UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √

By Rahma__Tam

1.3M 53.6K 1.6K

Warning!! 18+ & Banyak typo.. Cerita sedang dalam proses revisi ... Adera mengidap amnesia parsial, diman... More

UNTOUCHABLE || 1
UNTOUCHABLE || 2
UNTOUCHABLE || 3
UNTOUCHABLE || 4
UNTOUCHABLE || 5
UNTOUCHABLE || 6
UNTOUCHABLE || 7
UNTOUCHABLE || 8
9 || The Forgotten
10 || Meet You For The First Time
11 || It Was My Fault
12 || Anger
14 || Beginning of the War
15 || Truth Doesn't Always to be Said
16 || Love is Pain
17 || Succumbing
18 || Martin Cornell
Not Update but Important
19. More Than a Kiss
20. Romantic Bath and Problem
21. Nightmare
22. I'm so Tired
23. Complicated (Private)
24. Choice
25. Fact
26. Trapped || Repost
27. Another Problem
28. My Turn, Christ
29. Fact(2) || Private
30. Regret
Author Note
31. Devil In Person || 1/2
31. Devil In Person || 2/2
32. Finding A Way
33. Someone is Leaving
34 || Waiting You || ENDING
EXTRA PART 1/2
EXTRA PART 2/2

13 || Punishment

36.3K 1.5K 32
By Rahma__Tam

Please klik ⭐ before reading
Thank you 🙆

IG : rahma_tham

.
.

-13-

- Hukuman -

***


"Christian dengarkan aku dulu. Aku bisa menjelaskan semuanya" Adera masih meronta, mau tidak mau membuat cengkraman Christian di lengannya semakin kuat. semakin melukai lengannya dalam dalam.

"menjelaskan apa huh?" Christian berkata dengan geram sambil mengatur nafasnya. membuat Adera semakin merinding ketakutan. "Dengar! Aku tidak ingin mendengar apapun! Aku akan memberimu pelajaran.tidak-tidak. Ini bukan pelajaran, ini hukuman"

"Christian kumohon.." Adera terus diseret hingga masuk ke kamarnya. Christian langsung membanting tubuh Adera keatas tempat tidur dengan kasar hingga tubuh Adera terpontang-panting.

"Mungkin ini adalah satu satunya cara supaya kau lebih berhati hati denganku. Sungguh mengurung atau menyiksamu tidak akan mempan" Christian mendekat kearah Adera, membuka kancing kemeja formal -untuk bekerja- nya satu per satu hingga pria itu kini bertelanjang dada.

Adera meringsut ke kepala tempat tidur. Wajahnya pucat pasi, ia memang mencintai pria ganas didepannya ini, tapi tidak akan memberikan Christian apapun sebelum ia mengatakan mencintainya.

"Christian kumohon. Aku salah! Maafkan aku" Adera berusaha agar bisa membujuk Christian yang sudah tersulut amarahnya hingga tak tersisa itu.

"Tidak" Christian bergumam "karena kau sudah mengingatku. Maka aku tidak perlu berhati hati lagi bukan? aku bisa melakukan apapun padamu sesuka hati" Christian sMenyisahkan celana kerjanya yang masih utuh, Adera tidak bisa tinggal diam dengan pemandangan itu, firasat buruk mulai bergentayangan di kepalanya. Christian naik ke tempat tidur, mendekati Adera yang menatapnya takut sambil menyeringai puas dengan ekspresi itu.

"KAKAK!!" pekik Adera tanpa sadar saat Christian menggoda dengan menyentuh betis Adera. Christian terdiam..

"Nama kakak siapa?"

"Kak jalan jalan kerumah ku yuk"

"Kakak lagi ngapain?"

"Kak? Besok kita jalan jalan yah"

Adera sedikit lega karena Christian terdiam. Tapi kemudian Christian menatap hambar kearahnya dan berkata dengan sinis "jangan memanggilku seperti itu lagi" .. sesaat setelah kalimat itu terlontar, Adera tahu tidak ada gunanya lagi ia menghindar, Christian tidak memiliki rasa kasihan lagi. Percuma jika ia tetap meronta ronta.

