[5] I'm Alpha's Mate! ✔

By Rakinsavers

4.4M 236K 7.1K

R : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2... More

Prolog
one
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelfth
Casting!
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two
Forty Three
Forty Four
Forty Five
Forty Six
Forty Seven
Forty Eight
Forty Nine
Fifty
Fifty One
Fifty Two
Fifty Three

Twenty Six

48.2K 3.1K 45
By Rakinsavers

Menetes dan berlinang, aku mohon kepada diri sendiri untuk kuat mengambil hormat pada hati yang tak habis-habisnya berdoa, untukku.

~Zarry Hendrik~

•••••

Raisa terdiam. Dia harus bagaimana sekarang? Berdiam diri? Atau bergerak? Raisa harus apa? Melawan?

Raisa harus bagaimana?

Raisa hanya bisa menumpahkan air matanya. Dia bahkan tidak kuat untuk bercerita kepada Peery maupun Avian.

Raisa sangat menahan sesak di benaknya. Sesak seakan di datang dari ribuan panah yang terus menghampiri jiwanya. Panah itu bahkan meninggalkan jejak yang sangat menyakitkan.

Raisa hanya bisa menangis!

"Luna!" Suara panggilan beserta ketukan berada di pintu kamarnya.

Omega bernama Syifa itu khawatir melihat calon Lunanya tidak keluar kamar semenjak calon Alphanya pergi bersama wanita yang mengaku sahabat calon Alphanya.

"Luna, tolong buka pintunya!"

Syifa terus mengetuk pintu. Dia tau perasaan Raisa, karena dia pun pernah merasakannya. Dahulu, sebelum dia menjadi Omega di White Moon Pack.

"Saya tau perasaan Luna. Tapi tolong buka pintunya! Saya mohon Luna!" Syifa berbicara dengan nada memohon.

"Luna saya mohon! Apa Luna mau kami di marahi oleh Alpha karena Luna tidak ingin keluar?

"Pergilah!!! Aku tidak apa-apa. Aku hanya lelah saja. Jika Peery datang atau bertanya bilang saja aku sedang istirahat," teriak Raisa dengan suara serak.

Syifa hanya menghela napas saja. Dia bisa apa? Dia hanyalah Omega yang derajatnya jauh lebih rendah dari calon Lunanya.

Syifa pergi dengan nampannya. Nampan yang berisi semangkok bubur dan segelas Jus Alpukat.

Raisa masih menangis. Dia menenggelamkan wajahnya di bantal yang di pegang. Dia kesal. Dia benci dengan Peter.

Mana? Mana janji yang telah Peter lontarkan kepadanya? Mana kata-kata manis yang membuatnya luluh? Mana pelukan dan kecupan di setiap pagi Raisa?

Mana itu semua? Seakan itu lenyap dalam waktu semalam. Waktu dimana Peter membawa gadis itu ke istananya.

Oh Raisa salah menyebut, seharusnya wanita itu. Yah, wanita yang telah merebut Peternya.

Huft, Raisa tau Raisa cemburu. Raisa memang sudah mencintai Peter. Apa dia salah? Tidak. Raisa hanya ingin melindungi miliknya dari seorang wanita yang mengaku sahabat miliknya.

"Kenapa Peter. Sekarang kamu berubah!" Raisa memeluk bantal yang dipakai untuk menutupi wajahnya. "Bahkan kamu bersikap cuek ke aku. Aku salah apa?"

Raisa terus menangis. Dia butuh Peery sekarang. Tapi dimana dia? Bahkan ini sudah sangat siang. Tapi Peery tidak datang.

Biasanya dia selalu datang, bahkan saat tidak di minta Raisa. Tapi sekarang?

Apa dia sibuk?

Yah, pasti itu. Terlebih lagi dua hari lagi Peery akan menikah. Secepat itu mereka ingin menikah.

Hidup mereka sangat enak. Tidak di landa cobaan, sedangkan seperti Raisa. Raisa sangat iri dengan Peery dan Avian.

Kenapa Raisa tidak seberuntung mereka?

Ahhh, kenapa Raisa jadi lemah seperti ini? Padahal sebelumnya, dia tidak pernah lemah seperti ini. Bahkan sebelum bertemu Peter.

Tuhan, kenapa dengan Raisa?

"Bodoh! Kenapa aku harus menangis seperti ini?"

Raisa membersihkan bekas air matanya yang mulai mengering. Dia mulai bangun dari tidurnya. Dia tau dia kuat.

Kenapa dia harus cemburu? Peter itu sudah tua. Bahkan umurnya sudah kepala tidak, sedangkan dia? Dia masih muda.

