KEPASTIAN DENGAN GUS

By aleyanakarim

353K 15.5K 974

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... More

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

22) Kapal Tak Berlayar

4.2K 202 3
By aleyanakarim

Makasih ya buat kalian yang bersedia baca dan meramaikan cerita ini dengan vote dan komentar hehe

Happy reading!
Ditunggu komentarnya!🤎

***

Beberapa hari terakhir Azizan sibuk sampai tidak pulang sama sekali operasinya begitu banyak. Komunikasi mereka semakin singkat. Azizan dan Alzena sekalinya bertemu hanya saling bersapa tidak biasanya Azizan juga mendiamkannya dan mereka belum menyelesaikan masalah tentang Alzena yang sempat meminta untuk pisah kamar.

Mula-mula Azizan mengajak istrinya berbincang. "Aku rasa kita perlu bicara soal masalah ini lebih serius. Kenapa kamu pilih buat pisah kamar padahal sebelumnya aku enggak setuju?"

"Maafin aku. Aku tahu kamu sibuk sama pekerjaan kamu dan aku enggak mau ganggu. Urusan ini sebenarnya lebih kaitannya sama diri aku sendiri. Aku rasa butuh waktu dan ruang untuk berpikir beberapa hal dalam hidup aku," jelas Alzena penuh sesal.

Penerimaan Azizan dengan mudah memahami. "Aku ngerti kalau kamu juga punya kebutuhan dan masalah pribadi. Tapi, penting bagi kita tetap komunikasi sama cari solusi bersama. Aku mau dengerin apa yang lagi kamu hadapi boleh?"

"Aku sempat minta pisah kamar soalnya aku kepikiran sama karyawan yang ngundurin diri. Aku bingung, harusnya aku kerja setiap hari atau mending cari karyawan yang baru? Tapi kalau aku kerja tiap hari, takut lalai jalanin peran aku sebagai seorang istri sama mahasiswa." Terus terang saja Alzena pusing dengan masalah seperti ini. Ia tidak mau jika satu kamar menyakiti perasaan suaminya karena emosi itu.

Senggut Azizan mendengarnya. "Situasi kamu menantang sekarang. Ini emang pertanyaan yang sulit dijawab, tapi yuk kita hadapi bersama. Pertama-tama, apa yang buat kamu perlu kerja tiap hari? Apa karyawan yang berhenti buat kamu terbebani atau kurang tenang?"

"Ya, sejak karyawan yang resign, aku terbebani dengan tugas-tugasnya yang belum tuntas. Aku takut kalau aku enggak ngambil alih, pekerjaan akan numpuk dan usaha kita terganggu. Tapi, dalam waktu yang sama, aku pengen bisa jalanin peran aku sebagai istri dengan baik," ungkap Alzena.

"Cari karyawan yang baru bisa jadi solusi jangka panjang buat ngurangin beban pekerjaan kamu. Tetapi, penting juga keseimbangan antara pekerjaan kamu dan peran kamu sebagai istri dan mahasiswa. Apa ada kemungkinan buat bagi tugas dengan karyawan lain sementara cari karyawan baru terus kasih mereka gaji lebih aja?" perintah Azizan menawarkan solusi.

"Hmm, sebenarnya aku belum mikirin itu. Aku bisa lakuin delegasi tugas sebagian sama karyawan yang ada sekarang. Ini mungkin bisa bantu untuk sementara waktu. Di sisi lain tetap aja, aku khawatir akan lalai lakuin tanggung jawab istri dan tugas kuliah." Bimbang Alzena rasakan.

"Kita bisa coba ngatur waktu dengan bijak. Mungkin, kamu bisa buat jadwal rutin buat jalanin tugas-tugas seputar pekerjaan kamu, dan kemudian sisain waktu supaya fokus sama peran kamu sebagai istri dan aku mau selalu bantu kamu sebagai seorang suami. Kalau gitu, kamu bisa tetap produktif dalam pekerjaan kamu dan juga punya waktu yang cukup untuk tugas-tugas rumah tangga dan kuliah," usul Azizan sangat membantu.

"Itu terdengar seperti rencana yang masuk akal. Aku mau coba praktek," timpal Alzena.

Seulas senyum Azizan tampilkan. "Aku siap dukung kamu dan jaga keseimbangan antara itu semua."

"Makasih, aku beruntung punya kamu di sisi aku." Apresiasi Alzena dengan kehadiran suami seperti Azizan.

Kesempatan ini Alzena yang bertanya, "Gimana sama kamu kenapa kamu diemin aku selama beberapa hari enggak kayak biasanya cuman nyapa aja? Aku rasa gagal jadi seorang istri karena kurang komunikasi."

"Aku minta maaf kalau aku kelihatan diemin kamu beberapa hari ini. Ada sesuatu yang terjadi lalu sulit buat ceritainnya," jelas Azizan meraih tangan istrinya.

"Kenapa? Kamu tau,'kan? kita bisa ngomongin apa aja, salah banget ya aku?" timpal Alzena dengan durja kecewa.

"Bukan salah kamu. Aku yang sulit buat ceritain ini. Operasi yang aku lakuin beberapa hari yang lalu enggak berjalan dengan lancar. Pasien aku... pasien aku meninggal. Aku merasa bersalah," aku Azizan mimiknya sayu.

Memeluk bahu lebar suaminya Alzena berkata, "Aku nyesel enggak tahu apa yang kamu alami. Kamu enggak perlu merasa bersalah, kamu udah lakuin yang terbaik. Kita bisa lewati ini bersama hidup dan meninggalnya seseorang itu takdir Allah bukan salah kamu."

"Makasih, Sayang. Aku minta maaf ya, udah diemin kamu." Rasa sesal hinggap di benak Azizan.

"Enggak apa-apa. Yang penting sekarang kita saling terbuka dan omongin tentang apa yang kita rasain," balas Alzena.

***

"Aduh aku jatuh." Hikam ambruk di lantai depan rumah.

Sedangkan Fira hanya mengernyitkan dahinya.

"Jatuh cinta sama kamu," lanjut Hikam seraya tersenyum membuat Fira tersipu malu.

Mereka tertawa.

"Kamu jangan bercanda mulu," balas Fira.

Hikam mendekat dan memegang tangan Fira. "Enggak ada bercandaan, Beb. Aku serius. Udah lama aku jatuh cinta sama kamu."

Fira tersenyum lagi, "Kamu selalu bisa buat aku tersipu malu."

Lalu Hikam mengusap lembut pipi Fira. "Itu karena aku cinta banget sama kamu, kamu adalah segalanya bagi aku."

***

*Flashback 12 Desember 2014.

"Doa turun hujan apa?"

"Allahumma shoyyiban nafi'an."

"Kalau doa keluar dari kamar mandi?"

"Gufronaka."

"Terus doa sebelum makan atau minum?"

"Bismillah."

"Kok lo hafal?"

"Soalnya belajar dan diajarin sama nenek."

"Misalnya ada yang suka sama lo gimana hmm?"

"Gue enggak pantas disukai orang lain dan enggak ada niatan menyukai orang lain melebihi rasa kagum."

"Jangan gitu lo pantas disukai orang dan gue janji selamanya gue bakal ada di samping lo, Alzena."

Pemuda yang mengenakan seragam putih biru itu berlarian mereka balapan siapa yang sampai kelas lebih dulu.

*Flashback Off.

Kapal tak berlayar. Lirik lagu yang akhir-akhir ini Rayno temukan di media sosialnya seolah menceritakan kisahnya dengan Alzena.

Rayno masih mengingat jelas ucapannya pada Alzena. Rayno akui Rayno memang salah karena meninggalkan Alzena. Tapi, Rayno saat itu sedang serba salah karena ia ingin menemani kakaknya. Tidak bisa membiarkan kakaknya untuk pergi ke luar negeri seorang diri. Rayno sangat menyayangi kakaknya.

Namun, setelah Rayno menemukan bahwa keputusannya meninggalkan Alzena menyebabkan hati Alzena terluka dan dia merasa ditinggalkan, Rayno berjanji dalam hati bahwa dia akan memperbaiki menepati janjinya setelah kembali. Tapi, setelah bertemu lagi dengan Alzena, Alzena lebih memilih untuk menikah dengan Azizan dibandingkan dirinya.

"Enggak boleh galau terus, gue harus move off! Kenapa susah banget buat ikhlas?!" gumam Rayno.

"Kalau move on artinya pindah, mau pindah ke siapa? Sedangkan diri sendiri aja belum baik," lanjut Rayno
dengan suara yang samar.

***

Setelah menikah, Alzena senantiasa mengutamakan kesukaan suaminya dalam hal pilihan baju, tas, sepatu, jilbab, warna lipstick, aroma parfum, serta gaya rambutnya, tanpa mempertimbangkan kesukaannya sendiri. Ia selalu membeli apa yang disukai oleh suaminya, meskipun ia sendiri tidak begitu menyukainya. Ia senantiasa memakai apa yang membuat suaminya tertarik, meski Alzena tidak begitu menyukainya.

Ketika seorang istri dapat menerapkan hal ini dan mengambil kebahagiaan suaminya di atas kebahagiaannya sendiri, semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah, maka ia harus siap untuk memperoleh pahala tiada henti dalam setiap detiknya.

Alih-alih menggunakan pakaian kesukaannya, Alzena memilih menggunakan pakaian yang manis dan feminim dress berwarna pink.
Rambut panjangnya ditarik menjadi satu. Ia mengenakan jilbab menutup dada. Alzena hanya memakai pelembab dan tabir surya, dengan sedikit bedak tabur agar wajahnya terasa nyaman. Alzena menggunakan lipgloss berwarna transparant yang memberikan kesan natural pada wajahnya. Make up Alzena sangat sederhana karena itu Azizan lebih menyukainya.

Tidak menunggu lama akhirnya Azizan pulang dan dari kejauhan Azizan merentangkan tangannya dengan senyuman yang lebar padahal Alzena baru membuka pintu. Dengan senang Alzena membalas senyuman Azizan.

Alzena menghambur ke pelukan Azizan. Wangi minyak telon tercium dari tubuh Alzena. "Kangen banget sama istri aku ini."

"Aku juga," balas Alzena wajahnya merah kecut.

"Tapi, kamu enggak telepon aku?" Menaikkan sebelah alisnya ke atas saat Azizan mengutip.

"Sibuk hari ini kafenya ramai banget alhamdulillah enggak sempat periksa ponsel juga," balas Alzena.

Azizan fokus memperhatikan Alzena yang terus saja berbica di pinggir sofa. Soal cerita hari ini.

Di kejauhan, lampu-lampu kota berpendar, seperti permata yang berkilauan di malam hari. Rumah-rumah tampak hangat dan menyenangkan, dengan cahaya yang menerobos jendela dan menari di jalan-jalan yang sepi.

Pemandangan yang Azizan dan Alzena nikmati dari atas.

"Wah cantik banget masyaAllah," ungkap Alzena.

"MasyaAllah ya, benar-benar cantik." Tatap Azizan melihat wajah Alzena yang tersenyum menatap langit malam.

Tapi kepala Alzena mendadak pening dan Alzena merasakan mual. Badannya juga lemas. Alzena memegang tangan Azizan agar dirinya tidak jatuh.

***

Ada yang tau Alzena kenapa?

Gimana sama part kali ini?

Continue Reading

You'll Also Like

1M 59.6K 48
🚫 JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA🚫 ~Sebuah perjodohan memang sudah biasa dilakukan oleh seorang Gus,yang mana biasanya seoran...
4.6K 277 7
⚠️BIAR BAROKAH, FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️ Tentang Muhammad Abidzar Al Ghifari. Lelaki yang dikenal angkuh, tegas dan arogan jika sudah menyangkut se...
154K 15.8K 47
"Gus Arga!" Panggil Rara. "Devan Ra!" Ia sangat tidak suka jika Rara memanggilnya dengan sebutan Arga seperti kebanyakan orang. "Gus Devan," panggi...
9.8K 596 26
Deskripsi nyusul. Langsung baca aja, dijamin seru.