UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √

By Rahma__Tam

1.3M 53.6K 1.6K

Warning!! 18+ & Banyak typo.. Cerita sedang dalam proses revisi ... Adera mengidap amnesia parsial, diman... More

UNTOUCHABLE || 1
UNTOUCHABLE || 2
UNTOUCHABLE || 3
UNTOUCHABLE || 4
UNTOUCHABLE || 5
UNTOUCHABLE || 6
UNTOUCHABLE || 7
UNTOUCHABLE || 8
9 || The Forgotten
10 || Meet You For The First Time
11 || It Was My Fault
12 || Anger
13 || Punishment
15 || Truth Doesn't Always to be Said
16 || Love is Pain
17 || Succumbing
18 || Martin Cornell
Not Update but Important
19. More Than a Kiss
20. Romantic Bath and Problem
21. Nightmare
22. I'm so Tired
23. Complicated (Private)
24. Choice
25. Fact
26. Trapped || Repost
27. Another Problem
28. My Turn, Christ
29. Fact(2) || Private
30. Regret
Author Note
31. Devil In Person || 1/2
31. Devil In Person || 2/2
32. Finding A Way
33. Someone is Leaving
34 || Waiting You || ENDING
EXTRA PART 1/2
EXTRA PART 2/2

14 || Beginning of the War

31.8K 1.4K 23
By Rahma__Tam

Please klik ⭐ before reading
Thank you 🙆

IG : rahma_tham
Spoiler : spop_ratham99

.
.

-14-

-Permulaan perang-

***

Christian berlari lari kecil menembus hujan singkat yang menerpanya. Mengabaikan pelayan yang lari tergopoh-gopoh membawa payung. Meski hujan itu hanya akan mengenai Christian beberapa detik saja sebelum terlindung oleh atap mobil, tapi pelayan itu tampak menyesal karena tidak dapat memberikan payung itu pada tuannya tepat waktu.

"Jalan" Christian memerintahkan supirnya segera setelah ia menutup pintu mobil.

"Baik tuan" respon sang supir. Mobilpun melaju keluar gerbang dan kemudian bergabung bersama beberapa kendaraan dijalan raya yang basah.

***

Martin mengedarkan pandangannya dengan seksama. Matanya menyipit berusaha fokus, Ia harus menajamkan penglihatan mengingat hujan memburamkan kaca mobilnya.

Martin menepi ke bahu jalan dekat halte. Ia melihat seorang wanita mengenakan hoodie dan jeans pendek tengah duduk disana seorang diri. Itu sudah pasti Adera, dan dugaan Martin benar saat ia mendekat. Dengan cepat dihampirinya wanita itu.

"Adera?!"

Adera dirayapi perasaan lega melihat Martin sudah ada di depannya. Mendekap bahunya.

"Kau kenapa?"

"Kau sakit?"

"Ya ampun Darah!" Martin hampir memekik

"Kita harus kerumah sakit!"

Adera mendengar semua itu, tapi ia tak mampu berucap apapun untuk membalas. Bibirnya kelu, tubuhnya menggigil, rasa sakitnya sudah tidak memilih lagi, merambat ke sekujur tubuhnya yang melemah. Lalu hal terakhir yang Adera lihat adalah rintik Hujan dan langit yang semakin menggelap.

Martin dengan sigap menangkap tubuh Adera yang limbung, wanita itu jatuh pingsan dalam keadaan terlalu pucat untuk dikatakan sebagai manusia. Martin menggedong Adera, membawanya masuk kedalam mobil dengan cepat. Dibaringkanya gadis itu di jok belakang, sebelum dengan tergesa gesa Martin melaju ke rumah sakit.

------

"Sialan! Dasar jalang!" Christian mengumpat didalam mobilnya, merapalkan sumpah serapah untuk dua insan manusia yang menyita fokus dan menguras emosinya itu.

Pemandangan yang entah kenapa menggores hatinya, padahal harusnya Christian tertawa lebar bisa menyakiti Adera hingga ia harus meminta tolong pada orang lain. Harusnya memang begitu, tapi nyatanya tidak.

Christian sangat tahu siapa laki laki yang menggendong Adera itu, siapa lagi kalau bukan Martin cornell. Pria yang dulu dijodohkan dengan Adenaya. Mereka sempat bertemu beberapa kali di kediaman Karl, meski tidak pernah benar benar bertegur sapa.

