A Hitman || Lizkook [END]✔

By Hharuuuyaa

29K 3.2K 195

Terlibat suatu masalah yang mengerikan merupakan hal yang tidak diinginkan. Namun, apa jadinya jika orang-ora... More

pemain cast
A Hitman: 1
A Hitman: 2
A Hitman: 3
A Hitman: 4
A Hitman: 5
A Hitman: 6
A Hitman: 7
A Hitman: 8
A Hitman: 9
A Hitman: 10
A Hitman: 11
A Hitman: 12
A Hitman: 13
A Hitman: 14
A Hitman: 15
A Hitman: 16
A Hitman: 17
A Hitman: 18
A Hitman: 19
A Hitman: 20
A Hitman: 21
A Hitman: 22
A Hitman: 23
A Hitman: 24
A Hitman: 25
A Hitman: 26

A Hitman: 27

581 65 16
By Hharuuuyaa

Dua Tahun Kemudian

Tak terasa dua tahun telah berlalu. Kini Lalisa telah menjadi mahasiswi bersama dengan Mina dan Nara di Universitas yang sama. Hanya saja berbeda kejuruan.

Sudah lama waktu berjalan, ada banyak rasa sakit dan pilu yang selama ini Lalisa alami.

Senyum yang biasa Lalisa kembangkan kini telah berbeda akibat kejadian pada saat itu.

Jaewon, dia berhasil selamat hanya saja harus mengalami kelumpuhan karena penjaga Ji Chang Wook berulang kali memukul kaki laki-laki tersebut menggunakan kayu balok. Dokter mengatakan ia tak lumpuh permanen, masih bisa sembuh, tapi memerlukan waktu yang cukup lama.

Langkah Lisa terhenti. Ia baru saja keluar dari kampusnya untuk pulang. Sore hari, seperti tahun-tahun sebelumnya yang sudah di lalui, saat ini tengah musim hujan.

Lisa mendongak merasakan tetesan air mulai jatuh membasahi tubuhnya. Orang-orang mulai menyelamatkan dirinya dari guyuran hujan dengan berlari-lari mencari perlindungan tempat. Namun, langkah Lisa justru tetap berjalan menuju halte yang cukup jauh memang dari kampusnya.

Untuk Aera, Mina mengatakan gadis itu dan ibunya seperti seorang gelandangan. Beredarnya berita bahwa Aera memalsukan bukti kejadian kematian Taeyong membuat orang-orang enggan mendekatinya. Bahkan membuat ibunya juga kesusahan mendapatkan pekerjaan.

Sedangkan Jaewon karena berita itu memilih pindah ke luar negeri untuk menghindari omongan kebencian dari warga sekitar. Juga, untuk fokus pemulihan kakinya di luar negeri sana.

Adik Mingyu, Haechan akhirnya juga pulih dari masa kritisnya. Kini Mingyu malah berpacaran dengan Mina.

Mereka berdua sangat lucu. Mereka memang cocok, sudah ditakdirkan satu sama lain.

Beberapa polisi yang pada saat itu terbukti menerima suap sudah menerima balasannya. Juga, dengan para guru Pyeonghwa School yang sudah mendapatkan ganjarannya dengan di keluarkan dari sekolah tersebut.

Sekarang, Pyeonghwa School jauh lebih baik. Peraturan di sekolah tersebut juga semakin diperketat untuk menghindari kejadian seperti di masa lalu.

Lalisa kini sudah bebas. Tak akan ada yang melarangnya untuk menggeraikan rambutnya kembali dan tak ada juga yang berniat untuk melukainya kembali.

Mengingat itu, ia jadi teringat dengan alasan mengapa Aera selalu melarang dirinya menggeraikan rambutnya.

'Itu karena siswa sekolah kita akan tergoda jika Lisa menguncir rambutnya. Dia jadi terlihat seksi, maka dari itu aku selalu menyuruhnya untuk menguncir rambut supaya para murid perempuan membenci Lisa karena para pacarnya akan tergoda dengannya.'

Miris memang. Alasan yang sangat aneh tapi sayangnya memang itu kenyataannya dan berhasil membuat Lalisa banyak dibenci oleh murid perempuan Pyeonghwa School pada saat itu.

