Yes! I Love Him

By melativl

10.5K 482 20

Labilnya cinta membuat dunia terasa aneh. Sedingin apapun es akan mencair karna kehangatan yang melemahkannya... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
[REPOST] Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Baca Bentar
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
INFO CERITA BARU

Chapter 25

107 5 0
By melativl

#Amel POV

Sudah hampir setahun aku dan Iyan berpacaran namun kami jarang sekali berkomunikasi.

Kami sudah berbeda wilayah. Aku di Solo dan Iyan di Jakarta. Kami sibuk dengan kegiatan sekolah, mana lagi UN mulai dekat.

Semua teman-temanku tidak mengetahui statusku sekarang kecuali Nanda yaitu teman yang dengan senang hati mendengarkan curhatanku.  

“kowe ngopo nang kene dewean?(kamu ngapain disini sendirian?)” tanya Nanda.

“hubunganku dengan Iyan berjarak nan” sambil menikmati semilir angin di jembatan sekolah.

“yaiyalah genah, wong kowe nang kene dee nang Jakarta(yaiyalah jelag, lah kamu disini dia di jakarta)”

“ahhh nan, jangan pake bahasa jawa dong. Aku gak mau mikir buat translate-in”

“yayaya sorry, ceritalahhh” tanya Nanda sambil menyenggol lenganku.

“dia gak pernah ngasih kabar, aku sering liat foto dia sama temen cewek dia, sering dapet kabar aneh-aneh”

“keep calm sist, kalau kamu prioritas dia pasti deh dia gak bakalan macem-macem di belakang kamu” Aku hanya tersenyum dan kembali merasakan semilir angin sejuk.    

***

Aku menulis status di Line ku. Banyak yang berkomentar dan mengelike statusku.

‘Jauh mungkin lebih baik’  

Komentar:
Manda: uluh uluh tau deh yang LDR

Rara: long distance relationship ihiyyyy, kuadhhh ya

Hito: lebih baik jauh, mungkin. Galau neng?

Amelia R: tai kau semua btw thanks ra @Manda @Rara // apaansi bang? @Hito

Manda: bebepnya mana nih ah?

Hito: sama calon kaka ipar gak boleh gitu

Amelia R: @Manda berisik lu anak luwak // @Hito ih kan kamu bukan kakanya Iyan

Manda: @Rara ra gua dikatain ra!

Rara: kita doain cepet putus lu mel hahahaha

Manda: wetsehhh sangar.. janganlah kasian, nanti cendilian lagi @Rara

Amelia R: @Rara @Manda berisik lu luwak jones

Iyan: maaf

Rara: yah pacarnya keluar.. *brb kabur*

Amelia R: yang gak pernah ngabarin mah diem aja

Rara: kalian ada masalah? Kok gak pernah cerita

Manda: AADC(ada apa dengan cinta) kalian?

Oke ini salah satu hal yang paling malesi, kenapa dia harus ngomong gitu di komentar status sedangkan bales chattingan aja bisa dihitung jari.

***

#Iyan POV

Hari demi hari hubunganku dengan Amel berjarak, aku terlalu sibuk dengan pelajaran. Aku harus memikirkan banyak hal untuk masa depan. Mengurus perusahaan atau Menggapai apa yang aku cita-citakan. Dilemma bagiku. Mungkin jauh dengan Amel bisa membuat aku berfikir jernih, tapi aku salah aku malah terpuruk.

Aku melihat-lihat Timeline Line dan terdapat Amel di TLku bertuliskan

‘jauh mungkin lebih baik’

“ya Allah aku harus gimana?” ucapku setelah membaca status Amel.

***

#Author POV

Berbulan-bulan kemudian..  

“mel bulan depan UN, udah siap?” tanya Nanda.

“siap insyaAllah”

“kamu sehat kan? kok lemes gitu?”

“I’m fine nan, mau ke perpus gak?”

“mau lah, kamu harus ajarin mtk”

“siap komandan” jawab Amel sambil hormat.

Saat baru akan berjalan menuruni tangga, ada seseorang yang membisiki Amel.

“cailah iya deh yang nilai rata-rata UP nya peringkat ke 3 pararel” bisik Vian.

“eh vian, apaansi? Biasa aja kali”

“mau kemana nih?” tanya Vian.

“perpus, join?” ajak Nanda.

“call! Dari pada kayak kambing congek di kelas” jawab Vian.  

Mereka bertiga memasuki perpus, sepi hanya kata itu yang bisa menggambarkan keadaan perpus hari ini. Nanda dan Vian mengambil tempat di dekat rak buku statistic, fisika, mtk, kimia. Dan Amel langsung mencari buku yang ia perlukan.

