Amnesia (Stuck in Naruto Worl...

Oleh Shine_Blue

34.8K 2.6K 313

Lebih Banyak

Amnesia (Stuck in Naruto World) Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Amanda-Chan's Note
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Amanda-chan's Note
WARNING! (Not an Update)

Chapter 3

2.7K 244 25
Oleh Shine_Blue

Terlihat seorang gadis bersenandung kecil sambil berjalan menyusuri jalanan desa. Ia menyapa beberapa orang yang dilewatinya. Penampilannya sangat kontras di antara penduduk desa lainnya. Dari penampilannya dapat diketahui bahwa ia adalah seorang shinobi, terlihat dari ikat kepala berlambang Konoha yang menghiasi rambut merah jambunya.

"Ada apa ya nona Tsunade memanggilku? Apa ada misi baru?" tanyanya seraya terus berjalan.

Ia melangkahkan kakinya lebih lebar ketika gedung Hokage mulai terlihat.

***

Ia berhenti sesaat ketika telah sampai di depan pintu orang nomor satu di desa nya tersebut, kemudian mengetuknya.

"Silahkan masuk."

Setelah mendengar jawaban Sang Hokage, ia langsung membuka pintunya.

Sang Hokage mendongakkan kepalanya dari setumpuk berkas yang ada di atas mejanya.

"Ah.. ternyata kau Sakura. Akhirnya kau datang juga." Sang Hokage langsung meletakkan penanya di atas meja.

"Ada apa kau memanggilku nona Tsunade? Apa ada misi baru?" tanya sang gadis yang bernama Sakura tersebut.

"Tidak, aku hanya ingin minta tolong padamu. Tadi Neji datang padaku dan melaporkan bahwa ia menemukan seorang gadis yang dalam keadaan sekarat.. Aku ingin kau memeriksa gadis itu. Dan berikan laporan kesehatannya padaku." perintah Sang Hokage.

"Baiklah nona Tsunade. Aku akan segera kesana."

-Rumah Sakit Konoha-

Rinne's POV

"Neji! Lihatlah! Dia sudah sadar.!" teriak Lee dengan antusias.

"Jadi dia sudah sadar ya?" jawab orang itu, sepertinya dia seorang lelaki.

Orang itu berjalan melewati Lee dan Tenten. Sampai akhirnya aku bisa melihatnya dengan jelas.

Mata kami saling bertemu. Mata indahnya yang berwarna putih itu..

DEG

Tangan kananku meraba dadaku, aku dapat merasakan detakan jantungku yang sangat keras. Mengapa jantungku berdetak dengan kencang seperti ini? Tapi disisi lain secara tiba-tiba aku merasa bahagia. Kenapa perasaan bahagia ini muncul pada saat aku melihat lelaki itu? Wajahnya juga sangat familiar, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa dia. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?!

"Hei! Rambutmu!" ucap Lee dan Tenten secara bersamaan sambil menunjuk ke arahku. Dan lelaki itu pun menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Ada apa dengan rambutku?

Aku melihat rambutku perlahan.. Dan dapat terlihat dengan sangat jelas bahwa rambutku sudah berubah warna menjadi berwarna pirang. Bagaimana bisa? Padahal jelas - jelas aku melihat bahwa saat aku baru sadar rambutku berwarna putih. Semuanya terasa aneh bagiku.

"Wow.. Itu keren sekali!!! Bisakah kau melakukannya lagi?" siapa lagi yang mengatakan itu kalau bukan Lee.

Sedangkan Tenten hanya terdiam masih terkejut terhadap yang baru saja terjadi. Mata ku melirik ke arah Neji, dia... dia juga terlihat terkejut, namun ekspresinya berubah seketika dan dia menatap tajam kearahku. Aku langsung menunduk setelah mendapatkan kontak mata dengannya, tatapannya membuatku takut di tambah lagi tersirat kebencian dari matanya.

Entah mengapa, tetapi hal tersebut membuat dada ku terasa sesak. Dan secara tiba-tiba kesedihan merasuki diriku. Untuk kesekian kalinya muncul kembali pertanyaan yang sedari tadi berada dalam benakku sebenarnya apa yang terjadi padaku.??

"Rambutmu berubah lagi!!" teriakkan Lee mengejutkanku dari lamunanku.

Sontak pandanganku langsung tertuju pada rambut ku. Dan benar saja rambutku berubah warna lagi secara perlahan, kali ini rambutku berwarna biru tua.

"Waahhh... Kau orang paling menakjubkan yang pernah kutemui!!"

"Bagaimana kau melakukan itu?" kali ini Tenten yang berbicara.