Dikatai penggoda bahkan sudah biasa baginya.

Dan terakhir untuk keadaan Jungkook...

Lisa menunduk, ia terkekeh miris mengingat itu. Pandangannya kembali mengarah ke depan dengan tatapan kosong.

Pria itu benar-benar brengsek.

Setelah berhasil dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan dengan sungguh-sungguh, pria itu berhasil diselamatkan setelah satu tahun mengalami koma.

Keajaiban untuknya masih diberikan kesempatan untuk hidup.

Seharusnya Lalisa memang bahagia akan hal itu. Tapi, sialnya Jungkook mengalami lupa ingatan. Dokter mengatakan itu hal wajar karena baru saja pulih dari masa komanya.

Satu minggu, dua minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, lima bulan dan seterusnya sampai saat ini, nyatanya pria itu tak juga mengingat siapa dirinya.

Bukankah sangat lucu? Oke, oke, Lisa tak mempersalahkan hal itu. Lisa terus berjuang mendekati pria itu kembali dengan terus mengunjunginya di rumah sakit. Tapi faktanya, ia malah mendapatkan hal yang tak seharusnya ia dapatkan.

Selama Jungkook dirawat di rumah sakit dalam masa pemulihan, pria itu dekat dengan wanita lain. Dia seorang perawat yang mengurus Jungkook selama ini.

Lisa memang kalah dengan wanita tersebut. Karena perawat itu selalu berada di sisi Jungkook, selalu membantu keperluannya, selalu menemaninya juga saat kesepian. Sedangkan dirinya? Hanya memiliki beberapa jam saja karena ia harus kembali ke realita sibuk dengan urusan pribadinya.

Lima bulan yang lalu akhirnya pria itu sudah pulih dan bisa kembali ke rumahnya. Bahkan Namjoon dan istrinya pun tak bisa membantu banyak agar Jungkook mengingat siapa kah Lalisa di hidup Jungkook sebelumnya.

Dan, dua bulan yang lalu juga akhirnya Jungkook resmi berpacaran dengan perawat tersebut, bernama Kang Sora.

Lisa berjongkok di tepi jalan. Ia tak peduli lagi jika kini tubuhnya benar-benar sudah basah terkena hujan.

Ia menatapi jalanan dengan hati yang sangat sesak. Masih seperti dulu, Lalisa menyukai hujan. Karena di saat seperti ini ia bisa menangis sepuasnya. Orang-orang tak akan tahu bahwa ia menangis karena air matanya telah menyatu dengan tetesan air hujan.

Lisa tidak tahu apakah ia harus merasa bersyukur atau sebaliknya. Ia bersyukur Jungkook terselamatkan, tapi apa artinya jika pria Ahn itu selamat namun melupakan sosok dirinya?

Mengapa? Mengapa dirinya tak diingat oleh Jungkook? Padahal dahulu ia paling dekat dengan pria tersebut.

Hiks,

Lisa menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya. Mungkin orang yang melihat akan terheran-heran mendapati seorang perempuan berjongkok di pinggir jalan seperti itu sembari menyembunyikan wajahnya.

Srek!

Blam!

"Kamu di sini sedang apa? Saya mencari kamu sedari tadi."

Lisa menghentikan isak tangisnya. Ia mendongak. Mendapati Jungkook berdiri di depannya sembari membawa payung untuk melindungi tubuh keduanya.

"Kamu menangis?"

Lisa membuang pandangan. Ia mengatur napasnya, mencoba mengurangi kesesakan dadanya.

"Tidak."

Membangkitkan tubuhnya hingga membuat ia berdiri tiga langkah dari Jungkook, Lisa berusaha mengarahkan tangan Jungkook agar payung yang ia bawa tak usah berusaha melindungi tubuhnya.

"Tubuh kamu basah. Nanti bisa sakit,"

Lisa tak merespon apapun. Ia hanya menatap jalanan saja dengan tak minat. "Namjoon hyung menyuruh saya untuk menjemput kamu."

Selama satu bulan ini memang ia dan Jungkook sering bertemu. Tapi bertemu hanya karena Namjoon menyuruh Jungkook untuk datang menjemputnya.

"Bukannya saya sudah mengatakan kemarin, jika mulai hari ini, esok, dan seterusnya, Anda tidak usah merepotkan diri Anda sendiri untuk menjemput saya."

Lisa tak ingin mencari masalah. Bagaimana pun kini Jungkook tengah menyandang status sebagai pacar orang. Dan tentunya Lisa tahu hal apa yang harus ia lakukan. Ia berusaha keras melupakannya, tapi jika pria itu terus saja menemuinya bagaimana bisa ia melupakan segala sesuatu tentangnya.

"Saya juga sudah bertanya kemarin 'mengapa kamu menyuruh saya berhenti untuk menjemput kamu?' padahal saya tidak merasa direpotkan."

Satu tetes air mata lolos keluar mengalir pada pipi Lisa. Posisinya kini yang terlindungi payung yang dibawa oleh Jungkook, membuat pria tersebut bisa melihat dengan jelas bahwa gadis di depannya ini memang menangis.

"Hei, mengapa kamu menangis?"

Jungkook mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata itu, namun sebelum tangannya berhasil menyentuh pipinya, gadis berponi itu sudah lebih dulu memundurkan tubuhnya menjauh.

Tak mau Lisa kehujanan, Jungkook mendekati Lalisa kembali.

"Ada apa, Lalisa? Apa saya ada salah dengan kamu?"

Tidak, sebenarnya tidak ada yang salah dengan Ahn Jungkook. Yang salah adalah dirinya telah berharap lebih jika pria itu selalu mengingatnya karena Lalisa mengira bahwa dirinya adalah orang spesial untuk pria tersebut.

"Lalisa, apakah kamu marah karena saya tidak bisa mengingat siapa kamu?"

Lisa tak mau menatap wajah Jungkook. Pria itu kembali melanjutkan, "saya baru saja keluar dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu. Selama di rumah sakit saya hanya fokus untuk pemulihan tubuh sehingga saya belum mengingat banyak tentang kehidupan saya sebelumnya."

"Namjoon hyung dan Eunsa noona adalah orang pertama yang saya berusaha ingat karena mereka telah merawat saya sedari kecil. Mereka juga yang membantu saya untuk mengingat-ngingat kembali tentang masa lalu saya dan juga tentang mengapa saya bisa menjadi anak angkat mereka." Jungkook menjelaskan tanpa diminta.

Setelah pulih, Namjoon dan Eunsa menginginkan Jungkook untuk memanggil mereka senyaman yang Jungkook mau. Pada akhirnya saat ini Jungkook memanggil keduanya seperti yang ia mau. Namjoon dan Eunsa tak merasa keberatan, selagi Jungkook merasa nyaman dan bertahap untuk pemulihan ingatannya bisa berjalan dengan nyaman.

"Ada banyak hal yang perlu saya ingat kembali. Entah saya harus memulai dari mana. Tapi asalkan kamu tau Lalisa, setelah saya berusaha mengingat masa kecil saya serta siapa Namjoon dan Eunsa itu, kamu adalah orang selanjutnya yang ingin saya ingat juga."

Mata Lisa sontak menatap Jungkook. Netranya membalas tatapan Jungkook dengan dalam. Ia tak menyangka jika Jungkook akan berkata seperti itu.

"Perempuan yang selalu mengunjungi saya di rumah sakit hampir setiap hari... ah, bukan hampir lagi, tapi memang setiap hari. Bagaimana bisa membuat saya tidak tertarik melihatnya? Namjoon hyung mengatakan, dulu saya sangat dekat dengan kamu. Maka dari itu, setelah bersusah payah berhasil mengingat masa kecil, saya berusaha keras mengingat kembali tentang kamu."

Tak membiarkan Lisa buka suara, Jungkook kembali menjelaskan, "ya mungkin baru satu bulan saya mencari tau tentang kamu, wajar jika sampai sekarang saya masih tidak terlalu ingat. Setiap ingin mencoba akrab dengan kamu, kenapa saya merasa kamu selalu menghindar? Setiap saya bertanya kepada kamu tentang hubungan kita di masa lalu, kamu tidak mau menjawab. Alhasil saya harus berusaha sendiri untuk mengingat itu semua. Karena orang lain tidak ada yang tau seberapa dekat kita dahulu."