“nih aku dapet buku yang sama kayak punya guru mtk kita” ucap Amel.

“ehh mel mel mel bentar jangan belajar dulu” cegah Nanda.

“loh kenapa?” tanya Amel.

“dengerin cerita Vian..”

“iya tadi tuh dikelas lagi ribut ngurusin kelompok belajar gitu mel, trus mereka nyebut nama kamu dan aku langsung keluar karena mereka ngomongin kamu” jelas Vian.

“ngomongin gimana?” tanya Nanda kepo.

“ya kayak Amel peringkat 3 perarel tuh harusnya bantu kita-kita dikelas belajar ehh malah ngeluyur entah kemana begitu Nan Mel” jelas Vian.

“hahaha biarin aja yan—” (nama itu mengingatkan ku kepada Iyan-batin Amel) Amel terdiam.

“kenapa mel? Jangan diambil hati” ucap Vian.

“eh-enggak kok, ayo belajar” ajak Amel.

Setelah belajar, mereka bertiga bercerita-cerita.

“vian, kapan PMI lagi?” tanya Amel.

“nanti aku kabarin jadwal PMInya” jawab Vian.

“nanti kalau aku ke Jakarta PMI ku gimana?” tanya Amel.

“kan bisa mutasi mel tapi harus ada alasan yang akurat” jelas Vian.

“ohh gitu”

“halahhhhh pasti kalau rapat gak pernah dengerin yaa” ledek Nanda.

“dengerin kok tapi dalam tidur hahahha” jawab Amel.

Mereka bertiga tertawa dan melupakan bahwa mereka sedang berhadapan dengan penjaga perpus yang killer.  

“sssssttttt bisa diem yang disana?!”

“yaaa buu” jawab mereka bertiga serentak.

***

Dirumah Amel

Amel pulang langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Kemudian mengambil Hp dari saku rok spannya yang sedari pagi tidak digunakannya. Melihat banyak sekali notifications Line.

“iyan?” ucap Amel sambil tersenyum.

Tanpa Amel menjawab Chattingan Iyan, ia freecall dengan Iyan.

Amel: assalamualaikum iyan, ada apa?

Iyan: waalaikumsalam, kamu kemana aja sih? Kok baru nelpon, aku khawatir tau

Amel: maaf ya, tumbenan kamu chat aku jadi aku gak ngehiraukan hpku

Iyan: tumbenan? Aku jahat ya gak pernah ngabarin kamu

Amel: iya kamu jahat (Amel menahan air matanya)

Iyan: sayang, kamu nangis?

Amel: enggak, aku cuman kecapean jadi pilek gitu

Iyan: jangan capek capek ya sayang, udah makan?

Amel: baru sampe rumah jadi belom makan

Iyan: yaudah aku tutup ya ada tugas banyak banget, jangan lupa makan yan, miss you so much

Amel: ya miss you too

Amel menutup telponnya. Dan menangis hingga malam tiba.    

Dilain tempat..

Rumah Iyan

Iyan selalu berkutat dengan buku, tahun ini ia memang menjadi murid terbaik disekolahnya. Di kamarnya mayoritas buku sisanya laptop, computer, alat print, alat scan, Tablet, Hp untuk membantunya dalam belajar. Wifi dikamarnya juga dipasang kencang. Ia jarang mengikuti organisasi sekolahnya, dan lebih sering mengikuti organisasi diluar sekolah seperti beladiri, karangtaruna, dan PPJ(persatuan pemuda Jakarta) [oke ini ngasal]. Peralatan game dia singkirkan dengan rapih di almari khusus peralatan game.  

Beda dengan Amel yang santai dengan pelajaran tapi tetap konsisten belajar. Suka membaca buku di perpustakaan negeri di Solo (oke ini ngasal) dan mencatatnya di buku catatan materinya. Amel lebih suka berorganisasi di dalam sekolah karena waktu dan tepat sesuai sekolah. Dan Amel gak pernah nolak untuk diajak main keluar rumah.

Iyan mengambil Hpnya sembari merenggangkan otot-ototnya yang menemainya belajar setiap saat. Iyan mengeLine Amel dan gak pernah diread. Iyan mengeLine Amel banyak sampai akhirnya di baca oleh Amel. Iyan bernafas lega, dan nggak lama Amel menelponnya.

Terdengar dari telepon Amel sedang menahan tangis.

‘Amel kamu kenapa?’ batin Iyan.  

Pikiran Iyan sudah nggak karuan ia sudah tidak mood belajar. Iyan membenturkan kepalanya ke buku dihadapannya. Kemudian tertidur.

***

UN hari 1

“mel kamu bisa ngerjain, semangat. Iyan semangat!” amel menyemangati dirinya sendiri di hadapan cermin.

