kilas balik Svarga dan Satya

By penaaputihk

54K 7.1K 871

[ SEASON 2 OF "Satya dan 67 hari" ] Melanjutkan kisah dari Satya dan 67 hari terakhirnya yang belum tuntas... More

Selamat datang kembali
Prologue: Kilas balik
01: Mahesa Danendra
02: Masa kecil penuh penderitaan
03: Mahesa dan Alya
04: Permintaan maaf yang menggemaskan
05: "Aku nggak punya ibu."
06: Little Promise
07: Where are u? hesa.
08: bunga tulip putih
09: Alasan
10. 12 tahun berlalu
11: Dia harus tau
13: Dia yang berkorban
14: pemberian berharga
15: Sang pendonor
16: ucapan terimakasih
17: Ricky
18: apa yang terjadi?
19: terungkap
20: 2 anak penimbul masalah
21: masih merindukannya
22: Langkah awal dari sebuah rencana
23: "Buktikan saja!"
24: Perselisihan
25: Tetap menerimanya
26: Dia masih ada
27: rahasia besar yang terungkap
28: kabar buruk
29: tak mau kehilangan
30: berjanji
31: Rahasia besar
32: announcement

12: pesan terakhir

1.2K 190 8
By penaaputihk


****

-Kilas balik Svarga dan Satya-












Flashback 13 Oktober 2021.
sehari sebelum kematian dari Satya Langit Aksara.









"Kutitipkan dirinya padamu, kupercayakan segalanya padamu. Kumohon, jagalah dirinya sebagai mana dulu aku telah menjaga dan membahagiakan dia dengan penuh perjuangan."








Malam ini, adalah malam terakhir untuk seorang lelaki penderita kanker. Tepatnya pada malam ke-66 hari setelah dirinya divonis hanya memiliki usia sampai 67 hari saja.

Tubuhnya kian rentan, bahkan pada malam ini pun ia begitu lemah nan lesu. Ia sudah begitu pasrah pada takdir dan keinginan sang pencipta untuknya pulang.

Yang terpenting, ia bisa pergi dengan damai sekarang karena semua tugasnya telah selesai.

Tapi, tidak dengan 1 tugas terakhir yang belum ia lakukan. Sebuah tugas yang harus Satya lakukan sebelum ia pergi.

Tidak disangka, hidupnya akan berakhir besok. Sudah lama sekali rasanya Satya menahan semua ini, besok adalah hari terakhir untuknya merasakan sakit selama ini.

Tapi ia begitu sedih, mimpinya yang dari kecil ia bangun benar-benar akan hilang. Ia juga akan meninggalkan orang-orang terdekatnya.

Mau bagaimana lagi, Satya hanya manusia biasa yang tidak bisa melawan takdir. Mau berusaha sekuat apapun ia untuk sembuh dari serangkaian pengobatan juga sama saja. Ia tidak akan bisa sembuh.

Tanpa sadar air matanya menetes begitu saja, Satya menunduk sejenak melihat gelang cantik pemberian dari Alya beberapa bulan yang lalu. Ia tidak mau melepas gelang ini sampai detik terakhir usianya nanti.

Besok waktunya untuk ia berpamitan dengan Alya, rasanya begitu berat sekali. Sudah 66 hari ia bersama dengan Alya, terasa begitu cepat. Satya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Alya nanti ketika ia sudah tidak ada.

Siapa yang akan menjaga gadis itu, Alya hidup sebatang kara sekarang. Apalagi Ayahnya telah dipenjara. Perasaan Satya begitu campur aduk.

Harus kepada siapa Satya menitipkan Alya? siapa orang yang bisa ia percayai untuk menjaga Alya setelah dirinya pergi? Menggantikan posisinya untuk mencintai Alya dengan tulus.

Satya menegak-kan kembali kepalanya, sebelumnya Satya pernah menyuruh Alya untuk kembali kepada Mahesa. Namun Alya menolaknya saat itu karena Satya tau Alya mencintainya.

Tetapi sekarang tidak ada pilihan lagi untuk Satya, nampaknya hanya Mahesa satu-satunya orang yang bisa menjaga Alya sebagai penggantinya. Apalagi Satya tau, Mahesa adalah teman kecil Alya.

Satya harus berbicara langsung kepada Mahesa.




Satya terdiam menatap Mahesa yang telah duduk disampingnya, matanya tidak lepas dari baju yang Mahesa pakai.

Itu adalah baju pasien rumah sakit disini, sama seperti Satya.

Pantas saja ketika Satya meminta Mahesa untuk bertemu dengannya malam ini dirumah sakit Mahesa sempat menolak karena alasan ia sedang diluar kota. Tapi saat Satya memberitahu kalau ini tentang Alya, Mahesa langsung menyetujui pertemuan tersebut.

Mahesa tidak memikirkan bagaimana kedepannya, masa bodo jika Satya tau.

"Lo ngapain pakai baju pasien?" tanya Satya bingung.

Mahesa melirik kearah Satya kemudian tersenyum singkat. "Gue juga pasien disini, sama kaya lo."

Satya sungguh terkejut, ternyata benar. Bahwa Mahesa juga pasien dari rumah sakit ini.

"Lo bilang lagi diluar kota sama gue dan Alya? kenapa bohong?" tanya Satya.

Mahesa terdiam, benar-benar tidak menjawab pertanyaan Satya dalam beberapa detik. Hingga akhirnya ia menghembuskan napas beratnya.

"Sat," panggil Mahesa.

"Gue tau, lo punya penyakit kanker. dan hidup lo nggak akan lama, gue tau itu semua dari dokter Budi."

Bukannya menjawab, Mahesa malah membicarakan hal lain yang membuat Satya menatapnya bingung.

"Kenapa juga lo bohong sama Alya untuk nutupin penyakit lo selama ini?" sambung Mahesa.

"Karena, gue nggak mau bikin Alya khawatir dan sedih." jawab Satya.

Mahesa tesenyum penuh arti mendengarnya. "Sama kaya gue."

Satya makin dibuat bingung, sebenarnya kenapa dengan Mahesa?

"Maksud lo?" jawab Satya.

Mahesa berdehem sekilas, "Gue juga punya penyakit jantung kronis, Sat."

"Kalau gue nggak bisa nemuin pendonor yang cocok untuk jantung gue, maka hidup gue juga mungkin nggak akan lama lagi."

Satya benar-benar terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa penjelasan seperti itu yang keluar dari mulut Mahesa. Satya sungguh tidak menduga sampai ia tidak bisa berkata apapun lagi.

"Mahesa lo serius?" tanya Satya benar-benar belum percaya.

Mahesa mengangkat sebelah tangannya seolah menunjukan sesuatu. Ia menunjukan sebuah gelang identitas pasien berwarna ungu.

"Gelang ini sama kan kaya gelang lo."

Gelang identitas pasien berwarna ungu memiliki arti bahwa pasien tersebut memiliki harapan hidup yang rendah.

"Dokter pribadi gue juga bilang begitu, 23 tahun gue nahan sakit ini Sat dari gue kecil gue menderita kelainan jantung."

"Semakin lama, mungkin jantungnya juga nggak akan bisa berfungsi."

Satya menggelengkan kepalanya, "Nggak, hidup lo nggak boleh sama kaya gue, Sa."

"Lo harus panjang umur supaya bisa jaga Alya."

"Cuman lo harapan gue untuk bisa jadi pengganti Alya buat gue nanti, lo nggak boleh ninggalin Alya juga, Mahesa. Cukup gue."

Nada suara Satya sedikit meninggi, seolah ia benar-benar mempertegas kalimat ucapannya kepada Mahesa.

"Siapa lagi yang bisa jagain Alya kalau bukan kita berdua, Sa. Nggak ada..." lirih Satya.

"Di sisa umur gue, gue cuman percaya sama lo. gue mau Alya bisa sama lo. Selamanya..."

"Tapi Satya, lo juga harus ngerti keadaan gue." bantah Mahesa.

"Gue juga nggak mau ninggalin Alya, tapi hingga detik ini gue belum bisa juga dapet pendonor jantung yang cocok. Gue khawatir gua nggak bisa jadi apa yang lo omongin untuk bisa jagain dia sebagai pengganti lo."

Keduanya saling terdiam. Tiba-tiba kepala Satya kembali pusing, lelaki itu memejamkan matanya berusaha menetralisirkan rasa pusingnya. Ia mengatur napasnya berulang kali.

Ini tidak boleh terjadi, ini bukan rencana yang Satya inginkan. Ia tidak bisa meninggalkan Alya dengan tenang kalau semuanya seperti ini. Satya ingin menangis sekencangnya.

"Lo pasti bisa jadi pengganti gue untuk Alya, sa." ucap Satya kembali.

"Gue mohon, tolong jaga Alya..."

Satya menatap Mahesa penuh harapan, pandangan mata Satya begitu kosong.

"Gue mohon, Mahesa. Tolong jaga Sahabat kecil lo. Bukan cuman demi gue dan bukan untuk gue, tapi untuk lo juga."

"Kita berdua sama-sama sayang Alya, jadi kita berdua pasti punya tujuan yang sama, untuk bikin dia selalu bahagia."

"Jadi, tolong jaga dia..."

"Mahesa."

Satya kembali terdiam, Mahesa menatap Satya dengan pandangan hampa. Bagaimana bisa ini semua terjadi. Jujur saja, Mahesa juga sangat memikirkan Alya.

Apalagi saat ia tau kala itu bahwa Satya penderita kanker stadium akhir yang divonis tidak akan berumur panjang. Perasaan Mahesa begitu campur aduk.

Mahesa mengira bahwa Satya bisa menjadi pengganti dirinya untuk Alya, namun sekarang kenyataanya berbalik. Kini harus ia yang menggantikan posisi Satya.

"Gu-gue akan jaga Alya, selama gue masih bisa bertahan." jawab Mahesa.

Ucapan dari Mahesa membuat hati Satya menjadi agak tenang. Lelaki itu kembali terdiam seolah tengah memikirkan sesuatu.

Suatu keputusan yang harus ia ambil, sebuah keputusan besar yang akan ia korbankan.

"Makasih, Sa." jawab Satya.

"Kita berdua nggak boleh mati, salah satu diantara kita harus hidup. Untuk Alya." Sambung Satya lagi.

"Dan itu lo."

Mahesa menatap Satya, lelaki itu sudah ingin menangis mendengarnya. Entah kenapa dan perasaan apa yang Mahesa rasakan, tetapi rasanya kontak batin dirinya dan Satya begitu kuat sekali.

Perasaan tulus Satya kepada Alya begitu besar, bahkan disisa umurnya Satya masih sempat menitipkan pesan untuk dirinya agar menjaga gadis itu.

Dan memang benar, salah satu diantara mereka harus hidup.

"Gue pastiin, lo yang akan hidup. Mahesa..."
















****







Disini, kalian tau kan apa maksudnya Satya 🥹

the real angel banget sosok satya ini, rela berkorban dan berkorbannya nggak main-main loh...

info siapa yang jual orang modelan satya? kalau mau kirimin buat author juga satu 🙏







Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 233 13
Bagaimana jadinya jika tujuh orang anak dengan masalah, kepribadian, serta sikap dan sifat yang berbeda-beda pada masing-masing nya disatukan di sebu...
2.8K 1.3K 29
Tidak menyangka, Askar bertemu kembali dengan teman masa kecilnya bernama Geana, setelah 12 tahun lalu berpisah. Namun, Geana malah melupakan sosok d...
1.7K 107 22
Menjadi makhluk demigod bukanlah hal yang menyenangkan, terlibat dengan pertarungan yang menyebabkan kematian. 13 remaja laki - laki ini harus melewa...
351 143 25
Tentang Dipta yang memendam perasaan kepada sahabat kecilnya yang tak lain adalah laura, ia mungkin terlihat seperti pengecut namun ia memiliki alasa...