Xiaomi sempat terbangun di tengah malam, tertidur di sofa membuat badannya terasa pegal pegal. Ia pun beranjak bangun dan baru menyadari kalau SunHui sedang duduk tertidur dilantai di dekatnya . Kepala SunHui berada di dekat tangannya di sofa. Xiaomi melirik kearah jam dinding . Kini sudah pukul 12 siang. SunHui pun terbangun karena gerakan Xiaomi yang sudah bangun terlebih dahulu. Ia mendongak menatap Xiaomi.
"Apakah kau sudah merasa lebih baik sekarang?"
Xiaomi merasa sedikit malu, ia pun beranjak bangun dari sofa.
"Maafkan aku karena sudah membuat mu melihat sisi lain ku yang seperti ini. Aku pikir sebaiknya aku pulang saja. Aku sudah cukup merepotkanmu."
SunHui mencegah Xiaomi dengan meraih tangannya.
"Kau masih ingin kembali ke sisi pria itu? Dia sudah menyakitimu hingga seperti ini, membuat mu menangis sepanjang malam dan kau masih tetap ingin kembali kesana? Tinggal lah disini. Tinggallah dengan ku,ok?",SunHui memeluk tubuh Xiaomi dari belakang.
Xiaomi merasa terkejut dan mencoba untuk memberontak, tetapi SunHui memeluknya terlalu erat hingga sulit bagi Xiaomi untuk melepaskan diri. Xiaomi pun mulai merasa ketakutan. Ia hanya terus teringat pada Yanyan. Ini tidak sama. Benar benar tidak sama. Pria yang sedang mendekapnya ini bukanlah Yanyan. SunHui mulai memberikan kecupan di bagian belakang leher Xiaomi. Xiaomi merasa begitu takut hingga tubuhnya bergetar ketakutan. Sudah bisa dipastikan jika bukan dengan Yanyan ia tidak bisa melakukannya.
"SunHui..aku mohon padamu,biarkan aku pergi!",pinta Xiaomi pasrah.
SunHui pun mengentikan tindakkannya.
"Maafkan aku, aku tidak bisa mencintaimu. Aku hanya mencintai Yanyan, tidak perduli kesalahan apapun yang sudah ia lakukan, aku tetap tidak bisa berhenti untuk mencintainya. Karena aku perduli padanya lah maka aku menangis seperti itu. Selain Yanyan,aku tidak bisa menyukai orang lain lagi. Maafkan aku..tolong maafkan aku."
"Aku sudah berada di dekatmu hampir empat tahun lamanya, apakah kau tahu berapa lama itu? Aku pikir suatu saat kau akan mulai menyadari bagaimana perasaan ku padamu,tapi ternyata tidak. Apakah waktu empat tahun tidak berarti apa apa bagimu?"
"Entah sudah berapa lama pun kau menyukai ku, aku tetap tidak bisa memberikan balasan apapun untuk perasaan mu padaku. Rasa cinta ku sudah aku berikan semuanya pada Yanyan. Bagaimana mungkin aku bisa mengambilnya kembali? SunHui, ini benar benar mustahil bagi kita berdua untuk bisa bersama."
"Apa kau sungguh begitu mencintainya?",SunHui terdengar begitu kecewa.
"Lebih daripada yang bisa kau bayangkan. Tanpa Yanyan aku tidak akan bisa hidup,"Xiaomi mengatakan hal tersebut dengan begitu yakin.
SunHui pun melepaskan pelukannya ditubuh Xiaomi. Kali ini ia sudah benar benar tidak memiliki harapan lagi. Dirinya dan Xiaomi tidak akan pernah mungkin bisa bersama. Ia memukul kepalanya sendiri sembari berjalan menuju pintu.
"Aku akan keluar membelikanmu makanan. Malam ini kau tinggallah disini. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan melakukan apapun padamu."
Setelah berkata seperti itu SunHui pun berjalan keluar rumah. Xiaomi kembali terduduk di atas sofa, sekali lagi ia tertidur.
*******
Saat SunHui sudah berada diluar, pria itu segera pergi menuju apartemen Yanyan. Pintu apartemen pria itu terlihat tidak dikunci. SunHui membuka pintu berjalan masuk kedalam dan ia bisa melihat Yanyan yang sedang duduk disofa sambil menghisap rokok. Wajahnya terlihat kelelahan dan sedih . Yanyan saat melihat SunHui berada dirumahnya, ia beranjak bangun berjalan kearah SunHui dan mencengkram kerah baju nya.
"Dimana Xiaomi?!!"
SunHui memberitahukan alamat rumahnya pada Yanyan. Yanyan kemudian menghempaskan tubuh SunHui ke lantai.
"Akan lebih baik kalau kau tidak menyentuh Xiaomi sedikitpun, jika kau berani menyentuhnya aku tidak akan melepaskanmu!"
Selesai berkata seperti itu, Yanyan segera pergi menuju alamat yang SunHui berikan tadi.
******
Tidak beberapa lama kemudian, Yanyan sudah berada di depan rumah SunHui. Ia langsung mengetuk keras pintu rumah SunHui.
"Su Xiaomi! Buka pintunya!"
Xiaomi saat mendengar suara Yanyan, dengan terkejut ia beranjak bangun . Kali ini ia tidak sedang bermimpi. Yanyan benar benar berada diluar saat ini. Xiaomi sedang menimbang nimbang apakah ia harus membuka kan pintu untuk yanyan. Jika ia membukannya, apa yang harus ia katakan selanjutnya?
