KEPASTIAN DENGAN GUS

By aleyanakarim

373K 16.4K 983

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... More

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

33) Warisan Akhlak

1.7K 108 5
By aleyanakarim

Aku melibatkan Allah dalam segala hal, berusaha taat sama Allah bukan lulusan pesantren tapi modal nekat kalau aku enggak berusaha memperbaiki diri emang besok ada jaminan kalau masih hidup? Jadi, kalau enggak sekarang mau kapan lagi?

Alzena Nisaka Maryam

***

Setelah berlari mengelilingi lapangan, para santri yang mengikuti taekwondo mulai berkumpul di lapangan. Mereka membentuk pasangan dan menjaga jarak yang sesuai antara satu dengan yang lainnya.

"Satu orang memegang taekwondo double target dan satu orang lainnya melakukan tendangan gunakan kaki, kemudian gantian," ucap Azizan memberikan instruksi.

*Taekwondo double target adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh para atlet taekwondo untuk melatih keakuratan dan kecepatan tendangan saat menyerang target musuh.

Para santri mengangguk sebagai tanda bahwa mereka memahami.

Setiap pasangan berdiri berdampingan, di mana salah satu dari mereka memegang taekwondo double target dengan kedua tangannya.

Sementara itu, pasangan lainnya fokus memandang alat tersebut dan dengan cepat menendang ke arah yang dituju.

Azizan berjalan perlahan dan memerhatikan para lelaki sedang menggunakan sasaran taekwondo double target untuk melakukan tendangan.

Beberapa kali Azizan memberikan masukan dan meluruskan tendangan santrinya yang dianggap tidak akurat.

"Dorong lagi kekuatan tendangan kamu!" seru Azizan pada santrinya terasa terlalu lemah.

"Naikin lagi tingginya!" ucap Azizan kepada yang di samping tampak kekuatannya kurang.

"Pegang targetnya lebih tinggi," kata Azizan kepada yang lain.

Mendengar perkataan Azizan, laki-laki yang tadinya memegang alat itu di depan pinggang, kini mengangkatnya ke depan dada.

"Ayo, lihat saya," seru Azizan sambil memberikan contoh.

"Nggeh, Gus."

Azizan memfokuskan pandangannya pada taekwondo double target tersebut, alhasil...

Sasaran tepat. Kaki Azizan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam tendangan dengan mengangkatnya ke tinggi dan dengan kekuatan serta kecepatannya, membuat orang yang memegang alat tersebut terdorong ke belakang.

***

Melintasi teman-teman mahasiswa yang sedang berbicara dengan serius di pintu kelas, Alzena masuk dan mengambil tempat di samping Dania yang sudah duduk beberapa baris di depan. Sambil menghadap ke arah Alzena, dia melambaikan tangannya sebagai tanda sapaan.

"Dania, lo mau ikut enggak?" tanya Alzena begitu antusias.

"Mau ke mana emangnya?" balas Dania yang memandang ke arah jendela.

"Ke Cianjur," jawab Alzena sambil menunjukan gambar yang Alzena temukan di sosial media.

"Kapan?"

"Akhir pekan insyaAllah."

"Gue nggak bisa maaf ya, ada janji soalnya."

***

Sesaat Fira melihat piring yang sudah kosong dari meja. "Kamu tau enggak di mana piring ini harus disimpan?"

"Hmm, seharusnya piring itu dimasukin ke rak piring dapur," jawab Hikam mengerutkan keningnya.

"Salah! Piring ini harus dimasukin ke tangan kamu, karena kamu yang bakalan nyuci!" ujar Fira senyum lebar.

Hikam kaget, tapi langsung ketawa. "Hahaha, oke deh, kamu emang jago bikin guyonan. Tapi kali ini, aku setuju buat nyuci piring!"

Setelah itu Fira senyum dengan penuh kemenangan, Wajahnya berbinar-binar. "Hebat! Aku tau kamu enggak bisa nolak tantangan."

Hikam bangkit dari kursinya dan menerima piring dari Fira. Dia jalan ke dapur sambil senyum.

Beberapa menit kemudian, suara gemuruh terdengar dari dapur. Fira liat ke dapur dengan tatapan penasaran.

"Beb, apa yang terjadi di situ?" tanya Fira.

Hikam muncul dari dapur dengan muka penuh tepung.

"Aku coba nyuci piring, tapi malah bikin kekacauan! Tepung tumpah dan ngebubukin semua dapur!" ujar Hikam sambil keliatan kocokan tepung nyempel di mukanya.

Fira tidak bisa menahan tawa dan jalan mendekati Hikam, lihat kondisi dapur yang benar-benar berantakan. "Hahaha, kamu emang punya bakat buat bikin kekacauan di dapur. Tapi enggak usah khawatir, kita bakal bersihinnya bareng-bareng."