Dan detik berikutnya, Christian merobek dengan paksa semua pakaian yang ada di tubuh Adera tanpa tersisa seutas benangpun. begitu pula dengan nasib celana panjang Christian yang sudah ia lucuti dan terkapar entah dimana. Adera terisak, selama kegiatannya dan Christian itu ia hanya bisa membuatnya sambil menahan rasa sakit. Sore itu rasanya Adera kehilangan dunia tempatnya bertumpu, Rintik hujan yang tiba tiba turun menjadi teman bicara air matanya. Christian merenggut hal yang paling berharga untuknya dengan cara paling sadis dan tanpa belas kasihan. tidak ada kelembutan, hanya gemuruh keinginan untuk membalas rasa sakit dengan rasa sakit. Hingga Christian dan Adera sama sama menuju puncak pusaran yang menyakitkan. Penuh air mata dan kepedihan.

***

Christian membuka matanya, kini bed cover menutup tubuh nakednya dan tubuh menyedihkan yang entah kenapa terbaring di lengannya. Sesaat Christian ingin menepis kasar tubuh Adera agar menjauh, tapi terurung saat setetes air mata lolos dibalik sudut mata Adera.

Christian termangu cukup lama, Ia menelaah wajah yang tampak polos di sebelahnya itu lalu mengusap airmata yang tanpa malu terus membasahi pipi mulus Adera. Kemudian saat merasakan Adera melakukan pergerakan, Christian berpura pura terlelap.

Adera menggeliat, ia merasakan tangan kekar tengah menyanggah kepalanya. Tanpa butuh waktu lama semua ingatan beberapa jam yang mengisi memorinya. Membuatnya pening setengah mati.

Matanya terbuka, cukup terkejut saat menyadari Christian disebelahnya masih tertidur. Adera terpaku pada wajah tampan yang ia kagumi sejak lima tahun terakhir, wajah yang sama yang ia temui di gang kecil waktu itu. Tetapi sekarang lebih dewasa dan lebih tampan. Adera tersenyum kecut saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Christian, entah ia harus menyesal atau bersyukur dengan pertemuan itu. Apakah ia harus senang mengenal seorang Christian Anderson ataukah ia harus menghabiskan seluruh hidupnya dengan penyesalan karena telah mengenal pria itu. Bahkan mencintainya. Tapi sungguh, Adera selalu bisa menerima apapun itu jika tentang Christian.

Adera membuat pergerakan kecil. Mengangkat tangan kanannya agar bisa meraba wajah pria itu. Mengingati setiap harus tegas disana dengan jemari mungilnya.

"Alis..Mata..hidung..mulut.. kau tidak berubah. Maafkan aku kak, aku mencintaimu, dulu sekarang hingga nanti"

Cup-

Satu kecupan Adera layangkan ke bibir Christian yang disertai oleh bulir bulir air mata menyiratkan rasa pedih di hatinya. Kecupan itu mewakili cintanya yang tak terbalas hingga detik ini, bahkan setelah Christian merenggut hal yang paling berharga bagi dirinya sekalipun, Adera masih belum bisa memiliki hati beku didalam sana. Didalam dada Christian.

Adera tak ingin terisak dan membuat Christian terbangun dengan penuh amarah lagi, sudah cukup hukuman yang Christian berikan padanya. Adera menjauh, Ia berdiri dengan susah payah akibat denyutan diantara kedua paha mulusnya dan juga darah yang mengalir dari sana. Adera melesat ke walk in closet dan mengambil pakaian yang bisa digapainya saja. Akhirnya hoodie dan celana jeans pendek sepaha serta underwear terburu buru ia kenakan, tidak peduli pada kondisi dimana seharusnya ia membersihkan diri lebih dulu. Adera berjalan lunglai keluar kamar dengan hati yang hancur lebur.

Ia terisak lama di balik pintu, semua airmatanya tumpah tak tersisa. Christian sudah menghukumnya dengan kekalahan telak untuk tubuh juga hatinya.

***

Christian menikmati tangan mungil itu menyentuh tiap bagian diwajahnya. Apa lagi kecupan lembut di bibirnya. Jika saja kesadarannya belum kembali, ia akan dengan senang hati kembali melumat bibir ranum Adera dan mungkin melakukan hal panas itu lagi. Tapi tidak saat ia sadar dengan kebenciannya pada Adera.

Christian teringat dengan ucapan Adera "Alis..Mata..hidung..mulut.. kau tidak berubah. Maafkan aku kak, aku mencintaimu, dulu sekarang hingga nanti"

Pernyataan cinta, Lebih tepatnya gumaman yang menyatakan Cinta itu membuat Christian termenung sekaligus terkejut. Ia lalu mengingat Adera dulu.

"Kak? Mau tidak jadi pacarku? Besok kita kencan ok?"

"Kak aku cinta sama kakak. Mau yah jadi pacarku"

"Kak kali ini aku serius. Jadi pacarku yah?"

"Aku cinta sama kakak"

"Aku tidak bercanda kak..aku cinta sama kakak"

Itu bukan kali pertama Adera mengatakan mencintainya. Terlalu sering hingga Christian lupa berapa kali tepatnya. Christian memejamkan matanya, meresapi sebuah rasa yang entah apa itu memaksa masuk menembus hatinya yang kelam. Fakta bahwa perasaan Adera tidak berubah kepadanya membuatnya sedikit goyah. Rasa bersalah terselip diantara rasa lainnya.

Gadis kecil itu tidak bercanda. Itulah kesimpulan yang akhirnya Christian ambil.

-----

Adera duduk untuk berteduh disebuah halte. Hujan bukannya behenti malah semakin deras mengguyur Jakarta tanpa rasa kasihan. Mengingatkan dirinya yang tidak bisa berbuat apa apa dibawah kuasa Christian.

Adera mendesa, Sekali kali ia mengumpulkan nafas karena terasa sesak sekali di dalam dadanya. sore yang panas itu kini berganti menjadi malam yang dingin, membuat hatinya beku. Sudah pukul 08 malam dan Adera hanya duduk di halte tanpa menaiki satu bus pun yang singgah disana. Ia sibuk merutuki nasib sialnya yang tak berujung, perasaan cintanya berimbas pada ketidak berdayaannya. Adera kembali menerawang masa masa indahnya sebelum kejadian lima tahun lalu. Meski bertepuk sebelah tangan, Adera tetap bahagia karena Christian selalu menuruti apa yang ia inginkan. Seharusnya ia tidak merusaknya, seharusnya ia membiarkan Adenaya kabur dengan Christian waktu itu. Tapi semua terlambat, ia tahu penyesalan akan ia tuai setelah hari itu.

Adera memeluk tubuhnya sendiri. Ia hanya memakai hoodie yang sudah lembab karena terciprat air hujan, juga celana jeans sepaha yang akan membuat kakinya kedinginan. hanya itu yang bisa ia gapai karena lemas disekujur tubuhnya. Bahkan memakai celana sangat sulit mengingat nyeri diantara kedua pahanya belum juga meredah. ponsel yang sempat ia sambar di atas nakas didekat tempat tidur Adenaya, menyita fokus Adera. Benar! Ada satu orang yang bisa menolongnya malam ini. Untung dia sudah menyimpan nomor telepon Martin sebelum Christian menggebrak pintu.

"Hallo? Martin Cornell berbicara. Ini siapa?"

"Ini aku, Adera"

"Kau baik baik saja? Suaramu terdengar parau"

"Bisa kakak menjemputku? Aku sedikit pusing"

"Kau dimana sekarang?"

Adera memutatkan pandangannya.

"Aku di halte. Aku tidak tahu ini dimana, aku hanya berlari dan kehilangan arah"

"Adera dengarkan aku baik baik! Jangan kemana mana dan jangan matikan ponselmu, aku akan kesana sekarang"

Adera hanya mengangguk lemah meski Ia tahu kalau Martin tidak akan melihat anggukannya. Lalu memutuskan panggilan telepon dengan sepihak.