Di lain tempat..

“yan, masa depan ditangan lu, semangat UN! Mel semangat juga ya” Iyan memandang cerminnya.  
Mereka memasuki kelas masing-masing dengan didaerah yang berbeda, Amel yang duduk di nomer 2 dan Iyan duduk di nomer 4 dari depan. Mereka saling melupakan untuk sejenak, mengerjakan dengan penuh keyakinan.

Pada UN hari ke 4

“hari ini hari terakhir UN, bentar lagi gua ketemu lu yan” ucap Amel memandang cermin.

Di lain tempat..

“hari terakhir UN tapi gua bakal ninggalin Amel” ucap lesu Iyan menatap cermin.

***

#Iyan POV

Makan malam setelah UN bersama keluarga. Aku duduk didepan Mamah.

“sudah lama gak makan bareng” ucap M.Iyan.

“iya nih mah aku sibuk belajar buat UN hehehe” jawabku.

“feeling kamu hasilnya gimana? Baguskah? Jelekkah?” tanya A.Iyan.

“harus bagus biar cita-citaku tercapai”

“emang cita-cita mas apa?” tanya Avita.

“tentara”   Jawabanku membuat Ayah menghentikan makannya.  

“maaf yah, aku gak bisa ngelanjutin perusahaan ayah. Aku punya cita-cita sendiri” jelasku.

“ayah gak minta kamu ngelanjutin perusahaan ayah” jawab Ayah datar.

Aku hanya melongo kaget mendengar jawaban Ayah.

“waktu itu ayah bilang aku harus ngelanjutin perusahaan ayah, sekarang ayah bilang ayah gak minta aku ngelanjutin perusahaan ayah, gimana deh?” jawabku.

“kalau kamu memang ingin jadi tentara silahkan, tapi jika kamu tidak bisa dapetin pangkat Letnan selama 3 tahun ayah akan memaksa kamu melanjutkan perusahaan ayah”

“yah gak bisa gitu, jadi letnan harus melewati pangkat-pangkat lainnya yah dan butuh waktu lama, aku ingin jadi pemimpin pasukan khusus” jelasku.

“tapi sayang, mamah gak rela kamu jadi tentara mamah gak mau cepat kehilangan kamu” ucap M.Iyan.

“aku bisa jaga diri mamah, aku gak bakal mati dengan cepat walaupun iya aku mati untuk Negara”

“mas beneran mau jadi tentara?” tanya Avita polos.

“iya sayang, aku butuh dukungan dari keluarga, aku akan terima tantangan Ayah kalau aku bisa dapat izin jadi tentara” jawabku tersenyum karena tidak ingin membuat masalah.

“baiklah”

Setelah selesai makan, aku menuju balkon kamarku. Mengambil gitar di almari khusus peralatan game.

“one call away” ucapku. Dan memulai petikan gitar.

I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one call away

Call me, baby, if you need a friend
I just wanna give you love
C'mon, c'mon, c'mon
Reaching out to you, so take a chance

No matter where you go
You know you're not alone

I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one call away

Come along with me and don't be scared
I just wanna set you free
C'mon, c'mon, c'mon
You and me can make it anywhere
For now, we can stay here for a while
Cause you know, I just wanna see you smile

No matter where you go
You know you're not alone

I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one call away

And when you're weak I'll be strong
I'm gonna keep holding on
Now don't you worry, it won't be long
Darling, and when you feel like hope is gone
Just run into my arms

I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one, I'm only one call away
I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman got nothing on me
I'm only one call away

I'm only one call away

“semoga pilihan gua gak salah mel, dan gua harap kalau gua pergi tanpa kabar bukan berarti gua ngejauh dari elu tapi gua lagi ngejar impian gua” ucapku.

***

#Amel POV

Aku mendapat amplop putih panjang dari sekolah setelah usai UN dan sampai rumah pun belum aku buka. Aku takut kalau isinya yang buruk-buruk. Aku memberanikan diri membuka amplop dan membuka surat tersbut. Bertuliskan,

“Yang terhormat Amelia Ramawardi, Anda di mutasi ke PMI Jakarta Timur selaku Anda akan berpindah ke Ibu kota Negara DKI Jakarta. Dan jika Anda tidak menerimanya Anda dapat membawa surat ini kembali ke PMI Solo dan menolaknya. Terimakasih.”

Aku terdiam membisu. Mencoba mencerna kata tiap kata.

*********************
Haiiii gaes.... sorryyyyy ya aku baru apdet.... lagi sibuk ukk saya miss u readerss

Continue Reading

You'll Also Like

437K 47.3K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
527K 25.9K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.6M 262K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.6M 150K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...