Part 24

1.2K 116 7
                                    

JuniorPov

Setelah bell berbunyi aku segera melenggang pergi keluar kelas, masa bodoh dengan masih adanya guru didalam kelasku. Tujuanku kali ini adalah kekelas Jaebum, untuk memberi tahukan tentang informasi yang ku dapat tadi.

Pasti kalian bertanya kenapa aku terburu buru keluar kelas sampai tidak peduli pada guru yang masih berada didalam kelasku. Karena aku tahu, ketika bell pulang berbunyi Jaebum akan lekas pulang, dia tidak suka berlama lama. Maka dari itu aku terburu buru.

Saat melewati beberapa koridor, aku melihat dua orang yang ku kenali.

Mark dan Yugyeom.

Mereka berjalan beriringan menuju arah cafetaria, sepertinya mereka mau ke sana. Apa aku harus mengikuti mereka?

Tidak,tidak.

Itu akan membuatku tertinggal oleh Jaebum, tapi di sisi lain aku merasa penasaran dengan mereka.

Aku sempat menghentikan langkahku, sembari berpikir untuk menentukan kemana jalanku ini. Menghampiri Jaebum dikelasnya, atau mengikuti Mark dan Yugyeom?

Tapi itu hanya membuang waktuku.

Lantas aku kembali melanjutkan jalanku ini menuju kelas Jaebum, mungkin kali ini adalah yang terpenting dari rasa penasaranku.

'Ya, yang terpenting juga didalam hatimu, Jaebum adalah prioritasmu kali ini'

Sial. Hatiku selalu berkata berbeda dengan ucapan mulutku.

***

JaebumPov

Bosan.

Bell pulang sekolah sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu, tapi guru Sin masih saja melanjutkan materi sialan itu. Menghela nafas, aku pun menoleh ke sebelah kananku. Bambam, ia sedang memainkan ponselnya dan sama sekali tidak peduli dengan guru Sin. Kali ini aku yang mendapatkan jadwal pelajaran yang sama dengan Bambam.

Padahal aku berharap bisa mendapatkan jadwal yang sama lagi dengan Junior. Bicara soal Junior, aku jadi teringat kejadian saat istirahat tadi. Aku tersenyum sendiri memikirkannya, wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus karena menahan gejolak sakit perutnya itu.

Entahlah, aku merasa dia lucu. Rela menahan sakit perutnya itu hanya karena malu mengatakannya padaku dan Bambam. Lagi lagi aku tertawa kecil sendirian memikirkannya.

Tiba tiba saja wajah Junior berubah dengan tangan seseorang yang sedang terlambai didepan wajahku. Aku pun mengerjapkan mataku, dan pandanganku mulai normal.

Aku kenal dengan tangan ini, lantas aku pun menoleh ke arah kanan. "Junior?" dia pun tersenyum. Ya Tuhan senyumannya,

"Ada perlu apa kau kemari?" tanyaku lagi.

"Ehm, bisa ikut denganku sebentar?" lagi lagi aku hanya bisa mengangguk mendengar perintahnya. Dan aku merasakan tangan lembut menyentuh telapak tanganku, aku pun menoleh lagi.

Junior menggenggam tanganku!

Rasanya hangat dan nyaman. Tapi seketika aku tersadar akan sesuatu dan menghentikan langkahku,

"Ya Tuhan, aku sedang ada kelas guru Sin." ucapku spontan dan Junior menatapku sembari tertawa?

"Jaebum, kelasmu sudah selesai dari 7 menit yang lalu. Kau melamun?" apa? Berarti selama 4 menit aku melamunkan Junior?

"Lagi lagi kau melamun, apa yang kau pikirkan?"

"Kau." sial aku keceplosan.

Aku pun segera menatap dinding koridor yang sama sekali tidak penting, aku menghindari tatapan dari Junior. Benar benar bodoh.

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now