KEPASTIAN DENGAN GUS

By aleyanakarim

353K 15.5K 974

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... More

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

63) Setetes Kecil

967 59 1
By aleyanakarim

Manusia berkejaran menumpuk-numpuk harta, walau tak akan dibawanya ke mana-mana. Manusia mempertuhankan akalnya, mematuhi kebodohan, walau akan menghadapi keabadian.

Manusia memisah-misahkan urusan dunia dan urusan langit, walau pedoman hidupnya di dunia diturunkan dari langit. Manusia bermain-main dengan maksiat, walau hanya akan menyakiti dan merugikan dirinya sendiri.

Manusia mengoleskan gincu tebal-tebal pada dosanya, walau tahu Allah Maha Melihat, malaikat tak pernah alpa mencatat. Manusia menghambur-hamburkan waktu, walau tahu sebentar lagi malaikat maut akan bertamu.

Begitulah kita kadang suka mengatur Tuhan. Kadang suka buat-buat aturan. Padahal hidup tak lain adalah ujian. Allah hanya ingin tahu siapa di antara kita, yang paling baik amalnya.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk ayat 2)

Buku itu yang sedang Alzena baca. Tidak sia-sia Alzena membawa bukunya. Setidaknya ia bisa memanfaatkan waktu. Benar-benar merasa tertampar.

Sedangkan di pinggirnya Azizan sedang membaca kitab kuning. Yang isinya saja Alzena tidak terlalu mengerti. Walupun Alzena juga pernah belajar masa kanak-kanaknya mengaji di desa. Belum lagi soal otak Alzena yang mudah lupa.

"Enggak mau ngajar kalau gini bawaannya," ucap Azizan mengawali percakapan.

Alzena merasa bingung enggak biasanya Azizan seperti ini. "Kenapa?"

"Mau sama kamu. Dari tadi aja masih muntah-muntah terus. Enggak tega ninggalinnya." Bibir Azizan mengucup seraya memeluk tubuh istrinya.

Alzena mesam-mesem mendengarnya. "Aku bukan anak kecil."

"Anak kecil aja kalau di depan aku, selamanya sampai tua juga enggak masalah," balas Azizan masih memeluk Alzena erat.

"Kapan beresnya?" Alzena mengalihkan topik.

"Apa?" tanya Azizan enggan melepas pelukannya. Padahal sedang di tempat orang tua walaupun kamar mereka tertutup pintu.

"Selesai pelukannya sampai kapan?" ulang Alzena dengan kalimat yang berbeda.

"Bentar lagi."

"Berapa menit?"

"1 jam."

"Lama itu bukan bentar."

"Bagi orang sabar itu sebentar, Sayang."

"Oh, kamu ngatain aku enggak sabaran gitu?"

Pandangan menusuk Alzena hadiahkan untuk suaminya.

Azizan mengorek tengkuknya karena salah bicara dengan ibu hamil yang sedang sensitif.

***

Dengan menggerakkan bibirnya Rezki meminta tolong kepada sipir untuk meminjam telepon menelepon Elisa.

"Elisa, katanya lo mau bebasin gue?"

"Bentar, Bang. Bujuk papanya susah."

"Lo enak udah bebas, gue punya rencana baru."

"Lo juga bisa bebas, Bang. Besok gue coba bantu. Ada duit semuanya gampang paling gue nyoba pake duit tabungan aja."

"Nanti gue ganti, kartu ATM gue kenapa bisa diblokir coba? Padahal isi duitnya banyak, sialan emang! Pokoknya lo jangan lapor bokap sama nyokap gue!"

"Iya, Bang! Semoga aja enggak ketahuan. Apa lagi kalau Alzena enggak lapor pasti aman."

"Kalau lapor juga bokap enggak bakal peduli setau gue."

"Gitu ternyata, rencana kali ini pasti berhasil,'kan, Bang? Capek gue kalah mulu."

***

Di tengah malam yang sunyi, Alzena terbangun dengan perut yang keroncongan. Dia merasa ngidam makanan yang tidak biasa. Dengan mata masih setengah tertutup, Alzena mengguncang Azizan yang sedang terlelap.

"Sayang, aku ngidam makanan!" serunya dengan nada panik.

Azizan terbangun dengan kaget. "Makanan apa yang kamu mau, Sayang?"

Alzena memikirkan dengan serius. "Aku mau... es krim rasa sambal pedas!"

Azizan membelalakkan mata dan terkejut. "Es krim sambal pedas? Apa kamu serius?"

Alzena mengangguk dengan semangat. "Ya, aku mau itu!"

Setelah mendengar ngidam Alzena, Azizan dengan semangat pergi ke minimarket di tengah malam. Dia berlari-lari ke lorong es krim dan melihat berbagai varian rasa yang menggoda. Pukul 22.00 tertera di dinding minimarket.

Azizan mengambil beberapa potong es krim dengan berbagai rasa yang berbeda. Dia memasukkan semua es krim ke dalam keranjang belanja dengan senyuman lebar di wajahnya.

Saat Azizan menuju kasir, keranjang belanjanya penuh dengan es krim berbagai varian rasa. Kasir terkejut melihat jumlah es krim yang dibeli Azizan.

"A, benar-benar suka es krim ya?" tanya kasir dengan heran.

Azizan tertawa dan menjawab, "Iya, istri saya lagi ngidam tengah malam. Saya ingin memenuhi semua keinginannya!"

Kasir pun tersenyum dan mengangguk mengerti. "Kebetulan istri saya juga lagi hamil. Sama juga kemarin minta saya beliin es krim."

Azizan membalas senyuman kasir. "Bisa sama gitu ya?"

Setelah membayar, Azizan dengan bangga membawa pulang semua es krim tersebut.

Ketika Azizan tiba di rumah, dia dengan penuh kebahagiaan menunjukkan semua es krim yang dia beli kepada Alzena yang sudah menunggu di dapur. Wajah Alzena langsung berbinar melihat berbagai varian rasa es krim yang ada.

Dia mencoba mencampurkan es krim dengan sambal pedas, menciptakan kombinasi yang aneh. Alzena menunggu dengan sabar, tak sabar untuk mencicipi hasilnya.

Akhirnya, Azizan kembali dengan mangkuk es krim sambal pedas yang aneh. Alzena mencoba sejumput dan wajahnya langsung berubah.

"Aduh, ini rasanya... aneh banget!" ucap Alzena sambil tertawa.

Keduanya tertawa bersama, menyadari betapa lucunya ngidam tengah malam ini.

***

"Beb, aku mau nanya," kata Fira selesai mencuci piring.

"Apa?" tanya Hikam memicingkan mata.

"Kenapa ya Allah enggak pernah nunjukkin di mana jalan lurus itu. Tapi, nunjukkinnya siapa aja yang berada di jalan yang lurus itu? Kamu tahu enggak?" tanya Fira dengan mengulum bibirnya.

"Soalnya jalanan rame banget. Penuh sama orang-orang yang jauh lebih banyak amal saleh dari kita. Jauh lebih patuh. Imannya jauh lebih teruji dan terbukti. Penuh dengan ratusan ribu nabi, jutaan syuhada, penghafal Al-Quran, dermawan, wali dan masih banyak lagi orang-orang yang mampu buat langit panjang," jawab Hikam menekankan setiap katanya.

"Makasih udah ngingetin, aku baru ngerjain amal dikit aja kadang ngerasa bangga yang lain ternyata jalannya lama. Pernah juga punya rasa berharga. Padahal ada yang ngorbanin segalanya tanpa ngandelin ibadah. Dengan atau tanpa kita, jalan lurus itu benar-benar penuh," timpal Fira menundukkan kepalanya dalam.

"Kenapa aku harus merasa bangga tentang hijrah aku, padahal masih ada jutaan orang yang lebih baik dari aku?" gumam Fira dengan jelas.

Tidak jarang ia merasa frustasi ketika melihat betapa sulitnya menjadi lebih baik dalam agama yang sudah dipraktikannya selama ini.

"Kehadiran kita di sana enggak berpengaruh. Kita cuman setetes kecil yang kita berharap bisa bareng mereka. Semoga Allah bimbing dan lindungi langkah kita sampai akhir." Harap Hikam menginginkan menghabiskan masa hidupnya dengan baik.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat." (Qs. Al Fatihah ayat 6-7)

"Aamiin. Apa yang bisa aku lakuin buat capai tingkat keimanan mereka? Gimana aku bisa jadi sebaik-baiknya muslimah?" tanya Fira meredam kesedihan.

"Yang paling penting itu ketekunan dan semangat dalam beribadah kalau iman kita naik turun itu udah biasa cepat cas pakai majelis ilmu apa lagi kalau udah datang ke tempatnya langsung kamu pasti nyaman,'kan? Ketemu orang yang sama-sama berjuang kayak kita soalnya." Hikam memberikan nasehat agar istrinya tidak salah langkah.

***

Aku mau coba update tiap hari semoga bisa, biar cepet ending

Semoga enggak pada bosen ya✨🌷

Makasiiiii banyak udah mau baca😻

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 271 20
𝑭𝑶𝑳𝑳𝑶𝑾 𝑫𝑼𝑳𝑼 𝑺𝑬𝑩𝑬𝑳𝑼𝑴 𝑩𝑨𝑪𝑨!!!!. DILARANG KERAS PLAGIAT!! Baper? Aku nggak tanggung jawab! 'Maaf kalau ada typo!' **** Bagaimana j...
1M 59.6K 48
🚫 JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA🚫 ~Sebuah perjodohan memang sudah biasa dilakukan oleh seorang Gus,yang mana biasanya seoran...
9.9K 596 26
Deskripsi nyusul. Langsung baca aja, dijamin seru.
16.5K 692 101
Muhammad Risky Mahendra "Menikah dengannya tidak mungkin!" Dea Putri Candrawati "Kami tidak mungkin menikah"