"A..aku juga tidak tahu.."

Setelah menjawab pertanyaan Tenten, dengan bodohnya aku melakukan hal yang akan aku sesali selamanya. Ya, aku melirik ke arah Neji lagi. Aku benar-benar menyesali hal yang telah aku lakukan, karena aku mendapatkan tatapan tajam lagi dari mata indahnya. Tidak kusangka mata seindah itu dapat membuatku merasa terintimidasi. Tatapan yang awalnya menyiratkan kebencian, sekarang berubah menjadi tatapan seakan-akan ia ingin membunuhku.

Aku menunduk lagi untuk menghindari tatapannya. Kenapa sepertinya ia sangat membenciku? Memangnya kesalahan apa yang telah kulakukan?

Aku tersadar dari pikiranku ketika tiba-tiba ada yang mendorongku sehingga punggungku membentur dinding dengan keras. Saking kerasnya benturan itu sampai-sampai aku tidak bisa merasakan punggungku dan pandanganku pun menjadi gelap karena hal itu. Aku mengedipkan mataku beberapa kali akhirnya aku bisa melihat dengan jelas siapa yang telah mendorong ku.

"Neji!!! Hentikan!!" seru Tenten dan Lee saat melihat apa yang dilakukan Neji terhadapku.

"Katakan siapa kau sebenarnya!!" Neji berteriak tepat didepan muka ku. Dan aku dapat merasakan ada benda tajam yang menyentuh kulit leherku.

Tanpa sadar air mata mulai keluar dari kelopak mataku.

"aku tidak menyuruhmu untuk menangis!! Katakan siapa kau sebenarnya! atau kunai ini akan menembus tenggorokan mu!!"

"a...aku.. tidak tahu.. a..a aku tidak ingat apa pun."

Setelah menjawab pertanyaan itu. Aku dapat merasakan benda tajam itu mulai menyayat kulitku.

Third Person's POV

"Jangan berbohong! Jika kau masih menyayangi nyawamu itu, katakan yang sebenarnya!"

"Neji!! Kita belum mengetahui yang sebenarnya, kau tidak bisa menghakiminya seperti itu!" Lee berusaha untuk menghentikan apa yang sedang dilakukan Neji. Hal itu mengejutkan untuk Tenten, karena untuk pertama kalinya ia mendengar Lee mengatakan hal sebijak itu.

Neji tersadar setelah mendengar yang dikatakan Lee. Ia langsung melepaskan cengkramannya, dan menjauhkan kunainya dari leher gadis itu. Kemudian pergi dari kamar itu melalui jendela, tepat sebelum keluar ia melirik tajam sekali lagi kepada gadis tersebut lalu melompat menuju jalanan desa Konoha.

"Astaga.... apakah kau baik-baik saja?!" tampak kekhawatiran dari wajah Lee.

"Sudah jelas dia tidak baik-baik saja. Dasar bodoh!" Tenten menjawab dengan ketus.

"Ya ampun.. Lehermu berdarah.. A..aku akan memanggil ninja medis. Kau tunggu sebentar." Rinne hanya menjawab dengan anggukan kecil, tangannya masih memegangi lehernya. Ia masih terlihat shock.

Ketika Tenten membuka pintunya, terlihatlah Sakura di depan sana yang sepertinya hendak mengetuk pintu. Senyuman mengembang dibibirnya.

"Hai Tenten.. Tadi nona Tsunade menyuruhku ke sini un.... Woah." belum selesai ia berbicara, Tenten langsung menarik tangannya dengan keras.

"Astaga.. Apa yang terjadi dengannya?" itulah kalimat yang keluar dari mulut Sakura saat melihat Rinne dalam keaadaan yang memprihatinkan. Darah mengalir dari lehernya dan mengotori baju rumah sakit yang dikenakannya.

"Akan ku jelaskan nanti. Sebaiknya kau menanganinya terlebih dahulu."

Sakura mengangguk dan segera memberikan penanganan pertama kepada Rinne. Ia mengarahkan kedua telapak tangannya pada luka sayatan di leher Rinne. Cakra berwarna hijau mulai keluar dari kedua telapak tangannya.

Luka di leher Rinne mulai pulih, bahkan tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Hal itu membuat Sakura, Tenten, dan Lee terkejut.

"Wow.... Sakura! Sepertinya kemampuanmu telah berkembang dengan sangat pesat!" Tenten berkata dengan kekaguman di nadanya.

"Wah..... Sakura-chan, kau sangat hebat! Aku jadi semakin menyukaimu!" Lee mengatakan itu sambil tersenyum berseri-seri ke arah Sakura.

Ekspresi keterkejutan masih terlihat di wajah Sakura.
"Ta-tapi... kemampuanku tidak sehebat itu. Yang bisa kulakukan setidaknya hanya dapat menghentikan pendarahannya dan mengeringkan lukanya. Luka ini pulih secara total, bukan aku yang melakukannya."

Ekspresi mereka berubah menjadi bingung, kemudian menatap ke arah Rinne. Rinne juga terlihat kebingungan sambil salah satu tangannya menyentuh lehernya yang tidak meninggalkan bekas luka sedikit pun.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Bisakah kau menjelaskannya padaku? ujar Rinne.

"Aku sendiri belum tau. Tapi ada seorang ninja medis yang sangat profesional. Dan dia merupakan seorang Hokage. Kurasa dia bisa menjelaskan apa yang terjadi padamu."

"Apa itu Hokage?"

Sakura tidak menjawab melainkan memberikan tatapan prihatin kepada Rinne."Sepertinya aku harus memanggil nona Tsunade untuk datang kesini."

"Tidak perlu." Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang baru memasuki ruangan tersebut.

"Nona Tsunade? Kau bilang kau tidak bisa datang."

"Ya, awalnya seperti itu. Tapi aku penasaran dengan gadis ini. Jadi aku datang kesini. Dan aku sempat mendengar percakapan kalian tentang lukanya yang bisa pulih total dengan cepat?"

"Ya, lukanya sembuh dengan total. Dan itu bukan aku yang melakukannya. Seperti dia yang menyembuhkan dirinya sendiri."

Nona Tsunade berjalan mendekati Rinne. Dan menatapnya dengan lekat. Rinne beringsut menjauh dari Sang Hokage.

"Kau tidak perlu takut. Dialah orang yang dikatakan oleh Sakura. Mungkin dia bisa membantumu." kali ini Tenten yang berbicara.

Rinne mengangguk. Kemudia menatap ke arah Nona Tsunade.
"Jadi, kau bisa membantuku?"

"Ya, aku mungkin bisa membantumu. Tapi, bisakah kau menjawab beberapa pertanyaanku?"

"Baiklah."

"Siapa namamu?"

Rinne menggeleng, "Aku tidak tau."

"Apakah kau mengingat apa yang terjadi padamu sebelum kau tak sadarkan diri?"

Rinne terlihat berfikir dengan keras, butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya dia menjawab, "Aku tidak ingat." Kekhawatiran mulai terlihat dari wajahnya.

"Lalu apa yang kau ingat?"

"Yang kuingat hanya saat aku terbangun kemudian bertemu Tenten, Lee, dan.......Neji."
Rinne memberi jeda beberapa saat sebelum menyebut nama Neji. Dengan menyebut namanya mengingatkan terhadap apa yang baru saja terjadi.

"Bisakah kau beritahu aku apa yang terjadi padaku?"

"Amnesia."

********
Yeeee....!!! Akhirnya bisa dilanjut juga.. Karena aku udah selesai UAS jadi udah free dan nyantai, dan punya waktu untuk melanjutkan Chapter 3 ini.

Maaf banget karena baru bisa dilanjut setelah 4 bulan.! Wwoooo... hampir setengah tahun.! Dan maaf juga kalo ceritanya makin gaje, makin gak jelas, atau tidak bisa memuaskan kalian. Maaaffffff banget.

Kalo untuk chapter selanjutnya mungkin bisa di update bulan ini karena waktu"nya liburan!!yeayy!!! Doa kan aja semoga gak ada halangan yaa.. Terima kasih untuk yang sudah bersedia membaca cerita amburadul ini. Arigatou! :D

P.S : Jangan lupa vomments ya! gk maksa kok.. untuk yang bersedia aja.. hehe...

P.S.S : Oh ya... maaf ya kalo Neji kesannya jahat gimanaaa gitu.. abisnya kalo gak begitu gak bisa mendukung cerita yang aku buat.. hehe...

P.S.S.S : dan ada info untuk kalian.. jadi, cerita ini akan ada beberapa scene yang mengikuti cerita Naruto asli, dan ada beberapa yang aku bikin sendiri alurnya. Yaudah.. mau ngasih tau itu aja.. Arigatou.. ^_^

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

Abang! ✓ Oleh Ran

Fiksi Penggemar

41K 4K 12
Haechan kedatangan tetangga baru, tidak terpikir olehnya akan ketempelan bayi seperti ini, insiden konyol yang terjadi malah membuatnya sedikit penas...
78K 10.1K 107
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
728K 34.9K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
262K 20.8K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...