Lalu Hikam ngangguk sambil nyapu tepung yang nyempel di mukanya pake tangan. "Iya, kayaknya aku mending jadi penerima guyonan dari pada coba jadi tukang cuci piring. Makasih udah bantu bersihin kekacauan ini, Beb."

Fira senyum dan mengambil sapu dan pengki untuk membersihkan tepung yang berserakan di lantai. "Enggak masalah. Kita selalu bisa nemuin cara buat bikin situasi jadi lucu dan menghibur. Itulah yang bikin hubungan kita istimewa."

***

Suasana senja melukiskan khazanah keindahan pasca hujan di taman. Bayu lembut menerpa seluruh sudut ruang hijau, membawa aroma tanah basah yang menggugah selera. Taman yang semula tampak kering dan gersang, kini berubah menjadi palet warna yang memukau. Bunga-bunga merekah dengan nyala kehidupan yang baru, memancarkan keindahan yang menyejukkan mata. Ciptaan-Nya yang sempurna terhampar di setiap helai rumput yang basah.

Azizan dan Alzena menggandeng erat jari-jari mereka, terikut dalam semaraknya nuansa alam. Tak ada kata-kata yang terucap, karena keheningan itu sendiri menjadi bahasa yang memenuhi keduanya. Hujan telah membuka jendela hati mereka, merasuki setiap pori-pori, membaurkan rasa syukur dalam kukuhnya ikatan yang terjalin di antara mereka.

Matahari yang mulai terbenam memberikan sentuhan emas di langit, menandakan keajaiban yang sedang terjadi. Alzena menatap Azizan dengan lembut, seolah menyampaikan bahwa cinta mereka akan terus berkembang seperti keindahan taman setelah hujan. Hujan itu membawa berkah tak terhingga, dan mereka berdua adalah penerima berkah itu.

Dalam senyuman hangat, Azizan menggumamkan kata-kata yang meluncur seperti embun pagi yang menyejukkan. "Hujan itu baik dan pengusir setan."

Ingatlah, ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu teguh pendirian. (QS. Al-Anfal ayat 16)

Mata Alzena bersinar memancarkan keyakinan yang tak tergoyahkan. Hujan itu membasahi harapannya, mencuci segala keraguannya. Dalam gemuruh petir dari kejauhan, ia menjawab. "Ya. Hujan itu rahmat-Nya pada kita. Bersama-sama kita jalan di antara tetes-tetes kebahagiaan, jadiin hari-hari kita penuh kasih dan kebaikan. Hujan bawa kita dekat, dan bersama-sama kita ungkap syukur kita setiap helaan nafas."

Kala Azizan dan Alzena berjalan melalui taman yang masih basah, menghirup segarnya udara yang masih tercium hujan. Dalam setiap langkah, mereka mengukir kenangan yang tak akan pernah pudar, sementara cerita mereka terus berlanjut dalam setiap rintikan rahmat hujan yang tak henti-hentinya mengalir.

Mereka tidak lama-lama bermain hujan. Setelahnya, menunggu selama 30 menit sebelum mandi usai hujan agar polusi dapat turun. Hingga beberapa waktu berlalu.

"Lain kali kalau lagi haid aku aja yang kerjain tugas rumah jangan bagi tugas kaya biasanya kamu mending istirahat, nanti aku bangunin buat makan," ucap Azizan saat melihat Alzena yang hendak membantunya.

"Oke, maaf ya ngerepotin aku mau tiduran dulu," balas Alzena dengan berat hati.

Raut Azizan tampak sendu dengan melihat Alzena, yang sedang tersungkur di sofa dengan wajah yang terlihat sangat pucat dan merasakan kesakitan karena haid. Azizan yang baru saja selesai membersihkan rumah, memperhatikannya dengan kekhawatiran dan mencoba mencari cara untuk menenangkannya.

Akhirnya Azizan mendekati Alzena. Meskipun matanya terpejam tapi Alzena menahan perih. Jadi, Azizan terpaksa membangunkan. "Sayangku, apa ada sesuatu yang bisa aku lakuin buat bantu kamu?"

"Enggak, udah aja. Makasih. Padahal baru semalam kamu pulang dari tugas malam di rumah sakit, dan sekarang aku butuh kamu," balas Alzena dengan lemas.

"Sama-sama." Azizan duduk di samping Alzena dan menggenggam tangannya. "Maafin aku kalau aku kelihatan lelah setelah pulang semalam. Aku mau coba buat kamu lebih tenang."

Azizan mengambil Al-Quran yang terletak di meja, membukanya pada halaman yang ia niatkan untuk dibaca, dan mulai membacakan ayat-ayat suci dengan suara lembut.
"Inna ma'al 'usri yusro, sesungguhnya setiap kesulitan ada kemudahan."

