Romantic Friend · OSH [2016] ✔

By elsa_tyongf

11.2K 787 41

· C O M P L E T E D · Oh Sehun dan Jang Bok Hee adalah dua pasangan remaja yang statusnya tak lebih dari seka... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27 (END)

Chapter 20

380 30 1
By elsa_tyongf

Langkahan kaki yang terburu-buru. Detak jantung yang bertalu-talu. Otak dan pikirannya hanya fokus pada satu tujuan. Sehun masih berjalan tanpa henti. Mengikuti kemana otak dan kaki itu membawanya. Sehun memasuki lift, menekan tombol yang mengarah pada lantai 20 dengan tidak sabaran. Menemui Bok Hee yang menunggu diruangannya seperti yang dikatakan yeoja dibagian tadi.

Dengan tergesa-gesa Sehun keluar saat pintu lift terbuka dilantai 20. Dia berdiri sejenak didepan pintu ruangannya. Sungguh jantung Sehun berdetak tidak karuan hanya dengan mendengar nama Bok Hee. Dia tidak bisa berlama-lama berdiam seperti ini. Dibukanya pintu itu hingga kakinya menampak didalam. Sehun terdiam dengan penuh tanda tanya. Kosong. Tidak ada siapapun. Tidak ada Bok Hee yang menunggunya.
Sehun bergerak kembali dengan memeriksa semua ruangannya. Kemana gadis itu?

Orang yang dicari Sehun baru saja tiba dilantai bawah. Bok Hee meninggalkan ruangan Sehun lantaran Jong In menelponnya untuk segera kembali, dengan alasan dokumen yang dibawa Bok Hee tertukar.

"Permisi. Aku sangat minta maaf. Aku harus kembali untuk mengambil dokumen yang asli"

"Tapi Direktur kami sudah kembali. Baru saja Dia menghampiri Anda"

"Benarkah? Katakan padanya bahwa Aku sangat minta maaf. Aku akan kembali lagi nanti"

"Baiklah. Akan Saya sampaikan"

Bok Hee berdecak sebal. Bagaimana mungkin Jong In bisa ceroboh? Pikir Bok Hee. Padahal ini hanya akal-akalan Jong In agar Sehun dan Bok Hee tidak bertemu. Hanya saja Bok Hee terlanjur polos untuk dibohongi Jong In.

Setelah Bok Hee keluar, barulah Sehun tiba dibawah. Dia berhenti dibagian lobi.

"Nona Shin. Aku tidak melihat tamu itu disana. Apa Dia menunggu diruangan lain?"

"Maaf Direktur. Dia baru saja pergi. Dia bilang akan datang lagi nanti"

Sehun melangkah cepat menunggu pintu keluar. Tepat saat itu Ia melihat Bok Hee melaju bersama mobilnya. Sehun hanya dapat melihat Bok Hee dari jarak lumayan jauh, itupun hanya kepalanya saja yang terlihat dikaca jendela mobil yang terbuka.

"Bok Hee"

Ucapnya terdengar lirih. Jantung Sehun kembali remuk.

Jong In mondar mandir tidak tenang diruangannya. Terlalu terkejut dengan pemberitahuan Chanyeol tadi. Dia tidak siap jika Kedua orang itu akan bertemu, mengingat Bok Hee yang menyukai Sehun. Mungkin saja Bok Hee kembali bersikap acuh jika mereka bertemu. Dan Jong In sangat benci itu. Benci bukan main.

Tub!

Jong In menengok kearah pintu. Dia merubah ekspresi saat melihat Bok Hee memasuki ruangan.

"Bagaimana? Kau bertemu dengannya?"

Dahi Bok Hee berkerut. Benar-benar bingung.

"Tadi Kau bilang Aku tidak boleh bertemu dengannya dulu karena dokumen itu tertukar. Kenapa masih bertanya?"

"Ah, benar"

Bahkan Jong In sendiri ikut bingung dengan pertanyannya. Itu karena Dia terlalu shock.

"Kenapa bisa tertukar? Apa Kau tidak memeriksanya tadi?"

"Aku lupa"

"Sekarang mana dokumen yang asli. Aku akan mengantarnya lagi"

Ekspresi Jong In kembali tegang.

"Tit-tidak perlu"

"Mwo? Waeyo?"

"Biar Aku saja yang mengantarnya besok. Sekalian dengan semua yang kita kerjakan hari ini biar tidak bolak balik"

"Tapi Aku sudah berjanji untuk kembali lagi. Direktur mereka pasti sudah menunggu"

"Tidak apa-apa. Itu bukan masalah"

Bok Hee tetap mengikuti usulan Jong In. Tanpa mencurigai apapun dari sikap pria itu.

***

"Apa yeoja itu belum kembali?"

"Belum, Direktur"

Ini sudah yang kesepuluh kalinya Sehun menghampiri bagian lobby. Naik turun lift dari lantai 20 ke bawah, hanya menanyakan hal yang sama dan jawabannya juga tidak berubah. Padahal jika dipikir-pikir Dia bisa saja menelpon langsung dari ruangannya. Entahlah, Sehun rasa itu tidak puas.

Sehun kembali keruangannya untuk menunggu, hingga tak terasa waktu sudah menjelang malam. Menyisahkan dirinya dan beberapa karyawan yang lembur. Sepertinya Sehun akan ikut lembur, selain menyelesaikan pekerjaannya, juga menunggu Bok Hee yang menurutnya sampai sekarang belum datang. Dia tidak akan datang, Oh Sehun.

Kantor sudah terlihat sepi. Sehun pun mengemas berkas-berkas yang menumpuk diatas meja dan diletakkan ditempat semula. Pandangannya tertuju pada jam tangan yang menunjukkan pukul 12 malam. Sehun menuju basement untuk memasuki dimana tempat mobilnya terparkir. Masih diarea perkantoran, Dia memelankan mobilnya lalu berhenti. Bahkan Ia keluar saat melihat seseorang berdiri bersandar pada mobilnya didepan sana. Orang itu tersenyum pada Sehun.

"Sudah berapa lama Kau menunggu?"

Tanya Sehun saat orang itu sudah didepannya.

"Aku tidak menghitung waktu. Aku pikir Kau tidak lembur"

"Kenapa tidak menghubungiku? Mungkin Aku bisa pulang cepat"

"Gwaenchana. Hanya ingin memberi kejutan. Aku belum makan malam. Mungkin Kau punya ide?"

Sehun tersenyum lembut. Melihat gadis didepannya itu tersenyum senang, mengingatkan Sehun dengan ucapan Chanyeol semalam.

Dilain tempat. Jong In yang juga ikut lembur telah sampai dirumah. Dia memasuki kamarnya yang tampak sepi. Dia berharap Bok Hee lah orang pertama yang Ia lihat saat memasuki kamar mereka. Tapi istrinya itu tidak ada disana. Begitu juga dikamar mandi. Kerinduan Jong In pada Bok Hee terlalu berlebihan. Hingga tidak melihat gadis itu sehari saja membuat Jong In seperti orang stres.

Jong In meninggalkan kamarnya dan menuju lantai bawah. Rumahnya tampak sepi karena semua orang mungkin sudah beristirahat. Lalu kemana istrinya pergi?

Jong In kebingungan mencari Bok Hee diseluruh ruangan rumah besar itu. Kebetulan Ia melihat pelayan Hong yang masih terjaga disana.

"Pelayan Hong. Dimana Bok Hee?"

"Saya melihat nona Bok Hee sedang keluar, Tuan"

"Keluar? Kemana?"

"Maaf. Saya kurang tahu"

Jong In meninggalkan Pelayan Hong disana untuk kembali kekamarnya mengambil ponsel. Tiba-tiba Dia teringat pemberitahuan Chanyeol tadi. Bok Hee keluar. Dan Sehun ada di Seoul, diwilayah ini. Bagaimana jika mereka kebetulan bertemu diluar sana? Jong In selalu saja ditakuti oleh pikiran itu.

Jong In masih sibuk menghubungi Bok Hee. Sedikit legah ketika gadis diseberang sana menjawab panggilannya.

"Yeoboseyo?"

"Kau dimana?"

"Aku sedang membeli perlengkapan sabun mandi"

"Apa Kau masih lama?"

"Mungkin. Waeyo?"

"Aku akan kesana menjemputmu"

"Tapi Aku membawa mobil"

"Pokoknya Kau jangan kemana-mana dan tunggu disana. Arasseo?"

"Tat__ Yeoboseyo? Jong In?"

Jong In memutus sambungan tanpa sempat mendengar Bok Hee. Cara bicara Jong In yang terdengar berantakan membuat Bok Hee sungguh heran. Apakah Jong In habis lari marathon?

Ternyata suara Bok Hee yang baru saja terdengar nyaring menarik perhatian seseorang dilorong sebelah. Dimana orang itu juga sedang membeli perlengkapan mandinya. Suara yang terdengar familar ditelinga Sehun. Dia yakin tidak salah. Terlebih saat mendengar nama Jong In disebut.