"Aku bertemu kak Martin hari ini kak. Aku akan menemuinya lagi nanti di hotel miliknya, kami berbicarakanmu kak. Banyak sekali"

Christian mengingat perkataan Adera yang ia dengar waktu itu. Saat ia pulang kerja lebih cepat dan mengintip di kamar Adenaya. Perasaan itu muncul lagi di dadanya. Amarah yang entah kenapa tersulut hanya karena kemungkinan Adera bersama dengan Martin di hotel sekarang.

"Jalang! Apa gunanya aku mengkhawatirkan bitch itu, dia pasti akan bersenang senang dengan laki laki sialan " Christian terus bergumam dengan penuh prasangka. Supirnya hanya terdiam dan menunggu perintah. "Kita ke mansion sekarang" dan mobilpun berjalan dengan segera.

Christian sudah tiba di mansionnya dalam beberapa belas menit. Sebelumnya ia menelfon seorang pelayan untuk mengurus Adenaya di rumah, ia sendiri tidak tega meninggalkan gadisnya itu. Tapi mau bagaimana lagi, ada hal yang lebih mendesak yang ingin ia ketahui segera.

------

Adera mengerjapkan mata untuk menemukan titik fokus dari retinanya. Martin mendekat kearah Brankar saat dilihatnya wanita itu bergerak.

"Kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu?" Martin bertanya dengan antusias,  kekhawatirannya sedikit hilang.

"..."

"Kau pingsan. Sangat pucat dan begitu mengenaskan. Apa yang terjadi?"

Adera sedikit mengulas senyum untuk menjawab. Martin baru sadar tidak seharusnya ia memberondingi wanita itu dengan banyak pertanyaan padahal kondisi Adera tidak memungkinkan untuk menjawab semuanya.

Martin menghela nafas.

"Maafkan aku" katanya penuh raut penyesalan

"Tidak..apa apa" Adera membalas pelan, memejamkan matanya sejenak, menendang jauh jauh memori percintaan yang menyakitkan dengan Christian dari kepalanya.

"Aku tadi membaca hasil pemeriksaanmu. Maafkan aku karena harus bertanya ini, apa Christian yang melakukannya?"

Adera terdiam sesaat. Bingung harus menjawab apa dan malu harus menjawab bagaimana. Haruskah ia memberitahukan Martin?

"Adera jawab aku. Tidak apa apa ceritakan saja" bujuk Martin menatap iba ke manik Adera.

Wanita itu akhirnya mengangguk lemah. Ia membenarkan kalau tersangkanya adalah Christian.

"Ini hasil pemeriksaanmu" Martin terlihat menyodorkan sebuah kertas yang dia keluarkan dari dalam saku celananya.

"Terima kasih kak"

"Kenapa dia melakukan ini padamu? Tega sekali"

"Tidak apa apa.. aku bisa menahannya" Adera berusaha tegar "makasih kak" katanya lagi dengan lirih, mengulang rasa terima kasihnya.

"Baiklah, tapi jika kau menyuruhku memberikannya pelajaran,  aku akan dengan senang hati melakukannya"

Adera tertawa pelan,  menunjukkan deretan giginya yang rapih.  "Terima Kasih sudah berusaha menghiburku kak"

"Hahah baiklah. Lebih baik kau tertawa seperti itu.  Dan oh ya, aku akan meresmikan hotel keduaku di bali bulan depan. Aku akan memberimu undangan. Tamu tamuku akan senang kalau ada wanita cantik yang datang" Martin menyelipkan nada gurauan disana,  kembali menggoda Adera.

Adera terkekeh lagi. 

"Aku lebih suka kau tertawa seperti itu"

"Terima Kasih lagi kalau begitu" Kata Adera terus tersenyum,  merasa kalau moodnya sudah kembali. 

"Tapi aku tidak bercanda yah. Aku memang akan meresmikan Hotel di bali, Jadi  kau harus datang"

"..."

"Kenapa? Takut sama Christian?"

"..."

"Tenang saja. Itu gampang. Serahkan saja itu padaku" Martin membusung dada seakan sudah mencapai prestasi besar dengan berkata demikian. Alhasil Adera terkekeh geli.

Sesaat hening..

"kak? Aku ingin pulang, Christian akan marah kalau aku tidak ada dirumah jam segini" Adera teringat lagi oleh kemarahan Christian dan akan bahaya baginya kalau ia tidak pulang kerumah setelah pergi tanpa permisi.

"Tidak Adera! Diluar masih rintik dan ini sudah tengah malam. Biarkan dia marah, aku akan menghabisinya jika dia macam macam padamu lagi"

Adera tersenyum masam sambil memilin bagian bawah baju rawatnya. Bukan karena perkataan Martin, tapi lebih kepada kebodohannya. Ia bisa saja kabur kerumah orang tuanya, atau singkatnya kabur kemana saja menjadi gelandangan. Tapi satu satu yang ia inginkan adalah berada di dekat Christian,  ia sudah menganggap pria itu sebagai rumahnya,  rumah tempat ia pulang dan bagaimanapun Adera tidak akan bisa jauh dari sisi pria itu. Meski ia dihujami rasa sakit bertubi tubi.

"Besok pagi saja yah? Aku akan mengantarmu"

Adera hanya bisa mengangguk lemah. Lagian,  Christian tidak akan peduli padanya.  Entah kemanapun dia, apakah dia hilang atau mati sekalipun, pria itu tidak akan mengkhawatirkannya.  Jadi apa yang ia harapkan?  Setidaknya jika menuruti Martin,  ia bisa beristirahat tanpa khawatir dengan kemarahan Christian.

***

Kini setumpuk dokumen memenuhi meja kerja Christian. Jack -Asisten Pribadi- nya mencari semua dokumen itu dalam waktu kurang dari satu jam, dengan koneksi tentunya. Jack adalah orang kepercayaan Christian yang sudah mengabdi padanya di awal ia merintis perusahaannya. Dan Lily adalah sekertarisnya, yang hanya mengurus masalah perusahaan saja. Berbeda dengan Jack yang akan mengurus segala permintaan Christian baik pribadi ataupun mengenai perusahaan. Tidak peduli dimana kapan dan bagaimana, Jack harus siap siaga selama 24 jam. bersyukur Jack adalah orang yang sabar dan tidak banyak mengeluh, jika tidak malam ini pastilah ia akan mengajukan protes, sebab tuannya itu menyuruhnya mengumpulkan data seseorang dilarut malam, hujan pula. Untunglah koneksinya luas dan itu mempermudahnya menemukan semua data yang ia butuhkan kurang dari satu jam saja hanya dengan menghubungi rekannya yang satu ke rekan lainnya.

"Jack?" Christian memanggil Jack yang berdiri mematung di dekatnya.

"Yes sir?"

"Temukan jadwalnya untuk sebulan kedepan! dan apakah dia akan menetap di indonesia atau tidak"

"Baik sir" Jack pun undur diri untuk melaksanakan titah.

Sepeninggal Jack, Christian dengan fokus penuh memahami dokumen yang dibacanya. Sebagian dalam bentuk kertas dan sebagian lagi dalam bentuk soft copy yang ia baca melalui komputer kerjanya.

Sejauh berkas yang Christian baca, menjelaskan bahwa Martin Cornell adalah kebangsaan Amerika asli, bukan blasteran, menguasai banyak bahasa. Ayahnya bernama Luther Alden Horace dan ibunya bernama Delaney Adam, mereka sempat menetap di Indonesia lima tahun lalu. Horace Corporation adalah perusahaan induk berkedudukan di Washington D.C, Amerika serikat, milik kakek buyut Martin, Horace Lemuel yang berhasil menjaga kesuksesan bisnis mereka hingga ke tangan kakek martin kemudian ke ayahnya dan sekarang ke tangan Martin sendiri, tanpa pernah jatuh sekalipun. Bisnis keluarganya bergerak di bidang perhotelan, Ritel dan tambang minyak. Jangkauan mendunia dan kiprah juga prestasi di dunia bisnis sangat mengagumkan.