Jungkook maju selangkah. Tubuhnya semakin dekat dengan gadis itu.

Lagipula dengan siapa harus bertanya? Namjoon? Pria itu hanya mengatakan bahwa ia dekat dengan Lisa tapi tidak tau lebih jelas. Selain Namjoon memangnya siapa lagi yang harus ia tanyakan? Ia pun tidak mengingat siapapun lagi.

"Lalisa, gadis yang menyukai sekaligus membenci musim hujan. Ia menyukai hujan karena saat menangis orang-orang tidak akan tau sebab air matanya telah menyatu dengan tetesan air hujan. Ia membenci hujan karena suara petirnya mengingatkannya kembali akan trauma yang sudah ia punya sedari kecil. Benar, bukan?"

Lisa menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Ia menatap Jungkook tak percaya.

"Masih banyak hal yang belum saya ketahui tentang hubungan kita di masa lalu, maka dari itu saya tidak berani mengatakan jika saya sudah mengingat tentang kamu. Tapi hari ini, sepertinya kamu harus tau agar tidak salah paham lagi kepada saya."

Lisa menarik napas dalam. Senang, sedih, bingung, semuanya mencampur menjadi satu.

"Biarkan saya bertanya. Anda menganggap saya sebagai apa?"

Jungkook diam. Ia menatap Lisa bingung.

"Dulu, kamu adalah perempuan yang saya cintai?"

"Saya bertanya sekarang. Sekarang, saat ini, Anda menganggap saya sebagai apa?"

Butuh beberapa detik untuk Jungkook membuka suara. Cukup lama sampai membuat Lisa yakin bahwa dirinya dianggap sebagai cintanya hanyalah di masa lalu saja.

"Masih sama."

Deg!

Walau tak menjelaskan secara gamblang, Lisa mengerti apa maksudnya.

Namun, masih ada satu yang mengganjal di hatinya.

"Anda benar-benar brengsek!"

Tentu saja Jungkook terkejut dikatai seperti itu, "apa? Mengapa? Apa salah saya?"

"ANDA BERKATA MASIH MENCINTAI SAYA, TETAPI ANDA MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN WANITA LAIN."

Jungkook melongo. Hah? Apa katanya tadi? Jungkook masih mencoba mencerna perkataan yang Lisa ucapkan dengan keras.

"Jika Anda masih mencintai saya, mengapa Anda berpacaran dengan wanita lain?!" Jelas Lisa penuh emosi.

Mata Jungkook berkedip cepat berusaha mengingat kembali. Apakah ada hal yang terlewat? Jungkook merasa tak memiliki hubungan apapun dengan wanita lain.

"Siapa? Saya sudah mempunyai pacar sebelumnya? Mengapa saya tidak ingat?"

Lisa mendesis. Menunjukkan wajah kesalnya. Tapi wajahnya terlihat jadi menggemaskan di mata Jungkook.

"Anda berpacaran dengan perawat cantik dan sexy itu bernama Kang Sora! Kalian sudah berpacaran sejak dua bulan yang lalu. Apakah Anda melupakan dengan cepat hal itu juga?!" Dada Lisa bernapas tak beraturan mengeluarkan penjelasan dengan kesal.

Jungkook mendelik, "hah?"

Grrr! Rasanya Lisa ingin memukul kepala Ahn Jungkook ini.

Jungkook memegang kepalanya pening. Mengapa Lisa bisa menuduhnya seperti itu.

"Kapan saya berpacaran dengan perawat itu? Tidak pernah, Lalisa!"

"Berbohong!"

"Saya bersumpah! Dia memang sering berusaha dekat dengan saya bahkan sampai mengunjungi rumah saya. Tapi saya tidak pernah merespon lebih. Lagipun, bagaimana bisa kamu mengira saya berpacaran dengannya?"

Kini Lisa yang dibuat melongo.

"Perawat itu sendiri yang menghampiri saya dan mengatakan agar saya tidak boleh caper ke Anda lagi karena kalian berdua sudah berpacaran."

