The Secret to Hatred

By mybabyjy

67.3K 5.2K 340

"Betapa mirisnya hidupku, di penuhi dengan rahasia. Rahasia yang membuatku membenci segala yang ada." -Jaebum More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35

Part 26

1.2K 119 5
By mybabyjy

JaebumPov

Haripun berganti menjadi hari yang baru lagi. Semoga hari ini aku bisa melewati satu hari tanpa Junior disampingku. Belum menginjak sehari penuh aku sudah merindukannya, karena aku tidak berkirim pesan atau saling menghubungi. Aku tidak bisa membohongi perasaanku, aku benar benar merindukannya.

Sekarang ini aku sedang berjalan melewati koridor sekolah, aku sendirian. Biasanya selalu ada Junior disampingku berjalan beriringan dengannya.

'Jaebum kau terlalu berlebihan, ini belum menginjak satu hari penuh'

Persetan dengan itu!

Aku terus berjalan dalam diam, saat ini tujuanku adalah kelas. Karena di kelas aku bisa duduk dengan tenang sambil berpikir bagaimana aku meminta maaf padanya.

"Jb Hyung!" aku mendengar seseorang memanggilku, siapa lagi kalau bukan Bambam.

Aku pun menoleh keasal suara, dan Bambam pun berjalan menghampiriku. Aku menaikan satu alisku dan menatapnya dengan tatapan ada apa?

"Apa jadwal pertamamu hari ini?" tumben sekali Bambam bertanya seperti ini.

"Ehm, kelas Jo Kwon seonsaengnim." dia pun menganggukan kepalanya, "Memangnya kenapa?" tanyaku padanya.

"Tidak ada, hanya saja kelas kita berbeda hyung." sekarang aku yang menganggukan kepalaku. "Sungguh membosankan, jadwal pertamaku adalah kelas dari Min seonsaengnim."

Aku pun tertawa, yang diucapkan Bambam adalah benar. "Kau ini malah menertawaiku. Oh aku tahu, kau pasti juga senang karena sekelas dengan Junior bukan? Kau benar benar meremehkanku hyung."

Aku pun langsung menghentikan tawaku, apa dia bilang? Sekelas dengan Junior? Kali ini kata 'senang' tidak ada dalam diriku, melainkan 'bingung'.

Krriiingggg..

"Ah, sudah bell. Aku harus kekelas duluan hyung, bersenang senanglah dengan Junior." aku hanya melihat Bambam yang sudah menjauh dariku sambil melambaikan tangannya kepadaku.

Bersenang senang? Tidak untuk hari ini.

***

JuniorPov

Apa yang kalian rasakan jika orang yang kalian sukai duduk disamping kalian?

Senang?

Tapi, tidak bagiku untuk saat ini.

Seperti hari hari biasanya, aku dan Jaebum selalu duduk bersebelahan jika kami mendapatkan jadwal kelas yang sama.

Tapi Dewi Fortuna tidak berpihak padaku kali ini. Bagaimana tidak? Aku hampir telat memasuki kelasku, dan saat memasuki kelas aku mendapatkan sisa kursi terakhir disamping Jaebum. Untung saja Jo Kwon seonsaengnim tidak memarahiku.

Sejak jam pelajaran dimulai aku benar benar tidak fokus, bukan karena terganggu oleh suara pulpen yang dimainkan oleh Jaebum. Melainkan seseorang yang memainkan pulpen tersebut.

Aku pun mendengus karena sikap Jaebum yang seperti itu juga menggangguku dan yang lain.

"Apa kau merasa terganggu?" ini suara Jaebum, aku mengenalinya. Tapi suaranya tidak seperti biasa, kali ini terdengar sedikit dingin.

"Tidak." entah kata itu keluar begitu saja. Aku benar benar tidak tahu harus membalas apa.

Kalau boleh jujur, aku benar benar tidak tahan jika tidak bertegur sapa dengannya. Aku merasa hampa?

'Benar benar berlebiham kau Junior'

Persetan dengan berlebihan.

Aku merindukannya, merindukan Jaebum. Aku pun menghela nafasku, sekarang yang ada didalam pikiranku adalah bagaimana caranya aku dan Jaebum kembali seperti biasa?

"Baiklah, cukup sampai disini. Karena bell istirahat sudah berbunyi, nikmati waktu istirahat kalian. Dan sampai bertemu di kelas selanjutnya."

Aku pun menghembuskan nafasku pelan, akhirnya jam pelajaran pertama telah usai. Jam pelajaran yang sebenarnya sebentar, hari ini terasa begitu sangat lama. Kalian tahu alasan kenapa aku berkata seperti itu.

Aku pun beranjak dari dudukku, dan berjalan keluar kelas. Tapi sebelum aku benar benar keluar dari kelas, aku mendengar seseorang seperti memanggil namaku. Dan aku benar benar mengenali suara itu,

Suara Jaebum.

***

JaebumPov

Jam istirahat yang membosankan. Aku dan Bambam sedang berada dicafetaria, hanya berdua. Tidak ada Junior yang bersama kami.

"Hyung kenapa Junior tidak ikut ke cafetaria?" aku hanya mengedikkan bahuku.

"Kau ini kan sekelas dengannya mengapa tidak tahu?" lagi lagi aku hanya mengedikkan bahuku. Malas menjawab pertanyaan Bambam.

"Hfft, hari ini dia masuk tidak?" Bambam terlalu banyak tanya sekali.

"Masuk."

"Lalu mengapa kau dari tadi hanya mengangkat bahumu seolah olah kau tidak peduli." sialan untuk ucapanmu Bam.

"Lebih baik kau selesaikan makanmu dulu baru berbicara." ucapku seraya menyeruput jus ku.

"Kau tidak menghabiskan makanmu?" tanya Bambam yang melihat makananku masih utuh.

"Makanlah, aku belum menyentuhnya sama sekali." ucapku malas. Memang benar aku tidak nafsu untuk makan hari ini.

"Kau memang paham sekali denganku hyung." ujarnya yang kesenangan. Dasar bocah.

"Hyung kau tahu tidak, hari ini Jackson tidak masuk lagi." aku menaikkan satu alisku, tidak masuk?

"Hari ini aku sekelas dengannya, begitu juga dengan Mark dan Yugyeom." Bambam paham sekali aku belum bertanya dia sudah menjawab duluan.

"Dan kau tahu, saat nama Jackson di absen Mark yang mengatakan kalau ia sedang sakit. Aneh bukan?" aku hanya mengangguk anggukan kepalaku.

"Kau tidak marah? Atau kesal pada Mark?" oh Bambam belum tahu soal kejadian kemarin. Aku pun hanya mengedikkan bahuku, Bambam pun menatapku dengan selidik.

"Nanti akan ku ceritakan."

***

JuniorPov

Perpustakaan.

Tempat yang sedang ku kunjungi sekarang. Aku tidak tahu harus kemana saat ini kalau bukan ke perpustakaan. Aku lapar, tapi aku malas untuk ke cafetaria. Pasti disana ada Jaebum, cukup dikelas saja aku bertemu dengannya.

Aku tidak menghindarinya, hanya saja aku sedikit tidak mau untuk bertemu dengannya. Entahlah, setiap bertemu dengannya ada rasa rindu dan ingin berbicara padanya.

Aku pun menaruh kepalaku diatas meja dengan lipatan kedua tanganku sebagai alasnya. Aku benar benar tidak bersemangat.

"Junior oppa?" aku mendengar suara wanita memangilku, oh ini suara Junghwa. Aku pun mengangkat kepalaku dan mendongak.

"Sedang apa kau disini?" tanyaku padanya yang sudah duduk disebelahku.

"Dasar bodoh, tentu saja membaca. Ehm kau tidak ke cafetaria?" aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Berarti kau belum makan?" sekarang aku mengangguk.

"Kau tidak punya mulut untuk menjawab pertanyaanku?" dan sekarang aku hanya mengedikkan bahuku. Aku mendengarnya mendengus, pasti ia kesal gara gara aku tidak meresponnya.