"Bok Hee..."

Sehun segera meninggalkan tempatnya untuk menuju ke lorong sebelah. Sialnya Bok Hee sudah beranjak lebih dulu. Sehun mulai mencarinya, berkeliling sambil mengedarkan pandangannya tanpa ada yang terlewatkan di Swalayan luas itu. Sehun berhenti bergerak. Gadis yang sedang membawa keranjang belanjaan disana membuat Sehun melangkah menghampirinya. Sehun semakin dekat dan dekat.

"Bok Hee"

Gadis yang sedang memunggunginya itu berbalik.

"Maaf?"

Semangat Sehun seakan baru saja diruntuhkan.

"Maaf. Aku pikir Kau temanku. Maafkan Aku"

Sehun membungkuk ramah pada orang yang tidak dikenalnya itu. Gadis itu hanya memiliki rambut dan posture tubuh yang mirip dengan Bok Hee. Lagi-lagi Sehun kelolosan.

Sehun berbalik dengan perasaan kecewa. Baru berjalan lima langkah dirinya kembali berhenti. Sosok gadis didepan sana membuat Sehun kali ini tidak salah orang. Terlebih gadis itu berdiri menghadap kearahnya, hanya saja jarak mereka lumayan jauh. Sehun melangkah lebih cepat. Matanya tidak Ia biarkan berpaling. Hanya fokus pada sosok yang masih berdiri disana. Wajah itu, senyum itu, tangisan Dan tawanya menguasai pikiran Sehun. Sehun hampir dekat.

"Bok Hee!"

Bok Hee yang sedang memilih buah dan sayur kini mengalihkan perhatiannya. Seseorang baru saja memanggil namanya. Ia melihat sekitar, sedikitpun tidak menyadari Sehun yang masih menuju kearahnya. Mungkin Karena disana cukup ramai, hingga membuat Bok Hee sulit mengenalinya. Bok Hee hendak berpindah tempat.

"Bok Hee!"

Dan berhenti ketika suara itu terdengar sangat jelas dan dekat. Bok Hee ingin berbalik, tapi seseorang lebih dulu menarik tangannya. Membuat Sehun harus berlari dan menabrak seorang wanita paruh baya disana. Sehun tidak mungkin meninggalkan ahjumma itu dengan barang-barangnya yang berceceran dilantai.

Untuk yang ketiga kalinya Sehun telah gagal.

Sementara didalam mobil. Bok Hee masih memperhatikan Jong In yang tengah fokus menyetir. Bagaimana Bok Hee tidak heran melihat Jong In tiba-tiba saja muncul lalu menariknya untuk pulang terburu-buru? Sikapnya sungguh membingungkan Bok Hee.

"Aku belum selesai belanja"

Kata Bok Hee tanpa ada nada mencurigai.

"Besok saja. Ini sudah larut. Kapan-kapan kalau Kau keluar hubungi Aku. Biar pelayan Hong atau siapa saja nantinya yang menemanimu. Jangan keluar Seorang diri seperti ini"

Nada bicara Jong In terdengar serius. Dia berkata seolah Bok Hee telah melakukan kesalahan lalu menasehatinya bukan main. Yang Bok Hee tahu Jong In hanya bersikap berlebihan.

Jong In mondar mandir dibalkon kamarnya. Pikirannya belum tenang sedari tadi dikantor. Sehun dan Bok Hee hampir saja bertemu.
Jong In tersenyum getir, mengingat masalah ini lebih membuatnya gila dibanding pekerjaannya yang menumpuk dikantor. Padahal jika dipikir-pikir pekerjaan dikantor lebih banyak menguras pikiran. Belum lagi masalah MpWorld yang telah Jong In janjikan pada Ayahnya. Jika SJ Entertainment benar-benar bekerja sama dengan Sunshine Group, usahanya untuk menjauhkan Bok Hee dengan Sehun hanya sia-sia.

Jong In menghampiri tempat tidur. Memperhatikan ekspresi wajah Bok Hee yang terlelap. Dia merangkak keatas ranjang, perlahan mendekati Bok Hee seperti pencuri. Hanya tidak ingin Bok Hee terganggu dari mimpinya. Jong In berbaring disamping Bok Hee. Menatap wajahnya lebih dekat lagi. Mariah pelan tangan Bok Hee untuk melingkar dipinggangnya. Kecupan penuh kasih sayang Jong In daratkan dikening Bok Hee. Cukup lama, hingga membuat Bok Hee sempat menggeliat. Jong In tersenyum lalu ikut memejamkan mata.

***

Keduanya bangun pagi-pagi sekali. Sama-sama melakukan aktivitas masing-masing. Bok Hee hampir selesai dengan penampilannya yang sudah lengkap dengan pakaian kantor. Sementara Jong In masih berkacak pinggang didepan lemari pakaian, memilih-melih warna dasi mana yang sepadu dengan kemejanya kali ini.

"Sayang, bisakah Kau membantuku?"

Bok Hee berpaling lalu menghampiri Jong In. Dia tahu apa yang sedang dicari Jong In. Bok Hee mengambil sembarang salah satu dasi yang tertata rapi disana. Dan tepat sekali dengan warna kemeja Jong In.

"Ini"

Dia menyodorkannya begitu saja.

"Pakaikan untukku"

"Eoh?"

"Kau tidak pernah memakaian dasi untuk suamimu. Ayolah!"

Tanpa ada penolakan namun sedikit ragu, Bok Hee pun melakukannya. Untuk yang pertama kali selama mereka bersama.

Betapa senangnya Jong In melihat Bok Hee yang bisa menurut sesuai dengan apa yang Ia harapkan. Ya. Bok Hee akan belajar menerima Jong In, meskipun terdagang begitu sulit. Perlahan Dia yakin bisa melewatinya. Toh sejauh ini Jong In bersikap baik padanya, membelanya dari amukan Na Rang terutama.

"Sudah"

Kata Bok Hee. Jong In memeluk pinggangnya, memberi kecupan disudut bibirnya. Bok Hee tidak terkejut, ini sudah biasa untuknya. Perasaannya masih sama, tidak ada debaran atau detakan seperti yang pernah Ia rasakan pada Sehun dulu.

Lima menit lagi jam makan siang. Ponsel Sehun bergetar menandakan sebuah pesan masuk.

"Aku dibawah"

From : Lee Ra

Dia tidak membalas pesan Lee Ra dan memilih langsung menemuinya dibawah..

"Waktunya makan siang"

Kata Lee Ra sembari mengangkat beberapa bekal disalah satu tangannya. Mereka memilih taman yang tidak jauh dari Kantor untuk makan disana. Keduanya seperti sedang piknik, duduk direrumputan yang beralaskan sebuah kain, dan ditemani oleh beberapa hidangan dari Lee Ra.

"Aku membuatnya pagi tadi. Kau harus menghabiskan semuanya. Tidak ada alasan"

Seru Lee Ra sambil menyodorkan semua makanan itu kehadapan Sehun.

Sehun terdiam. Melihat sikap Lee Ra yang baik dan perhatian membuat Sehun selalu merasa bersalah.

"Gomawo. Aku akan menghabiskan semuanya"

Senyuman mengembang dibibir manis Lee Ra.

Satu jam untuk waktu makan siang. Mereka kembali ke Sunshine Group dan Lee Ra langsung pamit karena satu jam lagi Dia harus membantu Chanyeol di Perusahaan.

"Direktur Oh"

Panggil salah satu karyawannya.

"Seseorang dari SJ Entertainment sedang menunggu Anda diruangan"

Tanpa banyak bicara Sehun langsung meleset keruangannya. Jantungnya kembali berpacu seperti kemarin. Dia tidak boleh gagal lagi.

Sehun tiba diruangannya, membuat orang yang menantinya disofa segera menoleh lalu berdiri.

"Lama tidak bertemu, Oh Sehun"

Sehun membalas senyuman yang dilemparkan orang itu.

"Sangat lama sekali, Kim Jong In"

Keduanya berjabat tangan diiringi tatapan penuh arti. Dan mereka seolah berinteraksi melalui kontak mata.
Dilihat dari raut wajah Sehun yang tadinya sempat kecewa, Jong In tahu Sehun berharap Bok Hee lah yang datang hari ini.

"Kau telah menjadi orang besar, Direktur Oh. Good job"

Sindir Jong In.

"Aku kemari untuk menyerahkan data-data Perusahaan kami. Sepertinya kemarin Kau menunggu begitu lama. Maaf"

Sekarang Sehun baru sadar apa yang membuat dirinya begitu sulit menemui Bok Hee. Dia lupa akan keberadaan Jong In yang pasti mengawasi Bok Hee, agar terhindar darinya.

Sehun meraih map yang disodorkan Jong In.

"Semoga kita bisa bekerja sama"

Jong In melewati tubuh Sehun.

