The Cold Ones

By gungputt

960K 45.5K 605

21+++ Rachel Q. Anderson Setelah kejadian 15 tahun lalu, hidupnya menjadi kelabu. Hidup bersama dengan Aunty... More

{Alfa}
{Bravo}
{Charlie}
{Delta}
{Foxtrot}
{Golf}
{Hotel}
{India}
{Juliet}
{Kilo}
{Lima}
{Mike}
{November}
{Oscar}
Lucifer Side's
{Papa}
{Quebec}
{Romeo}
{Sierra}
{Tango}
{Uniform}
{Victor}
{Whiskey}
{Xray}
JEPANG
Dava Side's
{Yankee}
{Zulu}
Beginning
Escape
Anger
Enemy
Rescue
Home
Jealous? No!
Rejection
Watch Your Mouth
Revenge
You Drive Me Crazy
You Drive Me Crazy 2*
PENGUMUMAN!
Together
Sometimes...
Crazy Women!
Missin' you, Mama.
Remember To Breathe
Do i?
The Truth
The Arguments
Plan
Another Secret
She's Coming Home
Your Game is Over!
Adik Ipar?
Then she die!
Almost
GAK PENTING TAPI HARUS BACA HEHE...
Good Bye

{Echo}

24.6K 1K 4
By gungputt

"Apa kau akan terus berdiam disitu dan tak mau kembali Miss?" Suara Lucifer membuyarkan lamunan Rachel. Ia menatap tak suka kepada Lucifer tetapi segera beranjak dari tempat duduknya.

Ini adalah hari sabtu dan memang pekerjaannya sebagai sekretaris hanya setengah hari di hari ini. Tidak banyak waktu yang dihabiskan dengan Lucifer, karna ia selalu sibuk dengan urusan bisnisnya di luar negri dan jarang ada di mansion, Rachel hanya sesekali melihat Lucifer di mansion itupun Saat Lucifer akan terbang untuk urusan bisnisnya.

"Apa kau tidak akan pergi lagi? Untuk bisnis atau meeting?" Jawab Rachel seraya membereskan berkas-berkas yang ada di mejanya. Rachel sebenarnya sangat senang dihampiri oleh Lucifer, karna ini sudah seminggu dia tidak bertemu. Tetapi tetap ia menahan egonya dan terlihat untuk sedatar mungkin.

Lucifer bersandar pada dinding di samping pintu penthouse sambil sesekali memerhatikan Rachel. Rasa senang bertemu dengan gadis itu tidak dapat di pungkirinya, rasanya ingin sekali dia berjalan kearah Rachel dan memeluknya, entah setan apa yang merasuki Lucifer, tetapi itulah yang sangat diunginkannya saat ini. Senyum tersungging di sudut bibirnya, rasa lelahnya selama seminggu keliling asia seakan hilang dan melayang, tidak ada beban di dalam dirinya.

Lucifer mengedarkan pandanganya ke seluruh penjuru penthouse, sepi.. sangat sepi. 'Bagaimana gadis itu bisa melewati seharian di tempat ini?' Batinnya. Rachel bergegas menuju pintu lift yang terbuka dan disusul dengan Lucifer.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka, kedua insan tersebut sedang terpaku dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Debaran jantung Rachel seakan tak berhenti.

Lucifer membuka pembicaraan dengan bisnis "Bagaimana perkembangannya? Apa William Corp sudah akan menandatangani kerjasama kita?".

Rachel mendongkak dan berdehem, menstabilkan suara dan degup jantungnya "Belum, Mr. Kensa berkata tidak mau melakukan kerjasama dengan-" kalimat itu terhenti dan menggantung. Rachel tak tau harus berkata apa, ia masih ragu untuk memberi tau Lucifer tentang meeting yang ia adakan dengan Mr.Kensa pemilik William Corp.

Sedangkan Lucifer menatap Rachel yang tiba-tiba saja memutuskan kalimatnya, sebelah alisnya naik seakan menunggu Rachel untuk meneruskan perkataannya.

Pintu lift dihadapan mereka terbuka, seakan surga yang telah menjemput Rachel dari tatapan mencekamnya Lucifer.

'Yatuhan, apa yang harus aku katakan? Mr. Kensa tidak akan bekerja sama dengan Lucifer karna ia masih terlalu muda, dan Mr. Kensa tidak mau karna ia pernah ditipu dengan menginvestasikan setengah saham miliknya kepada anak temanya yang masih muda dan proyek besar tersebut gagal' Rachel masih memikirkan kata-kata Mr. Kensa saat itu, bagaimana cara Rachel menyampaikan kepada Lucifer...

