[5] I'm Alpha's Mate! ✔

By Rakinsavers

4.4M 236K 7.1K

R : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2... More

Prolog
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelfth
Casting!
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two
Forty Three
Forty Four
Forty Five
Forty Six
Forty Seven
Forty Eight
Forty Nine
Fifty
Fifty One
Fifty Two
Fifty Three

one

153K 9.7K 848
By Rakinsavers

Raisa's Pov

Aku menatap tumpukan buku yang aku rapihkan. Sekarang pukul lima pagi, tapi aku sudah rapih untuk kesekolah.

Jujur hari ini aku tidak bersemangat untuk kesekolah. Bukan aku malas. Aku hanya bosen mendapatkan hinaan dari teman sekolah.

Aku langsung keluar kamar. "Sialan kamu Alex. Kenapa kamu selingkuh lagi!" teriak seseorang. Aku mengenalnya.

Itu suara ibuku. Jelas aku melihat ayah dan ibuku sedang berdebat. Aku emang sudah biasa melihat seperti ini.

Jadi jangan kaget!

Aku terus memperhatikan mereka. Jujur aku ingin sekali mempunyai keluarga bahagia, tanpa broken home.

Ini sangat menyiksaku. Aku sedih. Aku kacau. Hidupku hancur. Tanpa adanya kebahagian.

"Della, kamu dengar ya 'dia' hanya teman aku! Kamu itu curiga mulu jadi istri." Aku hanya bisa menangis melihat ibu dibentak.

Aku bisa apa? Membuat mereka tidak bertengkar. Memisahkan mereka? Rasanya sangat mustahil bagi aku.

"BRENGSEK!!! JANGAN BOHONG KAMU! AKU TAU DIA SELINGKUHAN KAMU!" teriak ibu di wajah ayah.

Seketika tamparan menempel diwajah ibu. Aku hanya menutup wajahku. Sudah berapa aku melihat adegan kekerasan dikeluargaku.

Air mataku tak terbendung lagi. Aku muak dengan semua ini. "CUKUP AYAH, IBU!!!" teriakku disertai isak tangis.

Ingin rasanya aku marah. Tapi aku harus marah kepada siapa? Aku hanya seorang anak yang membutuhkan kedamaian. Itu saja cukup.

Tapi saat mereka berantem dan aku memisahkan mereka, mereka selalu berkata kamu tuh masih kecil, jangan ikut campur urusan orang dewasa!

Kata itu terus yang dilontarkan oleh ayah dan ibu. Bosen aku selalu mendengar ucapan mereka.

"Kamu ngapain disini? Kamu tuh masih kecil, jangan ikut..."

"Apa? Aku masih kecil? Aku tidak boleh ikut campur urusan kalian? Aku ini anak kalian! Kalian itu orangtuaku," isak tangisku. Aku menangis.

Tapi aku melihat mereka boda amat melihatku. Apa harus begini hidup? Tidak pernah bahagia.

"Dasar anak durhaka!" Seketika pipiku perih. Aku hanya menangis sambil memegang pipiku. Sakit.

Sudah berapa kali ayah menamparku? 10? 15? Entahlah aku bahkan tak menghitungnya. Aku hanya bisa menangis tanpa ada perlawanan.

Bukankah aku sudah bilang, kalau aku tidak berdaya. Aku hanya anak yang berharap adanya keajaiban. Anak gadis yang menghayal nantinya ada seorang pangeran berkuda putih datang dan menjemputku keistana.

Hah, mungkin aku terlalu berharap yang tidak mungkin terjadi, kenyataannya aku hanya gadis broken home. Cukup.

"Kamu tuh makanya jangan ikut campur urusan kami!" ucap ibu setelah ayah pergi entah kemana.

Aku tak tahu ayah kemana dan kapan perginya. Aku masih saja menangis. Aku tidak kuat dengan semua ini, tapi aku hanya bisa pasrah. Meratapi keajaiban yang akan datang nantinya.

"Sudah kamu pergi kesekolah sana!" Ibu langsung masuk ke kamar. Aku langsung mempersiapkan diri untuk sekolah.

Sebelumnya aku kekamar dulu untuk memakai foundation untuk menyamarkan bekas tamparan ayah dan bekas air mataku.

Aku harus kuat. Bukankah aku sudah seperti ini selama 10 tahun. Menjalani hidup yang sudah membuatku rapuh. Yah, kamu harus kuat Raisa.

•••••

Sampailah aku disekolah. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 dan sekolah masih sangat sepi.

Yah, tujuanku datang pagi adalah untuk membuat home work yang tidak aku kerjakan di rumah. kalian taulah kalau dirumah ada apa.

Suasana sangat dingin. Terlebih lagi kota Los Angeles sedang masuk musim dingin. Ini membuat bulu disetiap tubuhku berdiri. Aku hanya mengosok-gosokan tanganku. Berusaha menetralkan suhu yang ada ditubuhku.

Aku langsung mengerjakan PR Matematika. Jujur, aku memang sangat menyukai pelajaran ini. Matematika itu pelajaran yang paling mudah setelah bahasa Inggris.

Setengah jam aku mengerjakan home work. Tak terasa banyak siswa-siswi yang sudah masuk kedalam kelas. Aku seperti biasa saja. Bersikap dingin. Menutupi semua masalahku.

"Eh lihat deh si Raisa, masa kemarin aku lihat ayahnya sedang bersama pelacur," ucap Dena yang memandangku sinis.

Aku hanya menundukkan kepala saja. Berpura-pura tidak mendengar ucapan anak yang tidak bisa menjaga perkataannya itu.

"Oh ya? Aku juga melihat ibunya sedang bersama pria lain di sebuah kafe. Ibunya itu terlihat seperti bitch yang sedang menjual diri. Terus prianya itu seperti pengusaha gitu. Ihhh... menjijikan, you know!" Kyla menatapku jijik.

Tapi masih dengan posisiku. Diam. Dingin. Acuh. Dan tidak peduli.

Persetan dengan omongan mereka. Aku tidak peduli. Siapa mereka yang bisa menilai aku dan keluargaku. Mereka hanya orang asing yang berusaha ikut campur masalahku.

"Aduh orang tuanya aja begitu, apalagi anaknya ya!" Dena menekankan setiap kata yang dia keluarkan.

"Mungkin sekarang anaknya menjadi pelacur diluar sana. Atau mungkin simpanan om-om. Ih, aku tidak bisa membayangkannya Dena!"

Saat mereka sedang menghinaku dengan mulut kotornya, tiba-tiba Angel--Ratu gosip pun datang dengan senyum liciknya.

"Dena, Kyla aku aku punya berita ter-hot lohhh pagi ini," ucapnya setelah duduk disamping Dena dan Kyla.

"Berita apa tuh? Ada siswa tampan masuk kesekolah kita? Atau apa nih?" Kyla dan Dena langsung mendekat saat Angel datang.

"Sabar Kyla, kayaknya disini ada penguntit deh! Lihat Ratu Pelacur sedang menguping."

"Yaudah Angel, kita keluar saja. Daripada 'dia' menguping." Kyla dan Angel mengangguk setuju.

Aku manatap mereka benci. Kesal. Dendam. "Apa kau lihat-lihat kami seperti itu. Kamu dendam sama kami, hah?!" Aku hanya terdiam mendengar bentakan Angel.

"Dasar pelacur!" Aku masih terdiam mendengar mereka ngomong. Sudah kubilang bukan, aku bisa apa. Hanya pasrah.

Mereka pun keluar kelas. Aku langsung melanjutkan membaca buku. Menghilangkan sejenak masalahku.

Mungkin jika aku tulis masalahku dalam buku, mungkin aku bisa menjadi seorang penulis terkenal. Karena banyak sekali konflik dikehidupanku yang bisa saja aku jadikan sebuah buku atau novel.

Tapi saat aku sedang membaca novel Harry Potter aku mendengar jeritan siswi. Bukan, bukan jeritan kesulitan atau meminta tolong melainkan jeritan seperti fans yang bertemu idolanya.

Yah, seperti itu jeritan yang terdengar oleh telingaku.

"Kyaaa tampan banget!!!"

"Oh kau yang ada disana, maukah menjadi kekasihku?"

"Love you Peter."

"You're so handsome man! Will you to be mine?"

"Sumpah dewa neptusnus yang ada di spongebob, Tampan banget!!!"