Yah, Raisa kuat. "Aku harus kuat. Persetan dengan dia. Biarkan dia menjilat ludahnya sendiri."

•••••

Raisa menatap layar TV yang ada di depannya. Matanya terfokus dengan salah satu program acara yang menarik perhatiannya. Program berita. Mungkin dia dapat menambah wawasannya tentang berita yang ada di luar sana.

Karena dia tau, disini dia tidak mendapatkan berita apa-apa.

Waktu sudah menunjukan pukul sembilam malam. Tapi mereka belum pulang.

Raisa sangat tidak peduli, itu menurut logikanya, tapi tidak dengan perasaannya. Perasaannya terus memberontak seakan dia sangat peduli. Lebih tepatnya sangat sakit hati.

Hatinya terus berteriak bahwa dia tidak kuat. Dia tau jika Peter jalan dengan perempuan lain selain dirinya. Itulah yang membuatnya semakin sesak di dada.

"Luna!" panggil seseorang.

Raisa menengok. Melihat Omega di depannya yang tersenyum hormat kepada Peter.

"Oh kau Syifa. Silakan duduk!"

Syifa menggeleng. Dia tidak ingin duduk di samping Lunanya. Itu dilarang oleh hukum yang ada di pack ini.

Lagi pun derajat Omega jauh di bawah derajat Luna yang ada di hadapannya. "Tidak Luna. Saya berdiri saja," ucapnya di sertai senyuman.

"Kenapa?"

"Sudah aturannya Luna. Saya ini hanya Omega. Dan tidak mungkin saja duduk di samping Luna."

Raisa tersenyum kepada wanita yang ada di hadapannya. Wanita yang Raisa taksir berumur 22-23 tahun. Gadis cantik yang mengunakan pakaian sama dengan Omega lainnya.

"Tidak apa. Aku yang bertanggung jawab, Syifa. Aku hanya ingin kau menjadi teman ngobrolku."

"Tapi Luna sa—"

"Ini perintah Syifa!"

Syifa hanya mengangguk saja. Dia langsung duduk di sofa.

Semenjak Lunanya keluar dari kamarnya, ekspresinya berubah 180 derajat. Seakan tidak terjadi apa-apa.

Lunanya sungguh aneh. Tapi Syifa melihat matanya. Matanya masih menujukan kekecewaan yang tertutupi dengan senyum gadis manis yang ada dihadapannya.

"Kenapa Luna memanggil saya?" tanya Syifa.

Raisa tersenyum melihat wanita yang umurnya lebih tua darinya. "Tidak. Aku hanya ingin bertanya, kenapa mengkhawatirkanku tadi?" tanya Raisa.

Dia bingung kenapa Syifa mengkhawatirkannya. Dan lagi kenapa Syifa bisa tau jika Raisa sedang menangis?

Padahal dia tidak memberi tau siapapun. Dia hany mengunci pintu. Udah itu aja. Apa Syifa memperhatikannya dari tadi?

Entahlah.

Syifa bingung harus menjawab apa. Matanya mengisyaratkan hal yang mengerikan. Hal yang sangat hancur di masa lalunya.

"Hmmm, Luna. Sa-saya hanya me-melihat wajah Lu-luna yang sedih. Itu saja," jawab Syifa gugup.

"Melihat? Oh tunggu, kau harus memanggilku Raisa. Jangan Luna. Aku merasa lebih tua dari mu."

"Tapi Luna—"

"Aduh ikuti saja. Tapi jika kau takut dengan Peter, kau panggil aku Luna saja. Tapi saat denganku. Berdua. Kau panggil aku Raisa."

Syifa hanya menangguk. Oh bahkan dia hanya bisa menurut dengan gadia yang tidak lama akan menjadi Lunanya.

"Ba-baik Lun, eh Raisa," jawab gugup Syifa. Oh Syifa entah kenapa selalu gugup jika dekat dengan Raisa. Dia merasa jika aura Raisa sebagai Luna sudah keluar.

Raisa tersenyum. "Bagus. Dan tunggu kau melihatku? Apa sejelas itu kau melihatku?"

"Tidak Luna. Hanya saja saya melihat sekilas Luna menahan tangis di tangga. Dan saya juga melihat Alpha dan Devira, hmmm maksud saya Ny. Devira pergi keluar."

Raisa terdiam. Sampai jam segini mereka belum pulang? Kemana mereka?

"Lalu kau juga berkata bahwa kau tau perasaanku. Apa maksudnya itu?"

