My Ice Queen

By kusoema

17.4M 516K 15.3K

21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut... More

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Epilog.

10.

606K 19.5K 1.1K
By kusoema

Zack terbangun dari tidurnya dan tidak mendapati sosok istrinya disampingnya. Zac langsung bangun dan mandi secepat yang ia bisa. Zac memakai pakaiannya tanpa dasinya karena ia ingin istrinya yang memakaikannya. Saat melihat istrinya sedang sarapan, Zac langsung menghampirinya.

"Sayang, bisa tolong pasangkan dasiku?" Ucap Zac ragu. Orang tuanya menatap anaknya yang berdiri sambil menatap sendu istrinya.

Ara bangkit dan mengambil dasi Zac. Memasangkannya tanpa menatap Zac. Wajah Ara terlihat datar dan dingin. Zac merindukan senyum Ara. Senyum tipis yang pernah diberikan Ara untuknya.

Setelah memakaikan dasi dan membenarkan kerah kemeja suaminya, Ara berniat kembali duduk dan sarapan. Tapi tengkuknya ditarik oleh Zac untuk mendaratkan ciuman singkat dibibir Ara.

"Terima kasih, Sayang." Ucap Zac tapi Ara masih diam.

Saat Zac duduk, Ara bangkit dan pamit ke kantor tapi tangannya ditahan oleh Zac.

"Aku anter kamu ya?" Tanya Zac.

"Kamu belum sarapan." Ucap Ara dingin tanpa menatap Zac.

"Aku bisa sarapan dikantor. Yuk?" Ucap Zac yang bangkit dari kursinya. Ara kembali duduk.

"Duduk dan makan. Aku menunggumu." Ucap Ara dingin tapi cukup untuk Zac.

'Walaupun marah dia masih peduli padaku.' Batin Zac.

Orang tua Zac tersenyum melihat kepedulian Ara pada anaknya walaupun ia sedang marah. Zac pun tersenyum karena melihat tatapan orang tuanya yang memberikan semangat.

Tiba-tiba ponsel Ara berbunyi. Dahi Ara mengkerut. Tercetak nomor tidak dikenal dari ponselnya. Pasalnya itu adalah ponsel untuk urusan pribadinya, bukan bisnis. Tapi Ara tetap mengangkatnya.

"Halo, siapa ini?" Tanya Ara dingin.

"Saya Juan, Nona. Ada berkas yang lupa saya berikan pada Nona kemarin." Ucap Juan santai.

"Lalu darimana kamu mendapatkan nomor ponsel pribadi saya? Kenapa kamu tidak menyerahkan berkas itu kepada sekertaris saya? Kamu bodoh atau apa?" Tanya Ara dingin dan kejam. Semua mata yang ada disana terbelalak mendengar kata-kata dingin dan pedas Ara.

"Ma-maafkan saya, Nona. Saya tidak memikirkannya. Saya mendapatkannya dari sekertaris Nona." Jawab Juan ragu.

"Bullshit! Sekertaris saya tidak memiliki nomor pribadi saya. Kali ini kamu saya maafkan. Lain kali kamu melakukan ini, saya menunggu surat pengunduran diri kamu, Juan. Atau perlu saya memecat kamu secara tidak hormat dan menghancurkan kamu hingga kamu tidak ingin hidup lagi? Jangan macam-macam dengan saya, Juan! Saya tidak bodoh! Tidak banyak orang yang saya maafkan setelah sekali membuat saya marah dan kecewa! Paham kamu?" Ucap Ara dingin dan penuh ancaman sebelum menutup teleponnya.

Zac yang mendengar percakapannya ternganga tidak menyangka istrinya bisa sekejam itu dengan kata-katanya. Bahkan mertuanya pun ternganga karena wibawa sang menantu dan juga prinsipnya.

"Apa itu bisa mengobati kecemburuan kamu, Zac?" Tanya Ara dingin tanpa menatap Zac.

Zac tersenyum dan memeluk istrinya dari samping. Zac menciumi pipi istrinya walaupun wajah Ara masih datar dan dingin. Orang tua Zac tersenyum melihat bagaimana menantunya juga memikirkan perasaan Zac walaupun dirinya masih marah pada anaknya yang bodoh itu.

"Terima kasih, honey. I love you. I love you so much. Maafkan aku karena tidak percaya kepadamu dan cemburu kepadamu. Itu karena aku terlalu mencintaimu. Maafkan aku. Pleaseee..." Rengek Zac melupakan tentang kegalauannya setelah mendengar cercaan istrinya pada Juan.

Jantung Ara berdetak kencang setiap mendengar ungkapan cinta dari Zac. Hanya saja ia masih tidak tahu tentang hatinya. Ia masih takut merasakan perasaan itu lagi. Ara hanya bergeming dan menerima ciuman-ciuman dari suami manjanya itu.

"Sudah? Aku bisa telat kalau kau tidak melepaskanku." Ucap Ara dingin. Zac mencium dalam pipi Ara sebelum melepaskannya.

"Mom, Dad, kami berangkat dulu." Ucap Zac dengan riang sambil menggamit pinggang Ara.

Orang tua Zac hanya terkikik geli sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol anaknya.

*********************

"Sayang, makan siang nanti aku jemput ya?" Tanya Zac yang ikut turun dari mobil dan menghampiri Ara di lobby kantornya.

Ara menatapnya datar dan mengangguk. Zac menarik pinggang Ara dan melumat bibir Ara singkat sebelum mencium keningnya. Zac melepaskan pelukannya dan naik ke mobilnya meninggalkan Ara yang mematung ditempatnya. Semua mata karyawan yang melihat drama Zac tercengang karena ada yang berani menyentuh bos nya yang terkenal dingin dan kejam itu.

Ara hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah datarnya itu. Ara tak menyadari kalau ada sepasang mata yang menatapnya penuh emosi dan kecemburuan.

**********************

"Apa istri saya didalam?" Tanya Zac pada sekertaris Ara dengan senyum.

"Ada Tuan. Nona sedang tekun dengan berkasnya." Ucap Anna sekertaris Ara. Zac tidak jadi melangkah karena mengingat sesuatu.

"Apa Juan mendapatkan nomor ponsel pribadi istriku darimu?" Tanya Zac dengan tatapan menyelidik.

"Tidak Tuan. Saya bahkan tidak tahu nomor ponsel pribadi Nona Araxi." Jawab Anna dengan pasti.

'Sial! Siapa yang memberikan nomor itu?' Batin Zac.

"Ya sudah. Terima kasih." Ucap Zac melangkah ke pintu ruangan Ara.

Ara yang tidak tahu dengan kehadiran Zac tetap tekun pada laptop dan berkasnya. Zac masih bersandar di kusen pintu menatap wajah serius istrinya.

"Apa kau sibuk istriku?" Ucap Zac membuat Ara mendongak.

"Apa kau tahu cara mengetuk pintu?" Tanya Ara dingin. Zac menutup pintu dan menguncinya.

Zac berdecak sebal karena istrinya belum memaafkannya. Zac menghampiri kursi Ara dan berlutut. Memutar kursi Ara agar  menghadapnya. Ara hanya pasrah dan diam. Zac memeluk pinggang Ara dan membenamkan wajahnya didada Ara.

"Honey, aku mohon maafkan aku. Maaf kalau cemburuku terlalu parah. Itu karena aku terlalu mencintaimu dan aku takut kalau kau sampai menyukainya terus pergi meninggalkanku. Aku tidak suka semua mata laki-laki menatapmu. Aku tidak suka kalau kau memuji lelaki lain selain aku." Ucap Zac lirih.

"Aku rasa kau bukannya mencintaiku, Zac. Tapi terobsesi padaku." Ucap Ara dingin yang menyentak Zac. Zac mendongak menatap mata Ara.

"Kenapa kau bilang begitu?" Protes Zac.

"Karena cinta selalu dilandasi dengan kepercayaan. Bukan kecurigaan." Jawab Ara dingin.

"Aku percaya padamu. Lelaki itu yang tidak aku percaya. Buktinya dia bisa mendapatkan nomor ponsel pribadimu entah darimana. Dan berani menghubungimu saat kau berada dirumah bersama suamimu. Apa itu artinya?" Jawab Zac.

Ara menghela nafasnya karena suaminya benar dalam hal itu.

"Ok. Kamu benar dalam hal itu. Aku berjanji padamu, sekali lagi dia macam-macam denganku, dia tidak hanya akan berhadapan denganku. Tapi dengan dua Hernandez lainnya. Aku pastikan dia akan hancur kalau dia berani mengusik privasiku lagi. Bagaimana?" Ucap Ara bernego.

Ara sejak tadi juga memikirkan alasan suaminya begitu cemburu padanya dan Juan. Ia juga tidak ingin marah pada suaminya karena laki-laki lain. Itu tidak adil untuk suaminya dan juga rumah tangganya.

Zac tersenyum senang mendengar kata-kata istrinya. Zac memeluk pinggang Ara lebih erat dan mengangguk mantap.

"Baiklah. Sekarang kita makan siang, bangunlah. Jangan berlutut didepanku." Ucap Ara. Zac masih bergeming dan menatap mata Ara.

"Apa itu artinya kau memaafkanku, honey?" Tanya Zac penuh harap.

"Hm. Aku juga minta maaf padamu karena membuatmu menangis kemarin malam, juga karena sudah mengatakan kalimat yang menyakitkan dan tak seharusnya kau dengar dariku. Maafkan aku, hm?" Ucap Ara lembut membuat Zac semakin bahagia.

Zac memeluk Ara semakin erat dan menenggelamkan wajahnya didada Ara. Ara memeluk kepala Zac dan membelainya sayang.

"Honey, will you kiss me? I miss it since last night." Ucap Zac manja saat mendongak menatap Ara. Ara tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada Zac, melumat lembut bibir Zac yang membuat Zac tersenyum dan membalas ciuman itu.

Ciuman itu sama sekali tak mengandung gairah. Tapi ciuman dengan penuh cinta dan ketulusan yang mereka bagi bersama. Zac melepaskan ciuman mereka dan menatap Ara penuh cinta. Zac mencium kening Ara dan Ara mencium sayang pipi Zac.

