Part 25

1.2K 109 9
                                    

JaebumPov

Bodoh.

Aku merasa diriku saat ini bodoh.

Terlalu bodoh sampai bisa mengatakan seperti itu. Aku mengacak acakan rambutku dengan kasar, sedari tadi aku hanya berdecak kesal pada diriku sendiri. Aku masih bisa mengingat reaksi wajah Junior ketika aku mengatakan hal itu, dia terlihat seperti sedih.

Entahlah, aku tidak tahu dia mempunyai perasaan yang sama terhadapku atau tidak. Aku sedang tidak bisa berpikir dengan jernih, pikiranku saat ini tertuju pada Junior.

Ya Tuhan, aku benar benar merasa bersalah. Kenapa aku tiba tiba bisa berkata seperti itu, Jackson sialan. Dia memanfaatkan keadaan dengan emosiku yang sedang buruk, dia benar benar mantan sahabat yang tahu kelemahanku.

"Mau sampai kapan kau menggeram seperti itu? Kau bukan vampire." aku segera mendongak dan mendapati Junhyeok sedang berdiri diambang pintu kamarku.

Aku merasakan tepi kasurku bergerak, ternyata Junhyeok yang duduk disebelahku. Aku sedang tidak ada mood untuk berbicara.

"Ada yang ingin kau ceritakan? Aku siap menjadi pendengar yang baik."
ucapan Junhyeok sama seperti Junior waktu menenangkanku ditaman, lagi lagi pikiranku tertuju padanya.

"Tidak ada. Keluarlah dari kamarku."

"Kau yakin? Hm yasudah, terserah padamu saja. Semoga beban yang sedang kau pikirkan tidak bertambah, karena kau tidak bisa menceritakannya pada orang yang tepat." Sial. Lagi lagi ucapannya hampir sama seperti Junior.

Lalu aku merasa Junhyeok sudah bangun dari duduknya, dan berjalan melewatiku. Ucapan Junhyeok ada benarnya,

"Bagaimana cara menghilangkan rasa gengsi?" tanyaku tiba tiba saat Junhyeok ingin keluar.

"Gengsi?" bodoh malah bertanya balik. Dia pun membalikkan badannya menghadapku dan berjalan menghampiriku, "Cukup meyakinkan pada apa yang ingin kau katakan atau yang ingin kau lakukan."

Apa maksudnya?

"Aku tahu kau memiliki rasa gengsi yang tinggi, maka dari itu yakinkan dirimu terlebih dahulu. Dan.. Buang keegoisanmu."

Sial ucapannya tepat sasaran.

"Jika kau ingin mengungkapkan sesuatu pada seseorang, tapi terhalang karena ucapan orang lain yang sangat mengganggumu maka jangan kau pikirkan ucapan orang itu. Anggap saja seperti angin lewat yang tidak berguna. Cukup yakinkan dirimu dengan apa yang ingin kau lakukan, dan fokus 'lah pada seseorang itu."

Junhyeok sudah seperti cenayang yang bisa membaca pikiran orang.

"Tapi aku merasa tidak bisa." gumamku, tapi sialnya Junhyeok mendengarnya.

"Seseorang akan merasa tidak bisa melakukan apapun karena trauma mengingat masa lalu, biasanya seperti itu. Percayalah, masa lalu tidak akan bertahan lama jika kau tidak mengingatnya."

Lagi lagi sialan untuk Junhyeok.

"Aku tahu kau mengalaminya, jadi kau cukup lupakan hal bodoh itu. Masa lalu adalah kehidupan yang sudah terlampaui, dan masa sekarang adalah kehidupan yang harus kau jalani."

Sejak kapan ia menjadi bijak?

"Aku sudah berbicara panjang, pikirkan baik baik." aku merasa tangannya mengacak pelan rambutku. Dan dia berbalik berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamarku,

"Hyung," aku menghentikan langkahnya, membuatnya kembali berbalik dan menaikkan satu alisnya.

"Terima kasih." ucapku tulus. Tapi ia malah terkekeh?

The Secret to HatredUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum