Part 33

1.2K 107 9
                                    

1 bulan kemudian

Jaebum dan Junior semakin lengket, setiap jam istirahat mereka selalu pergunakan waktu untuk bersama. Begitu juga dengan teman teman mereka, kadang mereka melakukan triple date. Hubungan persahabatan mereka pun semakin membaik.

Jaebum baru saja tiba dirumahnya, ia baru pulang kencan dengan Junior. Ia merasa ia sudah kembali seperti dulu, kembali memiliki sahabat yang lengkap. Begitu juga dengan kekasih yang ia cintai.

Ia melangkah masuk kedalam rumah dengan senyum yang terus mengembang, tetapi senyuman itupun luntur ketika melihat seseorang. Seseorang yang belum ia maafkan saat ini,

"Ibu?" gumam Jaebum, tapi sang Ibu -nyonya Fei- mendengarnya. Ia pun menoleh pada anaknya,

"Kau memanggilku Ibu?" Fei mendekati Jaebum dengan wajah yang berbinar, bagaimana tidak? Ia begitu senang karena Jaebum memanggilnya dengan sebutan ibu.

Sadar akan ucapan ibu 'nya Jaebum pun berkata, "Mau apa anda kemari?" Jaebum sepertinya menarik kata 'ibu' dan berkata dengan nada datar.

"Ibu merindukanmu."

Jaebum ingin menangis, ia juga merindukan ibunya. Tapi rasa egois masih menguasai dirinya saat ini, ia belum bisa memaafkan ibunya.

"Ini sudah malam, sebaiknya anda pulang."

Fei terkejut mendengar Jaebum mengusirnya, meskipun secara halus. Fei sudah bertekad untuk meminta maaf pada Jaebum malam ini juga.

"Jaebum, apakah ini caramu menyambut kedatangan ibu 'kandungmu'?" ucap Seuolong yang sedari tadi diam dengan menekankan kata terakhir.

"Aku lelah, ingin beristirahat. Permisi," Jaebum pun pergi meninggalkan Fei yang sudah meneteskan air matanya. Saat menaiki anak tangga ketiga ada seseorang yang memanggil namanya,

"Jaebum,"

Jaebum kenal dengan suara ini, tapi sepertinya ia tidak ingin menoleh.

"Ku kira dengan kau memaafkanku, kau juga memaafkan ibuku."

"Maaf Jack, perkataanmu itu sama sekali tidak berlaku didalam diriku saat ini."

Setelah mengucapkan itu Jaebum membalikkan badannya untuk melanjutkan jalannya. Jackson mengepalkan tangannya kuat kuat, ia kesal. Kesal karena sifat Jaebum yang masih sama seperti dulu, egois.

"Egois!"

Jaebum langsung berbalik menghadap Jackson, ia tidak terima dengan ucapan sahabatnya itu.

"Iya aku egois! Memang egois, dan sangat egois, puas?"

Suasana di ruang keluarga pun menjadi hening.

"Tidak, sebelum aku mendapatkan jawabannya." Jackson masih tetap dengan pendiriannya, sebutlah mereka keras kepala.

"Lebih baik kau bawa wanita ini pergi dari rumahku, dan bilang padanya jangan injakan kaki lagi dirumahku."

Jackson yang sedari tadi mengepalkan tangannya pun melayangkan tangannya untuk menghajar Jaebum, tapi Fei dengan cepat menahannya.

"Kau munafik! Aku tahu kau merindukan ibumu!"

Bughh

Satu bogeman mengenai pipi Jackson, ini yang kesekian kali Jaebum menghajar Jackson. Jaebum baru saja menghajarnya, ia tidak terima dengan ucapan Jackson.

"Aku sudah mendapatkan jawabannya. Kau merindukannya, bahkan menyayanginya."

Kali ini Jaebum menyesal telah berbuat itu pada Jackson, ke 'egoisan telah menguasai dirinya saat ini.

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang