Part 26

1.2K 119 5
                                    

JaebumPov

Haripun berganti menjadi hari yang baru lagi. Semoga hari ini aku bisa melewati satu hari tanpa Junior disampingku. Belum menginjak sehari penuh aku sudah merindukannya, karena aku tidak berkirim pesan atau saling menghubungi. Aku tidak bisa membohongi perasaanku, aku benar benar merindukannya.

Sekarang ini aku sedang berjalan melewati koridor sekolah, aku sendirian. Biasanya selalu ada Junior disampingku berjalan beriringan dengannya.

'Jaebum kau terlalu berlebihan, ini belum menginjak satu hari penuh'

Persetan dengan itu!

Aku terus berjalan dalam diam, saat ini tujuanku adalah kelas. Karena di kelas aku bisa duduk dengan tenang sambil berpikir bagaimana aku meminta maaf padanya.

"Jb Hyung!" aku mendengar seseorang memanggilku, siapa lagi kalau bukan Bambam.

Aku pun menoleh keasal suara, dan Bambam pun berjalan menghampiriku. Aku menaikan satu alisku dan menatapnya dengan tatapan ada apa?

"Apa jadwal pertamamu hari ini?" tumben sekali Bambam bertanya seperti ini.

"Ehm, kelas Jo Kwon seonsaengnim." dia pun menganggukan kepalanya, "Memangnya kenapa?" tanyaku padanya.

"Tidak ada, hanya saja kelas kita berbeda hyung." sekarang aku yang menganggukan kepalaku. "Sungguh membosankan, jadwal pertamaku adalah kelas dari Min seonsaengnim."

Aku pun tertawa, yang diucapkan Bambam adalah benar. "Kau ini malah menertawaiku. Oh aku tahu, kau pasti juga senang karena sekelas dengan Junior bukan? Kau benar benar meremehkanku hyung."

Aku pun langsung menghentikan tawaku, apa dia bilang? Sekelas dengan Junior? Kali ini kata 'senang' tidak ada dalam diriku, melainkan 'bingung'.

Krriiingggg..

"Ah, sudah bell. Aku harus kekelas duluan hyung, bersenang senanglah dengan Junior." aku hanya melihat Bambam yang sudah menjauh dariku sambil melambaikan tangannya kepadaku.

Bersenang senang? Tidak untuk hari ini.

***

JuniorPov

Apa yang kalian rasakan jika orang yang kalian sukai duduk disamping kalian?

Senang?

Tapi, tidak bagiku untuk saat ini.

Seperti hari hari biasanya, aku dan Jaebum selalu duduk bersebelahan jika kami mendapatkan jadwal kelas yang sama.

Tapi Dewi Fortuna tidak berpihak padaku kali ini. Bagaimana tidak? Aku hampir telat memasuki kelasku, dan saat memasuki kelas aku mendapatkan sisa kursi terakhir disamping Jaebum. Untung saja Jo Kwon seonsaengnim tidak memarahiku.

Sejak jam pelajaran dimulai aku benar benar tidak fokus, bukan karena terganggu oleh suara pulpen yang dimainkan oleh Jaebum. Melainkan seseorang yang memainkan pulpen tersebut.

Aku pun mendengus karena sikap Jaebum yang seperti itu juga menggangguku dan yang lain.

"Apa kau merasa terganggu?" ini suara Jaebum, aku mengenalinya. Tapi suaranya tidak seperti biasa, kali ini terdengar sedikit dingin.

"Tidak." entah kata itu keluar begitu saja. Aku benar benar tidak tahu harus membalas apa.

Kalau boleh jujur, aku benar benar tidak tahan jika tidak bertegur sapa dengannya. Aku merasa hampa?

'Benar benar berlebiham kau Junior'

Persetan dengan berlebihan.

Aku merindukannya, merindukan Jaebum. Aku pun menghela nafasku, sekarang yang ada didalam pikiranku adalah bagaimana caranya aku dan Jaebum kembali seperti biasa?

The Secret to HatredDove le storie prendono vita. Scoprilo ora