Yanyan terlihat menyalakan sebatang rokok miliknya dan beranjak duduk di depan pintu.
"Su Xiaomi, setidaknya kau harus mendengarkan seluruh ceritanya terlebih dahulu. Kau menangisi hal yang sama sekali tidak penting. Kau ini...dasar bocah cengeng. Aku tidak pernah berbohong padamu. Hanya kau dan otakmu yang segitu ,untuk apa aku harus membuat mu menjadi saksi hal seperti itu?
Kemarin aku lembur hingga jam 12 malam, GaoMei menelpon ku mengatakan kalau dia dan TianTian minum terlalu banyak dan seseorang disana mengganggu mereka berdua. Bagaimana pun juga ia tetap lah sepupu ku, aku tentu tidak akan membiarkan mereka begitu saja. Jadi aku pun datang untuk menjemput mereka berdua. Ketika di bar, saat aku menuntun Tiantian berjalan, ia begitu mabuk hingga muntah di baju ku. Aku pun membawa mereka ke hotel LE,menyewa dua buah kamar. Saat itu Tiantian mengatakan kalau ponselnya kehabisan baterai dan ingin meminjam milik ku. Siapa yang bisa menduga kalau ternyata GaoMei lah yang menggunakan ponselku. Ia mengambil kunci mobilku dan membawanya pergi. Aku pun mandi dikamar ku. Menunggu hingga pakaian ku kering dan aku berencana akan memesan taksi untuk pulang. Tetapi aku kelelahan hingga aku tertidur. Aku tidak perduli kau akan mempercayainya atau tidak. Yang penting aku sudah menjelaskan segalanya padamu."
Xiaomi memeluk erat kedua kakinya,diam mendengarkan penjelasan Yanyan dari balik pintu. Rokok di tangan Yanyan nyaris tersulut habis. Ia pun membuang puntung rokok yang tersisa dan kembali menyalakan sebatang lagi. Ia lalu melanjutkan perkataannya.
"Mengenai TianTian, aku bukan bermaksud untuk menyembunyikannya darimu, aku hanya tidak ingin menceritakan hal seperti itu padamu. Apa yang ingin kau dengar dariku? Menceritakan ketika aku masih berumur 15 tahun aku yang masih belum mengerti apapun soal cinta, sibuk bermain main dengar para wanita? Aku tidak ingin menceritakan cerita seperti itu padamu. Bukankah kau pernah mengatakan kalau kau hanya menginginkan cinta yang sederhana dan murni? Dan cinta seperti itu lah yang ingin aku berikan padamu. Jika aku menceritakan hal seperti itu padamu, apakah kau tidak akan kecewa? Kau tidak akan mulai membayangkan hal hal aneh nantinya? Apa bagimu masalah yang sudah terjadi dimasa lalu lebih penting? Bahkan lebih penting dari apa yang sedang kita jalani saat ini? Kita sudah bersama hampir dua tahun lamanya. Apakah diantara kita berdua masih belum ada rasa percaya satu sama lain? Aku harap kau kemarin mau menunggu disana dan mendengarkan penjelasan dari ku terlebih dahulu. Tetapi ternyata kau memilih untuk lari. Sejujurnya, saat itu, aku sungguh merasa kecewa. Tahu kah kau saat tadi malam aku menelpon mu dan ternyata Sunhui lah yang mengangkatnya, bisa kau bayangkan betapa marahnya aku? Aku paham kalau kau merasa sedih, tapi bisa kah kau bayangkan seberapa sedihnya aku? Aku pikir tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita berdua. Su Xiaomi, apakah hanya aku saja yang berpikir seperti itu?"
Pintu rumah SunHui pun perlahan terbuka, Xiaomi kini berdiri di depan pintu. Menatap kebawah, kearah Yanyan yang duduk dilantai. Yanyan beranjak bangun,membuang puntung rokoknya sembari membersihkan abu rokok yang menempel. Kini ia berhadapan dengan Xiaomi, Yanyan mengulurkan satu tangannya pada Xiaomi.
"Su Xiaomi,ayo kita pulang"
Xiaomi meletakkan tangannya diatas telapak tangan Yanyan. Diwajahnya yang masih penuh dengan air mata itu kini terlihat sebuah senyuman bahagia, ia mengangguk senang.
*********
Setibanya di apartemen Yanyan, mereka berdua hanya diam berbaring diatas tempat tidur. Xiaomi meletakkan kepalanya diatas dada Yanyan.
"Yan~ maafkan aku. Lain kali aku akan lebih mempercayaimu."
"Tidak akan lari lagi?"
"Tidak akan. Pasti tidak."
"Baiklah. Berhenti menangis, kau terlihat jelek."
"Perasaan ku sedang meluap,tidak boleh?"
"Lihatlah dirimu, seorang pria dewasa,menangis hingga seperti ini."
"Masih lebih baik daripada kau yang tidak memilik air mata"
"Kau ingin mati?"
"Kau tadi mengatakan begitu banyak kata kata yang menyentuh, sekarang begitu cepat sudah berubah!"
"Tadi aku hanya sedang berbohong padamu agar kau mau kembali pulang."
"Idiot"
Dipagi harinya,Xiaomi tampak berlari menuju ruang belajar. Ia terlihat menambahkan satu poin lagi pada kesepakatan mereka.
'Harus percaya dan saling mempercayai satu sama lain'
Kesepakatan tersebut pun semakin memperkuat cinta mereka berdua.
*********
Selamat membaca :)