Throw a dice

By Nitalya88

344 188 18

"Throw a dice" Berkisah dari Adryana Mira yang memiliki kekasih anggota geng sekolah. Adryana Mira yang kini... More

1. Adryana Mira
3. Lucia Nora
4. Helena Pricillya
5. Anggara Archambault
6. Neno Archambault
7. Marvin Allaire
8. Bryan Zaky Alvarobi
9. Marco Allaire
10. Edward Lee
11. Berantem
12. Kalah Jumlah
13. Harimau Betina
14. Taruhan
15. Motor Rambo
16. Kesepakatan
17. Keadaan Edo
18. Sisi Rentan
19. Baikan
20. Celah di Tunas Muda

2. Naura Nevara

24 16 2
By Nitalya88

.
.
.
.
.

Naura Nevara
.
.

Teman sebangku Mira ini berpenampilan sama tomboynya dengan Mira.

Tapi dia lebih parah, dengan potongan rambut caesar cut. Model rambut hitam lurusnya, dengan poni yang cenderung pendek ini ditata ke arah depan dan samping.

Wajah berdarah campurannya, kerap kali membuat banyak siswa yang seangkatan Naura, mengatainya sebagai cewek jadi-jadian.

Naura tergolong berwajah cantik-tampan, dengan alis hitam yang lurus dan tebal, serta rahang tak terlalu tegas.

Pada penampilan Naura, meski dia bersikap biasa, tapi dilihat dari merk tas dan sepatu yang dia kenakan, seolah selalu berkata dia dari kalangan mana.

Dalam tubuhnya yang setinggi atlet olahraga ini, semakin menambah kesan bahwa dia remaja pria.

Meski pada kenyataannya, Naura sebenarnya memiliki sifat perhatian keibuan dalam gaya bicara yang unik, dan kadang terdengar tak sesuai.

Sungguh, apa yang terlihat, seolah berbanding terbalik dengan sifat perhatiannya dalam gaya bicara yang unik.

Naura lebih hangat daripada sifat Mira yang terkesan membuatnya beraura dingin. Naura tak segan untuk menyapa lebih dulu, tertawa dan bercanda lebih dulu, disamping gaya pikirnya yang unik.

Kadang perilakunya, layaknya perhatian seorang kakak. Kadang pula perhatian seorang ibu yang berperilaku dingin, tapi perhatian untuk tujuan tercapainya kebaikan yang selalu sesuai apa yang selama ini didoktrinkan.

"Kalo lo gak makan, emang sapa bisa jamin lo gak penyakitan? Kebiasaan buruk lo, sejak dulu, sejak nenek moyang lo belom lahir pun, mereka tahu bakal berakhir buruk. Sarapan, gak pernah bisa ditinggalin."

Naura membuat Mira tersenyum, tiap kali dia mendengar kebiasaan Mira yang beberapa kali meninggalkan sarapan pagi.

"Otak lo, bisa gak jalan seratus persen kalo gak sarapan," tambah Naura.

"Oya?" Mira tertawa setelahnya. "Oke, besok sarapan."

"Gue bukan mama lo yang harus selalu ngingetin lo sarapan tiap hari," tambah Naura bersedekap tangan.

Mira merasa beruntung memiliki sahabat seperti Naura yang perhatian. Pribadi yang bisa membawa Naura menjadi ketua kelas di semester awal SMA ini.

"Tanggung jawab pada diri lo sendiri. Kalo gak diri lo sendiri, sapa yang bakal sayang sama lo? Perhatian cowo lo? Ayolah, gue yakin kita berdua setuju kalo itu cuman sifat kekanak-kanakan yang manja biar diperhatiin pacar."

Mira semakin melebarkan senyuman mendengat ucapan Naura dengan raut wajah serius ini. Memang dari segi apa pun, Naura jauh lebih tertata rapi. Segala hal, selalu sudah dia pertimbangkan baik-buruknya sebelum bertindak.

Bahkan soal pacar sekali pun. Sebenarnya Mira tahu, Naura bukan kaum penyuka sesama.

Soal penampilannya, dia hanya suka, tak lebih. Dia merasa nyaman dengan penampilan yang katanya gambarkan bagaimana cewek mandiri dan tangguh yang sebenarnya.

Bukan gadis manja, cengeng dan bergantung pada orang lain.

Di sanalah Mira tahu bagaimana sudut pandang Naura dalam hal memilih pacar. Bukan si tampan, anak orang kaya, tapi remaja pria yang mandiri, berpikiran lebih dewasa dari yang lain, dan bisa mengimbangi sifat Naura.

"Oya, gue mau nanya. Ra, kalo disuruh milih, lo suka cowo humoris ato cowo dingin tapi teges?" Mira mengganti topik pembicaraan.

"Humorisnya yang gimana dulu ini? Kalo tong kosong, ya, percuma, Mir. Tegesnya juga yang gimana dulu? Kalo yang kelewat bates sampe ngurusin hal sepele dan dibesar-besarin, ya, gue gak mau, lah."