Tunggu, berarti...

"Kamu sudah ditipu dengannya."

Sial!

Menyadari sesuatu, Jungkook jadi mengembangkan senyum jahilnya. Ia semakin mendekat pada Lisa, "jadi kamu marah dengan saya karena masalah itu? Kamu cemburu? Tadi, kamu juga menangisi saya kan?"

Lisa mendelik. Pipinya memerah dengan sendirinya. "Ma-mana ada!"

Melihat Lisa membuang wajahnya karena merasa malu, Jungkook menangkup wajah gadis itu dengan satu tangannya agar gadis itu menatapnya.

"Lalisa, saya tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Untuk apa saya tertarik dengan wanita lain jika saat saya terbangun dari koma saja kamu sudah berada di sisi saya bersama dengan Namjoon hyung."

Jungkook tersenyum, "saya lebih tertarik dengan perempuan yang saya lihat pertama kali ketika saya terbangun dari koma daripada dengan wanita lain."

Lisa tak bisa menahan untuk tersenyum. Masih sama saja, Ahn Jungkook pandai sekali dalam berkata romantis.

Jungkook menatap dalam gadis tersebut. Merapihkan helaian rambut basahnya untuk dirapihkan ke belakang telinga. Kemudian, Jungkook menarik tengkuk sang gadis, menyatukan bibir mereka berdua, menyalurkan rasa rindu.

Lalisa meremat jaket Jungkook saat pria tersebut menciumnya dengan sangat lembut.

Kesalahpahaman yang terjadi selama berbulan-bulan kini akhirnya terselesaikan.

Ciuman terlepas. Mereka berdua saling memandang dengan tersenyum hangat.

"Kamu mau menjadi pacar saya?"

Deg!

Lisa menundukkan kepala, ia terkekeh melihat betapa kakunya Jungkook dalam mengajaknya berpacaran.

"Mengapa Anda menginginkan saya menjadi pacar Anda? Bukankah Anda belum mengenal saya dengan baik?"

"Maka dari itu kamu harus menjadi pacar saya agar saya bisa mengetahui lebih tentang kamu."

"Apakah saya harus menjadi pacar Anda?" Tanya Lisa berusaha menjahilinya.

"Tentu saja. Lagipun saya tau kamu tidak akan menolak saya."

Lisa mendecih. Ingin mengelak tapi memang itulah kenyataannya.

Mereka berdua terkekeh geli sebelum akhirnya Jungkook merengkuh pinggang Lisa untuk berjalan menuju mobil.

Sembari berjalan, Jungkook menguarkan candaan.

"Ayo, menikah dengan saya."

"Cih, tidak romantis sekali. Mengajak nikah macam apa itu."

Jungkook terkekeh, "bulan depan kita langsung menikah?"

"Anda gila? Tidak mau. Tunggu sampai saya menamatkan kulih dulu."

"Hei, kamu yang gila! Menunggu kamu tamat kuliah? Bisa-bisa saya sudah sangat tua."

"Tidak apa, saya akan menerima apapun keadaannya walaupun Anda sudah tua."

"Cih, menyebalkan."

Keduanya menguarkan tawa. Jungkook mengusak rambut Lisa gemas. Walaupun ia harus mengingat kembali dengan keras tentang hubungan dahulu dengan Lalisa, itu tak apa.

Setidaknya usaha keras itu tidak membuat Jungkook menyesal. Karena nyatanya sekeras apapun hubungan keduanya diterpa banyak masalah, jika sudah menjadi takdirnya pasti akan kembali seperti apa yang sudah ditakdirkan.

[End]

~Lizkook~

Yeey, akhirnya tamat jugaaa.

Barangkali ada yang mau ditanyain, boleh banget. Siapa tau ada yang masih kurang jelas tentang cerita ini karena belum ada yang dijelasin di ceritanya.

Makasih udah nge-support cerita ini sampai tamat yaaa😽

Continue Reading

You'll Also Like

63.1K 4.2K 30
'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Ak...
802K 43.1K 25
dua geng brutal yang saling ketemu. © aboundedgal
77.9K 7.8K 32
[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

277K 2.7K 20
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra