The Secret to Hatred

By mybabyjy

67.3K 5.2K 340

"Betapa mirisnya hidupku, di penuhi dengan rahasia. Rahasia yang membuatku membenci segala yang ada." -Jaebum More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35

Part 11

1.7K 183 9
By mybabyjy

JuniorPov

Lelah. Kata yang pas untuk'ku saat ini, bagaimana tidak lelah saat aku pulang sekolah tadi aku berjalan kaki dari sekolah menuju rumah, dan menurutku itu lumayan cukup jauh dan sangat melelahkan. Rasa lelah ku sedikit hilang ketika aku mendaratkan tubuhku diatas ranjangku ini, huh nyamannya.

By the way, tadi aku bertemu Jaebum di taman saat perjalanan menuju ke rumah, mungkin hanya kebetulan saja. Tapi dari raut wajahnya ia terlihat sedang murung seperti orang patah hati mungkin? Dan kalian harus tahu Jaebum tiba tiba memeluk'ku, entah itu gerakan reflek atau gerakan sadar dan aku merasa nyaman jika dipeluknya?

Ah buang fikiran itu jauh-jauh Junior, kau itu masih normal mungkin itu rasa nyaman berteman.

"Junior" panggilan dari ibu tiba tiba menyadarkan'ku. Sejak kapan ia sudah berada di kamarku? Aku terlalu sibuk memikirkan Jaebum jadi tak sadar.

"Ya bu ada apa" aku bangkit dari tiduranku dan duduk dipinggir kasur.

"Bisa kau tolong ibu?" aku mengangguk.

"Tolong kau ke supermarket beli bahan makanan, stok dirumah sudah habis sedangkan ibu butuh sayuran untuk membuat bubur untuk Junghwa" kata ibu sambil memberikan daftar bahan makanan yang harus ku beli.

Aku mengangguk.

"Dan kau bisa menggunakan motormu" aku sedikit terkejut, bukankah ibu tahu kalau motorku tidak ada bensinnya? Aku memandang ibu heran. Lalu ia terkekeh, ada apa ini?

"Ibu lupa memberitahumu, kau bisa menggunakan motormu lagi karena bahan bakarnya sudah di isi full oleh orang suruhan ibu" seketika senyumku mengembang lalu memeluk ibuku.

"Terima kasih bu kau memang yang terbaik"

"Jun lepaskan, kau bau keringat cepat bersihkan dirimu" aku melepaskan pelukan dan melihat ibu yang sedang menutup hidungnya, apakah aku sebau itu?

***

JaebumPov

Aku baru selesai mandi, setelah pulang dari taman tadi aku kembali kerumah dan memutuskan untuk tidur mungkin itu akan membuatku lebih baik lagi. Setelah bangun aku langsung mandi dan itu semakin membuatku lebih baik dan segar.

Tokk.tokk.tokk

Tumben sekali ada yang mau mengetuk pintuku, biasanya orang rumah langsung masuk begitu saja, aku menghampiri pintuku memegang kenopnya dan ingin membukanya tapi tidak bisa.

Huh pantas saja tidak bisa, ternyata terkunci. Aku lupa, tadi saat mau tidur aku menguncinya. Dasar bodoh.

Lalu aku memutar kunci tersebut dan membukanya, terlihatlah gadis kecil yang ku sayangi, adik'ku--Raena.

"Ada apa cantik" aku berjongkok untuk menyamai tinggiku dengannya.

"Oppa aku lapal" kenapa Raena tiba tiba lapar?bukan kah ini sudah lewat dari jam makan'nya? Kemana para pelayan sialan itu.

"Kau belum makan? Memangnya kemana Bibi Nayeon? Apakah dia tidak mengantarkanmu makanan?"

"Sudah oppa, tapi aku bosan dengan menu'nya itu telus, aku ingin makan dilual belsama oppa" sebetulnya aku juga lapar sih, tidak ada salahnya bukan?

"Baiklah kau tunggu di bawah dulu, oppa ingin bersiap-siap" ucapku seraya mengelus puncak kepalanya lalu berdiri.

"Oke" dia beranjak meninggalkanku dan terlihat senang dan semangat sekali. Kasihan Raena di usianya yang masih kecil ia kurang mendapatkan perhatian, dan dirumah ini hanya aku yang selalu meluangkan waktuku untuknya. Selebihnya para pelayan yang bekerja disini.

***

JuniorPov

Aku sedikit menyesal telah menolong ibu, ternyata daftar bahan makanannya sangat banyak bahkan dua kali lipat dari biasanya. Dan yang lebih menyesal lagi aku menggunakan motor, bisa kalian bayangkan bagaimana jadinya? Jumlah kantung belanjaan yang harus ku bawa ada enam, sedangkan motorku adalah sejenis motor Jaebum. Motor yang sering digunakan untuk balapan.

Aku sudah mencoba untuk menghubungi Ibu dan Junghwa tapi salah satu dari mereka tidak ada yang mengangkatnya. Bagaimana ini, masa iya aku harus menunggu disini sampai malam? Oh bahkan ini sudah petang.

Aku sedang berada diparkiran, masih tetap melakukan hal yang sama --menghubungi Ibu dan Junghwa. Belanjaan sialan itu? Aku titip pada supermarket sialan itu juga.

Saat sedang mencoba menghubungi mereka, tiba tiba aku merasa bahuku bertabrakan dengan seseorang dan itu membuat ponsel ku terjatuh. Aku melihat dimana ponselku terjatuh dan ponsel ku mati? Sialan bagaimana cara aku menghubungi Ibu nanti.

"Maaf aku tidak sengaja aku sedang terburu-buru" ucap seseorang sambil membungkuk, dia seorang pria. Sepertinya ia sedang mengambil sesuatu yang terjatuh.

"Lain kali hati-hati" aku juga membungkuk untuk mengambil ponselku. Ketika aku berdiri kembali ia sedang menunduk memegang ponselnya sepertinya sedang mencoba menyalakannya, ternyata ponselnya juga terjatuh sama sepertiku dan mati juga.

"Ada apa dengan ponselmu" aku mencoba bertanya.

"Tidak ada apa-apa" Lalu ia mendongkak'kan kepalanya, dan aku melihat wajahnya.

"Aku permisi, sekali lagi aku minta maaf" ucapnya lalu meninggalkanku.

Aku masih berdiri ditempatku memandang dia berjalan semakin jauh, wajahnya sangat familiar tapi aku sungguh lupa.

Ayo Junior berfikir.

Berfikir.

Berfikir.

Berfikir.

Terus berfikir Jun!

Ha!

Bukankah dia pria yang ku lihat di koridor sekolah ? Pria yang waktu itu berciuman di koridor yang sepi bersama seorang pria juga?

Uh aku ingat! Jadi dia yang namanya mandu mandu itu?

Dan yang terakhir dia yang waktu itu balapan denganku waktu aku menggantikan posisi Jaebum. Bagaimana kau bisa lupa akan hal itu semua Junior, kau bodoh.

Aku benar-benar baru sadar ketika melihat wajahnya dari dekat, kenapa aku tidak ingat sama sekali, uh dasar otak'ku sepertinya harus di perbarui supaya bisa mengingat lebih banyak lagi.

***

JaebumPov

Setelah selesai makan dengan Raena disalah satu restoran, aku dan Raena berjalan jalan mengitari kota, menggunakan mobil tentunya. Aku tidak ingin menggunakan motor jika pergi bersama Raena, hanya saja aku tidak ingin mengambil resiko.

"Oppa tiba tiba aku ingin es klim" ucap Raena, aku masih fokus pada menyetir.

"Ini jauh dari taman Raena kita ingin beli dimana tidak ada tukang es krim disini"

"Huh, sungguh aku ingin es klim oppa" dia merengek, beda urusan kalau Raena ngambek.

Ku edarkan pandanganku, mencari cari yang Raena inginkan, tapi sama sekali tidak ada. Bagaimana ini?

"Oppa itu ada supelmalket, ayo ke sana aku yakin meleka pasti menjual es klim" aku langsung melihat ke arah dimana Raena tunjuk.

Segera ku kemudi'kan mobilku ke supermarket yang Raena maksud, dan memarkirkan mobilku pada parkiran yang telah disediakan.

"Ayo berburu es krim" aku turun dari mobilku, lalu membukakan pintu untuk Raena.

Saat ingin memasuki supermarket, aku melihat seseorang yang mirip dengan Junior? Apakah itu Junior?

"Oppa ayo" tiba tiba Raena menarik bajuku, aku mengangguk lalu mengikutinya mengambil es krim, dan ia mengambil banyak sekali.

Setelah aku bayar dikasir, kami langsung keluar dari supermarket itu dan aku melihat orang yang mirip dengan Junior masih ada ditempat semula aku melihatnya.

Aku berjalan menuntun Raena menghampirinya, tumben sekali Raena tidak protes? Aku menoleh padanya yang sedang asyik menjilati es krimnya.

"Junior" aku mencoba memanggil orang itu, semoga benar orang itu adalah Junior, kalau salah orang aku akan malu. Orang itu berbalik, dan benar itu adalah Junior.

"Jaebum?"

"Sedang apa kau disini" pertanyaan bodoh yang ku lontarkan, sudah tahu pasti ia berbelanja.