Syifa terdiam. Dia mengingat masa kelamnya. Masa dimana dia harus pergi dari asalnya.

"Bahkan lebih dari perasaan sakit Luna," ucap Syifa dengan lemas.

Dia menahan sakit jika harus mengingat yang lalu. Raisa menaikan alisnya. Padangannya seolah bertanya maksud ucapan Syifa.

"Maksudmu?"

"Sa-saya di reject oleh mate saya."

Reject? Syifa di reject oleh matenya. Matenya menolak Syifa? Kenapa?

Seketika suasana menjadi dingin. Hawa malam seakan masuk di dalam pori-pori kulit. Syifa menahan tangisnya. Tumpukan air terbendung di pelupuk matanya.

"Kau di tolak oleh matemu?" Syifa mengangguk. "Kenapa?" tanya Raisa.

Sedikit Raisa tau tentang Werewolf. Bahkan dia tau tentang reject dari Peery dan buku sejarah Werewolf yang pernah dia baca.

Barang siapa yang menolak atau me-reject matenya, otomatis matenya akan mendapatkan sakit yang teramat sakit. Bahkan dapat menghancurkan hidup matenya.

"Entahlah. Dia tidak ingin menerima saya karena saya bukan berasal dari derajatnya. Karena keluarga saya adalah Omega. Hanya rakyat kecil. Sedangkan dia..." Syifa memotong ucapannya dan itu membuat Raisa penasaran.

"Sedangkan matemu apa?" tanya Raisa.

"Maaf Raisa, saya tidak memberi tau kamu. Saya sudah janji tidak akan membongkar identitas mate saya."

Raisa mengerti. Mungkin itu akan membuatnya membuka luka lama yang telah dia sembuhkan. Raisa kagum dengan wanita yang ada di depannya. Dia sudah di tolak, tapi tetap dia masih bisa menjalankan hidupnya dengan normal.

Bahkan tidak terlihat menderita.

"Maafkan aku Syifa."

"Untuk?"

"Karena telah membuka lukamu."

Syifa tersenyum. "Tidak Luna. Kau tidak salah. Aku yang salah."

Raisa tersenyum bahagia. Kali ini dia mendapatkan teman lagi. Teman yang mengerti perasaannya. Bahkan dia sudah melewati tahap yang sulit. Syifa memang hebat.

"Terimakasih Syifa." Raisa mengenggam tangan Syifa. Syifa masih tersenyum.

Calon Luna idaman sekali.

"Maaf Raisa. Aku boleh memberi nasihat?" tanya ragu-ragu Syifa.

Dia takut salah memberi nasihat. Raisa mengangguk. "Aku ingin kamu kuat menghadapi semua masalah Raisa. Aku tau hidupmu sudah sulit sejak kecil, tapi aku tau Moon Goddess memberikanmu masa depan yang indah Raisa. Karena Moon Goddess tau, kau adalah gadis yang sangat luar biasa," jelas panjang Syifa.

Raisa memeluk Syifa. Rasanya lega jika Syifa berbicara seperti itu. "Terimakasih lagi Syifa. Aku percaya denganmu. Kau adalah temanku sekarang."

Syifa tersenyum lagi. Setidaknya dia sudah membuat Raisa kuat, sebelum masalah yang lebih besar akan menimpa Raisa dan Peter.

Syifa tau itu.

"Sama-sama Raisa."

Sampai akhirnya cinta Peter dan Raisa tidak akan bertahan, jika Raisa tidak sanggup. Karena itulah Syifa membantu Raisa untuk kuat menghadapi masalah.

Walau dia harus mengkhianati seseorang.

-
-
-
-
-
-
-
-

N/A:

Hey happy 100k. Terima kasih sudah baca cerita aku ini. Dan terima kasih telah menunggu dan membuat cerita ini masih di posisi satu Werewolf. Thanks buat semuanya.

Oh ya menurut kalian Syifa ada hubungannya gak dengan Raisa dan Peter. Jawab ya guys😊

Jangan lupa vote dan komennya guys. Semakin banyak semakin cepat update.

Thanks
😀
Rakinsavers

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 95.1K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
4.9K 406 33
Bangsa serigala dan bangsa vampir adalah musuh bebuyutan yang tidak mungkin bisa bersama ataupun berdamai, semua itu terjadi karna kelicikan bangsa v...
2.6M 253K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
977K 12.8K 25
Sebuah Cincin bermata biru yang merupakan warisan dari Pakde suamiku membuat rumah tanggaku hancur. Mampukah aku lepas dari makhluk penunggu cincin...