"Kalau begitu ayo makan." aku merasakan pergelangan tanganku ditarik oleh Junghwa. Apa dia akan membawaku ke cafetaria?

"Aku tidak ingin ke cafetaria." ucapku ketika kami sudah sampai dipintu perpustakaan.

"Siapa bilang aku akan membawamu kesana? Kita akan ke taman, kita makan disana saja. Dan aku membawa bekal kau tidak perlu bertanya lagi. Sekarang ayo." aku pun hanya menuruti kemauan adikku ini.

Biarlah, aku malas untuk protes kali ini.

***

JaebumPov

Setelah bell pulang berbunyi akupun langsung keluar kelas, hari ini aku tidak ingin berlama lama disekolah. Saat keluar aku merasakan pergelangan tanganku ditarik oleh seseorang. Aku pun menoleh untuk melihat siapa yang menarik tanganku.

Mark?

Saat tahu Mark yang menarikku, aku pun menghempaskan tanganku begitu saja. Enak saja dia main menarikku, lagi pula ada keperluan apa lagi denganku?

"Jaebum ku mohon, kita perlu bicara."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." jawabku acuh.

"Ku mohon.." aku mendengar suara nya seperti lirihan. Kasihan juga.

"Cepat, aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu." aku melihatnya terdiam, aneh sekali. Tadi dia bilang ingin berbicara sekarang malah diam?

"Kau membuang waktuku Mark." aku pun berbalik meninggalkannya, tapi sebelum aku melangkah untuk menjauh aku mendengarnya berbicara dengan nada seperti berteriak.

"Ini menyangkut Junior." Junior? Apa maksudnya?

"Ku mohon untuk kali ini, nyawa Junior terancam. Ku mohon padamu Jaebum, temui ia sekarang sebelum terlambat." aku pun segera membalikkan tubuhku untuk menghadapnya.

"Apa maksudmu?!" mendengar ucapannya aku merasa hawa disekitarku menjadi panas.

Flashback~

MarkPov

Aku senang.

Bagaimana tidak? Jackson 'ku telah berubah dan kembali seperti yang ku kenal. Dia membatalkan rencana jahatnya hanya demiku. Aku benar benar bahagia dengan Jackson saat ini. Semoga dia benar benar berubah.

Saat ingin membuka gerbang rumah Jackson aku merasakan udara malam sangat dingin,

Ya Tuhan, aku melupakan jacketku.

Aku pun membalikkan tubuhku dan berjalan ke arah pintu rumah Jackson, untung saja tadi aku tidak menutup pintunya jadi aku tinggal masuk saja.

Saat ingin melangkah masuk aku mendengar samar samar suara Jackson,

"Aku hanya serius tentang rencanaku. Rencana yang akan tetap terlaksana, ingat itu."

Rencana apa lagi? Bukankah ia sudah membatalkannya?

"Tadi kau bilang?" oh ini suara Yugyeom.

"Tentu saja tidak bodoh. Aku sedikit berakting didepan Mark, dia tidak bisa kalau aku kasar. Harus dengan lembut, dan dia percaya bukan?"

Apa? Jadi? Yang tadi itu hanya akting saja? Jackson membohongiku!

"Tapi, akan sedikit ku ubah. Bagaimana dengan Junior? Dia yang menyebabkan ku seperti ini, dan membuat Mark ketahuan oleh Jb."

Tidak. Junior tidak boleh bernasib seperti Youngjae.

"Terserah mu saja."

Yugyeom bodoh! Kenapa tidak menahannya?

"Baiklah, kalau begitu kedua duanya. Itu akan lebih menyenangkan."

Aku harus bergerak lebih cepat dari Jackson.

Flashback off~

(Back to JaebumPov)

Apa?

Jackson sialan!

"Lebih baik sekarang kau temui Junior." aku pun mengangguk cepat ketika Mark memintaku untuk menemui Junior.

