Pertama-tama, yuk vote dulu!
Btw, aku butuh komen kalian reader😸❤️
Happy reading!
***
Sudah Alzena duga pelakunya ternyata memang Rezki.
Dengan sigap Azizan merebut kamera yang awal mulanya digenggam oleh Rezki.
"Enggak kapok banget ganggu istri gue!" ucap Azizan.
"Bentar lagi juga kalian cerai!" balas Rezki dengan enteng.
"Jangan asal ngomong! Kita enggak akan pernah cerai selamanya," jelas Azizan dengan nafas yang mulai memburu.
"Cukup, Ki! Jangan kayak gini!" Alun-alun kesabaran Alzena mulai diuji.
"Terus mau lo gimana? Kita nikah gitu?" tantang Rezki dengan tatapan yang menyeramkan membuat Alzena bergidik ngeri.
"Lo segitunya sama gue? Gue kurang apa dari dulu ngejar-ngejar lo hah?" amuk Rezki membanting kameranya.
"Jangan berani sentuh istri gue kalau lo enggak mau gue masukin ke penjara!" ancam Azizan tidak main-main.
Rezki pergi setelah diancam oleh Azizan karena Rezki tidak mau rahasianya terbongkar.
Azizan memakaikan sabuk pengaman untuk Alzena. Setelahnya menggenggam tangan Alzena begitu erat.
Mobil melaju dengan kecepatan yang sedang.
"Kenapa bisa Rezki langsung pergi gitu?" Alzena merasa heran.
Azizan menceritakan dengan detail dari awal hingga akhir sehingga membuat Alzena mengerti.
***
Mereka saling bermain mata dan terus berbicara tanpa kata-kata. Dari sana, kehangatan hati mereka merasuk, memancarkan getaran positif yang membuat mereka merasa semakin memahami satu sama lain. Setiap pandangannya menyiratkan rasa sayang yang mendalam, dan ketika matanya menatap ke dalam mata pasangannya, pikiran dan perasaan mereka saling berbicara dengan indah. Tanpa perlu berkata-kata, mereka tahu bahwa mereka selalu dapat saling memahami dan berada di satu sama lain dalam kebahagiaan atau kesedihan.
Suatu hari, Hikam dan Fira sedang duduk santai di sofa, sambil menikmati secangkir teh hangat. Suami berkata, "Beb, aku pikir kita harus mulai hemat."
Fira yang merasa penasaran pun bertanya, "Hemat? Gimana caranya?"
Dengan penuh semangat Hikam menjawab, "Pertama, kita harus mulai matiin lampu kalau enggak digunain. Kedua, kita bisa mulai menanam sayuran di kebun belakang kita sendiri."
Dengan wajah berseri-seri, Fira membalas, "Ide yang brilian, Beb! Aku siap nyalain lampu dan nyiapin peralatan buat nanam sayuran besok pagi."
Hikam tersenyum dan bertutur, "Tapi, tunggu dulu... Kita harus buat jadwal. Aku bisa matiin lampu setiap malam sebelum tidur lalu kamu tanggung jawab nyalain lampu di siang hari."
Perlahan Fira mengernyitkan dahi dengan tatapan heran, lalu berkata, "Tapi Beb, lampu cuman nyala di sore sampai malam hari. Kenapa harus siang hari?"
Hikam dengan wajah polos menjawab, "Tentu! Supaya lampu enggak kesepian dan bisa istirahat juga."
***
Ketika Azizan melihat segerombolan pria di sisi kiri ia langsung menggeser Alzena agar berada di sisi kanannya. Saking takut Alzena tersentuh oleh lelaki itu.
"Stok mie di rumah abis ya?" tanya Azizan saat melihat Alzena pergi ke arah mie instan yang berjejeran.
"Iya. Aku mau beli lagi boleh?" Alzena meminta izin soalnya Azizan suka sekali melarangnya kalau terlalu banyak makan mie.
"Boleh. Tapi jangan keseringan makannya enggak sehat buat kamu kalau makan terlalu banyak mie," pesan Azizan.
Udara diselimuti aroma rempah-rempah yang kental, bergelayutan di udara dan membuka selera. Matanya terpejam tak lama, meresapi setiap wangi yang memenuhi dapur. Alzena tak sabar menanti hidangan yang sedang dipersiapkan, begitu juga dengan kegembiraannya. Hari itu, Azizan terlihat sangat bersemangat saat memasak mie kesukaannya, menyulap dapur menjadi sebuah tempat magis untuk dijelajahi.
"Enak banget pasti," kata Alzena ngiler.
"Aku coba duluan ya," lanjut Alzena mendahului.
Alzena mengambil mienya berkali-kali. Azizan yang sadar rambut Alzena menghalangi Alzena yang sedang makan langsung
mengambil ikatan rambut milik Alzena yang ada di tangan Azizan dan mengikatnya.
"Rambutnya," komentar Azizan.
Mereka melahap mie masing-masing. Kadang saling suap-suapan.
***
"Yuk kajian!" ajak Azizan sambil menggandeng tangan Alzena.
"Kuy berangkat," jawab Alzena dengan penuh semangat.
"Menurut kamu belajar agama itu gimana?"
"Seru banget!"
"Kenapa?"
"Soalnya kita jadi tahu banyak tentang suri tauladan kehidupan. Contohnya, kisah romantis para nabi dan rasul dengan istrinya, kisah jenaka dari Nuaiman dan sahabat Rasul, tau tentang sunnah nabi, tau tentang syair-syair indah pujangga Islam, tau sejarah-sejarah hari besar Islam, tau 4 madzhab fiqih ada 4 yang jadi pedoman dalam Islam, jadi tau tentang silsilah keluarga nabi dan rasul juga tau tentang tajwid, akhlak, akidah dan tauhid sebagai bekal kehidupan dan untuk bekal pulang ke akhirat nanti."
Hari itu, terik matahari begitu menyengat, membuat Alzena merasa lemas. Namun, kegembiraan Azizan yang mengajaknya pergi ke majelis ilmu membuatnya tetap semangat. Mereka segera mempersiapkan diri dan berangkat ke tempat acara.
Perjalanan menuju lokasi cukup menantang. Cuaca yang mendukung, suhu yang panas dan pertengahan hari membuat mereka cenderung cepat merasa lelah. Namun, Alzena dan Azizan tetap bersemangat, mereka mendiskusikan topik-topik yang akan dibahas di majelis ilmu sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan.
Sesampainya di lokasi, mereka disambut oleh panitia dengan ramah dan diarahkan kepada tempat duduk mereka. Tak lama kemudian, majelis ilmu dimulai. Ustadz yang berkharisma memberikan ceramah yang sangat berkesan dan memberikan wawasan baru tentang nilai-nilai kehidupan manusia.
Dalam acara ini, Alzena dan Azizan diajarkan tentang pentingnya berbuat baik, menjaga diri dari segala bentuk dosa, serta menghargai waktu. Mereka juga belajar tentang pentingnya menolong sesama dan menjaga kerukunan di antara masyarakat.
Setelah acara selesai, mereka merasa sangat terpukau dengan hal yang mereka pelajari. Mereka berdiskusi tentang isi ceramah dan merenungkan bagaimana mereka dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Perjalanan pulang mereka berdua terasa sangat berbeda dari saat perjalanan ke lokasi. Mereka merasa lebih tenang dan penuh dengan kasih, serta merasa memiliki semangat yang terus membara. Walaupun cuaca terik matahari menantang, Alzena dan Azizan mendapat banyak hal berharga di majelis ilmu tersebut, memperkaya wawasan mereka tentang kehidupan dan nilai-nilai kebaikan.
Kendati begitu Azizan suka belajar, entah itu dari ustadz, syekh, kyai dan para habib.
***
Azizan melaporkan baru-baru ini dilamar oleh Elisa.
Respon dari teman-temannya mengatakan. "Kalau lo terima dia terus ngeduain Alzena, enggak usah temenan sama kita."
"Orang cuma cerita aja," tutur Azizan sembari mengerutkan dahinya tidak menyangka mereka segitunya membela Alzena tetapi Azizan bersyukur akan itu.
Sedangkan saat Azizan menceritakan pada keluarganya.
"Mau abi keluarin dari ahli waris berani nyakitin istri kamu hmm? Apa lagi kalau nikah sama perempuan yang belum baik gitu abi enggak setuju cukup kita do'ain yang terbaik hargai perasaan istri kamu," tantang Yadi dengan tatapan yang menyeringai seolah Azizan akan diterkam.
"Kalau kamu nyakitin Alzena sama aja nyakitin umi!" tegas Rara.
"Abang mau terima lamaran dia bukan? Berarti Abang bukan abang aku lagi ya!" ancam si bungsu dengan tatapan yang mendelik.
Untuk apa Azizan menceritakan hal yang seperti itu? Bukan niat untuk membanggakan diri tapi Azizan khawatir Alzena yang kena imbasnya. Jadi Azizan sekalian meminta tolong kepada mereka agar ikut andil dalam menjaga Alzena karena Elisa belum tentu bisa dipercaya.
Notifikasi dari Alzena membuat Azizan membalas dengan cepat.
Alzena diam-diam membuka pesan yang dikirimkan Azizan. Namun, tepat saat itu, matanya mendadak berkaca-kaca dan wajahnya memerah. Ada sesuatu di dalam pesan itu yang membuat hatinya merasakan kehangatan dalam setiap kata yang terucap. Alzena tak bisa menyangkal bahwa setiap kalimat yang ditulis Azizan telah merasuk kedalam hatinya, dan tanpa sadar dada Alzena berdegup kencang sebagai reaksi dari apa yang terdapat dalam pesan tersebut.
Dia tidak bisa menghentikan rasa malunya, namun rasa hangat itu menyebar di seluruh tubuhnya. Akhirnya Alzena merasa ganjil dengan perasaan yang memenuhi dadanya dan ragu-ragu untuk membaca lebih lanjut karena tidak aman untuk jantung.
***