Mira mengangguk mengerti. Naura memang selalu menomor satukan logika. Makanya, dia bilang, dia tipe yang jarang suka pada pandangan pertama. Baik itu di ranah pertemanan, atau juga pada remaja pria.

"Ra, sebenernya lo tahu kan, kalo lo itu cantik?"

Naura memutar bola matanya. "Gue selalu cinta pada diri gue sendiri. Gimana pun keadaan gue. Gue cantik, dan cantik itu bagi gue relatif. Anak sini bilang gue cakep kalo jadi cowo. Dan yah, cantik dan cakep itu tergantung mata orang yang ngeliat gue."

"Ra, lo pernah liat drakor yang pemeran utaman cewenya jadi cowok?" Mira menatap serius.

"Ini, nih. Kayanya kita berdua emang bener-bener jadi suka drakor gegara dua temen kita. Dan, gue juga udah search sesuai apa yang mereka bilang perihal penampilan gue yang katanya mirip drakor-drakor itu. Cewe, nyamar jadi cowo. Trus pas jadi cewe rambut panjang, langsung jadi kaya cinderella gitu aja. Lo mikirin plot hole nya gak, sih? Masa iya, semua cowo yang ngeliat pemeran cewenya gak pada ngerti, kalo itu cewe?"

Mira tertawa sebelum menjawab. "Minimal suaranya beda."

"Nah, ini yang gue suka dari lo, Mir," spontan Naura.

"Tubuh, yah kalo tubuh mah, bisa aja emang dadanya rata. Tingginya sama. Tapi, gak semua cewe bisa bertubuh cowo tulen. Pasti, punya sisi cewenya lah."

"Pinter. Kaya kita, nih. Lo biar pun tomboy, tapi bisa dibedain lah proporsi tubuh lo masi cewe banget, Mir. Bahu krempeng-krempeng ala cowo, tapi udah cukup berisi bagi standar tubuh cewe." Naura semakin antusias.

"Gue keitung krempeng?" spontan Mira.

"Karna bagi gue, standar cowo tu kaya cowo lo. Tubuh proporsionalnya cowo. Yang lainnya, cuman dibawahnya dikit, dan parahnya malah standar cowo Tunas Muda emang kebanyakan tubuhnya krempeng kurang olahraga."

Mira tertawa mendengarnya, dan tawanya perlahan reda saat Naura kembali membuka mulutnya.

"Gak adil gue cuman rosting tubuh lo sama tubuh cowo sini. Proporsi tubuh gue, sebenernya gak sempurna. Gue emang tinggi. Itu kenapa dari belakang, banyak yang salah sangka gue itu cowo. Gue sebenernya gak pengen punya dada rata kaya gini. Tapi gue suka bahu bidang gue yang lebih sempurna dibanding cewe lainnya."

Mira berdecak, membuang muka. "Lo gak bisa milikin kesempurnaan tubuh cewe idaman lo? Lah, gue? Gue lebih pendek daripada lo, Ra. Tenang aja."

"Tapi, Mir. Sebagai cewe, tubuh bagian depan itu aset."

"Trus lo maunya gimana? Tomboy yang seksi? Montok depan-belakang biar gak dikira cowo? Lo liat, gue gak montok depan-belakang masi bisa pacaran."

Naura tertawa, bukannya merasa dihina. "Anjir, sombong kali."

Mira ikut tertawa. Tawa teman sebangku ini, membuat suasana pagi dalam kelas mereka seketika langsung hening dan seluruh mata tertuju pada Naura dan Mira.

"Mau gue comblangin?"

"Gue gak yakin lo ngerti sama selera gue, Mir."

"Sapa bilang? Gue ngerti, selera lo cowo tegas, minimal ketua kelas, atau anggota OSIS, anggota Garuda Putih."

Tawa Naura tambah meledak karena ucapan Mira. "Anjir, jangan sampe mulut lo didenger dua temen kita."

Mira mengangguk dengan tawa yang tercecer, ingin segera diam sebelum dua sahabatnya datang.

"Anjir, gue olahraga perut pagi ini karena lo, Jungkook KW!"

"Woy, Mir!" lantang Naura, disela tawanya. "Jangan sampe dua sahabat kita manggil gue kaya gitu," tambah Naura dengan berbisik, dalam tawa yang tercecer.

***

Continue Reading

You'll Also Like

7.9K 1K 48
Sequel Si Culun Glow Upโ€ขTransmigrasi !BISA DIBACA TERPISAH! Raena sangat kesal dengan seseorang yang telah merebut peringkat 1 nya yang ia dapatkan s...
2.3K 313 78
Semenjak peperangan itu pecah, Keturunan kerajaan Sendang Rani menjadi target orang-orang kerajaan Jayakarsa. Mereka mengincar Keturunan dari Raja Na...
723K 56.4K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

863K 46K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...