KEPASTIAN DENGAN GUS

By aleyanakarim

354K 15.5K 974

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... More

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

26) Penghujung Minggu

2.8K 168 4
By aleyanakarim

Fira yang sedang duduk di sofa sambil memegang perutnya. Mertua Fira⎯ Renata Ghea duduk di sebelahnya.

"Ibu, maaf jika buat ibu khawatir. Tapi, aku rasa benar-benar enggak enak badan akhir-akhir ini," keluh Fira tidak enak.

"Hah, kamu selalu aja dengan keluhan kamu. Ini hanya karena kehamilan, enggak perlu diperbesar," ucap Rena tanpa pengertian.

"Tapi, Bu, ini bukan sekadar keluhan biasa. Dokter bilang ada beberapa yang perlu diperhatiin. Aku mau jaga kesehatan aku dan bayi ini dengan baik," balas Fira.

Rena menatap Fira dengan sinis. "Ah, dokter-dokter itu, terlalu protektif. Kamu yang belum pernah hamil ini tiba-tiba jadi pintar ya?"

Pada dasarnya Fira memang pintar dia selalu menjadi juara pertama dari awal sekolah sampai akhir kelulusan.

Fira tersenyum pahit. "Bu, aku hanya minta dukungan dan pengertian dari keluarga. Kehamilan ini bukan hal yang mudah bagi aku."

"Kalau gitu, kamu seharusnya enggak mutusin untuk hamil buru-buru. Kalau kamu enggak bisa hadapi dengan baik, jangan mengada-ada."

10 tahun penantian disebut buru-buru? Ada-ada aja ibu ini.

"Aku dan suami sudah merencanakan kehamilan ini dengan baik, Bu."

***

Ketika Alzam sedang berjalan di sekolah ketika tiba-tiba ada pensil yang jatuh dari sakunya. Tanpa berpikir panjang, Alzam langsung mengikuti pensil tersebut yang terus bergulir ke bawah tangga.

Alzam berlari-lari kecil mengikuti pensil.

Siswa lain tertawa melihat Alzam.

Alzam tersenyum lebar dan mengangkat pensil yang berhasil ia tangkap.

"Selamat pagi, siswa-siswa! Apa yang sedang terjadi di sini?"

"Alzam mengikuti pensil yang jatuh, Bu!"

Guru berjilbab merah itu tertawa.
"Hahaha, itu lucu banget! Tapi, jangan sampai kamu terlalu terobsesi dengan barang yang jatuh ya, Alzam. Sekarang, mari kita mulai dengan materi pelajaran kita hari ini."

"Iyaa Bu tadi ngikutinnya berchandya berchandya," balas Alzam prik.

***

Di penghujung Minggu, Alzena terlihat anggun dengan balutan inner hitam, jaket lepis biru muda yang melindungi tubuhnya, pashmina hitam yang menutup dada, hand sock, dan kaos kaki berwarna biru melengkapi penampilannya yang sopan dan elegan. Sementara itu, Azizan mengenakan celana bahan hitam dipadukan dengan kaos hitam yang menegaskan kehangatan jiwa. Jaket lepis biru mudanya melindungi tubuhnya dari angin yang bertiup sepoi-sepoi.

Azizan berdiri tegak dengan tatapan mata yang teduh lalu melihat ke arah Alzena. Dia sedikit menundukkan kepalanya saat berbicara, hanya untuk memastikan bahwa Alzena mendengar setiap kata yang ia ucapkan.

"Udah tilawah hari ini?" ucap Azizan memastikan.

"Belum," balas Alzena.

"Sampai di rumah bunda nanti kita tilawah bareng ya?" ajak Azizan dengan semangat menggebu-gebu.

"InsyaAllah. Makasih udah ngingetin dan ngajarin aku terus menerus tanpa rasa bosan." Mata Alzena berbinar betapa beruntungnya Alzena memiliki suami yang suka mengingatkan Alzena pada Al-Quran.

Azizan tersenyum penuh kebahagiaan. "Udah jadi tugas aku buat ngingetin dan bimbing kamu. Seperti yang kita pelajari dari hadis Nabi Muhammad ﷺ hadist riwayat Bukhari. Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya."

Alzena lupa menaruh ponselnya. "Kemana perginya ponsel aku?"

"Itu yang kamu pegang," jawab Azizan.

Astaghfirullah, mau heran tapi ini Alzena.

Sebelum menuju rumah Rara mereka mampir ke toko es krim dan membeli es krim dengan rasa vanilla.

"Luar biasa. Rasa es krim ini selalu enak," ungkap Alzena.

Saat hendak menuju mobil ada sebuah motor yang mengebut Azizan segera menarik Alzena hingga tubuh mereka berdua bertabrakan dan es krim Alzena terkena wajahnya.

Rasanya tawa Azizan ingin meledak saat melihat muka Alzena yang dipenuhi oleh es krim.

"Kok malah diketawain?!" cetus Alzena.

"Coba balik badan," ucap Azizan memerintahkan.

Alzena membalikkan tubuhnya dan menghadap ke kaca mobil dan ternyata seluruh wajahnya dipenuhi oleh es krim.

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya Azizan mengeluarkan sapu tangan di dalam saku celananya dan mengusap wajah Alzena dengan lembut sehingga berhasil membuat Alzena terpaku.

"Tumben bawa sapu tangan," cakap Alzena menatap Azizan yang masih fokus mengelap es krim di wajahnya.

"Aku selalu bawa biar bisa kasih yang terbaik buat kamu sayangnya kamu baru nyadar kalau aku suka bawa ini," jelas Azizan.

***

"Oh enggak, lampu mati!" ujar Fira.

"Enggak apa-apa, aku mau cari senter," balas Hikam melangkahkan kakinya.

Hikam pergi ke belakang rumah untuk mencari senter sambil berjalan dengan hati-hati di kegelapan.

Lambat laun Fira memperingati. "Beb, hati-hati ya!"

"Aku baik-baik aja, jangan khawatir!" sahut Hikam dari kejauhan.

Tiba-tiba, Hikam tersandung dan jatuh ke lantai.

"Apa yang terjadi?" tanya Fira cemas.

"Aku baik-baik aja, aku cuman tersandung di kursi," aku Hikam segera beranjak.

Fira terkekeh ringan. " Hahaha, kamu selalu kocak."

***

Langit malam itu dipenuhi dengan bintang-bintang yang cemerlang. Bulan sabit setengah malu-malu terlihat di antara awan putih yang lembut. Suara-suara serangga dan kodok dari sungai kecil yang berada di dekat pesantren, terdengar jelas di udara yang sunyi. Dari jendela pesantren, terlihat seseorang yang sedang duduk memandangi langit yang indah itu.

"Udah ya, matiin lampunya?"

"Bentar maskeran dulu."

"Mau ke WC."

"Pokoknya pintunya jangan dulu ditutup."

Yang lain asik mengobrol di asrama.

Ekram datang dengan melipatkan kedua tangannya sambil menunjuk-nunjuk para santri. "Heh udah al-mulk sama wudhu belum pentingnya wudhu biar dijaga malaikat, diampuni dosa sama al-mulk bebas dari siksa kubur?"

Mereka semua mengangguk kompak.

***

Alzena dan Azizan sedang menghadiri acara keluarga besar dari pihak Alzena. Semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dan sedang asyik berbincang-bincang.

Tiba-tiba, dari keluarga besar ibunya, yang dikenal sebagai orang yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain, bertanya dengan tiba-tiba. "Kapan kamu dan Azizan akan memberikan kabar bahagia tentang kehamilan?"

Alzena terkejut dan merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut. Dia tidak ingin membahas masalah pribadi mereka di depan orang banyak, apalagi dengan bibinya yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain.

"Maaf Tante, itu adalah masalah pribadi kami dan kami tidak ingin membahasnya di depan orang banyak," jawab Alzena.

Namun, dia terus memaksakan pertanyaannya dan meminta Alzena untuk memberikan jawaban yang jelas.

"Enggak ada yang salah dengan itu, saya hanya ingin tahu kapan kamu akan memberikan kabar bahagia tentang kehamilan. Keluarga besar kita sudah menunggu."

Azizan yang merasa bahwa istrinya tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut, langsung membelanya dan meminta bibi mereka untuk menghormati privasi.

"Maaf Tante, tapi itu adalah masalah pribadi kami dan kami merasa kurang nyaman membahasnya di depan orang banyak. Kami akan memberikan kabar bahagia saat waktunya tiba. Tolong hormati privasi kami, doakan yang terbaik saja," pinta Azizan.

"Cukup, Alzena itu anak aku sekaligus keponakan kamu Ratna! Aku harap kamu enggak ngomong hal yang bikin Alzena tersinggung lagi!" tegas Rara berlalu pergi.

***

Halo, makasih udah mau baca💗

Tinggalkan vote dan komentar ya 💐✨

Satu komentar dari kamu itu berharga banget tau.

Kemarin hari kelahiran manusia tercinta ya, 12 rabiul awal 😻❤️

Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad, jangan lupa perbanyak sholawat 🤎

Continue Reading

You'll Also Like

515K 27.9K 34
Muhammad Alfarzan Azzaki, seorang Gus yang sudah menyebutkan nama bayi perempuan dalam sepertiga malamnya sejak umur 7 tahun. Dan dia, Aliyah Salsabi...
9.9K 597 26
Deskripsi nyusul. Langsung baca aja, dijamin seru.
1M 59.6K 48
🚫 JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA🚫 ~Sebuah perjodohan memang sudah biasa dilakukan oleh seorang Gus,yang mana biasanya seoran...
6.3M 446K 58
Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Alif Faezan. Mahasiswa lulusan sa...