My True Me (END)

Oleh deesar

42.4K 5.8K 11.3K

17+ Setahun yang lalu, Zita tiba-tiba tersadar dan mendapatkan luka panjang dari telapak hingga pergelangan... Lebih Banyak

Epitasio
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
That Night (1)
That Night (2)
That Night (3)
That Night (4)
That Night (5)
That Night (6)
That Night (7)
That Night (8)
That Night (9)
That Night (10)
That Night (11)
That Night (13)
That Night (14)
That Night (15)
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Her Past (1)
Her Past (2)
Her Past (3)
Her Past (4)
Her Past (5)
About Him and His Girl
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
For Tonight
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Hatred (1)
Hatred (2)
Hatred (3)
Hatred (4)
Hatred (5)
Hatred (6)
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam
Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan
Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh
Enam Puluh Satu
Enam Puluh Dua
Animo
Enam Puluh Tiga
Enam Puluh Empat
Enam Puluh Lima
Enam Puluh Enam
Catastrophe (END)
Extra Part (1)
Extra Part (2)
Extra Part (3)

That Night (12)

487 97 120
Oleh deesar

Mila meraba lehernya yang masih terasa sakit sambil menatap perkelahian Galen dan Adifa. Tangannya lantas turun untuk menyentuh dada yang masih merasa sesak, padahal ia sudah dapat bernapas dengan bebas. Tak hanya sesak, ia pun merasa mual, perutnya juga terasa sakit. Entah itu akibat cekikan Galen beberapa saat lalu atau mungkin efek racun yang mulai menyebar.

Bel alarm kebakaran tiba-tiba berdering.

Mila segera berdiri, menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar sejak Adifa menerobos masuk, lalu kembali menatap Galen dan Adifa yang masing saling serang tanpa memedulikan tanda peringatan yang berbunyi.

Adifa hendak melayangkan tinjunya, tapi gerakannya terhenti saat melihat cairan merah menetes keluar dari hidung Galen.

Lelaki awal 30-an itu mengusap hidungnya dengan menyeringai sinis, lalu menoleh pada Mila. "Racunnya mulai bereaksi, Sweetheart."

Adifa ikut menoleh pada Mila. Ia menatap khawatir pada gadis itu. Jika racun pada Galen mulai bereaksi, maka Mila pun akan mulai merasakannya.

Saat Adifa hendak menghampiri Mila, Galen lebih dulu menarik tubuhnya hingga pergulatan di antara mereka kembali terjadi.

Mila bisa melihat darah yang berasal dari luka di bagian belakang kepala Galen masih terus mengucurkan darah hingga menyebar ke punggung pakaiannya. Sejauh yang ia tahu, racun itu akan bekerja lebih cepat jika penderitanya terluka. Itu artinya racun dengan kandungan pengencer darah itu mulai bekerja sebagaimana mestinya.

Mila berniat maju membantu Adifa, menyelesaikan pertarungan agar bisa secepatnya keluar dari tempat itu, tapi langkahnya terhenti saat Ridan menyusul masuk. Lelaki itu menatap sesaat ke arahnya, sebelum menoleh pada perkelahian yang tengah berlangsung.

Ridan turut masuk dalam perkelahian hingga menjadikan itu pertarungan dua lawan satu. Mila lantas menundukkan kepala, memejamkan mata sejenak saat rasa pusing mendera kepalanya. Sepertinya, racun dalam tubuhnya pun mulai menampakkan reaksi.

Saat ia kembali membuka mata dan kembali menatap ke depan, matanya menangkap sesuatu yang mengejutkan. Gadis itu buru-buru berlari ke arah Ridan. Dengan cepat ia mengangkat tangannya untuk menahan tangan Ridan yang berniat menusuk punggung Galen--yang tengah membelakanginya--dengan sebilah pisau.

Naasnya, pandangan Mila yang tiba-tiba buram membuat tangannya yang seharusnya berhasil mencekal tangan Ridan justru meleset. Hanya saja, meski meleset, tangan kanan Mila masih sempat menggenggam dan menahan benda tajam itu sebelum mengenai Galen.

Ridan terkesiap, dan reflek melepaskan pisau dari genggamannya.

Mila meringis kesakitan karena luka panjang yang menyayat telapak tangannya. Ia lantas menatap tajam ke arah Ridan. "Jangan ninggalin jejak yang bisa mengarahkan lo jadi tersangka pembunuhan, Dan!"

"Sori ...," sesal Ridan seraya mengambil alih pisau dari tangan Mila, pisau yang beberapa saat lalu diambilnya dari pantry untuk memotong kabel gas dan menyulut kebakaran. Ia lantas memasukkannya ke saku dalam jaketnya.

"Kita sudah sepakat hanya menggunakan racun bukan pisau atau alat lainnya. Lo lupa?" sentak Mila yang diliputi amarah.

Salah satu alasan awalnya ia rela mengorbankan nyawa dengan menenggak racun yang sama adalah agar semua dampak masalah akan dilimpahkan padanya bersama dengan kematiannya. Namun, siapa sangka Galen justru berniat mati dengan suka rela, bahkan ada sesuatu terjadi di masa lalu yang sama sekali tak ia ingat. Lalu sekarang, Ridan bersikap impulsif tanpa pikir panjang.

Ridan menyobek ujung kaosnya dan mulai membalut luka di tangan Mila. "Adifa minta gue bikin keributan karena katanya lo ikut minum racunnya. Gue rasa, itu juga tindakan di luar rencana."

Kening Mila mengernyit saat balutan Ridan menekan lukanya. Tanpa menanggapi jawaban Ridan, Mila menoleh pada Galen yang mulai kewalahan menghadapi Adifa karena kondisi fisiknya yang melemah karena racun.

Setelah berhasil menumbangkan Galen, Adifa lekas menghampiri Mila. Tangannya melepas kemeja yang menjadi luaran kaos polosnya, menyobeknya, lalu melapisi balutan yang Ridan buat agar lebih tebal dan kuat untuk menahan pendarahan yang Mila alami.

"Gue udah suruh keluar dan cari tempat aman, kenapa malah nyusul ke sini?" Adifa menatap Ridan. "Cukup Mila yang berjalan di luar rencana. Lo nggak usah ikut-ikutan! Percuma gue bikin rencana kalau kalian bertindak seenaknya."

"Sori."

"Sekarang kita pergi dari sini," perintah Adifa. Ia menoleh pada Galen yang kini tengah pingsan. "Sebentar lagi anak buah Galen pasti ke sini untuk nyelamatin bosnya."

Setelah mengikat balutan di tangan Mila, Adifa menggandengnya untuk keluar. Namun, langkahnya terhenti saat Mila berdiri diam di tempatnya dengan mata terpejam, diikuti cairan merah mengalir dari lubang hidungnya.

Shit!

Racunnya semakin menyebar. Adifa menatap jam di pergelangan tangannya. Sudah setengah jam berlalu sejak Mila meminum racunnya. Pengenceran darah yang dialaminya harus diatasi sebelum racunnya menyerang saraf dan organ tubuh lainnya.

"Biar gue urus anak buah Galen." Ridan bersuara. "Lo sama Mila keluar lewat tangga darurat yang ada di ujung lorong."

"Lo yakin?"

"Gue akan cari cara buat kabur kalau memang nggak sanggup ngatasi mereka, Bang." Ridan mencoba meyakinkan. "Kalau ada apa-apa, gue pasti kabari lo."

Adifa tak punya pilihan selain percaya pada keputusan yang Ridan ambil. Untuk sekarang, penanganan Mila harus diutamakan. Adifa kembali menatap ke arah Mila yang kini menatap ke arahnya dengan bahu naik-turun seperti sedang kelelahan bernapas.

"Lo masih sanggup lari?" tanya Adifa.

Mila mengangguk.

Adifa menggenggam tangan Mila dan menuntun gadis itu menuju pintu di ujung lorong. Sebuah pintu yang langsung membawa mereka pada tangga darurat yang menempel pada dinding luar gedung Ascension.

Keduanya menuruni satu per satu anak tangga lalu berjalan ke jalan utama. Puluhan pengunjung Ascension tengah berkumpul di depan gedung karena alarm kebakaran yang tadi terdengar.

"Dengerin gue baik-baik!" kata Adifa saat melihat beberapa pria tengah berjalan ke arah mereka. "Motor gue ada di gang ketiga dari sini. Di dalam jaket gue ada ampul dan alat suntik. Suntikkan cairan di ampul itu ke pembuluh vena lo."

Adifa menoleh pada Mila yang tampak semakin pucat. Diliriknya warna merah di kain yang membalut tangan gadis itu semakin menyebar.

"Gue harus hadapi mereka dulu. Lo bisa ke sana sendiri?" tanya Adifa.

Mila tampak menelan ludah sebelum mengangguk. "Bisa."

Adifa menatap Mila yang mulai berlari menjauh. Ia terpaksa membiarkan gadis itu pergi seorang sendiri karena tak bisa mengulur waktu dengan membiarkan Mila menunggunya menghadapi musuh.

Ia lantas menoleh pada lima pria yang semakin memacu langkah ke arahnya. Jika ia ingin segera menyusul Mila, maka ia harus bisa menyelesaikan masalah di hadapannya itu dengan cepat.

...

Tbc

...

Sudah tahu kan dari mana luka di tangan Zita-Mila didapat?

Ridan pelakunya, walau secara nggak sengaja.

See you next...

240723

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

27.5K 395 3
Spin off dari Devil For Rent. Zefanya Claudia Jacob, tidak pernah menyangka kalau gadis yang ia tolong ialah adik dari Alvin Canavaro Pratama. Kesal...
1.3K 428 21
[TAMAT]✓ Prestasi: 1-bersaudra (8/12/2023) Andini telah lama tinggal di pulau sebrang sendirian. Walaupun memiliki teman yang menerimanya apa adanya...
KANAGARA [END] Oleh isma_rh

Misteri / Thriller

7.6M 552K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
23.3K 2.1K 10
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...