Teka melajukam mobilnya ke mansion, Lucifer membuka pembicaraan dengan nada yang masih dingin "Malam ini kita akan pergi ke acara pembukaan mall yang di sponsori Kensa, kenakan baju yang diberikan oleh eve, dan akan ada yang meriasmu".

Rachel menolehkan wajahnya yang tadi terpaku pada jendela ke Lucifer "Tidak, aku bisa merias wajahku sendiri, lagipula-" Lucifer tak membiarkan Rachel menyelesaikan kalimatnya. "Aku tidak mau ada pembantahan Ms.Anderson..."

Ya, Lucifer tak bisa dibantah. Tidak sama skali... Tidak oleh Rachel...

•••

Rachel merutuki dirinya yang sekarang sedang diam seperti patung, tak bisa bergerak. Alexa, sang penata rias memakaikan Rachel masker disekujur tubuhnya, masker tersebut mengeras dan membuat Rachel tidak tahan hanya dengan diam. "Oh, apa ini alexa? Aku tidak tahan, kakiku gatal.."

Alexa hanya terkikik mendengar cerutuan Rachel. Ya, alexa sangat senang harus meriasi Rachel, karna alexa merasa sangat nyaman dan nyambung dengan Rachel. Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, ini sudah ke 5 kali dalam 2 bulan terakhir. Biasanya Lucifer hanya menyuruh Alexa untuk merawat kecantikan Rachel. Tetapi sekarang Alexa harus mendandani Rachel. Tentu saja Alexa tau bagaimana sifat Rachel yang tak terlalu suka perawatan seperti ini.

"Ini perintah Lucifer, aku tidak mau dia memecatku. Apa kau tega aku dipecat Chel? Aku tidak -" Alexa sengaja menundukan kepalanya dan terkesan sedih.

Rachel tidak tahan dengan drama Alexa, ia selalu mengeluarkan jurus itu saat Rachel menolaknya. "Tidak, tidak begitu Alexa, ini... hanya saja... ah sudahlah" Rachel menyukai Alexa, gadis itu sangat periang. Mungkin mereka hanya berbeda 3 tahun tetapi Alexa tidak terlihat seperti dewasa. Ia manis, lucu dan periang.. sangat periang..

"Kalau begitu bangun dan mandi, kita sudah kekurangan waktu Rachel..." ucap Alexa dengan nada senangnya, Rachel tidak bercerita banyak tentang hubungannya dengan Lucifer, ya... karna memang tidak ada yang harus di ceritakan.

Dengan lihai dan lincah Alexa merias Rachel, tanganya seperti melukis diatas kanvas yang bersih dengan kuas-kuas dan juga catnya. Hingga ia menghasilkan suatu Masterpiece yang sangat indah. Seakan puas dan bangga dengan karyanya, Alexa tidak bisa menahan senyum yang tersungging dibibirnya. Alexa memakaikan pakaian yang diberikan oleh eve pada tubuh Rachel.

Pass!!!

Alexa memperhatikan Rachel, dress dengan warna hitam selutut tetapi lebih terbuka dibagian depan, dan lengan yang hanya setengah membuat lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kaki jenjangnya terekspose dan rambutnya di cat blonde dan di gerai, sangat pas dengan perpaduan mata birunya yang seperti lautan.

Alexa berdecak kagum melihat karyanya kini tengah berdiri, terpajang bak patung yang diukir dengan detail dan dibuat menggunakan sepenuh hati.

"Kenapa semua yang kau kenakan selalu terlihat bagus denganmu Ms.Rachel?" Tanya Alexa dengan berkacak pinggang. Harus diakuinya, Rachel sangat cantik hari ini. "Ini karna kau exa, kau yang membuatku seperti ini. Kau sangat hebat" Rachel tak dapat menahan rasa senang yang membuncah di hatinya, ia senang melihat vermak yang dilakukan Alexa pada tubuhnya.

Baru saat Rachel mendekat dan akan memeluk Alexa, Alexa langsung menyanggah dengan mendorong Rachel "Tidak Chel, kalau kau memelukku kau akan merusak mahakaryaku!" Rachel seolah mengerti dan langsung mengecup pipi kiri Alexa, ia merasa seperti memiliki saudara yang sangat perhatian padanya.

Jam menunjukan pukul 8, Lucifer sudah menunggu Rachel di depan pintu mansion. Rachel turun didampingi oleh Alexa, semua maid langsung berdecak kagum melihat Rachel. Seakan tau kemana semua arah pandangan itu tertuju, Lucifer langsung menoleh dan mendapati Rachel..

