KEPASTIAN DENGAN GUS

aleyanakarim द्वारा

373K 16.4K 983

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... अधिक

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
9) Hancur
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

15) Laksana Mutiara

6.2K 344 51
aleyanakarim द्वारा

Hai, aku boleh minta tolong?

Tandai typo ya

Ditunggu vote dan komennya💐

Happy reading👶🏻✨

***

Bel rumah berdentang merdu, memecahkan kesunyian sore hari yang tenang. Azizan memalingkan kepalanya ke pintu, tahu-tahu ada orang yang datang. Dia berjalan menuju kamera pintu dan menekan tombol untuk melihat siapa yang datang.

Tampak seorang laki-laki berdiri di depan pintu, wajahnya samar-samar terlihat di bawah sinar matahari yang semakin redup.

"Kamu undang orang?" tanya Alzena curiga.

"Enggak," ucap Azizan sambil menggelengkan kepala.

"Kamu aja yang bukain," titah Alzena lalu berlari.

Bel berbunyi lagi.

"Assalamualaikum."

"Emang kamu mau ke mana?" Heran Azizan dengan istrinya yang terlihat panik.

"Lain kali kalau ada tamu lebih baik temuin dulu bilang ada keperluan apa? Jangan main lari kasian tamunya," nasehat Azizan.

"Mau makan lapar soalnya," ungkap Alzena buru-buru menuju kulkas.

Tamu tersebut menekan bel sampai 3x kemudian Azizan membuka pintunya.

"Kamu tau adab bertamu,'kan? Kalau misalnya udah dipanggil atau diketuk 3× tapi orangnya enggak nyaut atau enggak ada orang jangan dipaksa!" tegas Azizan pada lelaki itu.

Kurir itu jadi gelagapan. "Ini anu ada paket."

"Makasih," ujar Azizan ke kurir.

Mereka memutuskan untuk membuka paketnya.

Entah kenapa perasaan Alzena tidak enak sama sekali.

Tiba-tiba seluruh listrik mati.

Refleks Alzena memeluk Azizan.

"Gelap banget tapi muka kamu tetap keliatan ganteng," kata Alzena sempat-sempatnya memuji Azizan.

Tanpa sadar Alzena menyentuh gelas sehingga jatuh ke lantai. Suara pecahannya jadi menggelegar. Membuat pasangan itu terkejut.

"Maaf ya," ujar Alzena merasa bersalah.

Seluruh listrik langsung menyala. Alzena segera berjongkok untuk membersihkan serpihan kaca.

"Biar aku yang bersihin," ucap Azizan.

Dengan sigap Azizan membersihkan serpihan kacanya dengan waktu yang sekejap.

Pada akhirnya mereka memutuskan membuka paketnya.

"Apa ini?" Azizan memicingkan matanya saat melihat potret tubuh Alzena dan Rayno dari arah belakang.

Alzena menggigit bibir bawahnya.

"Kamu keluar diam-diam sama Rayno?" tanya Azizan dengan tatapan yang penuh kecewa.

"Maaf itu enggak sengaja ketemu asli," balas Alzena.

"Aku yang salah karena terlalu sibuk enggak bisa temenin kamu sepenuhnya," lanjut Azizan.

Dugaan Alzena salah ia kira Azizan akan mendiamkannya melainkan merentangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Alzena tidak mungkin istrinya keluar rumah tanpa sebuah alasan. Azizan berusaha berfikir positif.

"Kamu itu istri aku. Aku enggak suka kamu berduaan sama lelaki lain tanpa adanya kepentingan. Aku awalnya marah tapi setelah meluk kamu amarah itu hilang," bisik Azizan tepat di telinga Alzena.

Pipi Alzena basah, air mata itu turun tanpa meminta izin.

Di tengah jalan seseorang memegang dadanya yang tampak kesakitan sehingga badannya terjatuh dan dikerumuni oleh banyak orang.

"Di sini tidak ada dokter? Panggil ambulance cepat!"

Azizan yang akan berangkat menuju rumah sakit penasaran dengan apa yang terjadi. Azizan melangkahkan kakinya agar semakin dekat dengan pasien.

Azizan langsung memperlihatkan name tag-nya.

RUMAH SAKIT YASHFI
DOKTER BEDAH UMUM
AZIZAN ARSALA SIDIK

"Saya dokter bedah, permisi!" Azizan langsung berjongkok dan memeriksa pasien.

Azizan segera membuka kancing yang dikenakan pasien agar lebih leluasa bernafas. "Sadar, Pak!"

Tidak lama ambulance datang Azizan membantu menggotong pasien menuju mobil.

"Kami akan membawa dia ke rumah sakit terdekat. Bisa ikut kami ke dalam mobil, Dokter?" pinta petugas ambulance.

"Bisa," jawab Azizan dengan cepat.

Petugas ambulance memberikan alat bantu pernapasan pada pasien.

"Alat bantu pernapasannya tidak bisa berfungsi karena saluran udaranya bengkak," ujar petugas ambulance.

"Kita harus bagaimana, Dokter?" lanjut petugas ambulance.

"Pak," panggil Azizan pada pasien. Tetapi pasien tidak bergeming.

Azizan segera mengecek denyut nadi pasien. "Denyut nadinya masih ada. Lakukan trakeostomi!"

*Trakeostomi adalah prosedur medis yang meningkatkan pembuatan lubang di leher dan memasukkan tabung ke dalam trakea atau tenggorokan untuk memungkin pernapasan.

Dengan cekatan segera mengenakan sarung tangan.

"Tolong berikan saya antiseptik," pinta Azizan lalu mengambil pisau dan membuat sayatan kecil di leher tepat di bawah jakun dan menciptakan lubang ke trakea.

Petugas ambulance mengambil tabung trakeostomi selanjutnya mereka memegang tabung bersama-sama kemudian dimasukan ke dalam lubang dan diamankan dengan jahitan oleh Azizan.

Petugas merasa takjub karena Azizan bisa menyelesaikan dengan waktu yang singkat.

Sedangkan Azizan mengambil nafas lega akhirnya pasien terselamatkan.

Nafas pasien kembali teratur.

"Pak dengar suara saya?" ucap Azizan.

Pasien mengerjapkan kedua matanya. "Kalau dengar, tolong gerakan mata ya?"

Pasien mengerjapkan mata dan dibawa ke UNIT GAWAT DARURAT.

***

Awan gelap menurunkan hujan. Dengan wajah yang berbinar Hikam menghampiri Fira. Tangan besar Hikam memegang hidungnya. Dengan memaju mundurkan badannya di depan kasur.

"Kamu kenapa, Beb?" tanya Fira yang melihat Hikam seperti kehabisan nafas.

"Natap kamu jantung aku kayak berhenti berdetak," tutur Hikam ternyata suaminya malah bercanda dan menggodanya.

"Aku takut kamu kenapa-kenapa juga! Nyebelin banget sedunia!" celoteh Fira mengembungkan pipinya.

"Nyebelin tapi kamu salah tingkah betul?"

"Mana ada."

"Ada. Coba lihat kaca pipi kamu merah!"

***

Azizan dan Alzena sedang duduk di meja makan, menikmati hidangan malam mereka. Tapi tiba-tiba, Alzena mengeluarkan suara aneh yang mengagetkan Azizan.

"Kenapa kamu makan sambil miring gitu?" Alzena bertanya.

"Pardon," balas Azizan kaget.

*Pardon dalam bahasa Inggris artinya meminta maaf.

"Kamu perhatiin sepiring makanan terus kepalanya miring," ulang Alzena menyipitkan matanya yang bulat.

Azizan merasa gugup dan santai pada saat yang sama, jadi dia menjawab, "Oh, aku lupa ngembaliin kepala aku ke posisi normal."

Alzena menatapnya dengan perasaan aneh, namun Azizan berusaha untuk mencairkan suasana. "Maaf, aku mungkin terlalu larut dalam pikiran tentang rasa makanan yang luar biasa ini. Kamu bisa jadi koki hebat suatu hari dan kita enggak tau,'kan?" Begitu kata Azizan.

"Enggak masalah, Sayang. Kamu enggak perlu gugup," kata Alzena lagi.

"Kamu kayak gugup karena kepala kamu miring," goda Alzena.

Lalu azizan menjawab dengan santainya, "Jangan kamu bilang aku gugup cuman karena posisi kepala yang salah."

"Tapi kamu tetap gugup," sergahnya lagi.

Azizan memainkan sendoknya. "Mungkin kamu yang gugup."

"Kenapa aku yang gugup?" tanya Alzena, tersedak makanannya.

"Soalnya kamu lagi makan sama lelaki tampan ini," kata Azizan sambil tersenyum.

"Iya, kamu emang tampan masyaAllah. Aku mau nanya. Kenapa berharap sama manusia itu sakit?" tanya Alzena.

"Soalnya cuman Allah yang enggak pernah ngecewain." Azizan yang kali ini menyenderkan kepalanya di bahu Alzena.

"Menurut kamu aku itu seperti apa?" Alzena mendekatkan dirinya pada Azizan.

"Kamu itu seperti laksana mutiara yang tersimpan baik serupa dalam surat Al-Waqiah ayat 23," jawab Azizan.

"Kenapa gitu?" tanya Alzena lagi.

"Soalnya kamu menutup aurat dengan baik," jelas Azizan dengan suara yang halus.

"Thanks you for you hard work." Azizan melanjutkan ucapannya dengan senyuman yang terbit dari bibirnya.

*Terimakasih sudah bekerja keras.

Alzena membalas senyuman itu.

"Apa yang harus aku perbaiki lagi agar enggak menyesal di kemudian hari?" kata Alzena.

Azizan mengusap kepala Alzena. "Aku dan dokter lainnya enggak janji setelah minum obat pasti sembuh, guru enggak kasih janji kalau sekolah sama kuliah pasti sukses. Tapi, Allah janji perbaiki sholat kamu yakin Allah perbaiki hidup kamu," tutur Azizan mengelus kepala istrinya.

***

Sedikit demi sedikit Rayno mulai bisa melepas perasaannya untuk Alzena.

"Ayah," sapa Gan saat Rayno menjemputnya pulang sekolah.

"Gan." Rayno menyapa balik sambil memeluk tubuh kecil Gan.

"Kita pindah keluar kota ya?" ajak Rayno tiba-tiba.

"Kalau kita pindah nggak bisa ketemu Tante Zena lagi dong?"

"Bisa. Nanti kita kalau libur ke sini aja."

***

Kali ini Alzena berniat untuk memberikan kejutan kepada Azizan. Dia sengaja datang ke rumah sakit tanpa memberitahu Azizan.

Kebetulan Alzena ada kenalan dengan salah satu staf rumah sakit.

"Hai, lo istrinya gus Azizan ya?" tanya Elisa tatkala melihat Alzena berjalan di lorong sendirian.

"Iya," jawab Alzena padat.

Ini cewek yang kemarin sama Azizan.

"Kenalin gue Elisa. Mantan gus Azizan," jelas Elisa penuh alibi.

Pembohong.

"Azizan enggak punya mantan Kak," bantah Alzena sengaja memanggil Kak karena menurut Alzena orang ini lebih tua dari Azizan.

"Oh ya? Maksud gue temennya," ungkap Elisa mengaku-ngaku.

"Oke. Salam kenal." Alzena mengulurkan tangannya terlebih dahulu.

"Salam kenal kembali." Elisa membalas senyuman Alzena.

"Mulai hari ini kita temenan ya, gue harap kita ketemu lagi," ujar Elisa dengan senyuman menyeringai.

Ogah.

Astaghfirullah enggak boleh gitu, Alzena.

"Alzena gue pulang dulu," pamit Elisa.

"Iya, Kak. Hati-hati," ucap Alzena memaksakan senyum.

Tanpa Alzena duga Azizan dirangkul oleh perempuan lain. Alzena mengepalkan kedua tangannya Azizan yang sadar ditatap tajam oleh Alzena langsung melepaskan rangkulan itu.

***


50 komentar untuk part selanjutnya

Komen next di siniii 👉🏻

Thank youuu untuk 10k pembaca masyaAllah, alhamdulilah🫀✨

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

9.6K 3.6K 40
bertemu kembali lalu menikah? Kiara Anatasya Aditama, gadis kecil yang usianya bahkan belum genap 18 tahun. Ia tinggal berdua dengan sang oma, sedang...
ZAYYAN & NAFISA Lnnafsaptr द्वारा

सामान्य साहित्य

10.9K 615 26
Deskripsi nyusul. Langsung baca aja, dijamin seru.
3.2K 177 3
"Kenapa Kakak ngga nikahin gadis yang udah paham agama, kenapa malah melamarnya ke aku yang jelas-jelas ilmu agamanya minim? Ngga setara sama Kakak."...
138K 13.7K 24
(MGMH 2) Sama-sama terlahir dari keluarga yang harmonis membuat Lana dan Nazwa juga menginginkan itu, sebisa mungkin Nazwa dan Maulana mempertahanka...