"Aku habis berbelanja, tapi aku tidak bisa pulang" lah bagaimana bisa begitu?aneh.

"Kau tidak membawa kendaraan?"

"Bawa, aku membawa motor" lalu apa yang menyebabkan dia tidak bisa pulang?

"Lalu?"

"Itu dia, aku tidak bisa pulang jika memakai motor, kau harus lihat belanjaan ku ini" ucapnya seraya menunjuk ke arah bawah. Dan aku sedikit terkejut melihat enam kantung belanjaan. Pantas saja.

"Banyak sekali belanjaanmu" gumamku yang masih bisa terdengar olehnya.

"Itu semua bahan makanan yang ibuku minta, lebih tepatnya lagi ibu menyuruhku berbelanja kebutuhan bahan makanan tapi aku sungguh menyesal telah melakukan ini" gerutunya seperti seorang wanita.

"Kalau begitu kau pulang denganku saja" aku tidak tahu apa yang aku ucapkan sungguh tiba tiba keluar begitu saja dari mulutku.

"Aku tidak ingin merepotkanmu"

"Lalu sampai kapan kau akan disini?" dia hanya mengedikkan bahunya.

Aku menoleh pada Raena yang masih asik dengan es krimnya.

"Raena, apakah kau tidak keberatan jika teman oppa ikut pulang bersama kita?" dia menoleh ke arahku dan melirik Junior. Lalu mengangguk.

Tumben sekali tidak cerewet, mungkin ia terlalu asik dengan es krim nya itu.

"Bagaimana dengan motorku" ucapnya dengan muka polosnya itu.

"Biar orang suruhanku yang mengurusnya" lalu ia mengangguk, dan kami -aku, Junior dan Raena berjalan menuju parkiran dimana mobilku terparkir.

***

JuniorPov

Keberuntungan memihak padaku kali ini, setelah kesialan menimpaku tadi ternyata keberuntungan datang. Datanglah keberuntungan setelah kesialan pergi.

Aku sedang berada didalam mobil Jaebum, bersama Jaebum tentunya dan Raena yang kutebak adalah adiknya.

"Oppa es klim ku yang ini habis, apakah aku boleh membuka yang lainnya lagi" oh itu suara Raena di kursi belakang, ia duduk di kuris belakang sedangkan aku disamping Jaebum.

"Raena kau sudah memakan tiga es krim sekaligus, simpan yang itu untuk dirumah jangan serakah" kakak yang baik, aku mana pernah seperti itu pada Junghwa.

Mereka terus berbicara mengenai soal es krim, aku tidak begitu mendengarkannya, pandanganku sekarang ke arah jendela mobil, melihat pemandangan luar dari dalam.

"Junior sudah sampai" cepat sekali? Baru saja tadi aku duduk dikursi mobil ini dan memberitahukan alamatku padanya dan ternyata sudah sampai saja.

"Hm iya terima kasih Jaebum, maaf kalau aku merepotkanmu"

"Tidak apa, oh iya motormu sudah sampai juga, itu kau bisa lihat depan pagarmu" aku langsung menoleh ke arah pagar rumahku dan benar motorku ada disana.

"Ya Tuhan, sekali lagi terima kasih aku benar benar merepotkan" dia hanya terkekeh.

"Jangan sungkan bila kau butuh aku" itukan kata kata yang ku ucapkan padanya ditaman tadi?

"Hey kau meniru kata-kata'ku" dia tertawa kecil, ya Tuhan dia manis sekali.

"Jaebum, aku turun dulu sekali lagi terima kasih dan kau tidak mau masuk?"

"Kau sudah mengucapkan kata terima kasih kesekian kali, dan ini yang terakhir, sama sama Junior dan untuk itu lain kali saja" ucapnya seraya tersenyum lagi dan lagi.

Lalu aku turun mengambil kantung belanjaanku di bagasi mobilnya, setelah selesai ku lambaikan tanganku padanya dan ia mulai menjalankan mobilnya meninggalkan komplek rumahku.

Tbc

Ini part terpanjang, jadi tlg hargain untuk vote+komen ...

Semoga suka sama moment bnior nya yang absurd:v

Continue Reading

You'll Also Like

199K 30.9K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
267K 21.1K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
20.1K 1K 45
#10 in Psikologi (16'Ags'18) #48 in Slice of Life (23'Nov'18) #103 in Mystery (16'Ags'18) Lama setelah Seiren menghilang, Edward masih menyimpan rasa...
555 74 12
Ini kisah pertemuan Leo dan Libra, nama yang unik dan sama sama terpaut zodiak masing masing. Ada yang bilang, Ketika Leo dan Libra menyatu dalam per...