It's Always been You (COMPLET...

By deaprillissa

1.1M 40.7K 1.1K

WARNING!!! SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE. JADI HARUS FOLLOW AKU DULU YA BIAR BISA BACA LENGKAP. BUKAN APA-APA, A... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
Chit Chat
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
Chapter 17
CHAPTER 18
ATTENTION :) BACA SAMPAI HABIS...
CHAPTER 19
Chapter 20
Chapter 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24 (belum ending)
Yuhuuuuuu
Chapter 26 -FINALE-

CHAPTER 25 (Goes to Ending)

19.3K 875 30
By deaprillissa


Siapa yang nungguin?


Langsung aja kalo begitu yaaaa. Selamat membacaaaaa semuanyaaaa :D

*

*

*


Enam bulan kemudian........

Alexa POV.

Hari ini akan menjadi hari terpanjang dan terberat dalam hidupku. Masih ingatkah kalian kalo Oliver dulu pernah berjanji bahwa pernikahan kami akan berlangsung satu tahun setelah kami resmi menjadi pacar? Tapi lagi-lagi Oliver mengingkari janjinya, ia MEMAKSA memajukan pernikahan kami menjadi bulan depan karena lagi-lagi Oliver salah paham saat aku kembali bertemu dengan Samuel seminggu yang lalu. Dan Oliver tidak mau mendengar penjelasanku.

Flashback on

"Le lo mau belanja berapa banyak lagi sih? Ini troli sampe penuh begini." Protes kak Vino padaku saat ia 'sedang' berbaik hati karena mau mengantarku berbelanja bulanan.

"Duuuuh gausah banyak omong deh kak, gue juga ngambil belanjaan sesuai sama apa yang udah di tulisin mama sama bi Imas." Jawabku sambil terus memilih-milih lobak yang menurutku 'bagus'.

"Le lo ngapain sih lobak lo liatin begitu? Ambil aja yang paling gede." Kali ini kulirik kak Vino yang daritadi cerewetnya melebihi ibu-ibu lagi arisan.

Tanpa kupedulikan, akhirnya aku menaruh lobak yang menurutku 'paling cantik' dan kembali berjalan mencari bahan selanjutnya diikuti kak Vino dari belakang bersama dengan trolinya.

Namun baru mau berbelok ke tempat penjualan susu aku merasa ada seseorang yang meneriaki namaku dari jauh.

"Alexa...."

Sontak aku dan kak Vino langsung menoleh ke arah asal suara itu.

Betapa kagetnya aku saat melihat ternyata Samuel-lah yang memanggilku. Ia terus berjalan kearah kami sambil terus melambaikan tangannya dan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Le itu kan....."

Belum sempat kak Vino melanjutkan omongannya, Samuel ternyata sudah sampai di hadapan kami.

"Wah ga nyangka ketemu lagi." Ujarnya sambil tetap mempertahankan senyum cemerlangnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanyaku berusaha santai, takut tiba-tiba Oliver akan muncul tiba-tiba seperti hantu dan memergokiku sedang bersama Samuel.

"As you can see." Jawabnya sambil mengangkat keranjang belanjaannya bermaksud menunjukkan padaku dengan senyum yang terus mengembang, seperti tidak ada masalah.

"Ekhm....!" Tiba-tiba obrolan kami terhenti saat kak Vino tiba-tiba berdeham.

"Masih ada gue kali. Ga sopan lo berdua malah ngobrol sendiri." Ujar kak Vino dengan tatapan kesalnya pada Samuel, sejak awal aku berhubungan dengan Sam kak Vino memang tidak terlalu menyukainya karena menurutnya Samuel adalah tipe laki-laki yang cuma bisa mematahkan hati perempuan. Namun nyatanya malah aku yang sepertinya meninggalkannya Karena tidak mau LDR.

"Eh Vin, apa kabar lo?" Samuel yang sedari tadi entah sadar atau tidak akan kehadiran kak Vino akhirnya menyapa dan menepuk pundak kak Vino akrab.

