tak kunjung datang. Menunggu bukanlah teman Rachel tetapi entah mengapa dia sangat benci menunggu.

Waktu menunjukan pukul 7 malam. Rachel telah beberapa kali menghubungi Lucifer tetapi tetap tidak tersambung.

"Kalau tidak bisa menepati janji sebaiknya mengabari bukan malah menghilang, lebih baik lagi tidak usah berjanji" gerutu Rachel, ia sudah sangat sabar tetapi sabarnya juga mempunyai limit.

Rachel menbayar minuman yang ia pesan dan pergi meninggalkan cafe tersebut. Rachel mengirimkan pesan kepada Lucifer.

To: Lucifer

I'll go home by myself...

Setelah pesan terkirim Rachel mematikan handphone nya dan memasukan kedalam tas. Jalanan cukup sepi meskipun ini baru jam 7 malam.

Dari kejauhan Rachel bisa mendengar suara segerombilan lelaki yang memanggilnya, Rachel menoleh dan mempercepat gerakannya.

Lelaki tersebut mulai berlari mendekati Rachel. Rachel merasa lengannya dicekal oleh tangan yang sangat besar.

Rachel segera menepis kasar tangan itu "Don't touch me!" Teriaknya, tetapi tangan yang lainnya mulai memegangi seluruh badan Rachel.

Rachel memberontak dan berteriak, tapi tak seorangpun datang. Rachel terus memberontak sebisanya. Dia tidak akan kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini, tidak dengan orang seperti mereka.

Pikiran Rachel kalut, bulir-bulir bening menetes membasahi pipinya. Sekeras apapun dia ingin menepis tetap kalah dengan besarnya tenaga pria-pria tersebut.

'Yatuhan... Cobaan apa lagi yang kau berikan'

'Mama tolong Rachel...'

'Ma tolong...'

Didalam hati Rachel terus menyebut nama mamanya.

"Go away!!! Lepaskan aku!!" Teriak Rachel disela-sela tangisnya. Ia mencoba untuk tidak takut sama sekali.

"Kau sangat cantik, bagaimana kalau kau menemani kita semua, huh?" Pria dengan tubuh yang tegap itu membual, menyerangai kehadapan Rachel.

"Ya benar, ayolah gadis manis..." sambung pria yang memegangi tangan Rachel.

"Kalian semua brengsek, kalian bajingan!!! Lepaskan!!" Tatapan mata Rachel menajam. Ia benar-benar memberanikan dirinya.

"Tidak perlu berteriak! Tidak akan ada yang mendengarmu gadis manis..." bisik suara pria tersebut tepat di depan wajah Rachel.

Dengan cepat Rachel menendang tulang kering pria dihadapannya. Pria tersebut mengaduh kesakitan dan memegangi kakinya. Pria tersebut memandang Rachel dengan penuh amarah.

"Kau sangat berani, huh!" Tangannya melayang begitu saja tepat di atas permukaan pipi Rachel, Rachel merasakan pipinya memanas akibat di tampar.

Rasa perih di pipi tidak menciutkan nyalinya. Rachel tetap memberontak sekuat tenaga. Pria tersebut dengan ganas mengambil tengkuk leher Rachel dan menciumnya. Melumat bibir Rachel dengan gerakan yang cepat dan kasar.

Tenaga pria tersebut terlalu kuat, ciuman itu meminta lebih dan lebih. Memporak porandakan Rachel, membuat air matanya kembali terjatuh.

Suara mesin mobil terdengar cepat dan diikuti oleh suara decitan ban mobil yang mengerem. Sorotan lampu mobil membuat mata Rachel menyipit.

Seseorang keluar dari mobil dan langsung berjalan mendekati Rachel.

"Lepaskan dia!" Suara itu begitu dingin tetapi memerintah.

Tak ada yang menjawab.

"Aku bilang lepaskan dia!" Suara itu meninggi. Membuat para pria yang memegangi Rachel melonggarkan cengkramannya.

"Kau ingin mencoba menjadi pahlawan ya? Kita hanya meminjam pacarmu sebentar. Hahaha" pria yang mencengkram Rachel tertawa sangat keras diikuti oleh yang lainnya.

Buukkk!!!!

Satu demi satu pria-pria tersebut jatuh. Suara perkelahian pria jelas terlihat nyata di hadapan Rachel. Air matanya masih mengalir, sorotan lampu mobil membuat Rachel tidak bisa melihat siapa yang menolongnya. Hanya siluet nya saja yang terlihat.

'' Cepat masuk kedalam mobil!" Perintah pria tersebut kepada Rachel.

Rachel masih terdiam membisu di tempatnya, pandangannya kosong kedepan. Pikirannya masih berkelana entah kemana.

"Aku bilang cepat masuk ke mobil nona Anderson" seketika itu fikiran Rachel kembali, dengan langkah cepat dan takut Rachel memasuki mobilnya. Meninggalkan pria tersebut menghajar habis pria-pria yang mengganggunya.

Rachel bisa melihat pria-pria yang menggangunya pergi melarikan diri. Sedangkan pria yang menolonhnya berbalik berjalan kearah mobil.

Pria tersebut masuk kedalam mobil dan langsung memeluk erat Rachel. Tubuh Rachel gemertar hebat karna takut. Pria tersebut melepaskan pelukannya dan memegang bahu Rachel. Ia tersenyum seakan memberikan kekuatan pada gadis itu...

Dengan jelas Rachel bisa melihat siapa yang menolongnya...

"Kau..."














Tara.....
Maaf yah aku lama banget updatenya, soalnya baru aja selesai USBN jadi baru sempet ngelanjutin. Maaf juga kalo ceritanya jelek hehe...
Makasi banyak buat yang udh ngevote, jangan lupa di COmment dan VOTe yaa (COVOT)....
Trimakasi semuaaa....

Happy Reading...

Continue Reading

You'll Also Like

8M 334K 52
after 21++++ "Aku hanya butuh benihmu di rahimku, aku tidak akan menuntut apapun padamu." Ucap Anabella "Aku harus bisa menghancurkan benih itu sebel...
1.4M 20K 38
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.2M 54.6K 69
[END]Warning 21+! Arora Emily Larinae atau si cantik Aily, anak kelas 12 yang super ansos, jauh dari predikat kelas IPS yang dia ambil hanya karena t...
4.1M 99.2K 86
WARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang dituangkan melalui sebuah karya tulisan. Kesempurnaannya membuatku mencintainya lebih dari s...