"Bagaimana keadaannya?"

Pertanyan itu membuat Jong In berhenti. Jong In berbalik, menatap ekspresi Sehun yang sungguh berharap mendapat jawaban darinya. Sementara Jong In sudah yakin Sehun pasti akan menanyakan tentang Bok Hee.

"Apa Dia makan dengan baik?"

Jong In tersenyum getir, Dia benci mendengar ucapan Sehun yang begitu peduli tentang seseorang yang sekarang telah berstatus sebagai istrinya.

"Kau sadar bahwa Kau baru saja menanyakan istri orang langsung pada suaminya?"

"Aku hanya ingin tahu keadaan teman kecilku. Aku mengkhawatirkannya"

"Teman? Kau pikir Aku bisa dibodohi untuk yang kedua kalinya? Aku tahu apa yang Kau sembunyikan. Jangan mengkhawatirkannya lagi. Aku telah menjaganya dengan sangat baik, bahkan lebih baik dari apa yang pernah Kau lakukan untuknya"

Jong In mengatakan itu seperti memberi ancaman. Sehun menatap punggung Jong In yang baru saja membuka pintu keluar.
Lima menit berikutnya Dia ikut keluar, bukan mengejar Jong In melainkan menuju mobilnya. Ada seseorang yang harus Sehun datangi.

Dia tiba disebuah Perusahaan, melewati bagian lobby dan langsung menuju ruang Direktur.

Dug Dug ~

"Masuk!"

Sehun segera masuk saat mendapat perintah dari dalam. Dilihatnya lelaki paruh baya itu masih berkutat dengan pekerjaannya, tanpa mendongak pada Sehun yang kini telah berdiri didepan meja kerjanya.

"Bagaimana kabarmu, Mr. Jang Pil Yo?"

Tangan Mr. Jang berhenti dari kesibukannya, perlahan kepalanya mendongak. Memperhatikan raut wajah Sehun yang sedang melempar senyum tulus untuknya. Berbeda dengan raut wajah pria tua itu yang tampak terkejut. Seperti tidak percaya dengan wujud Sehun yang sungguh-sungguh tampak jelas di indera penglihatannya.

"Kau?"

Katanya sembari membenarkan posisi kaca matanya yang sedikit merosot dihidung.

Sehun meletakkan sebuah kotak diatas meja kerja Mr. Jang. Hadiah kecil untuknya yang dibelikan Sehun dari Australia. Selain merindukan Bok Hee, Dia juga merindukan Ayah angkat yang telah memgajarkannya berbagai hal semenjak Sehun ditinggal orang tuanya dulu. Hingga Dia tumbuh dan menjadi kebanggan orang-orang di sekitarnya.

"Aku hanya mempunyai ini. Semoga Kau menyukainya"

"Kau kembali?"

Ternyata Mr. Jang tidak begitu fokus pada pemberian Sehun. Kehadirannya membuat lelaki paruh baya itu masih tidak percaya.

"Ya. Seperti permintaanmu. Lima tahun"

Dan bagi Mr. Jang lima tahun itu waktu yang singkat. Seolah kejadian beberapa tahun lalu baru berjalan kemarin.

"Duduklah!"

"Terima kasih. Tapi Aku hanya sebentar. Aku telah melakukan keinginanmu, paman. Aku akan mengutarakan tujuanku langsung"

Mereka berdiri saling menatap. Senyuman Sehun menyusut dan raut wajahnya berubah tampak serius. Seakan memberitahu Mr. Jang bahwa selama ini Dia sungguh tersiksa.

"Apa Kau masih melarangku menemuinya? Aku ingin tahu keadaannya. Sungguh Aku ingin melihatnya"

Betapa memohonnya Sehun pada Mr. Jang.

"Jangan Sehun. Kau jangan menampakkan diri didepannya. Bok Hee sudah hidup bahagia. Jika Kau muncul tiba-tiba rumah tangganya akan hancur. Lupakan Dia"

"Maaf. Aku tidak bisa melakukan ini lagi. Sudah cukup Aku mengalah. Jika Kau tidak bisa membantuku, Aku akan bertindak sendiri"

"Apa yang akan Kau lakukan? Pikirkanlah tentangnya jika Kau mengambil keputusan"

"Tidak. Aku harus memberitahunya. Dia harus tahu"

"Sehun..."

"Permisi!"