"Ga usah sok akrab lo." Sahut kak Vino ketus, seperti perempuan PMS. Aku yang mendengarnya hanya menatap bingung sedangkan Samuel hanya terkekeh pelan, sepertinya tidak terlalu menanggapi sikap kurang bersahabat dari kakakku itu.

"Udahan belum belanjanya?" Tiba-tiba Samuel kembali bertanya padaku.

Jujur aku bingung harus menjawab apa, takut kena jebakan batman.....

"Udahan kok, gue aja udah pegel banget." Kak Vino menjawab dengan santainya. "Ayo ah Le kita ke kasir gue udah laper." Ajak kak Vino padaku, tanpa mempedulikan Samuel. Dan terus berjalan meninggalkanku dan Samuel menuju kasir.

"Eh...-- bentar kak........" Saat aku ingin menyusul kak Vino tiba-tiba aku merasakan tanganku ditarik seseorang. Ternyata Samuel.

"Gue boleh ikut lo makan gak?" Tanyanya polos. Aku kembali berfikir, engga enak juga kalo harus nolak.

"Kalo engga juga gapapa sih hehe." Ujarnya lagi sambil terkekeh dan mengusap tengkuknya.

"Oh boleh boleh, yaudah ayo." Jawabku setelahnya dan kami akhirnya berjalan beriringan kearah kasir menghampiri kak Vino yang sudah terlebih dahulu sampai.

Namun kak Vino yang melihatku berjalan berdampingan dengan Sam mengernyitkan dahinya, mungkin ia bingung.

"Le lo ngapain bareng dia lagi?" Tanya kak Vino berbisik padaku saat aku sampai di hadapannya.

"Gapapa, dia mau gabung sama kita makan." Jawabku ikutan pelan, tidak enak jika Samuel mendengar.

"Serius lo? Wah Le lo jangan maen api deh, ntar kalo Olie—" Belum selesai kak Vino bicara aku langsung menutup mulutnya, karena sadar atau tidak dia mengatakannya dengan setengah berteriak, dan itu mengundang perhatian Samuel yang mengantri di samping kasir tempat aku dan kak Vino mengantri.

"Tenang deh kak, kita kan cuma mau makan. Lagian kan ada lo jadi gue ga cuma berduaan doang. Dan Jakarta gede, oke waktu itu pas ketemu Sam gue dipergokin sama Oliver, tapi masa sih gue kena buat yang kedua kalinya?" Ujarku pelan dan kak Vino seperti tampak berfikir.

"Ah who knows sih Le? Pacar lo kan kayak hantu tiba-tiba suka nongol sendiri kayak punya radar buat lo." Kak Vino kembali bicara, "Pokoknya kalo tiba-tiba kepergok sama Olie gue ga ikutan ah." Lanjutnya dan sepertinya sudah tidak ingin berbicara denganku.

*

*

*

"Mau pesen makanan apa Le?" Samuel bertanya padaku saat kami bertiga sudah ada di tempat makan yang berada di dalam mall yang sama dengan supermarket yang kami kunjungi tadi.

"Nasi goring sama es teh aja deh." Jawabku sekenanya, jujur aku merasa rishi sekarang dan sedikit cemas karena omongan kak Vino di kasir tadi. Bagaimana kalo Oliver beneran muncul disini?

"Le lo pesenin gue yang sama kayak lo aja. Gue mau ke toilet dulu." Ujar kak Vino padaku dan berjalan menuju toilet. Otomatis aku hanya berduaan dengan Samuel saat ini.

Semoga Oliver ga kesini, semoga Oliver ga lagi iseng makan siang disini.... Tak henti aku merapal doa. Mungkin sikapku seperti perempuan yang berada dalam keadaan selingkuh dan takut diketahui oleh pacarnya, tapi ayolah pacar mana yang senang jika melihat pacarnya makan bersama dengan sang mantan? Kalo lo udah tau begitu kenapa lo ga nolak pas dia minta gabung Le? Seru otakku meledek. Meskipun niatku tidak selingkuh pasti Oliver akan cepat berspekulasi jika melihat aku bersama dengan Samuel lagi.

"Kayaknya kakak kamu masih ga suka ya Le sama aku. Hahaha. Dari dulu loh, ga berubah juga." Ujar Sam garing memecahkan segala pikiran ngelanturku. Dan aku hanya tersenyum seadanya.

"Kamu tau sendiri pembawaan kak Vino gimana." Balasku sekenanya, sepertinya Samuel merasa kalau kehadirannya sekarang memang tidak diinginkan oleh kakakku.

Samuel hanya tertawa mendengar ucapanku dan mau tidak mau aku juga ikutan tertawa dibuatnya. Pernahkah aku berkata pada kalian kalo setiap tawa yang Samuel keluarkan dapat menular pada siapapun yang sedang bersamanya? Oh c'mon Le berenti mengenang kenangan ga penting itu. Teriak pikiranku.

Dan beberapa saat setelahnya tawa kami pun mereda dan Sam kembali menatap kearahku.

"Tapi serius deh Le, aku salut sama kamu. Meskipun kamu punya pacar tapi kamu masih mau bersikap sehangat ini sama mantan kamu." Ujarnya padaku, "Kapan hari eksekusinya? Aku dapet undangan kan?" Lanjutnya lagi dengan pertanyaan yang ambigu.

"Eksekusi?"

"Yep. The wedding." Tanyanya masih bersikap santai.

"Mungkin enam bulan lagi." Jawabku tidak yakin. Karena sampai saat ini saja aku dan Oliver belum membicarakannya lagi.

"Whoa... Congrats. Dan aku tebak. Pasti yang bersikeras untuk melangsungkan pernikahan enam bulan lagi itu calon suami kamu?" Tanyanya dengan wajah jahil dan wajahku seketika panas di buatnya, pasti sangat merah. "Ah.... I got you! Tapi aku tidak heran jika calon suamimu yang memaksa, karena siapapun tidak akan rela jika memiliki calon pengantin secantik dirimu dan diangguri terlalu lama. Keburu ada yang mendahului." Samuel berkata panjang lebar sebelum kembali terbahak oleh kata-katanya sendiri, dan entah kenapa lagi-lagi aku juga ikutan tertawa dibuatnya.

"Tapi satu yang ku yakini dan itu sudah pasti." Jelasnya lagi setelah kami menghentikan tawa.

"Apa itu?" Tanyaku kemudian.

"Because he really, truly, deeply in love with you." Samuel mengatakannya dengan pandangan yang tulus dan senyuman paling tulus yang pernah kulihat.

"Indeed." Ujarku menyetujuinya dengan senyum simpul, hatiku merasa hangat setelah mendengar pernyataan yang ia keluarkan mengenai Oliver dan entah mengapa sepertinya Samuel saat ini sudah berubah dari enam bulan lalu, karena sepertinya ia sudah tidak membahas tentang 'kami' tapi membahas tentang 'aku dan pasanganku'. Dan jujur saja aku sangat menyukai situasi ini.

Saat kami sedang tertawa, ada yang menepuk pundakku dari belakang dan saat aku berbalik seakan tawa yang tadi kukeluarkan tertelan kembali ke dalam tenggorokkanku begitu tahu siapa yang berada di belakangku dengan pandangan mematikannya.

Oliver.

Sepertinya aku harus mencari tahu mengenai satu kebenaran, Oliver itu manusia atau hantu yang menjelma menjadi manusia.

Flashback off.

Dan akhirnya, disinilah aku sekarang. Dalam perjalanan ke butik langganan keluarga untuk fitting gaun pengantin.

Saat sudah sampai aku langsung memarkirkan mobil dan masuk ke dalam butik yang lumayan besar itu.

"Selamat pagi Alexaaaa...." Kedatanganku langsung disambut oleh tante Anne sang pemilik butik.

