KEPASTIAN DENGAN GUS

By aleyanakarim

411K 18.2K 994

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... More

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

41) Dialog Sebelum Shubuh

1.4K 82 3
By aleyanakarim

Alzena dan Sarah tidak percaya Lika melakukan semua ini. "Kenapa kamu kayak gini, Lika?"

Akhirnya Lika mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara lembut "Aku iri sama kamu, Alzena. Kamu selalu jadi pusat perhatian dan aku rasa aku bukan siapa-siapa."

Lika berkata dengan suara tenang setelah tangannya diborgol oleh Maya. "Maaf, Alzena."

Namun perempuan yang mempunyai bulu mata lentik tersebut hanya menanggapi dengan seulas senyuman.

Meskipun Alzena memaafkan Lika, dia tidak bisa benar-benar melupakan rasa sakitnya, dan dia selalu memikirkan bagaimana temannya bisa melakukan sesuatu yang begitu kejam hanya karena rasa cemburu belaka.

***

Hari semakin sore, namun mereka masih belum merasa bosan sama sekali. Di taman ini, mereka merasa bahagia dan damai. Seperti tidak ada yang bisa mengganggu kebersamaan mereka, di mana es jelly menjadi penghubung antara kedua sahabat ini.

"Aku punya ide bagus," ujar Hikam tampak santai.

Fira, yang sedang asyik menikmati es jellynya, menoleh dan bertanya, "Apa itu?"

Hikam, dengan wajah penuh semangat, menjawab, "Gimana kalau kita adopsi seekor ikan? Kita bisa berlatih jadi orang tua sebelum kita punya anak."

Fira, yang awalnya terkejut, kemudian tertawa terbahak-bahak. "Kamu ini ada-ada aja. Ikan dan anak itu beda, loh!"

Hikam, yang merasa gagal membuat Fira tertawa, merasa sedikit tidak enak hati. "Yah, aku cuma bercanda. Tapi, aku serius tentang kita harus bersiap jadi orang tua. Biar kucing kita ada temannya."

Fira, masih dengan senyum di wajahnya, menatap Hikam dan berkata, "Aku tahu. Tapi, kita harus sabar. Waktunya pasti akan tiba."

****

"Tau enggak alasan perempuan dalam Islam enggak sentuhan sama yang enggak halal baginya?" tanya Alzena.

"Lihat para ratu atau putri dalam kerajaan emang ada yang bisa sentuh? Gitu juga perempuan dimuliakan dalam Islam bagi yang halal-halal aja seperti mahramnya dan suaminya," ucap Azizan menjelaskan.

*Mahram adalah orang yang haram untuk dinakahi.

Bagi perempuan : ayah kandung, ayah tiri (jika sudah berhubungan badan dengan ibu kandung), anak tiri laki-laki, saudara kandung laki-laki, paman dari ayah, paman dari ibu, kakek, anak kandung laki-laki, keponakan kandung laki-laki, ayah suami dari ibu persusuan, saudara persusuan, ayah mertua persusuan (suami dari ibu persusuannya suami), ayah mertua, kakek buyut.

Bagi laki-laki : ibu kandung, ibu tiri (jika sudah berhubungan badan dengan ibu kandung), anak tiri perempuan, saudara kandung perempuan, bibi dari ayah, bibi dari ibu, nenek, anak kandung perempuan, keponakan kandung perempuan, ibu persusuan, saudara persusuan, ibu mertua, nenek buyut.

***

Alzam berada di dapur, berusaha mengikuti resep masakan yang rumit dari uminya. Tapi, sepertinya semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Ia kebingungan dengan bumbu-bumbu yang harus digunakan dan terus membolak-balik buku catatan resep.

Tiba-tiba, Alzam memasukkan garam ke dalam adonan kue yang seharusnya berisi gula. Ia langsung menyadari kesalahannya dan panik. Ia mencoba mengeluarkan garam yang sudah masuk, tapi semakin ia mencoba semakin banyak garam yang tercecer di sekitarnya.

Alzam akhirnya menyerah dan duduk di lantai, menggelengkan kepala. "Mungkin masakan bukan bakat aku," gumamnya dengan wajah penuh kekecewaan. Tapi, kemudian ia  tertawa sendiri.

Ia bangkit dari lantai dan memutuskan untuk memesan makanan siap saji.

***

"Kami sudah mendapati CT scan dan adanya perdarahan di dalam otaknya. Mohon maaf, Pak, " ujar Azizan sambil menatap seorang lelaki yang sudah berumur itu.

"Kalau dioperasi selamat enggak ya?" ucap lelaki itu dengan nada yang bergetar.

