Regal & Rena

By ddynalee

11.8K 2.5K 334

[On Going] Serena Zea Mays bukan jagung. Tapi dia cewek gemes yang diajak pacaran sama mahasiswa galak bernam... More

00. Panggilan Baru
01. Kesiram Air Pupuk Tanaman
02. Gebrakan Mengejutkan
03. Persyaratan Pacaran
04. Serena Keceplosan
05. Dimarahin Kak Regal
06. Digombalin Bocil
07. Sejenak Teringat Dia
08. Foto Selca
09. Mas Pacar
10. Password WiFi
11. Seruni dan Peony
12. "Nggak apa-apa, bang. Nice Try!"
13. Ngedate Sama Pak Guru
14. Good Night, Bocil
15. Support System?
16. "Kenapa Rasanya Sakit Banget?"
17. Cardigan Merah Muda
18. Tongkrongan Mak Lin
19. Permaisuri
20. Pelanggaran Pasal Pasal
21. Ngopi Bersama Bapak Sendy
22. Bioskop Date
23. Pernyataan Revan
24. Revan & Regal
25. Pelukan Singkat
26. Kamu Cantik
27. Dia Serena Zea Mays
28. Aku Sayang Kak Regal
29. Ambulance
30. Gara-Gara Tikus
31. Seruni Yang Mekar
32. Sebuah Misi?
33. Kora - Kora
34. Malam Bersama Regal
35. Tersirat di Akhir Kalimat
36. Distraksi Rasa
37. Posisi Yang Harus Mengerti Segalanya
38. Obstreperous
39. "Aku Janji Nggak Akan Nakal Lagi."
40. Hukuman Baru
41. "Kita Sayang Kak Sarah."
42. Kamu Berguna, Rena
44. Bahagia dan Sedih Yang Bersamaan
45. Bubble Damn!
46. Other Side
47. Dumb!
48. Midnight and Break (Kilas Balik)
49. Syarat Bersamanya

43. Kejutan Malam

201 43 5
By ddynalee

Hari-hari terus berlalu. Bahkan lebaran juga sudah terlewat dua Minggu yang lalu. Di Minggu ini, Rena dan Sera disibukkan dengan Ujian Kenaikan Kelas. Sementara Sarah sudah kembali ke Surabaya, Papa dan Mama juga ikut pergi ke sana untuk mengurus permasalahan putrinya dengan Bayu.

Malam ini kamar bernuansa krem milik Sera terpantau hening. Rena mengungsi di kamar kakaknya karena tadi habis menonton Video Nadia Omara. Perempuan itu duduk di kasur dengan buku mata pelajaran Korespondensi, karena besok itu yang akan diujikan.

“Kenapa nggak balance sih? Padahal aku udah masukin bener semua, mana yang salah? Hih!” Sera menggeram demikian sebab angka-angka yang ia masukkan di akhir penjumlahan tidak balance. Sebagai anak akuntansi kalimat balance belum tentu benar, tidak balance sudah pasti salah benar adanya.

“Emang pelajaran akuntansi sesusah itu ya kak?” tanya Rena yang sudah pusing dengan bahasa Inggris handling telephone serta apa-apa yang harus dihadirkan dalam surat menyurat perusahaan. Lipatan surat saja Rena sudah tidak ingat, padahal kemarin Regal sudah mencontohkan dengan banyak kertas. Mulai dari standard fold, accordiom fold, sampai french fold.

Ribet banget deh orang kantor. Masa lipet surat pake tekniknya segala. Tinggal dilipet aja apa susahnya? Yang penting kan isinya. Begitu keluhannya.

Emang susah, tapi aku suka.”

“Apa cuma aku yang nggak suka pelajaran apapun itu?” tanya Rena sambil membuka ponselnya.

“Ya, emang cuma kamu,” balas Sera sudah mumet dengan rentetan berjuta angka-angka penjualan yang mbuhlah Sera bahkan tak pernah memegang uang sebanyak itu. Mungkin kalau angka-angka uang itu ada wujudnya, Sera nggak akan sefrustasi ini.

“Kak Regal!” Rena menghubungi Regal melalui video call. Lelaki itu terlihat sedang rebahan miring menatap ponsel ketika Rena hubungi.

“Lagi belajar apa?”

“Kores.”

“Oh.”

“Dasar bucin,” ejek Sera sambil melirik ke belakang.

“Kak, kalau aku nggak masuk sepuluh besar nanti gimana?” tanya Rena sudah hopeless duluan.

“Saya bunuh kamu.” Balasan Regal membuat Rena bergidik ngeri. Lagian begitu segala ditanyakan. Dasar Jagung!

“Ngeri banget. Nanti Kak Regal nggak bisa lihat aku yang unyu ini kalau mati.”

“Kalau nggak masuk sepuluh besar saya kasih kamu hukuman. Bisa-bisanya murid saya tidak masuk sepuluh besar. Yang ada saya direbus di kuali bakso sama Mama mu.”

“Emang Mama pernah bilang apa?”

“Katanya kalau saya tidak bisa membuatmu mendapat nilai bagus. Saya direbus di kuali bakso.”

Rena terperangah. Astaga, Mama Nita ngeri sekali. Sementara Regal menahan tawanya melihat ekspresi Rena. Tentu saja ucapan Regal tidak benar. Mama Nita tidak pernah mengucapkan hal itu.

“Ada ada aja,” lirih Sera. Tangannya kembali bergerak menghitung.

Jika Rena tidak mendapat nilai bagus ada dua probabilitas yang akan terjadi. Pertama dirinya mati muda dan setelahnya Regal jadi bakso.

Ketakutan yang nampak pada ekspresi Rena mengundang gelak tawa Regal. Alis Rena mencuram. “Malah ketawa? Gimana kalau beneran nggak bisa?”

“Bisa.”

“Nggak bisa.”

“Pasti bisa.”

“Nggak.”

“Kamu tidak percaya pada dirimu sendiri?”

Rena menggeleng.

“Padahal saya sangat percaya kamu bisa. Buktinya tiga hari kemarin kamu bilang pada saya bisa menjawab semua soal tanpa mencontek. Kenapa sekarang kamu bilang tidak bisa dan tidak yakin?”

“Soalnya hari ini Kores sama Simdig. Susah pelajarannya.”

Simdig mirip-mirip dengan teknologi perkantoran. Buktinya kemarin kamu lancar saja mengerjakan tekper.”

“Apa yang buat kamu masih kesusahan? Bilang saja, mau ketemu saya di luar?”

Nah ini yang Rena tunggu-tunggu. “Yuk! Aku meluncur.”

Dengan panggilan masih terhubung. Rena berpamitan pada Sera. Sera menjawab dengan dehaman. Lalu gadis itu keluar dari rumah. Regal tiba-tiba sudah ada di depan pagar rumah Rena.

“Kak Regal cepet banget udah sampe sini. Di teras aja yuk kak.” Regal mengikuti langkah Rena dan berdiri di teras rumah Rena. Rena masuk sebentar untuk mengambil buku paket korespondensi dan simulasi digital perkantoran.

Ia keluar lagi dan mengajak Regal untuk duduk di lantai teras rumah.

“Aku udah lupa bentuk lipatan surat kak.” Rena membuka buku korespondensi di bagian contoh-contoh lipatan surat.

“Yang kamu ingat yang mana?” tanya Regal.

“Cuma standard fold, accordion fold sama single fold.”

“Ya sudah, kalau saya pantau dari soal-soal sebelumnya. Biasanya itu yang keluar,” balas Regal santai.

“Kalau misal yang keluar lain gimana?”

“Rena, soal itu selalu mirip-mirip. Percaya saja dengan saya.”

“Oke deh.”

Rena kembali diam dan membaca materi korespondensi di buku paket. Dengan Regal yang menatap kefokusan Rena. Minggu ini Regal tidak terlalu sibuk. Tapi Minggu depan ia punya banyak kegiatan. Ia juga akan ujian.

Setelahnya, Regal terdiam cukup lama ketika ia tiba-tiba memikirkan Sarah. Kemarin Sarah bilang akan segera menyelesaikan urusannya dengan Bayu. Kalau ditanya mengapa Papa Sendy seberani itu memutuskan untuk berhadapan dengan Bayu yang bekingannya nggak main-main, jawabannya bekingan Papa Allah SWT, jadi nggak perlu takut.

Sarah tentu saja was-was dan khawatir. Apalagi Mama Nita benar-benar belum mau berbicara dengannya semenjak itu. Dan dia mencurahkan semua isi hatinya pada Regal.

Regal adalah tempat Sarah untuk bercerita selama ini. Sempat putus kontak karena Sarah berpacaran dengan Bayu. Padahal sebelumnya Sarah selalu lari pada Regal jika merasa sedih, senang, tertekan, dan lain-lain. Tentu saja ketika itu Regal merasa kehilangan. Namun, ia mencoba untuk mengerti.

Dan setelah kejadian itu, Sarah kembali mencurahkan isi hatinya pada Regal. Perempuan itu selalu menyalahkan dirinya. Selalu menganggap bahwa ia anak yang gagal, kakak yang gagal untuk adik-adiknya. Padahal selama ini Sarah banyak mengalah dan mengesampingkan keinginannya untuk Sera dan Rena.

Sarah ingin menjadi dokter dan ia sudah diterima kala itu di sebuah Universitas ternama Jurusan Kedokteran. Namun, karena ada keperluan adik-adiknya yang besar, apalagi waktu itu Sera sering sekali keluar masuk rumah sakit. Terpaksa Sarah mengundurkan diri.

Padahal Papa dan Mama sudah bilang sanggup untuk membiayai Sarah dan tidak ada kendala. Bahkan SPI dan UKT pertama sudah dibayarkan. Pada akhirnya Sarah mengundurkan diri dan ikut sbmptn tahun depan.

Tak hanya itu. Saat kecil ia selalu membagi apapun yang ia punya pada Sera dan Rena. Sama sekali tak pernah terbesit rasa kesal karena hal itu. Jika Sarah punya satu donat, ia akan membagi tiga dan dua bagian lebih besar ia berikan pada Sera dan Rena.

Jika dibilang Sarah kakak yang gagal. Itu tidaklah benar.

“Kak?” Rena mengguncang lengan Regal yang melamun. “Lagi mikirin apa? Hutang kah?”

“Saya memikirkan Sarah,” ungkapnya jujur.

“Jangan khawatir Kak. Papa Sendy kan titisan Bandung Bondowoso. Pasti permasalahan Kak Sarah bakal selesai dalam sekejap mata,” balas Rena. Karena Papanya adalah Papa Sendy yang cerdiknya bukan main.

Kamu harus menyayangi Sarah, Rena. Dia butuh itu.”

“Aku selalu sayang sama Kak Sarah, Kak Sera juga. Tapi mereka berdua tuh sebenernya nggak asik buat diajak curhat. Sama-sama suka mendem, apalagi Kak Sera yang kayak Limbad. Aku bukan dukun yang bisa nerawang apa isi pikiran mereka. Mungkin aku lebih sering curhat ke Kak Sarah dan Kak Sarah juga cerita-cerita ke aku. Tapi aku nggak pernah denger cerita sedih dari Kak Sarah, dia selalu cerita bagian bahagianya aja.” Rena merengut.

“Aku ngerti kok aku anak bungsu. Tapi aku kan bukan bocil lagi! Aku bisa kok jadi temen curhat. Salsa sama Ona sering curhat ke aku. Malah berasa aku lebih ngertiin mereka daripada kakak-kakakku. Haduh lieur kalau kata orang Sunda mah,” imbuh Rena.

Gaya bicara dan gerak-gerik Rena saat berbicara membuat Regal gemas.

Sembari menunggui Rena belajar. Regal menatap rumahnya yang sepi. Ayah pulang kemarin. Dan hari ini Ayah, Ibu berserta Revan sedang keluar belanja bulanan. Regal awalnya hendak ikut, namun ia ingat ada tugas yang harus diselesaikan tadi.

“Belajar ditemenin ayang jadi semangat deh,” gumam Rena. Ia mendongak dan tersenyum sampai matanya ikut tersenyum pula.

Regal memandangi wajah Rena cukup lama. Ketika gadis itu menunduk kembali ada gejolak yang tak bisa dideskripsikan bagaimana rasanya. Intinya, berada di dekat Rena, Regal merasa beban di kepalanya mendadak sirna. Regal ingin sekali memeluk Rena. Namun, ia tak bisa seenaknya melakukan hal itu. Bisa saja Rena tidak nyaman dengan apa yang ia lakukan.

“Kak, kalau nama tujuan di surat itu kepada yth, atau gimana sih?” tanya Rena.

“Salah satu aja. Boleh yth, boleh kepada, tapi jangan dijadiin satu, kurang efektif,” balas Regal membuat Rena mengangguk-angguk.

“Bentuk-bentuk surat. Full block style bentuk lurus penuh nggak menjorok, semi block style setengah lurus, block style lurus. Bener kak?”

Regal mengangguk sambil menyelipkan rambut Rena yang menutupi wajahnya ke belakang telinga gadis itu. Rena terpaku dan kembali membaca materi di buku. Ya Allah, jantung hamba kayaknya bakal tukeran tempat sama hati kalau Kak Regal kayak gini.

Rena.”

Rena langsung mendongak. “Iya kak?”

Katakan saja bahwa Regal tidak bisa menjaga pendiriannya. “Saya boleh peluk kamu?” pertanyaan yang tentu saja membuat Rena hampir kejengkang ke belakang. Pakai izin pula.

Belum sempat Rena menjawab. Regal sudah menepis jarak di antara mereka. Ia menarik Rena ke dalam pelukannya dengan keadaan Rena yang masih memegang buku paket. Ia mencium pelipis Rena secara singkat membuat jantung Rena semakin tidak keruan.

Bahkan bunyi jantungnya mungkin bisa terdengar oleh Regal, karena memang jantung Rena berdetak sekencang itu. Apalagi ketika Regal mendaratkan bibir pada pelipisnya. Astaga.

Namun, pelukan itu harus terlepas ketika ponsel Regal berdering.

“Sebentar ya.”

Rena mengangguk sambil memeluk buku paket.

Alis Regal mencuram dengan kerutan pada dahi ketika mendengar seseorang berbicara melalui sambungan telepon. Dan setelahnya malam hari ini seakan terjadi sebuah ledakan hebat ketika seseorang berkata bahwa mobil Ayah, Ibu dan Revan di dalamnya mengalami kecelakaan dan mobilnya terperosok ke dalam jurang.


Itu lipatan2 surat. Kalau surat resmi yg biasa aku temuin sering pakai standard fold sama accordion fold.

Maaf baru bisa update. Lagi sibuk ngurusin tetek bengek ospek soalnya.

Terima kasih bagi yang masih nungguin, love you💕🤗

- Dayna

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.5M 232K 39
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
651K 25.5K 37
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.9M 91.5K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.2M 45.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...