Pertama kalinya semenjak 2 bulan ini Lucifer baru melihat Rachel seperti ini, kulit indah bak porselen dan cantik bak model, sangat anggun. Hingga mata Lucifer tertuju pada belahan yang terdapat pada dress Rachel 'Shitt!!' gumamnya.

•••

Mereka sampai pada tujuan, Teka menghentikan mobil Limosin putihnya berhenti tepat di depan pintu masuk Ballroom mall tersebut, Red Carpet telah terpasang rapi dan banyak para wartawan yang berbaris di samping untuk mendapatkan foto dari para tamu yang menghadiri pembukaan mall terbesar ke-3 di Las Vegas itu.

Rachel meneguk saliva-nya keras-keras, ia merasa tenggorokannya kering saat ini, tersirat sedikit gelisah di wajah cantik Rachel. "Tenang, aku akan berada disampingmu, dan kau cantik malam ini..." suara  bariton Lucifer terdengar sangat serak dan itu membuatnya menjadi sexy. Rachel terdiam dan itu membuat jantungnya berdegup cukup kencang.

Lucifer keluar dari mobil dan diikuti oleh Rachel, tangan Lucifer menggandeng pinggang milik Rachel seakan Rachel adalah miliknya, dan hanya miliknya...

Mendapat perlakuan seperti itu membuat pipi Rachel merah merona, Lucifer hanya bisa menahan senyumnya, dan mengajak Rachel memasuki Ballroom.

Rachel menegang saat melihat betapa ramainya ballroom tersebut, orang-orang sedang tertawa dan membawa Champagne di tangannya. Mereka terlihat sangat menukmati suasana yang mereka hadapi. Berbeda dengan Rachel, ini kali pertama ia melangkahkan kaki pada acara seperti ini, rengkulan tangan Lucifer pada pinggang Rachel semakin kencang.

Semua mata tertuju pada Lucifer, bukan... bukan hanya Lucifer, melainkan perempuan di sebelahnya, perempuan yang di gandengnya, perempuan yang menemaninya malam ini. Siapa dia? Dari mana datangnya? Apakah dia Partner One Night Stand  Lucifer?

Pertanyaan tersebut keluar begitu saja dari bibir-bibir mereka, Rachel mendongkak untuk menatap Lucifer dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Lucifer. Senyuman yang akhir-akhir ini sangat dia rindukan entah apa yang merasukinnya, senyuman itu seakan membuat Rachel nyaman. Senyuman yang memabukan.

Rachel mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, sampai ia mendapati Mr.Kensa berjalan mendekatinya. "Wow, siapa gadis cantik ini?" Mr.Kensa bertanya kepada Lucifer dengan senyuman nakalnya, dan mengedipkan matanya kepada Rachel, ya walaupun usianya sudah tidak muda lagi, tetapi wajahnya masih menyiratkan bahwa ia sangat baik-baik saja.

"Selamat Mr.Kensa, mall ini sangat megah dan mewah" puji Lucifer sambil menjabat tangan Mr.Kensa. Rachel berharap dari Lucifer maupun Mr.Kensa tidak ada membahas kerjasama mereka, tetapi Rachel salah, mereka berdua sedikit menjauh dan meninggalkan Rachel sendiri ditengah keramaian itu.

Rachel mengambil Champagne yang terdapat di sudut meja, ia mengedarkan pandangan sekeliling tapi belum menemukan Lucifer. Rachel meminum Champagne itu dengan satu tegukan, dan langsung kandas. Rachel tidak biasa meminum alkohol, tetapi minuman ini terasa sangat enak di tenggorokannya, cukup menghangatkan tubuhnya karna memakai mini dress.

Rachel merasa dia ingin ke kamar kecil setelah meminum 3 gelas Champagne. Ia membenarkan pakaiannya, berkumur-kumur dan saat akan keluar dari kamar mandi, Sebuah tangan terasa mendorongnya hingga ia tersudut di kamar mandi. Pria itu....





Cayooo!!!!
Ngegantung ya?? Hehehe biar kalian makin penasaran bacanya...
makasi yaa udah mau baca cerita akuu, jangan lupa comment dan kasi masukan yaa...
gomawoo ❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 20.2K 39
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
278K 7.9K 32
Note : Sebagian Chapter di private. Harap follow akun ini sebelum membaca karyanya. **** Kesialan sekaligus keberuntungan bagi seorang Stevhani John...
1.4M 78K 73
Lana Sharin melelang keperawanannya di sebuah kelab malam mewah. Seorang pria bernama Darren Raveno membelinya dengan harga mahal untuk satu malam pe...
97.1K 5K 50
Laluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi...