AYLA

By Livvyverse_

648K 18K 1.5K

Banyak adegan dewasa beserta kekerasan, yang tidak patut di contoh‼️ [Harap bijak dalam membaca] 📌FOLLOW DUL... More

01.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32. END
EKSTRA PART

02.

29K 698 30
By Livvyverse_

Hari ini adalah hari puncak acara perpisahan kelulusan semua siswa-siswi. Sedari pagi, banyak para tamu undangan yang tak lain orang tua dari murid datang untuk menyaksikan momen perpisahan anak-anak mereka.

Setiap orang tua membawakan berbagai hadiah untuk anaknya sebagai ucapan selamat untuk kelulusannya. Semua murid merasakan bahagia dan haru pada siang hari ini. Namun tidak dengan Ayla.

Tidak ada satupun keluarga dari gadis tersebut yang datang ke acara kelulusannya hari ini. Saat pagi tadi dia bertanya pada sang ibu, sebuah cacian serta hinaan justru yang di dapat olehnya.

Farida dan Ridho tidak perduli dengan acara kelulusan Ayla. Mereka lebih mementingkan pekerjaan, ketimbang mendatangi momen perpisahan sang anak.

Ketika semua murid saling berpelukan dengan orang tua masing-masing, lalu mengabadikan momen untuk bersewa foto. Ayla hanya bisa melipat kedua bibirnya. Dia menahan getaran, merasa ingin menangis.

Karena merasa tidak tahan, Ayla berlari ke arah toilet. Dia perlu menumpahkan semuanya disana. Hatinya sudah tidak tahan lagi ingin menjerit.

Sesampainya di bilik toilet, tangisan Ayla pecah. Dia terisak pilu meratapi nasibnya. Di remasnya piala penghargaan hasil dari siswi berprestasi yang di berikan oleh kepala sekolah untuknya.

Dia merasa tidak memerlukan piala ini. Dia justru ingin memiliki keluarga yang menyayanginya. Ayla iri dengan semua orang. Sangat iri.

"Kenapa ...." Ayla menangis terpejam sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

"Hiks ... Kakek," lirih Ayla memanggil orang yang sudah tiada.

Jika kakeknya masih hidup, sudah pasti orang tua itu begitu bangga terhadap Ayla. Dia adalah orang nomor satu dalam mendukung Ayla belajar setiap harinya.

Namun kini tinggal kenangan, serta kesedihan yang tertinggal. Ayla sendiri dan terpuruk.

***

Di sebuah lorong dekat dengan gudang, terdapat seorang pria bersama teman-temannya sedang mengelilingi seorang murid wanita

Wanita itu berdiri dengan wajah tertunduk pasi. Dia ketakutan karena pria di hadapannya saat ini sangat marah kepadanya.

"Berani-beraninya lo buat berita hoax, huh?!"

"Lo pikir, lo siapa? Hah!!!"

Pria itu mendorong tubuh wanita itu hingga terbentur ke tembok. Dia sama sekali tidak memperdulikan bagaimana sakitnya wanita itu karena dorongan kasarnya.

"Maaf, Aiden. Aku bisa jelasin, semalam itu-"

"Siapa yang nyuruh lo ngomong!" sela Aiden dengan teriak.

Nyali wanita itu semakin ciut. Dia tidak sanggup menegakkan kepalanya hanya untuk menatap wajah pria itu.

"Udah, habisin aja ni cewek. Udah kelewatan dia," timpal teman Aiden dari belakang.

"Iya. Suruh telanjang aja, mumpung di luar lagi banyak orang, 'tuh." Teman yang lainnya semakin mengompori Aiden.

Tubuh wanita itu semakin bergetar ketakutan. "J-jangan. Di luar ada orang tua aku," mohonnya.

"Lo pikir gue perduli? ... mau ada orangtua lo, 'kek. Presiden, 'kek. Bodoamat!"

"Sekarang, buka rok lo!" perintah Aiden dengan bengis.

"Aiden, maaf-"

"Jangan banyak bacot! Cepet buka!!!" bentak Aiden dengan mata melotot. Semua urat leher tercetak jelas karena saking emosinya.

