DEVIL BESIDE YOU

By Miracleza

64.8K 8.4K 3K

REWRITE VERSION Sehun harus bertahan dari teror dunia dan ancaman dari tubuhnya, 'The silent Killer' yang men... More

Lembar 1
Lembar 2
Lembar 3
Lembar 4
Lembar 5
Lembar 6
Lembar 8
Lembar 9
Lembar 10
Lembar 11
Lembar 12
Lembar 13
Lembar 14
Lembar 15
Lembar 16
17. An Epilog: Angel Beside Me

Lembar 7

2.9K 477 131
By Miracleza


"Selamat siang, Tuan Sehun"

Suara berat yang tak dikenal menghentikan kehangatan di ruang makan. Lima orang asing masuk dan salah satunya menawan Minah dengan sebuah pistol membidik kepalanya.

.
.
.

Sehun benci dirinya.

Selama tujuh tahun hidup bersama Minah, tak pernah sekalipun Sehun melihat sorot ketakutan sebesar itu terpancar di mata teduh sang ibu. Meski masa kambuhnya, ia masih bisa menemukan binar asa di dalamnya. Walau Minah saat ini berusaha menenangkan dua putranya dengan mengeja tanpa suara, 'ibu baik saja' namun semua tak selaras dengan bahasa tubuhnya yang gemetar.

Sehun sangat marah ketika ibu dan kakaknya harus ikut menanggung bahaya karena dirinya. Masih terngiang tangis Chanyeol dalam pelukan Minah yang merutuki diri karena tak bisa menjaganya dengan baik hingga kembali berteman maut.

'Kenapa merasa bersalah untuk sesuatu yang bukan kelalaiannya?'

Seharusnya ayah membiarkan saja ia mati tujuh tahun lalu dan penemuan yang bisa menyelamatkan jutaan umat manusia tak akan membuat orang-orang yang disayanginya terluka.

Sehun muak dengan keadaan ini. Rasa bersalah karena terus menjadi kesusahan orang lain telah lama terpendam dan akhirnya meledak, memuntahkan emosi yang tak terbendung.

"Lepaskan ibuku!
Dingin sarat amarah, Sehun berucap. Tatap elangnya tajam menusuk.

"Kau tidak dalam posisi bisa memerintahku, anak muda!" Pria tinggi besar dengan goresan luka di pipi, tersenyum sinis.

Sehun melirik sekilas cutlery box di meja makan dan ide gila pun muncul.

Srett

"Sekali lagi aku minta, Lepaskan ibuku!" titah Sehun dengan mengalungkan pisau ke lehernya sendiri.

"Aku yakin bos besarmu itu menginginkan aku hidup, kan?"

Pria penjahat tetap memasang raut dingin walau samar terlihat kerutan yang tak bisa menutupi keresahannya.

"Cepat lepaskan! Atau—"

Sesuatu berwarna merah pekat perlahan merembes dari sayatan yang Sehun buat sendiri. Tak ada gurat kesakitan di wajahnya karena amarah benar-benar telah mematikan sensor rasa itu.

Jentikkan jari terdengar, penyandera melepas Minah yang segera menghambur diri dalam pelukan Chanyeol.

"Ayo anak muda, ikut aku!" Penjahat itu mendorong paksa Sehun keluar ruang makan.

Baru beberapa tapak melangkah, suara lain menginterupsi.

"Ada tamu tak di undang rupanya."

Itu Baekhyun, Xiumin, Lay dan satu orang lain yang Sehun kenali sebagai Kai. Pemuda itu menatap Sehun penuh kekhawatiran dengan bibir yang seakan terbuka ingin bicara. Namun seketika keriuhan menggema dan tanpa basa-basi pesta kecil dimulai.

Tendangan dan pukulan bertubi-tubi dilancarkan tanpa memberi kesempatan lawan menyerang balik. Tak butuh waktu lama untuk menemukan empat orang tamu tak diundang babak belur tergeletak pingsan.

"Lepaskan adikku!"

Kali ini Chanyeol angkat bicara. Masih dengan Minah dalam rangkulannya, kepalan kuat tangan kirinya menggambarkan betapa besar amarah yang ia tahan.

Penjahat itu mengerat cengkraman pada leher Sehun yang bergeming dibawah todongan pistol.

"Anak ini mati bila kalian berani mendekat!"

Tak satu pun berani bertindak gegabah karena nyawa Sehun di ujung tanduk.

"Hun..." Minah meluruh jatuh terduduk menangis meratapi si bungsu dan kejadian ini semakin membuat Sehun meradang. Cinta dan amarah, keduanya menjadi kekuatan maha dahsyat yang tak pernah diduga. Sehun yang lemah berontak, dengan sikutnya ia menohok keras dada si penyandera. Gerakan tak terprediksinya membuat pria jahat itu terkesiap tak sempat melawan. Pistol di tangannya terlepas dan tubuhnya terhuyung mundur merasakan sensasi nyeri yang tak tertahan.

Sehun gelap mata. Tak cukup puas, ia menerjang pria itu dengan pukulan yang membabi buta sambil terus menyumpah serapah.

"Hun, sudah!"

Namun remaja ini seakan tuli bahkan tak sengaja menghempas tubuh Minah yang mencoba menahan tangannya agar tak terus memukuli lawan yang tak lagi berdaya.

Pekik kaget Chanyeol yang meneriakkan nama sang ibu menarik kembali atensi Sehun yang segera berbalik dan dengan gemetar menyebut kata yang sama berulang.

Maaf, maafkan aku, ibu..."

.
.
.

Kai menyesap coklat panas buatan tangannya yang masih mengepulkan uap, lalu memberikan segelas lainnya pada Chanyeol yang tengah merebah diri di sofa.

"Minumlah."

Keduanya sama-sama duduk berdampingan, menikmati minuman hangat yang konon katanya mengandung 'obat cinta' Phenylethylalanine dan menghirup aromanya yang menenangkan.

Sejenak keduanya merileksasi tubuh dan menumpukan beban pikiran. Setelah prahara, kini keadaan telah terkendali. Baekhyun menelpon kepolisian yang segera datang dan menahan para penjahat. Ia pun turut bersama ke kantor polisi menjadi saksi, sekaligus ingin bertemu teman lama. Sedang Xiumin dan Lay saat ini berjaga di luar.

"Bagaimana keadaannya?"

Kai memberanikan diri bertanya setelah dilihatnya Chanyeol kembali rileks. Sahabatnya ini sedari tadi tak henti memasang raut tegang.

Kai mengerti, bahkan sangat mengerti. Bagaimanapun juga kejadian hari ini sungguh menguras emosi.
Bagaimana Sehun tak henti mengucap penyesalannya. Ia menangis dalam diam dan tak sedikitpun melepas pelukannya pada Minah. Bahkan saat Chanyeol mengompres lehernya untuk menghentikan pendarahan dengan kirbat es, Sehun tetap bertahan pada posisinya hingga tertidur dalam belai sayang sang ibu.

"Baik," jawab Chanyeol singkat sambil menghela napas kasar. "Untung saja jantungnya tidak berulah, ya."

Untuk satu kalimat ini, Kai turut mensyukurinya. Tak bisa ia bayangkan Sehun anfal ditengah kegentingan tadi. Kai sangat tahu, sahabat kecilnya ini tak pernah menyukai aura rumah sakit. Katanya ada banyak hantu putih di sana. Alasan yang sedikit menyeramkan walau ternyata si hantu yang dimaksud adalah dokter dan para perawat.

Seharusnya pula, liburan musim panas ini dihabiskan ketiganya dengan menikmati panorama indah Indonesia yang mendunia. Yogyakarta adalah salah satu kota tujuan yang ingin Sehun singgahi. Ada sahabat maya-nya yang berasal dari kota gudeg yang ingin sekali ia temui. Namun manusia hanya bisa berencana. Jangankan liburan, untuk menikmati ketenangan pun tak sempat. Lembar awal liburan dibuka dengan Sehun yang ditemukan berkubang darahnya sendiri dan kembali bertemu hantu putih.

"Chan."

"Hm?"

"Apa kau masih ingin menjadi dokter?"

"Ya."

"Yakin?"

Chanyeol mengangguk. "Kenapa?"

"Dengan otakmu itu, yakin kau masuk kedokteran?"

Dan yang terjadi setelahnya, adu mulut yang diselingi tawa canda keduanya.

.
.
.

Remaja itu berdiri gelisah, mengetuk-ngetukan sepatunya ke aspal sambil sesekali melirik ke ponsel. Beberapa sekon kemudian sebuah mobil mendekat.

"Tuan Sehun?"

Yang disapa menganggukkan kepala memasuki kendaraan yang segera membelah keramaian kota Seoul menuju Daejeon, kota terbesar kelima di Korea Selatan.

Mentari telah memerah jingga, menanti saatnya kegelapan merajai bumi. Pusat kota Seoul telah terlewati dan kini menyusuri kawasan yang sepi. Hanya beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang.

Sehun menatap nanar bias-nya di kaca jendela, melanglang pikiran pada senja dimana ia diam-diam melarikan diri dari rumah yang selama tujuh tahun ditinggali dan hanya sanggup menitip sebentuk cinta dalam frasa yang ia tinggalkan di kamar.

Tujuannya hanya satu, kembali pada ayah, membiarkan Minah dan Chanyeol hidup tenang tanpa dirinya. Sejujurnya ada yang sakit direlung hati dan berontak ingin tetap bersama namun nurani lainnya berteriak sarkas atas keegoisannya.

"Tuan Sehun, saya Jongdae. Anda baik saja?"

Sehun mengangguk dan berusaha tersenyum. Sungguh, ia sedang tak ingin bicara dengan siapapun saat ini.

Keheningan kembali menyelimuti, hanya beberapa waktu sebelum tiba-tiba sebuah mobil sedan menyalip dan memblokir laju taksi.

Decit ban yang dipaksa berhenti lantang berbunyi, membuat tubuh Sehun terhempas ke depan. Untung saja sabuk pengaman menahan tubuhnya.

"Shit! Siapa mereka?" umpat Jongdae kesal.

Driver muda itu menengok ke belakang memastikan penumpangnya baik saja.

"Tenanglah, Tuan Sehun, saya tidak akan biarkan hal buruk terjadi pada anda."

Sehun dan Jongdae mendapati empat orang bertubuh kekar keluar dari mobil. Dan baru mereka sadari sebuah Jeep turut memblokir jalan.
Salah seorang pria menunjuk ke arah taksi dan memberi isyarat untuk keluar.

Sehun cemas, menautkan jemari dengan gelisah dan Jongdae melihat keresahan itu.

"Tenanglah, aku punya cara untuk keluar dari masalah ini." ujarnya tersenyum menenangkan.

"KELUAR KALIAN!"

Pria-pria itu mulai berteriak mengetuk kaca jendela maupun badan mobil memerintah penghuni di dalamnya untuk keluar.

"Pegangan yang kuat!" titah si supir.

Jongdae menginjak kopling, memindahkan posisi persneling ke gigi R dan membuat mobil mundur dengan cepat menghantam Jeep di belakangnya. Dengan segera ia mengubah gigi persneling, memutar stir kekanan dan melajukan mobilnya menabrak sedan yang menghalang, menggesernya dan memberi celah taksi untuk kabur.

Seakan merasakan sensasi berkendara ala Fast and Furious, Sehun tak sedikitpun takut malah bersorak kagum. Namun kelegaan hanya berjalan sesaat. Kedua mobil itu terus menguntit dengan kecepatan tinggi.

BRAK

Dengan kecepatan penuh mobil Jeep menabrak bagian belakang taksi yang sedang melaju cepat membuatnya oleng bertubrukan separator lalu terpelanting, berguling dan mendarat dengan keras.



Belum selesai
27092019

Continue Reading

You'll Also Like

18.2K 2.4K 31
Saudara tiri? Galih tidak akan pernah menerimanya. "Bertingkah aja semau lo, gue gak perduli" ucapnya pada Reynal Reynal mengangguk, semua orang di...
21.2K 2.2K 25
Tentang Do Kyungsoo yang hari-harinya dipenuhi sesak nafas. [Start : 27 Maret 2021] [End : 27 Mei 2021]
61.8K 5.6K 38
Arrayan Chandraka Diumurnya yang kini menginjak 16 tahun itu, sudah diuji oleh kerasnya dunia. Berusaha meluruskan satu persatu, namun takdir berkata...
191K 29.8K 54
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...