Alzena mendengarnya dengan penuh perhatian.

"Pasti sakit sama sulit banget jadi perempuan lagi haid? Tapi, kamu pasti tau,'kan? Kalau misalnya perempuan waktu semasa sucinya itu ibadah sholat 5 waktu, sholat sunnah, terus lakuin ibadah yang lain lalu datang waktu haid bakal dapat pahala yang sama, Allah kasih kemudahan lewat itu. Baik banget," komentar Azizan.

"Ya, emang sebaik itu Allah apa lagi sama perempuan," timpal Alzena.

"Suara kamu bikin hati aku tenang, Makasih ya." Senyuman hadir dari wajah Alzena.

"Kamu tahu, Sayang? sebagai suami dan istri, salah satu tugas kita adalah saling mendukung ketika kita sedang kesulitan."

Setelah membacakan ayat-ayat suci, Azizan beralih untuk membacakan sholawat yang indah. Suasana di ruangan itu menjadi tenang, dan hati Alzena merasa sangat lega. Ia merasakan ketenangan yang meliputi dirinya melalui sholawat yang dibacakan oleh Azizan.

***

"Kenapa masuk Islam?" tanya Azizan yang ingin tau jawaban dari Rayno.

Rekaman Rayno secara langsung di sosial media milik Azizan dibantu beberapa tim. Mereka sudah bekerja sama.

"Sebenarnya saya lahir di Amerika dan sejak umur 1 tahun pindah ke Indonesia. Dulu belum pernah bertemu Muslim namun semenjak itu bertemu seorang perempuan dan teman kuliah saya mulai rasa Islam berbeda dari agama lain," terang Rayno.

Tuturan Rayno terus berlanjut, "Dari pihak keluarga tidak pernah ada yang memperkenalkan apa itu Islam dan semenjak bertemu seorang itu dan Bundanya dengan segala perilaku baik dan ramah mereka jadi tau ternyata Islam bukan teroris yang seperti orang lain bilang begitu juga dengan teman kuliah saya."

"Muslim tidak bersikap diskriminatif, tidak jahat, muslim yang mencintai Allah, saya juga menginginkan masuk surga seperti mereka," ucap Rayno dengan sorotan kebahagiaan dengan suaranya.

"Saya tidak ingin salah. Setiap bulan puasa melihat orang-orang pada sholat tarawih mereka begitu kompak sampai banyak yang memarkirkan kendaraannya untuk ditinggalkan sholat, membuat terkagum-kagum akan hal itu dan saat membaca Al-Quran ternyata segala ciptaan Allah memang benar terjadi saya makin terkejut dan yakin. Saya merasa sedikit bingung dengan banyaknya jenis dan variasi dalam Injil yang ada beberapa berbeda satu sama lain." Kemudian Rayno melanjutkan dengan ingatannya yang kuat.

"Al-Quran, kadang-kadang memiliki cover dengan warna hijau, merah, atau coklat yang beragam. Namun, pada dasarnya, bagian isinya tetap sama persis. Lalu saya bertemu guru dan bersyahadat kemudian dia bilang dosa saya Allah ampuni dan saya suci seperti bayi yang baru lahir," tutur Rayno sambil tersenyum penuh kelegaan. Rayno diperhatikan oleh banyak orang.

***

3 hari berlalu, Azizan berdiri di depan makam seseorang dengan ekspresi wajah yang tegang. Dia merasa gelisah dan takut tentang apa yang akan terjadi saat dia mengungkapkan rahasia yang dia sembunyikan dari Alzena, sang istri tercinta. Dia merasakan keberatan di dadanya saat dia memikirkan bagaimana Alzena akan merespon.

Saat Azizan berlutut di depan makam, Alzena dengan langkah ragu-ragu mengikuti langkahnya. Wajahnya menunjukkan kebingungan dan ketegangan. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Azizan dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini makam siapa?" tanya Alzena dengan suara yang penuh kekhawatiran.

Azizan menatap Alzena dengan mata yang berkaca-kaca, mencoba menemukan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran. Dia merasa gemetar dan jantungnya berdebar keras saat dia berbicara.

"Ada sesuatu yang harus aku kasih tau sama kamu," ucap Azizan dengan suara yang gemetar. "Keluarga yang kamu lihat cemara, seorang umi yang menyayangi aku dan kamu dia bukan ibu kandung aku sedangkan ibu kandung aku... dia udah pergi saat aku lahir."

Alzena terkejut dan terdiam. Ekspresi wajahnya berubah menjadi campuran antara kebingungan, kekecewaan, dan kesedihan. Air mata mulai mengalir dari matanya yang terpaku.