"Cepetan buka. Sebelum siksaan lo di tambah lagi sama, Aiden. Mau lo?" sarkas teman Aiden lagi.

Wanita tersebut tidak dapat berfikir. Dengan ragu dia membuka kancing pengait roknya yang di belakang. Rok abu-abu tersebut perlahan turun memperlihatkan paha mulus sang wanita.

"Sekarang, buka atasannya."

"T-tapi,"

"Sekali lagi lo bantah. Gue bakal seret lo ke tengah aula," ancam Aiden penuh penekanan.

Air mata sudah turun membasahi wajah sang wanita. Dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Kancing bajunya perlahan di buka olehnya. Dia berharap tidak ada orang yang datang ke daerah sini.

"Ngapain kalian?" seru seorang gadis dari arah belakang.

Sontak saja semua teman Aiden berbalik badan
melihat siapa yang datang.

"Jessica?!"

Sang pemilik nama lekas menaikkan pandangannya. Dia merasa lega jika yang hadir adalah Ayla.

"Kalian apakan temanku!"

Tidak merasa takut, Ayla berjalan mendekat ke arah Jessica. Dengan segera dia membantu temannya itu kembali mengancingkan baju, serta menaikkan rok yang sudah tergeletak di lantai.

"Kamu gapapa? Apa mereka berbuat macem-macem sama kamu?" tanya Ayla menatap wajah Jessica yang memerah karena menangis.

"Sebaiknya lo pergi. Jangan ikut campur dalam masalah ini," peringat Aiden pada Ayla.

Ayla lekas membalik badan menatap wajah Aiden. Dia memasang tubuh untuk melindungi Jessica. Meskipun tinggi tubuhnya sangat jauh dengan Aiden, Ayla tetap menegakkan kepalanya menatap pria tersebut.

"Apa yang kau lakukan terhadap temanku?! Apa kalian sudah gila? Ini sekolahan!" hardik Ayla kepada semua pria itu.

"Lo engga tau apapun, jadi sebaiknya menyingkir."

"Dia temanku. Dan aku tidak terima kalian berbuat macam-macam padanya!"

Melihat keberanian Ayla melawan Aiden, Jessica lekas menarik tangan Ayla. "Udah Ay, ayo kita pergi aja."

"Tunggu, Jess. Pria-pria ini perlu di beri pelajaran. Jangan seenaknya merunding orang."

"Meskipun kalian semua kaya raya, tidak semestinya berbuat seperti ini. Apalagi terhadap wanita!"

Aiden menusukkan jari kelingkingnya ke dalam telinga. Dia merasa risih mendengar suara pekikan Ayla.

"Apa sudah berpidatonya? Jika sudah, menyingkirlah sebelum aku murka."

PLAK!

Wajah Aiden menoleh ke samping kiri. Mulutnya terbuka, lalu menusukkan lidahnya ke area pipi bekas ditampar tadi.

Semua teman Aiden di belakang tercengang. Baru kali ini ada seseorang yang berani terhadap Aiden. Apalagi sampai memberi tamparan.

"Percuma kamu memiliki wajah tampan serta harta melimpah, jika hatimu sebenarnya busuk dan kotor melebihi sampah!" sarkas Ayla pada Aiden.

Jessica semakin kualahan. Ayla sudah kelewat batas. Dia segera menarik tangan wanita itu, membawanya lari.

"Ow, shit! Apa sakit?" tanya Jay teman dari Aiden tersebut.

"Bangsat! Lo pake nanya?!" sinis Aiden.

Dia mengusap pipi yang menjadi sasaran tamparan dari Ayla. Bibirnya tersungging membentuk senyuman sinis.

"Liat, devilnya udah keluar." Jay kembali berkata kepada teman-temannya mengenai wajah Aiden yang berubah seperti pesikopat.

***

"Ayla, kenapa lo nampar Aiden?!"

"Aku ngebela kamu, Jess."

"Tapi tidak dengan menamparnya. Lo dalam masalah, Ay!"

"Aku tidak takut dengannya."

Jessica berdecak. Dia memegang kedua bahu temannya tersebut. Di tatap wajah Ayla oleh Jessica.

"Ga biasanya lo begini. Lo lagi kesel?" tanya Jessica.

Betul apa yang dikatakan oleh Jessica. Sebenarnya, Ayla sedikit meluapkan emosinya terhadap Aiden. Sehabis menangis tadi, emosinya masih terasa panas di dada.

"Ayla. Dia itu Aiden .... Lo lupa siapa dia?"

"Tapi dia ganggu kamu, Jess. Kamu temanku," ucap Ayla.

"Aku masih ada sedikit kuasa untuk membalasnya, Ay. Jika kamu?"

Jessica berterus terang. Dia masih memiliki kekuatan untuk melawan Aiden. Meskipun akhirnya tetap kalah, tapi kedua orang tuanya pasti akan membantu.

Tapi jika Ayla?

"Sebaiknya lo minta maaf sama dia," usul Jessica.

"Jess-"

"Ada bokap, gue."

Ucapan Ayla terputus. Ayah dari Jessica datang menghampiri keduanya. Ayah Jessica mengatakan jika mengajak Jessica serta Ayla untuk melakukan makan siang. Kebetulan acara sudah hampir selesai, hanya sisa-sia saja.

Mereka makan di sebuah restoran mewah. Ayah dan ibu Jessica dengan senang hati membawa Ayla bergabung dengan mereka.

Ayla semakin terharu. Bukan hanya Jessica yang baik terhadapnya. Namun kedua orang tua dari sang teman juga begitu baik.

Mereka makan sambil bercerita dan bercanda. Ayla merasa sedikit terhibur dengan kebersamaan ini. Dia merasa memiliki keluarga yang utuh seperti ini. Bibirnya tersenyum manis menatap Jessica dan sang ayah yang saling suap menyuap. Ayah dan anak itu sangat kompak.

Selama bercengkrama, Ayla sama sekali tidak membahas permasalahan tadi bersama Aiden dan gengnya.

Jessica sudah memberi pesan untuk tidak menceritakan masalah ini dengan orang lain, apalagi orang tuannya.

"Ayla, malam ini kamu ikut ke acara prom night?" tanya ibu dari Jessica.

"Belum tahu, Tante."

Mendengar jawaban Ayla, Jessica langsung menimpali. "Ikut lah. Masa engga? Lo harus ikut, nemenin gue. Titik."

Ayla mendengus kesal, dia tidak membawa pakaian ganti apapun untuk ke pesta nanti malam. Jika harus pulang kerumah terlebih dahulu, akan memakan waktu lama.

Di sebuah meja lain, terdapat Aiden dan teman-temannya. Dia mengikuti Jessica dan Ayla.

Aiden sebagai seorang pria menjunjung tinggi harga dirinya. Baru kali ini ada seorang wanita menamparnya.

Di tatapnya wajah Ayla yang sedang bercengkrama dengan Jessica dan kedua orang tuanya.

"Gue mau tu cewek malem ini." Aiden menunjuk seorang gadis yang memiliki senyum yang sangat manis.
.
.
.
.
.
Heyyoo ....

Kira-kira gimana nasib Ayla setelah ini?

Jangan lupa vote dan komen ygy

Tandain kalo typo🙏🏻

Terimakaciw🥰💖

Continue Reading

You'll Also Like

303K 16.4K 49
"Kak.. kita pacaran?" tanya Gita malu-malu. "Iya, Sayang," jawab Niko sambil mendekap Gita lebih dekat ke tubuhnya. "Aneh banget," gumam Gita pelan. ...
390K 30.1K 36
Note: beberapa part dihapus untuk kepentingan penerbit, link pembelian ada di bio WARNING MENGANDUNG UNSUR YAOI, BL INTINYA YG GAK SUKA MINGGIR Ilha...
28.9K 669 59
Follow dulu yaa💕 "gue gatau kenapa gue jadi sering berurusan sama lo, dan kenapa juga lo selalu ada pada situasi yang sama. Sekarang lo denger gue b...
2.6M 39.2K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...