"Nando lumayan sehat. Aku harus memperhatikan reaksinya," balas Azizan sambil menunduk dalam.

"Namun saat situasi sekarang tidak mudah," lanjut Azizan merasa prihatin.

"Katanya kamu ahli operasi dan kata mereka sudah melakukan banyak operasi yang selamat. Tolong, lakukan operasi juga pada Nando," pintanya sambil dengan tatapan memohon.

"Aku minta maaf, sekarang tidak ada yang bisa kami lakukan, Pak, " balas Azizan begitu pelan.

"Nando, ini Bapak. Nak, maafin Bapak," katanya dengan tangis yang berderai. Menghampiri putranya yang terbaring lemah.

Semua dokter yang menyaksikan itu meneteskan air mata.

***

"Ayah," panggil Gan pelan.

Namun Rayno tidak membalikkan tubuhnya.

"Ayah," ulang Gan dengan suara yang sedikit keras.

Tapi lelaki itu tidak bergeming sama sekali.

Rayno baru kepikiran tentang Alzena. Apakah Rayno harus mengakui dosanya pada Alzena dulu? Atau Rayno hanya meminta ampun pada Allah.

Bagaimana jika Azizan berbohong padanya dan memberitahu Alzena penyebab foto masalalu Alzena tersebar?

"Ayah, kenapa?" tanya Gan mendekatkan diri pada Rayno.

"Hah? Apa, Nak?" Rayno seketika tersentak.

***

Duduk berdampingan di atas sajadah, Azizan dan Alzena memegang satu tasbih digital masing-masing. Suasananya sunyi-sepi, dengan lampu redup yang menyala. Di malam hari itu, keduanya merasa lebih dekat utuh dalam hubungan mereka.

Mereka mengucapkan istighfar dengan khusyu. Alzena juga menyusul melakukan dzikir dengan tasbih digitalnya. Mereka saling menatap satu sama lain, mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa.

Ketika proyeksi dari tasbih digital Alzena menunjukkan 100 istighfar yang sudah dilakukan, mereka berhenti sejenak. Berharap Allah mengampuni dosa dan mengabulkan doa mereka.

"Aku rasain lebih deket sama kamu ketika kitandoa bersama. Seperti ini kita bisa bekerja sama mencapai kesucian," ujar Azizan.

"Bener, selalu merasa tenang dan damai ketika sama-sama dalam beribadah," balas Alzena sembari menenteng tasbih digitalnya.

"Kita emang jodoh untuk saling melengkapi dan mendukung dalam segala hal, termasuk dalam beribadah," timpal Azizan lembut sambil memandangi istrinya.

"Aku bersyukur bisa nemuin kamu sebagai pasangan hidup aku," ucap Alzena sambil tersenyum bahagia.

"Dua hati yang menyatu dalam kebersamaan bersama Allah," tambah Azizan sembari kembali melanjutkan sebelum adzan terdengar. Akhirnya usai dialog sebelum shubuh itu.

"Mau denger cerita Rasulullah ﷺ sama sahabat tentang apa?" tanya Azizan saat mereka usai mengaji.

"Tentang Sayyidina Umar bin Khattab," balas Alzena tersenyum manis.

"Jadi ceritanya beliau itu nikah sama cucunya Rasulullah ﷺ. Ummu Kultsum, anaknya dari Fatimah dan Ali. Anaknya Fatimah sama Ali itu, Hasan, Husein, Zainab sama Ummu Kultsum," terang Azizan matanya menatap Alzena.

"Kok bisa? Jadi mertuanya nabi ﷺ sekaligus cucu menantu juga ya? Terus umurnya sama sayyidina Ali beda berapa tahun?" tanya Alzena rasa keponya seperti sudah mendarah daging.

"Cuman 10 tahun. Tapi bayangin aja nikah sama teman kakeknya," balas Azizan.

"Kenapa emang dinikahin sama sayyidina Ali?" Lagi dan lagi Alzena bertanya.

"Cari berkah. Para sahabat itu saling menjaga hal-hal itu dan mereka tau betapa besarnya nilai sayyidina Umar dalam pandangan Allah yang sampai nabi Muhammad ﷺ bilang tentangnya. Andai aja ada nabi setelah aku pastilah Umar bin Khattab," jelas Azizan sambil melipat sarungnya.

Alzena mencium pipi Azizan. "Aku baru tau cerita ini, makasih ya."

Azizan senyum-senyum sendiri. "Aku sebenarnya sedih kemarin karena enggak bisa operasi pasien karena ada pendarahan di otaknya. Anaknya masih remaja."

Kemudian, Alzena mendekati Azizan dan memeluknya. "Tapi gara-gara kamu cium itu udah jadi obat buat aku apa lagi peluk gini. Jangan lepas ya, Sayang?"

Setelah mengangguk Alzena berucap, "Kamu udah berusaha keras. Makasih. Aku hargai itu. Kematian itu takdir Allah."

***

Tiap Jumat Alzena membuka kafe gratis. Ia juga membagikan makanan dan minuman yang ada di cafenya pada tetangga. Islam mengajarkan berbagi. Alzena mengamalkan ilmunya yang selama ini Alzena pelajari.

Dalam kafenya yang sederhana namun hangat, Alzena menyambut tetangga-tetangganya dengan senyuman. Mereka datang dengan berbagai ekspresi campur aduk - antara keterkejutan dan rasa syukur. Alzena dengan rendah hati menjawab salam mereka dan mengundang mereka untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan.

Tetangga pertama, dengan mata berbinar, berterima kasih kepada Alzena atas inisiatif luar biasanya. Dia merasa terharu dengan kebaikan Alzena yang tak henti-hentinya membuka cafe gratis setiap Jumat.

Alzena menjawab dengan tulus, "Sama-sama, Pak. Saya senang bisa berbagi kebahagiaan ini dengan semua orang. Semoga kafe ini bisa menjadi tempat yang hangat dan penuh kasih bagi kita semua."

Tetangga kedua, dengan rasa ingin tahu yang besar, bertanya kepada Alzena apakah dia tidak keberatan memberikan semua ini secara gratis. Alzena dengan mantap menjawab, "Tidak sama sekali. Islam mengajarkan kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Inilah cara saya mengamalkan ilmu yang telah saya pelajari."

Tetangga ketiga, dengan penuh rasa terimakasih, mengungkapkan apresiasinya kepada Alzena. Dia merasa terinspirasi oleh kebaikan dan ketulusan Alzena dalam berbagi dengan sukacita.

Alzena tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Bu. Semoga perbuatan kecil ini dapat menjadi awal dari banyak tindakan kebaikan yang kita lakukan bersama. Mari kita terus menjaga semangat berbagi dan saling peduli karena Allah."

***

"Mau kajian bareng?" tanya Azizan sembari menunjukkan poster kajian yang Azizan terima.

"Ajakan kamu ikut kajian bareng aku enggak bisa nolak," ujar Alzena dengan penuh kegembiraan. Dia diam sejenak, memikirkan usulan suaminya dengan hati-hati. "Aku senang lihat kita sama-sama tertarik pada kegiatan rohani yang memperkaya jiwa kita," kata Alzena dengan lembut.

"Kajian itu tentu akan jadi kesempatan yang indah bagi kita berdua untuk belajar lebih banyak tentang iman dan memperkuat kedekatan kita dengan Tuhan," timpalnya dengan bahasa yang bijaksana.

Alzena merasakan eratnya hubungan suaminya dengan Tuhan dan dia sepenuhnya mendukungnya dalam pencariannya akan kebenaran dan kebijaksanaan. "Aku mau hadir bareng kamu, terus kita bisa saling berbagi tentang pemahaman kita seusai kajian berlangsung," pungkasnya dengan senyum manis di bibirnya.

"Aku boleh tanya?" Sebenarnya Alzena merasa tidak enak merasakan hal ini.

"Boleh," jawab Azizan.

"Kalau Abi sama Umi itu berarti siapa kamu?" Alzena langsung merapatkan bibirnya takut dengan reaksi Azizan.

***

Jangan lupa alkahfi time, makasih udah mau baca ✨🤎

Continue Reading

You'll Also Like

183K 17.2K 32
(MGMH 2) Sama-sama terlahir dari keluarga yang harmonis membuat Lana dan Nazwa juga menginginkan itu, sebisa mungkin Nazwa dan Maulana mempertahanka...
9.8K 2.6K 44
Muhammad fajar alkhafi seorang Gus tampan di suatu pondok pesantren Nurul Azmi, bukan hanya seorang Gus tetapi dia juga seorang ketua geng motor yang...
25.9K 3.5K 17
Season Series #2 - Tokito Muichirou Kehilangan dirinya. Terlebih ia merupakan seseorang yang kau cintai. Kau sayangi. Namun, Tuhan telah mengambilnya...
315K 14.9K 54
Mengisahkan perjalanan cinta antara seorang anak kiyai pemilik pesantren bernama Muhamad Fauzan alkafi, dengan seorang perempuan badgril bernama Tia...