Christian beralih ke berkas yang berisi informasi mengenai bisnis Horace Corporation dibidang Perhotelan. Horace Hotel sudah membuktikan diri dengan mendirikan hotel-hotel primadona di berbagai Negara di dunia. di Asia sebut saja di Indonesia, Malaysia, Singapur, Thailand, Jepang, Korea dan China. Di indonesia saja Horace hotel sudah membentangkan sayap di 10 kota kota besar provinsi, seperti Jakarta tentunya, Manado, Makassar, Balikpapan, Bogor, surabaya, bandung, denpasar dan yang lainnya. Sedangkan di negara lainnya minimal Horace hotel akan membangun 2 hotel mereka di ibu kota negara itu.

Christian mengangguk paham, tentu perusahaan Martin lebih besar dari perusahaannya, itu semua karena bisnis itu sudah jalan turun temurun. Sedangkan Christian baru memulai sejak 5 tahun yang lalu dan barulah sukses 4 tahun yang lalu. Meski dikenal dengan perusahaan misterius, jangan salah sangka, Perusahan Christian bukanlah perusahaan kecil.

Christian kembali pada dokumen berikutnya. Tentang Bisnis Ritel Horace, Atau Horace Retail. Di jelaskan kalau Horace Retail menduduki posisi ke 10 dunia di awal terjunnya. Tetapi sekali lagi Horace Corporation menunjukkan prestasi gemilangnya dengan membawa Horace Retail menduduki posisi 5 besar di tahun kedua mereka berjalan. Dan tidak hanya sampai disitu, sekarang Horace Retail menjadi satu satunya saingan Walmart yang merupakan perusahaan Ritel terbesar dan terunggul di dunia yang Sudah beroperasi di 15 negara.

"Prestasi yang gemilang" gumam Christian sambil mengusap dagu.

Berkas berikutnya adalah tambang minyak milik Horace Corporation, Horace Oil company. menduduki tiga besar dunia setelah Saudi Arabian Oil company dan Libya National Oil company.

"Pantas saja Ayah Adenaya bersikukuh menjodohkannya dengan Martin waktu itu. Perusahaan kecilnya akan sangat diuntungkan. Cih" Christian berdecih mengolok.

Setelah puluhan menit Christian menghabiskan waktunya untuk membaca dokumen memuakkan itu, Jack datang dengan sebuah ipad ditangannya.

"Sudah dapat?" Christian langsung bertanya padahal Jack baru saja melewati ambang pintu.

"Yes sir. Anda bisa lihat jadwalnya disini, saya mendapatkannya langsung dari sekertarisnya" Jack menyodorkan Ipad yang dibawanya tadi. Christian langsung menerimanya "Dan dia akan menetap, mengenai alasannya belum ada satupun informasi. Tapi katanya alasan kenapa dia kembali menetap ke indonesia akan dipaparkannya ketika meresmikan Hotel baru di Bali bulan depan"

"Meresmikan Hotel?"

"Yes sir. Itu adalah Hotel kedua mereka di Bali. Anda bisa lihat di jadwalnya"

"Menarik. Aku harus mendapatkan undangannya Jack" bagi Jack itu adalah keharusan.

"Tapi sir, bagaimana caranya kita mendapatkan undangan itu disaat kita dikenal dengan perusahaan misterius?. Banyak yang tidak mengenal anda dan hanya tahu perusahaan anda saja. Mustahil untuk mendapatkan Undangan itu sir" perkataan Jack tidak salah, dijuluki sebagai perusahaan Misterius, tentu karena Christian tidak pernah menampakkan diri secara terang terangan di depan publik sebagai pemilik Anderson group. Dan ayahnya yang diatas namakan semuanya hanya menghabiskan waktu berdua dengan sang istri di London. Tentu orang orang semakin penasaran siapa di balik suksesnya perusahan itu.

Christian menyunggingkan senyum..

"Kau benar Jack, dan aku hanya perlu menampakkan diriku bukan?"

-TBC-


25 juni 2016

Rahma Tham

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 139K 30
{SUDAH DIHAPUS!!!} Ebook tersedia hanya di GOOGLE PLAYBOOK Menikah karena sebuah balas budi dan bertanggung jawab demi orang yang memberinya kesempa...
22.7K 1.2K 83
[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini...
1.2M 25.8K 11
#21+ Bhian, seorang gadis baik-baik yang telah putus asa akhirnya membuat keputusan besar yang mempertemukannya pada seorang Arya. Dan sejak malam it...
127K 5.2K 33
William pria 30 tahun yang senang berpetualang!