Itulah teriakkan yang aku dengar. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ada guru baru. Tunggu apa mendengar sesuatu. Peter?

Nama itu yang aku dengar tadi. Setampan apa dia sampai diteriakin satu sekolah. Oh god, bisa jadi nanti tidak belajar cuman karena guru baru.

Jujur aku sangat penasaran denfan wajah guru baru itu. Setampan apa dia?

Aku pun langsung berjalan ke jendela. Di parkiran sudah sangat dengan siswi yang berkumpul. Dan ada satu pria yang sedang berdiri dengan menggunakan toxedo hitam.

Wajahnya tampan dan dingin. Dia bahkan tidak tersenyum ke siswi yang mengangguminya. Tatapannya tajam bagaikan pisau.

Rambutnya sedikit cokelat. Rahangnya keras. Badannya sangat jelas terlihat proposional. Dia terlihat seperti bukan seorang guru, melainkan pengusaha.

Aku terus memperhatikannya. Tapi saat dia melihatku, pandangan kami bertemu. Sangat lama. Aku melihat matanya dia berwarna biru laut. Indah memang.

Matanya tak jauh seperti mata Daniel Radcliffe. Ralat, bahkan jika dibandingkan Daniel Radcliffe, matanya jauh lebih indah. Sangat alami.

Tapi tiba-tibanya matanya berubah menjadi hitam pekat. Tunggu apa aku salah lihat. Matanya berwarna hitam pekat. Kapan dia mengantinya?

Apa dia memakai softlens? Entahlah. Tapi tidak mungkin jika dia memakai softlens. Sangat mustahil.

Tiba-tiba matanya kembali normal menjadi biru laut. Indah. Jujur apa yang terjadi dengannya.

Aku pun langsung mengalihkan pandanganku darinya. Jujur, semoga saja aku salah lihat. Yah, mungkin aku salah lihat. Aku mungkin kuranv tidur. Mungkin saja.

Positiv thinking!

Setelah satu jam akhirnya bel berbunyi. Semua siswa-siswi sudah duduk ditempatnya masing-masing, termasuk aku tentunya.

"Good morning Students!" Ucap wakil kepala sekolah. Entahlah namanya siapa. Aku tidak terlalu mementingkannya.

"Morning!" ucap kami serempat, ralat mereka bukan aku. Aku hanya terdiam.

"Perkenalkan ini adalah guru Matematika kalian yang baru. Ms. Vina harus pergi ke New York untuk melanjutkan study-nya. Mr. Brayden silakan masuk!"

Munculah pria yang ber-toxedo tersebut. Tiba-tiba kelas menjadi berisik karena ulah Angel, Kyla dan Dena. Mereka semua teriak menganggumi Mr. Brayden. Sedangkan aku, sudah aku bilang aku hanya diam.

Aku melihat Mr. Brayden secara langsung. Tampan, dingin dan tatapannya sangat mengintimidasi. Mungkin dia lebih cocok menjadi pengusaha daripada jadi seorang guru.

"Perkenalkan nama saya Peter Brayden. Saya akan menjadi guru Matematika kalian mulai hari ini!" Singkat dan padat, tapi membuat satu kelas riuh.

Yah, aku akui suaranya sangat sexy. Tatapannya sangat tajam dan auranya sangat kuat untuk menarik perhatiaan semua gadis atau wanita yang melihatnya.

Tapi ada yang membuatku gelisah dan salah tingkah. Dia seperti melihatku terus menerus. Tatapannya mengisyaratkan sesuatu. Entah itu apa.

Setiap tatapan yang terpancarnya mengandung arti yang berbeda-beda. Jujur aku salah tingkah dan takut. Tapi saat aku ingin menunjukkan ketakutanku.

Dia tersenyum tipis kepadaku.

Continue Reading

You'll Also Like

977K 12.8K 25
Sebuah Cincin bermata biru yang merupakan warisan dari Pakde suamiku membuat rumah tanggaku hancur. Mampukah aku lepas dari makhluk penunggu cincin...
395K 46.1K 56
[SUDAH TERBIT] Karena rasa penasaran yang tinggi, Jungwon pemuda berusia 17 tahun tersebut nekat masuk ke dalam hutan yang dianggap angker oleh masya...
135K 6.2K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
856K 70.9K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...