Part 11

1.7K 183 9
                                    

JuniorPov

Lelah. Kata yang pas untuk'ku saat ini, bagaimana tidak lelah saat aku pulang sekolah tadi aku berjalan kaki dari sekolah menuju rumah, dan menurutku itu lumayan cukup jauh dan sangat melelahkan. Rasa lelah ku sedikit hilang ketika aku mendaratkan tubuhku diatas ranjangku ini, huh nyamannya.

By the way, tadi aku bertemu Jaebum di taman saat perjalanan menuju ke rumah, mungkin hanya kebetulan saja. Tapi dari raut wajahnya ia terlihat sedang murung seperti orang patah hati mungkin? Dan kalian harus tahu Jaebum tiba tiba memeluk'ku, entah itu gerakan reflek atau gerakan sadar dan aku merasa nyaman jika dipeluknya?

Ah buang fikiran itu jauh-jauh Junior, kau itu masih normal mungkin itu rasa nyaman berteman.

"Junior" panggilan dari ibu tiba tiba menyadarkan'ku. Sejak kapan ia sudah berada di kamarku? Aku terlalu sibuk memikirkan Jaebum jadi tak sadar.

"Ya bu ada apa" aku bangkit dari tiduranku dan duduk dipinggir kasur.

"Bisa kau tolong ibu?" aku mengangguk.

"Tolong kau ke supermarket beli bahan makanan, stok dirumah sudah habis sedangkan ibu butuh sayuran untuk membuat bubur untuk Junghwa" kata ibu sambil memberikan daftar bahan makanan yang harus ku beli.

Aku mengangguk.

"Dan kau bisa menggunakan motormu" aku sedikit terkejut, bukankah ibu tahu kalau motorku tidak ada bensinnya? Aku memandang ibu heran. Lalu ia terkekeh, ada apa ini?

"Ibu lupa memberitahumu, kau bisa menggunakan motormu lagi karena bahan bakarnya sudah di isi full oleh orang suruhan ibu" seketika senyumku mengembang lalu memeluk ibuku.

"Terima kasih bu kau memang yang terbaik"

"Jun lepaskan, kau bau keringat cepat bersihkan dirimu" aku melepaskan pelukan dan melihat ibu yang sedang menutup hidungnya, apakah aku sebau itu?

***

JaebumPov

Aku baru selesai mandi, setelah pulang dari taman tadi aku kembali kerumah dan memutuskan untuk tidur mungkin itu akan membuatku lebih baik lagi. Setelah bangun aku langsung mandi dan itu semakin membuatku lebih baik dan segar.

Tokk.tokk.tokk

Tumben sekali ada yang mau mengetuk pintuku, biasanya orang rumah langsung masuk begitu saja, aku menghampiri pintuku memegang kenopnya dan ingin membukanya tapi tidak bisa.

Huh pantas saja tidak bisa, ternyata terkunci. Aku lupa, tadi saat mau tidur aku menguncinya. Dasar bodoh.

Lalu aku memutar kunci tersebut dan membukanya, terlihatlah gadis kecil yang ku sayangi, adik'ku--Raena.

"Ada apa cantik" aku berjongkok untuk menyamai tinggiku dengannya.

"Oppa aku lapal" kenapa Raena tiba tiba lapar?bukan kah ini sudah lewat dari jam makan'nya? Kemana para pelayan sialan itu.

"Kau belum makan? Memangnya kemana Bibi Nayeon? Apakah dia tidak mengantarkanmu makanan?"

"Sudah oppa, tapi aku bosan dengan menu'nya itu telus, aku ingin makan dilual belsama oppa" sebetulnya aku juga lapar sih, tidak ada salahnya bukan?

"Baiklah kau tunggu di bawah dulu, oppa ingin bersiap-siap" ucapku seraya mengelus puncak kepalanya lalu berdiri.

"Oke" dia beranjak meninggalkanku dan terlihat senang dan semangat sekali. Kasihan Raena di usianya yang masih kecil ia kurang mendapatkan perhatian, dan dirumah ini hanya aku yang selalu meluangkan waktuku untuknya. Selebihnya para pelayan yang bekerja disini.

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now