Azizan melanjutkan dengan suara yang penuh penyesalan. "Aku tau aku salah enggak bilang soal ini dari dulu. Aku takut kehilangan kamu, aku takut kalau kamu bakal lihat aku dengan cara yang berbeda kalau kamu tahu."

Alzena tidak bisa menahan tangisannya lagi. Dia jatuh ke tanah dengan lututnya yang gemetar, tubuhnya terguncang oleh rasa sakit yang tak terlukiskan. Rasa kehilangan yang mendalam merasuki setiap serat tubuhnya.

Dengan linangan air mata Alzena benar-benar kecewa sehingga tidak sanggup untuk berkata-kata.

"Maafin aku, Alzena," ucap Azizan dengan suara yang penuh dengan penyesalan dan cinta. "Aku cinta kamu segenap hati aku, dan aku enggak mau kehilangan kamu. Aku janji buat kedepannya selalu jujur sama kamu, enggak peduli seberapa sulit kebenaran itu."

Hatinya hancur, dan tangisannya semakin kuat. Dia merangkul Azizan, membiarkan air mata mereka bercampur dan merasakan kehadiran satu sama lain dalam kepedihan yang mendalam. Sedih yang Alzena rasakan karena Azizan tidak memberitahu tentang lukanya dari awal.

Alzena kemudian mengangkat wajahnya, menatap Azizan dengan tatapan yang lembut namun penuh harapan. "Janji sama aku, mulai sekarang kita saling jujur dan terbuka satu sama lain. Jangan sembunyi apapun lagi dari aku, meski itu bikin sakit."

Azizan menahan emosi yang muncul di wajahnya. Dia mengangguk, meneguhkan tekadnya. "Aku janji. Aku janji. Enggak akan ada lagi rahasia di antara kita."

"Umma, menantu umma ini, luar biasa indah bukan hanya dari segi penampilan yang menutup seluruh auratnya, tetapi juga dari segi kepribadian dan akhlaknya," ucap Azizan dengan penuh rasa haru sambil memandang batu nisan ibunya.

Alzena merasa haru melihat Azizan yang begitu menghormati dan menyayangi ibunya. Dengan hati yang hangat, Alzena mendekati Azizan dan berkata, "Umma, salam kenal, aku Alzena. Aku terharu lihat Azizan cintai umma dan hargai warisan akhlak yang umma tinggalin."

"Aku janji berusaha sebaik mungkin untuk jadi menantu yang baik dan setia, serta meneruskan warisan kebaikan. Semoga kita bisa bangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung dalam keluarga ini," lanjut Alzena.

Di tengah-tengah kesedihan mereka, timbul benih kepercayaan yang baru. Keduanya merasakan kehangatan cinta yang menyelimuti mereka seperti selimut yang tak terlihat. Dan dengan mata yang sedikit meredup, Alzena berbisik, "Ada yang ingin kamu ucapin sama aku lagi?"

Azizan menelan ludah, lalu menjawab dengan ragu, "Tentu, ada sesuatu di sini yang ingin aku tunjukkin sama kamu. Tapi, aku takut... aku takut apa yang akan kamu rasain selanjutnya..."

"Azizan," potong Alzena lembut. "Apapun itu, kita akan hadapinya bersama. Ingat janji kamu."

Ekspresi Azizan tampak gugup namun lega, dan hanya dengan itu, dia mencoba memberi keberanian pada dirinya sendiri untuk mengungkapkan rahasia yang tersisa. Dalam hati, dia berharap kebenaran ini tidak akan mempengaruhi cinta mereka yang sudah terjalin erat.

***

TOLONG BANTU RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR DONG

Satu vote dan komen dari kamu sangat berarti buat aku :)

Happy reading ya guys, makasih

Semoga betah menemani perjalanan hidup Azizan sampai ending, maaf kalau makin ke sini ceritanya bikin bosan 🙏

Jangan tinggalkan sholat, okee?

Continue Reading

You'll Also Like

15.9K 67 3
Gadis yang bernama ANASTASIA ALTEZZA BAZIGHA seorang gadis dari keluarga bazigha, ia adalah anak dari tezza dan Muhammad bazighani. Anastasia altezza...
BEST PERSON By ell

Teen Fiction

406 98 8
Seperti lagu milik Nadin Amizah sunbae "Bun hidup berjalan seperti bajingan" Terkadang, hidup itu tidak adil. Thea ingin memprotes, kenapa takdir kel...
212K 11K 39
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...
527K 28.4K 34
Muhammad Alfarzan Azzaki, seorang Gus yang sudah menyebutkan nama bayi perempuan dalam sepertiga malamnya sejak umur 7 tahun. Dan dia, Aliyah Salsabi...