"Pagi tante." Sapaku ramah dan membalas cipika cipikinya. Khas ibu-ibu.

"Wah tante seneng banget pas mama kamu telpon dan bilang kamu mau menikah. Ga nyangka Alexa udah gede." Tante Anne tak hentinya berbicara dan memutar-mutar tubuhku dan memperhatikannya dari ujung kaki ke ujung kepala.

"Duuuh kamu cantik banget, tapi tante ga heran sih. Pas kecil aja kamu gemesin apalagi udah gedenya."

"Oiya Calon kamu mana?" Tante Anne bertanya setelah selesai meneliti seluruh tubuhku.

"Nanti katanya dia nyusul dari kantor tan." Jawabku apa adanya.

"Yaudah sekarang kita liat-liat gaun yang sekiranya cocok sama kamu ya. Kalo pengantin laki-lakinya sih gampang, tinggal nyesuain sama yang wanitanya." Ajak tante Anne padaku menuju bagian dalam butiknya.

Setelah hampir satu jam aku memilih gaun akhirnya sudah ada 3 gaun yang aku dapatkan. Satu gaun semi kebaya pas badan berwarna putih dan duanya lagi adalah gaun yang aku kenakan pada resepsi. Kenapa dua gaun? Karena kami akan mengadakan dua resepsi, yang satu khusus untuk keluarga dan teman terdekat dan yang kedua adalah untuk seluruh kolega bisnis Oliver, papa, dad, kak Vino.... Yah pokoknya semua akan di tumpuk pada resepsi kedua.


"Cantik banget sih kamu Leee...." Jerit tante Anne saat baru selesai memakaikan veil di rambutku. Ia memandang takjub dengan mata yang berkilau.

"Bagus kan Dre?" Tanya tante Anne pada salah satu asistennya yang sedari tadi membatu kami, Andrea.

"Bagus banget buuu. Kayak bidadari." Sahut Andrea berlebihan, membuatku tersipu.

"Alexa?" Aku langsung membalikkan tubuhku saat mendengar ada yang memanggil. Ternyata Oliver.

Entah sejak kapan ia berdiri disana dengan pandangan yang tak pernah putus kepadaku. Terpana huh?

"Eh Nak Oliver ini pasti ya?" Sapa tante Anne ramah dan menjabat tangan Olie. Namun orang yang ditanya malah terus memandangku.

"Gimana nak Olie? Cantik gak pasangannya?" Tanya tante Anne lagi, dan kali ini Oliver sepertinya belum juga tersadar dari keterpanaannya.

"Cantik banget tan. Kayak bidadari, jatuh dari surga, dihadapanku....." Racau Oliver masih memandangku.

"E-e-aaa." Tak menyangka malah Andrea yang menyauti.

"Duh malah jadi kayak lagu ini mah buuu..." Lanjut Andrea lagi. Mau tak mau aku dan tante Anne pun tertawa dibuatnya sedangkan Oliver hanya misuh-misuh karena malu.

"Udah ah ayo nak Oliver. Kita fitting tuxedo buat kamu juga. Pengantin wanitanya sih udah selesai." Putus tante Anne sambil mendorong tubuh Oliver menjauh dariku.

"Ta—tapi tan, saya belum liat gaun yang dikenakan Alexa semuanya...." Protes Olie tak terima.

"Udah itung-itung kejutan buat kamu. Ini kan udah ada bocorannya satu. Yang lainnya nanti aja pas resepsi biar wow." Timpal tante Anne dan akhirnya Oliver pasrah mengikutinya. Dan aku hanya tersenyum melihatnya.

Akankah semuanya berjalan dengan sewajarnya? Batinku berbisik...


TBC

*

*

Lanjut gak?

Snapchat: deaprillissas

IG: deaprillissa

VOTE dan COMMENT jangan ketinggalan :* Terima kasih sudah membaca, yuhuuuuu


sumber photos: pinterest.com

Continue Reading

You'll Also Like

398K 22.2K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.5M 138K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...