"I love you, honey."

"I love you, too, Zac." Ucap Ara tanpa disadari olehnya.

Ara kaget dengan kata-katanya sendiri begitu juga dengan Zac. Jantung mereka berdetak dengan sangat kencang meresapi kalimat yang keluar dari mulut Ara.

"Honey? Do you mean it?" Tanya Zac penuh harap.

"I...I don't know. But...my heart wants to say it to you..And, i feel like...Yes, i love you, Zac. I love you." Ucap Ara pasti dengan  senyuman lebar dan lega dibibirnya.

Zac tertawa bahagia dan memeluk tubub Ara semakin erat. Menciumi wajah Ara membuat Ara terkikik geli. Zac benar-benar bahagia hari ini. Sangat bahagia. Bahkan kebahagiaannya tak bisa diukur dengan apapun.

"Thank you, honey. I love you so much, honey. I love you so much." Ucap Zac sambil memeluk tubuh Ara.

"I love you too. I love you more, Zack." Ucap Ara pasti.

Zac bangkit dari posisi berlututnya dan mengulurkan tangan pada istrinya. Mereka keluar dari ruangan Ara dengan senyum yang mengembang dibibir mereka masing-masing. Anna yang melihat senyum diwajah Ara melongo takjub.

"Anna, apa ada jadwal meeting penting siang ini?" Tanya Ara pada sekertarisnya.

"Tid-tidak Nona. Hanya meeting bersama para manajer setelah makan siang ini." Ucap Anna terbata masih takjub dengan wajah tersenyum Ara.

"Cancle it please. Reset the schedjule for me." Ucap Ara mengagetkan Zac.

"Kamu mau kemana? Kenapa meeting- nya di cancle?"

"I wanna be with you all this day. At your office." Ucap Ara membuat Zac tercengang sejenak kemudian tersenyum bahagia dan mengecup sayang puncak kepala Ara.

"Ok. Aku senang mendengarnya. Kami pergi dulu." Ucap Zac yang meninggalkan Anna yang masih tercengang dan menganga lebar melihat keromantisan atasannya dengan suaminya.

"Ternyata Nona Araxi cantik kalau tersenyum. Cantik sekali malah. Semoga senyumnya tidak pernah pudar dari wajah Nona Araxi." Ucap Doa tulus sekertaris cantik itu yang masih menatap punggung Araxi.

Ia tidak menyadari kalau Maxi sedari tadi berdiri disampingnya dan mendengarkan doa tulusnya. Maxi tersenyum mendengar doa wanita disampingnya ini untuk adiknya.

"Ekhem!" Maxi berdehem dan mengagetkan Anna.

"Aak..Astaga Tuan, anda mengagetkan saya. Sejak kapan anda berdiri disana?" Ucap Anna tanpa sadar.

Maxi menaikkan satu alisnya. Ketika Anna sadar dengan ucapannya, ia menunduk dan merutuki kebodohannya yang berani berkata lancang pada Maxi, bos besarnya.

"Kemana adikku?" Tanya Maxi dingin menatap intens Anna. Anna masih menunduk sambil menjawab.

"Sedang pergi makan siang dengan suaminya, Tuan." Jawab Anna takut.

"Kenapa kau menunduk? Angkat kepalamu." Ucap Maxi dingin memerintah. Anna dengan ragu mendongak sambil memejamkan matanya.

"Maafkan saya, Tuan. Tadi saya kag-" Ucapan Anna terpotong karena ada benda kenyal dan hangat yang menempel di bibirnya. Anna terkesiap saat membuka matanya.

Maxi melumat bibir Anna dan memagutnya tanpa ampun. Saat melepaskan bibir Anna, Maxi tersenyum.

"Kau manis dan menggemaskan. Kau milikku. Hanya milikku." Ucap Maxi sebelum mengecup singkat bibir Anna dan meninggalkannya yang mematung ditempatnya.

Saat punggung Max menghilang dibalik tembok, ia rubuh diatas kursinya karena jantungnya berdangdut ria dirongga dadanya. Anna tersentak saat mengingat kalau itu ciuman pertamanya.

"That's my first kiss. He took my first kiss! Aaarrggh!" Tanpa sadar Anna memekik saat mengingat itu. Tanpa ia ketahui kalau Maxi masih ada dibalik tembok menunggu responnya. Maxi tertawa tertahan saat mendengar pekikan Anna yang mengatakan kalau dialah ciuman pertamanya.

'Aku akan memilikimu. Kau harus jadi milikku, Anna.' Setan di hati Maxi mengucap janji dan itu adalah awal dari kehidupan baru Anna.

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 76.6K 43
( Proses Revisi ) 2 perusahaan terbesar di dunia yang bertempat di New York City saling bersaing untuk berada pada posisi nomer 1 di ratting saham.Ke...
3.2M 175K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
118K 9.2K 54
(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pr...
1K 174 27
"Goblok goblok!" Seseorang perempuan mengetuk dahinya pelan ketika orang yang kemarin salah dia vc. Ada didepan kelas. Tengah menulis stukur teks new...