Saat aku ingin melangkah, aku pun berbalik lagi menghadap Mark,

"Terima kasih Mark." ucapku tulus, dan diapun mengangguk sembari tersenyum.

Lalu aku pun berlari menuju parkiran, semoga ia ada disana. Sesampainya aku hanya melihat Junghwa dan teman temannya. Aku pun menghampiri Junghwa,

"Dimana Junior?" tanyaku langsung.

"Baru saja keluar." sial.

Aku pun langsung menghampiri motorku. Menyalakannya, dan membawanya keluar dari sekolah ini.

Semoga dia belum jauh.

Aku pun terus membawa motorku ini sampai aku melihat motor dengan seseorang yang memakai seragam yang sama denganku.

Itu dia.

Tapi saat aku ingin mengejarnya aku melihat dari arah berlawanan ada mobil melaju dengan cepat, apa itu yang dimaksud Mark?

Tidak, itu tidak boleh terjadi! Aku harus bergerak dengan cepat.

Aku pun menambah kecepatan, sampai akhirnya aku bisa menyamai motorku dengannya,

"Junior tepikan motormu!" ucapku dengan nada berteriak. Tapi sial ia masih tidak mendengarnta, dia hanya menatapku.

Tidak ada cara lain.

Dengan terpaksa aku menendang motor Junior hingga ia jatuh ke tepi jalanan, maafkan aku Junior.

Dan tiba tiba aku merasakan tubuhku terpental, dan semuanya gelap.

***

JuniorPov (sebelum Jaebum kecelakaan)

"Kau yakin tidak ingin aku antar?" tanyaku pada Junghwa, kami sedang berada diparkiran. Junghwa bilang hari ini ia akan mengerjakan tugas kelompok dirumah Hyerin.

"Tidak oppa, aku akan pergi bersama dengan Hyerin. Kau pulang duluan saja, aku sudah mengirim pesan pada ibu." aku pun mengangguk.

Aku pun memakai helm, lalu menyalakan motorku. Dan berjalan keluar dari area sekolah ini, tapi tiba tiba aku merasakan perasaan yang tidak enak. Ada apa ini?

Biasanya jika seperti ini akan terjadi sesuatu yang berbahaya yang menyangkut orang terdekat ku. Tidak tidak, aku harus berpikir postif. Mungkin ini hanya perasaan tidak enak sementara.

Tiba tiba aku mendengar samar samar suara, seperti suara Jaebum. Lantas aku pun menoleh, memang benar itu Jaebum. Aku melihatnya seperti sedang berbicara, tapi aku tidak bisa mendengarnya karena menggunakan helm ini.

Lalu aku merasa motorku goyang, sampai aku jatuh ketepi jalanan. Apa aku tidak salah lihat? Jaebum menendang motorku sampai aku jatuh?

Dan sekarang aku merasakan sesuatu yang perih di bagian tangan dan kakiku. Oh sialan Jaebum.

Tapi tiba tiba aku mendengar suara yang membuatku terkejut, suara tabrakan. Aku pun segera menoleh keasal suara, dan mendapati tubuh seseorang yang berlumuran darah.

Jangan katakan jika itu Jaebum?

Aku pun segera menghampirinya, dan benar itu Jaebum. Aku melihat motornya yang sudah hancur dan terpisah dari bagiannya.

"Jaebum!!!" aku segera meletakkan kepalanya diatas pahaku.

"Jaebum, ku mohon bertahanlah.." aku merasakan mataku menghangat, sebentar lagi pasti aku akan menangis.

"Jaebum ku mohon..."

"Jaebum bertahanlah.."

"Jaebum.."

--

Tbc

Udh panjang kan yaa/??

Maaf klo feel nya blm dpt atau gmna--

Love~D

Continue Reading

You'll Also Like

119K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
1M 62K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
Raveline By Revaevaa

Teen Fiction

295 95 8
gimana kalo orng yg lo crush in selama bertahun-tahun, ternyata pacaran dibelakang lo,sama temen lo sendiri? "Gue suka sama lo Rei"Ucap Raveline den...
1M 82.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...