Adera mengalihkan pandangannya ke kaki telanjangnya yang menyedihkan. Ia bahkan tidak memakai sendal ataupun sepatu. Bodoh! Rutuknya dalam hati. Keadaanya ini mengingatkannya dengan malam menyedihkan yang hampir sama mengenaskannya dengan sekarang, malam dimana Adenaya berencana akan kabur bersama Christian. Karena terlalu sesak, Adera berlari keluar rumah tanpa alas kaki. Membuat telapak kakinya memar dan lecet. Sungguh menyedihkan harus mengalami itu dua kali dan karena pria yang sama.

Adera masih bisa melihat darah mengalir tanpa henti di betisnya yang putih. Padahal ia sudah menyeka darah itu tapi tidak juga kunjung berhenti. Christian benar benar menyakitinya. Untung saja tidak ada orang di Halte yang akan mengira dirinya korban pemerkosaan laki laki hidung belang atau keguguran. Buru buru Adera mengusap darah itu lagi dengan telapak tangannya dan mencucinya dengan air hujan yang ditadahnya dengan tangan. Adera tak memikirkan kondisi itu, hingga ia hanya berlari tanpa arah kemana saja. Dan akhirnya hujan yang lebih deras membuatnya meneduh di bawa atap halte itu hingga sekarang.

Adera mendesah sekali lagi. Ia lelah, ingin beristirahat, rasa sakit disekujur tubuhnya menggerogotinya dalam dalam. Tapi tubuhnya lemah, ia tidak sanggup berjalan kemanapun lagi.

***


Christian tidak bisa tenang saat tidak mendapati Adera dimanapun didalam rumahnya. Adera tidak akan kabur tentu saja, tapi gadis itu harusnya tahu kalau hujan diluar bukan waktu yang tepat untuk menangkan diri. Dia harus beristirahat, apa lagi ia sempat mengintip kondisi gadis itu yang harus Christian akui sangat mengenaskan.

Christian memutuskan menelfon asisten pribadi nya. Menyuruhnya mencari Adera dimanapun di seluruh kota jakarta. mengetahui Adera sudah mengenal dirinya, membuatnya sedikit merasa iba. Rasa yang seharusnya tidak ada dan harus ia tepis jauh jauh. Tapi Christian tidak bisa menyangkal kedekatannya dengan Adera dimasa lalu. Gadis itu adik Adenaya, Adiknya juga.

Satu jam Christian menunggu dan kabar bahwa Adera di halte membuat rahangnya mengeras, tercetak dengan jelas bahwa ia kembali marah. Entah itu marah ataukah khawatir. Karena ia sedikit gelisah. Tapi tidak mungkinkan dia mengkhawatirkan Adera? Tidak mungkin hanya karena telah melalui hal panas itu bersama, Adera bisa mengubah rasa bencinya kan? It's impossible!

"SIAPKAN MOBIL SEGERA!!" Christian berteriak hingga pelayan yang mendengarnya langsung memberitahukan pada supir atas permintaan tuan mereka. Dan kurang dari satu menit, mobil Christian sudah terparkir di depan rumah.

-TBC-

24 Juni 2016

✏ Rahma Tham

Continue Reading

You'll Also Like

216K 30K 45
Lynn dijebak oleh kakak tirinya sendiri sehingga ia berakhir di kamar hotel dengan seorang pria yang merupakan kakak kelasnya semasa sekolah menengah...
1.5M 6.7K 6
Menemani seorang pria asing makan malam bukanlah ide bagus bagi seorang wanita bernama Evelyn Rosalina. Namun karena dia terdesak dan membutuhkan uan...
5.3K 394 8
Jack Daniel Thomson membeli Victoria Regina Smith dari Nyonya Megan Rose Smith yang gila uang, bahkan melunasi semua utang-utang judi ibu mertuanya i...
1.5M 75.3K 53
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...