Part 7

1.8K 160 5
                                    

AuthorPov

Hari ini adalah hari senin tepat dimana dua hari berlalu dari kejadian itu. Hari baru untuk memulai sesuatu yang baru.

Saat ini Jaebum dan Bambam sedang berjalan beriringan di koridor sekolah, banyak sepasang mata yang memandang mereka lebih tepatnya memandang Jaebum.

'Norak sekali mereka seperti belum melihat orang dengan luka lebam, ingin ku tuncep itu mata' batin Jaebum.

Meskipun sudah dua hari yang lalu kejadian itu tetapi luka lebam diwajah Jaebum masih bisa terlihat dan perban di dahinya itupun belum bisa dibuka karena luka yang cukup parah.

Saat mereka --Jaebum dan Bambam-- ingin berbelok menuju kelasnya, tiba-tiba ada tangan yang menghadang mereka. Lantas Jaebum dan Bambam menghentikan langkahnya.

'Mau apa lagi dia' batin Jaebum.

'Dia tidak boleh tahu kalau aku tidak datang kearena balap karena disekap' lanjut batin Jaebum.

"Ada apa tuan.Jackson" ucap Jaebum dengan penekanan diakhir.

"Wooooo sombong sekali kau kawan, jangan karena kau menang kau bisa menyebutku dengan remehanmu itu" balas Jackson sambil tersenyum meremehkan.

'Menang?' Jaebum kembali membatin.

Jaebum menaikan satu alisnya tanda ia tidak mengerti tentang ini, ia masih menunggu ucapan Jackson.

"Jangan sok merendahkan diri seperti itu, aku tahu kau memenangkan balapan, maka dari itu aku ingin mengucapkan selamat padamu kawan lama" ucap Jackson dengan nada meremehkan lalu pergi meninggalkan Jaebum dan Bambam.

'Apa maksudnya?' batin Jaebum keheranan.

'Ya Tuhan bagaimana ini' batin Bambam. Bambam mulai keringat dingin karena panik kalau Jaebum tahu akan hal ini dia bisa marah padanya.

Jaebum melirik Bambam yang sedang gelisah sendiri.
"Bam.. Bisa kau jelaskan padaku?"

"Pe..penjelasan a..apa hyung?" ucap Bambam terbata-bata.

"Se-mu-a-nya!" balas Jaebum dengan penekanan. Lalu pergi meninggalkan Bambam.

***

Saat ini Junior sedang berada di perpustakaan, hari ini guru yang mengajar dikelas Junior berhalangan untuk hadir jadi Junior memutuskan untuk ke perpustakaan.

Drrrtt..drrtt

Ponsel Junior bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk.

'Bambam? Mau apa lagi dia' batin Junior.

"Hall-" belum sempat Junior mengucapkan hallo Bambam sudah memotongnya.

"Jun ini gawat!"

"Apanya yang gawat"

"Kau harus membantuku lagi" Junior menghembuskan nafasnya kasar.

"Bukankah tugasku untuk membantumu sudah selesai?"

"Tugasnya kali ini menjadi dua kali lipat dan menjadi lebih rumit"

"Cepat katakan bantuan apa lagi dan ini yang terakhir kalinya Bam"

"Akan ku beritahu jika kau temui aku nanti saat jam istirahat di rooftop sekolah"

Tuuut.tuut

Panggilan terputus. Junior belum mengatakan IYA saat ditelepon tadi. Dan untuk apa Bambam memintanya untuk bertemu di rooftop sekolah?

***

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang