KEPASTIAN DENGAN GUS

Von aleyanakarim

358K 15.7K 978

Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir... Mehr

1) Pertemuan
2) Lamaran
3) Terlalu Cepat
4) Percaya Diri
5) Ikatan Suci
6) Janji
7) Istimewa
8) Pelabuhan Terakhir
10) Sebelum Shubuh
11) Utuh
12) Mencintai Manusia
13) Memaafkan
14) Terlambat
15) Laksana Mutiara
16) Menghabiskan Waktu
17) Hadiah
18) Zona Nyaman
19) Belajar Agama
20) Manusia Terindah
21) Pusat Hiburan
22) Kapal Tak Berlayar
23) Pegangan Erat
24) Empat Perkara
25) Kucing
26) Penghujung Minggu
27) Dalam Keheningan
28) Rahmat Bagi Seluruh Alam
29) Kota Tarim
30) Mengudara Bersama Waktu
31) Separuh Jiwa
32) Sejarah Palestina
33) Warisan Akhlak
34) Perjalan Hijrah
35) Pecahan
36) Mulai Membaik
37) Terlalu Cantik
38) Dimuliakan Allah
39) Dini Hari
40) Lelaki Dayyuts
41) Dialog Sebelum Shubuh
42) Rezeki Terindah
43) Penentu Kebahagiaan
44) Perjuangan Kesetaraan
45) Tanda Istiqomah
46) Turun Dari Surga
47) Kemuliaan Lelaki Dan Wanita
48) Godaan Setan
49) Lelucon Aneh
50) Sholat Itu Sebentar
51) Saksi Bisu
52) Sensasi Senja
53) Lembayung Senja
54) Ujian
55) Namanya Juga Belajar
56) Beragama Dengan Jujur
57) Langit Tak Biru
58) Jangan Sedih
59) Pria Terbaik Di Dunia
60) Samar-samar
61) Cinta Dalam Diam
62) Hati-hati Dalam Menaruh Hati
63) Setetes Kecil
64) Tertata
65) Hagia Sophia
66) Jalan Pulang
67) Mendung
68) Seusai Hujan
69) Suka Bintang
70) Tidur

9) Hancur

11.4K 521 9
Von aleyanakarim

"Demi Allah. Aku enggak rela aurat istri aku dilihat yang bukan mahram."
Azizan Arsala Sidik

***

"Marah ya? Aku salah beliin es krim?" tanya Alzena yang masih belum bisa mengerti.

Azizan masih tidak mau berbicara akhirnya Alzena melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar. Tapi, Azizan memeluknya dari belakang yang membuat Alzena terkejut. Alzena dapat merasakan deru napas Azizan. "Setelah meluk kamu rasa marah ini langsung hilang."

Alzena mendongakkan kepalanya untuk menatap Azizan. "Aku salah apa?"

"Kamu enggak izin saat keluar rumah," jawab Azizan mengendus-endus leher Alzena.

"Maaf ya, janji enggak bakal ngulang lagi," balas Alzena penuh penyesalan.

Azizan mengangguk. "Hak izin kamu sekarang ada sama suami kamu bukan orang tua kamu lagi."

"Iya. Aku lupa," ungkap Alzena mengakui kesalahannya.

"Kalau mau keluar rumah harus izin sama suami," terang Azizan masih berbicara.

Alzena tersenyum. "Iya suami."

"Ridha Allah ada pada ridha aku sekarang," nasehat Azizan.

Azizan memperhatikan penampilan Alzena. Dia memakai ciput tetapi rambutnya terlihat sedikit.

"Demi Allah. Aku enggak rela aurat istri aku dilihat yang bukan mahram!"Azizan langsung membenarkan jilbab Alzena.

Gugup sudah Alzena jika seperti ini. "Aku enggak sengaja."

"Aku tau pandai jaga diri tapi aku bakal jaga kamu terus biar makin terjaga," balas Azizan.

"Kita beli es krim buat stok di kulkas. Kamu tadi belinya dikit," lanjut Azizan wajahnya melas.

Sepertinya anak kecil Alzena memandang suaminya. "Dasar bayi."

***

Alzam sedang fokus belajar. Dia mengerjakan tugas awal waktu. Alzam tidak suka menunda-nunda.

"Nak," panggil Tata.

"Kenapa, Mi?" tanya Alzam mendekati Tata.

"Tolong anterin ini!" Tata menyerahkan sebuah kotak yang berisi kue nastar.

"Ini buat siapa umi?" tanya Alzam.

"Buat kakak ipar kamu. Umi lihat waktu kemarin dia ke sini makan nastarnya lahap banget," jelas Tata.

"Ya udah Alzam anterin ya," pamit Alzam lalu mencium tangan Tata.

Alzam bersenandung. "Dudududu."

Namun di pertengahan jalan Alzam terjebak macet. Dari pada mengomel Alzam lebih memilih untuk berdzikir. Ibadah yang bisa dilakukan saat ini.

"Subhanallah, alhamdulillah, Allahuakbar," gumam Alzam yang mengantri di jalanan yang penuh umat manusia.

***


Saat matahari mulai menanjak tinggi, Alzena bersiap untuk menghadapi jadwal kuliah siang yang padat. Namun, hatinya merasa tenang dan bahagia karena kehadiran Azizan, yang rela pulang dari rumah sakit tempat ia bekerja, untuk mengantar Alzena ke kampus. Walaupun Azizan telah lelah setelah beraktivitas di rumah sakit, keberadaannya di sana menenangkan hati Alzena sehingga ia tidak merasa kesepian di tengah kepenatan jadwal kuliahnya. Mereka berjalan melewati jalanan kota yang ramai, sering kali berbicara dan tertawa mengisi waktu perjalanan menuju kampus.

"Kuliah yang rajin," titah Azizan.

"Ini aku rajin enggak bolos," timpal Alzena lalu mencium tangan Azizan.

Azizan mencium seluruh wajah Alzena yang membuat Alzena geli. "Ini di kampus kalau ada yang liatin gimana?"

"Enggak ada sayang, aman," ujar Azizan.

Setelah Azizan melihat punggung Alzena jauh dari jangkauannya. Ia kembali ke rumah sakit.

Alzena paling malas berada di kampus bukan karena malas belajar. Tetapi lingkungan yang kurang mendukung.

"Pakaian gue jadi kotor anjing!" celetuk salah satu mahasiswi saat tidak sengaja ada mahasiswa yang menumpahkan saos ke pakaiannya.

Alzena berucap, "Astaghfirullah."

Tetapi dengan penuh keberanian Alzena menghampiri orang yang baru saja mengumpat. "Maaf ya, kalau ucap istighfar kamu dapat pahala beda sama mengumpat kamu dapatnya dosa. Dia juga pasti punya nama. Jadi, enggak usah panggil orang lain dengan sebutan hewan! Ucapan kamu jadi hisab di akhirat nanti!"

"So suci lo!" ucapnya.

Alzena meninggalkannya tidak mau berdebat. Ia berdo'a semoga orang itu bisa mendapatkan hidayah.

Rezki Albi⎯menghampiri Alzena. "Tadi siang ada pahlawan ternyata."

Alzena ketakutan tidak mau disentuh laki-laki yang bukan mahram. Rezki berusaha menggapai tangan Alzena.

Alzena terus menghindar dia berucap "Enggak usah pegang-pegang."

Namun Rezki mengikuti Alzena. "Zen, pacaran yuk?"

Alzena menghela nafas gusar. Rezki tidak henti-hentinya mengatakan hal yang sama terhadap Alzena. Jika ia jujur kepada Rezki kalau Alzena sudah menikah Alzena takut Azizan kena imbasnya.

"Lo dari dulu kenapa nolak gue hah?" Emosi Rezki sudah diujung tanduk.

"Pacaran itu dosa Rezki. Pacaran itu tiketnya masuk neraka," lanjut Alzena tidak bosan menceramahi.

"Kayak yang udah pasti masuk surga aja," balas Rezki.

"Surga gue emang belum pasti. Tapi setidaknya gue udah berusaha supaya di akhirat enggak ada penyesalan nantinya," terang Alzena hingga membuat Rezki kalah telak.

"Terus cincin di jari lo itu apa? Lo tunangan? Sama bajingan mana?" cerocos Rezki menggebu-gebu.

Alzena bingung menjelaskannya. Alzena tidak suka Rezki yang terus saja seperti ini padanya. "Ini anu."

"Anu apa?" Di lorong kampus Rezki semakin kurang ajar mendekati Alzena.

Alzena risih. Benar-benar tidak suka.

Alzena tidak menjawab ucapan Rezki. Alzena teringat kalau Azizan pasti sedang menunggunya karena cahaya senja sudah terlihat. Alzena memilih pergi.

Bentar lagi lo bakal liat sesuatu, Alzena.

"Zen!" Dania dengan penuh kepanikan memanggil Alzena.

"Kenapa, Dan?" tanya Alzena.

"Itu di dinding kampus!" Beritahu Dania walaupun Dania tau ini pasti menyakiti hati mungil Alzena.

AYAH ALZENA NISAKA MARYAM TUKANG SELINGKUH. ANAK PENGKHIANAT TIDAK PANTAS ADA DI KAMPUS INI!

DASAR ALZENA SAMPAH! SO SUCI!

Rezki berada paling depan di dekat dinding kampus mendahului Alzena.

Saat ini Alzena yakin pasti Rezki pelakunya.

"Maksud lo apa, Ki?" tanya Alzena berhadapan dengan manusia satu ini benar-benar menguji kesabaran.

"Cuman mau senang-senang agar semua orang tau," balas Rezki tanpa memperdulikan tindakannya yang menyakiti Alzena. Luka lama yang mulai mengering itu timbul kembali.

Semua mahasiswa yang ada di kampus melempar sampah pada Alzena. Alzena tersenyum ia tidak mudah untuk menangis karena hal yang seperti ini membuatnya muak.

"Dasar orang gila bukannya nangis malah senyum!" hardik Rezki.

"Lon⎯" Belum sempat Rezki melanjutkan ucapannya telinga Alzena dilindungi headphone oleh Azizan.

Semua yang ada di sana terkejut. Siapa yang tidak mengenal Azizan? Pendakwah sekaligus dokter muda yang akhir-akhir ini sedang populer di media sosial.

"Itu bukannya gus Azizan yang viral di tiktok ya?"

"Iya. Dia dokter juga."

"Kenapa bisa sama Alzena?"

"Tertutup gitu cewek gatel."

"Diam-diam centil dia."

"Kenalin ini istri saya." Mereka terkejut dengan pengakuan Azizan. Azizan menunjukkan cincin pernikahan di jari Azizan dan Alzena.

Patah hati terberat bagi beberapa perempuan.

"Hari potek sedunia!"

"Mereka enggak cocok. Alzenanya kurang cantik!"

"Cantik gitu dibilang kurang."

"Cie couple goals!"

"Sakit hati gue lihat cincin mereka. Gue kira gus Azizan masih jomblo."

"Sayang banget enggak dipublikasi ke sosial media pernikahannya."

"Buat kalian yang berani ganggu istri saya atau mahasiswa dan mahasiswi lain. Jangan harap kalian bisa kuliah di sini, paman saya pemilik universitas UMMASA ini! Karena di sini tidak menerima kekerasan!" ancam Azizan penuh penekanan.

Azizan yang sudah tidak mendengar lagi perkataan aneh orang terhadap Alzena langsung melepaskan headphone yang tertempel di telinga Alzena.

"Kamu ngomong apa aja sama mereka?" bisik Alzena polos.

"Nanti kamu juga tau," jawab Azizan.

Mereka langsung bubar. Setelah Azizan perintahkan untuk bubar.

Beberapa orang menatap Alzena dengan tatapan yang sinis. Alzena tidak peduli. Ia bersikap cuek.

"Jadi gus Azizan selain anak pemilik pesantren dan dokter bedah dia juga keponakannya universitas ini."

Alzena yang baru dengar informasi seperti itu langsung melirik Azizan. "Dari kapan?"

"Apanya?" tanya Azizan.

Hal baru yang Alzena ketahui sekarang. "Punya rahasia kaya gini?"

"Udah lama," jawab Azizan merasa bersalah.

"Kenapa enggak bilang dari awal?" Alzena merasa kecewa.

"Aku enggak berhak," timpal Azizan langkah mereka masih seirama.

"Seenggaknya kamu itu bilang!" Kesal rasanya karena Alzena menyembunyikan hal ini.

"Maaf ya, aku salah," aku Azizan.

Alzena terdiam tidak membalas ucapan Azizan. Dirinya masih kesal.

"Sayang?" panggil Azizan mereka berada di luar kampus sekarang.

"Bidadarinya aku?" panggil Azizan yang masih tidak dipedulikan oleh Alzena.

Azizan mencubit pipi Alzena dengan gemas.

"Ih kok dicubit!" protes Alzena.

"Nah gitu dong ngomong," balas Azizan.

"Dimaafin enggak suaminya?" tanya Azizan.

"Enggak," jawab Alzena ketus.

"Maafin ya? Aku maksa enggak nerima penolakan soalnya," ujar Azizan dengan menaik-naikkan alisnya.

Maaf istriku masih ada rahasia lain yang belum saatnya kamu tau.

*Flashback 25 Maret 2011

Alzena tidak bisa menahan amarahnya atas keributan tentang kedua orangtuanya. Alzena membanting pintu dengan cukup keras. Tapi kedua orangtuanya tidak memperdulikan tindakan Alzena.

"Tuh liat anak kamu! Masih SMP udah kurang ajar!" teriak Rara.

"Itu turunan kamu. Kamu aja selingkuh dari aku," hardik Rara.

"Ayah, Bunda udah!" pinta Alzena.

"Lulus SMP kamu nikahin aja dia enggak usah sekolah tinggi-tinggi," putus Umar.

Gadis kecil mana yang tidak sakit hati mendengar ucapan seorang ayah yang seperti itu. Alzena tidak menyangka ayahnya yang ia banggakan akan berkata seperti yang baru saja didengar olehnya.

"Ya Allah!" Alzena kecil berlari menuju kamarnya dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Mulai hari ini kita cerai!" gugat Umar.

Alzena terbangun dari mimpinya dengan linangan air mata. Kisah dulu itu terus menghantui Alzena.

"Kenapa sayang hmm?" tanya Azizan yang ikut terbangun.

"Aku mimpi buruk," jawab Alzena.

Alzena mengucapkan taawudz dan meludah 3× ke arah kiri. Amalan dari gurunya saat mimpi buruk. Agar tidak terjadi. Ya, meskipun itu sudah terjadi Alzena reflek karena sudah biasa mengamalkan itu.  Alzena tidak mau terulang kembali.

Azizan yang peka langsung memeluk Alzena. Dengan senyuman pada bibirnya dan matanya pun ikut tersenyum. " Tenang. Ada aku."

Kemudian mengusap air mata Alzena yang masih berkaca-kaca.

"Puasin aja nangisnya," tutur Azizan mengusap-usap rambut istrinya.

"Aku enggak mau keluarga kita hancur kaya keluarga aku," ujar Alzena dengan mata yang sayu.

"Enggak bakalan insyaAllah," balas Azizan yang membuat Alzena menjadi sedikit tenang.

***

Rayno sedang mengasuh Gan. Mereka bermain tembak-tembakan di ruangan tengah hingga membuat ruangan tengah menjadi kacau.

Gan menjulurkan lidahnya karena tidak terkena tembakan Rayno.

Dengan langkah yang pelan Rayno berhasil menangkap Gan. Ia memuluknya.

"Om, kenapa?" tanya Gan.

"Enggak apa-apa. Cuman pengen meluk kamu aja," ungkap Rayno.

"Om, masih mikirin tante Alzena ya?" ujar Gan sambil mengerucutkan bibirnya.

Enggak Gan. Om kangen sama kedua orang tua kamu, batin Rayno.

"Panggil papa aja sekarang jangan manggil om lagi," pinta Rayno.

"Kenapa om?" tanya Gan kebingungan.

"Om belum punya anak. Belum nikah juga. Jadi sekarang dan selamanya kamu bakal jadi anak om," jelas Rayno.

Gan manggut-manggut. "Oke ayah."

"Pinternya anak papa."

Saat Galang sudah kembali terlelap. Rayno menatap jendela kamarnya dengan tatapan yang kosong. Rasa kantuk membuat Rayno ingin tertidur setelah beberapa hari terakhir waktu tidurnya sangat buruk.

***

Azizan hari ini mengisi ceramah di sebuah ruangan yang cukup luas. Kajian Shaft muslimah. Tetapi pandangan Azizan hanya tertuju pada Alzena. Dia tidak melirik perempuan lain sama sekali padahal acaranya dihadiri oleh banyak perempuan.

Alzena yang mendengar ceramah suaminya tidak bisa menahan rasa kantuk.

Azizan tersenyum memperhatikan Alzena dari atas panggung.

"Buat Alzena Nisaka Maryam kalau suaminya sedang ceramah tolong jangan tidur dulu," ucap Azizan yang kini Alzena menjadi perhatian semua orang yang ada di dalam ruangan. Karena mata teduh Azizan terus saja fokus pada Alzena.

Alzena menutup wajahnya karena malu. Belum lagi Alzena berada di barisan paling depan karena keinginan Azizan sendiri.

"Udah kamu mending di panggung aja sama aku," bisik Azizan.

"Ngapain?" tanya Alzena.

"Temenin aku, biar makin semangat ceramahnya," jawab Azizan.

"Malu tau dilihat banyak orang," ucap Alzena.

Alzena tetap saja keras kepala. "Aku temenin di sini."

"Tolong jangan foto istri saya," pinta Azizan saat tidak sengaja melihat seorang perempuan berjilbab pink memotret mereka.

"Hapus fotonya!" Azizan berucap dengan tegas.

"Dalam pasal 31 ayat (1) UU ITE dan merekam video atau mengambil gambar secara diam-diam tidak diperbolehkan, dan jika ketahuan maka dapat digugat sesuai Pasal 26 UU ITE," lanjut Azizan yang membuat para jama'ah merinding.

"Buat kalian yang foto wajah cantik istri saya semoga hpnya hilang!" tandas Azizan menekankan tiap-tiap kata.

"Kecantikan istri saya tidak diperkenankan untuk publik tapi untuk dirinya sendiri, saya dan mahramnya," lanjut Azizan.

Urat-urat leher Azizan begitu kentara. "Bukan berlebihan, hanya saja para orang shalehah zaman dulu yang dikenang akhlaknya, bukan wajahnya. Kalau zaman sekarang lihatlah wanita Tarim yang luar biasa mengikuti para wanita shalehah zaman dulu. Istri saya berusaha menirunya. Jadi, tolong kerja samanya."

***

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya, terimakasih :)

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

715 307 19
[Ringankan untuk follow sebelum baca yaw-!] Bagaimana kalian menghadapi semua hal baru yang tiba-tiba datang tanpa persiapan dan diluar kehendak kali...
445K 22.7K 29
Abyzar Khalil Er-langga. Merupakan seorang laki-laki remaja yang berumur 18 tahun. Abyzar merupakan seorang gus dari pesantren Qomari Hidayah, yang h...
6K 659 6
Ancala yang berarti 'Rintangan'. Entah itu tentang rasa yang harus abadi dalam bait askara, tentang asmaraloka, tentang harsa yang harus menjadi lara...
18.6K 1.7K 43
⚠️ Dimohon untuk follow terlebih dahulu sebelum baca ⚠️ blurb: Napriani6 x Denis Reni Agustin kisah ini bermula dari Yudha seorang mahasiswa yang sed...