Sehun membungkuk hormat sebelum akhirnya Dia meninggalkan ruangan itu. Semua orang melarangnya menemui Bok Hee. Padahal mereka berada disatu wilayah, tapi kenapa Sehun sulit sekali menemuinya? Apa tidak ada kebetulan yang membuat mereka bertemu?

Sehun memasuki mobil. Merogoh ponsel lalu menghubungi Sekretarisnya.

"Sekretaris Jung. Tolong kirimkan pemberitahuan kepada Perusahaan yang terpilih. Katakan bahwa meeting minggu depan akan dimajukan menjadi besok"

Sehun sungguh tidak sabaran. Dia benar-benar bertindak cepat. Minggu depan itu terlalu lama untuknya, dengan memajukan tanggal meeting Perusahaan maka Dia juga bisa bertemu Bok Hee secepatnya.

"Apa? Besok?"

Terkejut Jong In saat Bok Hee memberitahunya bahwa meeting MpWorld yang diadakan Sunshine Group berubah tanggal. Jong In tidak perlu heran lagi kenapa bisa demikian. Hanya saja Dia tidak percaya Sehun tidak tinggal diam. Bukan Jong In namanya jika Dia terkalahkan.

Mr. Kim memasuki ruangan mereka.

"Kudengar meetingnya akan diadakan besok. Apa kalian sudah menyiapkan semua data-datanya?"

"Sudah, Presdir"

Jawab Bok Hee.

"Bagus. Bok Hee. Kau akan menemani Jong In besok"

"Tidak!"

Tolak Jong In cepat.

"Apa maksudmu tidak? Dia Sekretarismu. Bukankah meeting itu harus dihadiri dua orang dari masing-masing Perusahaan?"

"Begini, Presdir. Bok Hee masih harus belajar. Aku memiliki banyak tugas untuknya. Jadi Aku ingin Mr. Jang saja yang akan pergi denganku"

Mr. Kim menimang-nimang usulan Jong In.

***

Sehun masih terduduk dikursi kerjanya. Menatap jarum jam yang terus berputar. 10 menit lagi meeting akan dimulai. Tepat saat itu Sekretaris Jung memasuki ruangannya. Hanya memberitahu bahwa semua sudah datang dan menunggu di meeting room.

Sehun melangkah menuju ruang rapat diikuti Sekretaris Jung dibelakangnya. Dia telah sampai didepan pintu dan membukanya. Semua yang hadir langsung berpusat kearah pintu.
Sehun berjalan ketempat duduknya sambil melihat-lihat rekan kerjanya yang telah hadir. Berharap Bok Hee ada diantara mereka.

Dia memutar pandangannya dari sisi kiri. Disitu ada Chanyeol dan Lee Ra mewakili Dream Corp, Shin Ae dan sekretarisnya dari Spins Group, dan terakhir Jong In dengan ditemani Mr. Jang dari SJ Entertainment. Mereka yang hadir merupakan Perusahaan yang terpilih. Namun hanya ada satu Perusahaan yang akan bergabung dengan Sunshine group.

Mata Sehun berhenti pada Jong In yang sedari tadi memperhatikan gerak geriknya. Jong In tersenyum penuh arti. Perasaannya senang sekali melihat Sehun yang tampak kecewa.

'Aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengannya'

'Bukan Kau yang menentukan, tapi takdir'

Sementara itu di SJ Entertainment. Mr. Jang berkicau sendiri diruangannya. Yang pasti saat ini Dia tampak kesal karena keteledoran Jong In. Dia mengambil map coklat lalu menuju keruangan Jong In. Disana masih ada Bok Hee yang tampak sibuk melanjutkan tugas-tugas Jong In yang tertunda. Bok Hee segera berdiri dan membungkuk saat mengetahui keberadaan Direktur.

"Sekretaris, Jang. Bisakah Kau pergi ke Sunshine group? Jong In telah melupakan sesuatu yang sangat penting hari ini. Aish bocah itu. Sebenarnya apa yang Dia pikirkan?"

"Baik, Presdir!"

Bok Hee akan pergi ke Sunshine Group. Apakah kesempatan kali ini akan mempertemukan mereka?





To be continued.....

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 736 51
"Adik kembarmu ini jatuh cinta padamu, tahu! Menjijikkan, bukan?" Demi menyelamatkan sepasang kembar teman sejak kecilnya dari situasi Sweet Home Ala...
669K 32.2K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
14.5K 1.1K 11
[Sebagian Part DiPrivate] Tidak menyediakan spoiler Cover by : Galaxy K-pop Art on LINE @RBE6537L
22.5K 2.7K 23
Karna cinta tak pernah salah arah.