My Husband Tetanggaku...

By santiya022

269K 21.3K 712

belajarlah untuk mengerti bahwa sesuatu yang baik untukmu tidak akan Allah ijinkan pergi kecuali akan digant... More

perkenalan ✨
Pertemuan singkat
Dia Lagi?
kebenaran
patah hati
ketemu kembali.
Paket?
Salah sangka.
Terluka
Cemburu?
tunggu aku
khitbah
SAH❤️!
Satu Sama
Kampus
Ngeselin? Tapi sayang
ketakutan
I Love You
cinta yang salah
Maafkan Aku
Definisi Cinta
Mungkin.
Sebuah Pelukan
Dijemput
Poligami
Nasihat lembut
Ada apa?
Cupcake
Seminar
Takdir
Pertanyaan Hariz
Ini cerita kita
Ngidam
Aku gak cantik ya?
Orang lama atau Orang baru?

Minta Balikan?

1.8K 136 14
By santiya022

Hubungan yang langgeng, tergantung kepada satu sama lain. Saling percaya atau saling menjatuhkan?

- My Husband Tetanggaku -

🕊️🕊️🕊️

WAROENG MILENIAL hari ini terlihat sangat ramai, waroeng yang sering dikunjungi oleh mahasiswa dan anak remaja yang hanya sekedar mengobrol atau mengerjakan tugas. Bukan hanya tempatnya yang strategis untuk nongki tapi juga harganya yang sangat irit bagi anak remaja.

Terlebih jika anak kos pasti cari yang irit-irit tapi kenyang, waroeng milenial menyediakan banyak varian makanan dan minuman dan makanan yang sesuai isi dompet anak remaja.

Salwa hanya mendengarkan pembicaraan Nabila dan Sara yang sedang membicarakan kakak kelas yang baru saja dilantik jadi ketua organisasi ikatan mahasiswa di fakultasnya.

" Sumpah demi apa, dia ganteng banget!" Ucap Sara seperti wanita-wanita pada umumnya jika melihat laki-laki ganteng. Terlalu lebay, seperti tidak pernah melihat laki-laki ganteng.

" Tapi gantengan Diky, kemana-mana sih " Nabila tersenyum mengingat Diky yang selalu tersenyum kepadanya.

Sara memutar bola mata dengan malas, malas jika bahas Diky. " Itu bukannya pak Hariz ya"

Salwa maupun Nabila melihat kearah yang sama seperti sara lihat, seorang laki-laki dengan memakai kemeja coksu digulung hingga siku, celana hitam bahan ditambah rambut yang sedikit berantakan. Membuat siapa saja yang melihat pasti tergoda, ketampanan yang melampaui batas.

Tiba-tiba seorang wanita menghampiri Hariz dengan tersenyum manis kearahnya. " Wah pasti mau godain, udah ketebak nih cewek kaya gitu" cibir Sara yang melihat gerak-gerik wanita itu.

Salwa menatap tidak suka, rasanya ingin menarik rambut wanita yang berani-beraninya tersenyum ke arah suaminya. Hariz hanya melihat sekilas, menunggu pesanan nya.

"Mas boleh minta nomor hp nya gak?" Tanya wanita itu dengan mengedipkan satu matanya.

"Wah ngibarin bendera perang tuh cewek, gak tau aja fans pak Hariz sebanyak apa!" Bukan Salwa yang heboh tapi Sara, karena dia termasuk fans pak Hariz.

Salwa menahan amarahnya yang sudah memuncak, siapa yang tidak cemburu saat melihat suami di goda oleh wanita lain? Salwa tipe wanita yang sangat pencemburu. Untuk menahan dan bersikap baik-baik saja tidak bisa, Salwa merasa panas.

Salwa berdiri dari duduknya, tapi tangannya langsung dicekal oleh Nabila. " Jangan, kita lihat dulu suami elu responnya gimana" ucap Nabila pelan, takut Sara Mendengar.

" Saya gak pernah nyimpen nomor cewek, kecuali..." Ucap Hariz yang terhenti. " Ibu saya, mertua saya, adik saya dan istri saya " lanjutnya.

" Ya mas jangan bilang istri mas, cukup kita berdua aja yang tau" katanya dengan bangga.

Haris tersenyum miring, senyuman meledek. " Memangnya kamu secantik istri saya?"

Pertanyaan yang membuat mental siapapun tidak aman, termasuk wanita dihadapannya. Nabila menahan untuk tidak tertawa, sedangkan Sara bingung dengan ucapan pak Hariz.

Kapan pak Hariz menikah? Dan siapa istrinya? Kenapa dia tidak mengetahui berita yang sangat penting. Salwa hanya bisa tersenyum, istri mana yang tidak bahagia saat di puji suaminya di depan wanita lain? Salwa sangat merona.

"Mas sombong banget sih, cuman minta nomor hp aja sampe di banding-bandingin " wanita itu kesal bahkan wajahnya merah karena marah.

"Iya saya sombong, mangkanya istri saya yang bisa dapetin saya." Kata Hariz lalu pergi ke arah bangku ujung yang sudah duduk dua laki-laki yang tidak Salwa ketahui.

Salwa melihat wanita itu menghentakkan kakinya karena kesal, lalu pergi dengan wajah marah. Nabila langsung tertawa lepas, sampai-sampai ia memegang perutnya karena menertawakan wanita yang berani menggoda suami sahabatnya.

"Kapan pak Hariz nikah?" Pertanyaan Sara membuat Nabila berhenti tertawa.

"Kemarin katanya elu jalan sama Daniel, kemana?" Nabila mulai mengalihkan pembicaraan, karena belum saatnya semuanya terungkap.

"Oh itu, ya biasalah anak muda"

"Wah... Jangan, jangan..."Nabila mencurigai Sara.

"Otak lu gak usah cetek, elu kira gua cewek apaan!" sarkas Sara.

"Ya siapa tau"

Nabila langsung tertawa saat melihat wajah kesal Sara, padahal niatnya ingin bercanda malah Sara menganggap serius. Salwa hanya mendengarkan tanpa berkomentar, Salwa melihat kearah meja Hariz dan tepat saat itu juga Hariz sedang menatapnya dengan tatapan dalam.

Salwa langsung melihat ke arah lain, malu jika terciduk menatap laki-laki yang kita suka diam-diam dan malah laki-laki yang Kita suka juga menatap. Rasanya seperti ketahuan maling, sangat malu.

BRAK!

Semua terlonjak kaget, termasuk Salwa, Nabila dan Sara. seseorang tiba-tiba datang dan mengebrak meja mereka. Catrina pacar Riko, menatap Salwa tidak suka. Membuang foto polaroid ke arah Salwa. " Elu kalo gamon bilang, gak usah panjang beginian. Norak tau gak!"

Salwa menatap Catrina tidak mengerti, siapa dia bilang gamon? Gak ada sejarahnya Salwa gamonin cowok brengsek kaya Riko. Nabila melihat foto polaroid, foto yang menampilkan foto Salwa dan Riko yang sedang tersenyum ke arah kamera.

" Elu kali yang norak, ngelabrak orang didepan umum. Gak punya ruang VVIP ? Mau gua pesenin?" Tanya Sara yang tak kalah pedas.

"Hello sara, dimana-mana kalo mau ngelabrak itu ditempat umum. Bukan diruang VVIP, emangnya lagi rapat!" Catrina tak mau kalah.

"Bilang aja elu gak punya uang, mangkanya morotin uang cowok. Ups!" Sara tersenyum.

"ELU!" Tunjuk Catrina tidak terima.

"Lebih baik elu pergi deh, daripada rusuh disini." Kata Nabila yang sudah mulai muak dengan sikap Catrina.

"Gua gak punya urusan sama elu, gua punya urusan sama dia" ucap Catrina yang menunjuk Salwa.

Salwa menatap Catrina malas. " Terus elu maunya apa?"

"Gua mau elu jauhin Riko dan hapus kenangan tentang Riko. Gua takut elu ngambil Riko dari gua"

" Tanpa elu suruh juga udah gua lakuin" Ucap Salwa sinis. " bukannya yang perebut itu elu ya?"

" Jadi elu nyesel gua rebut riko dari elu ?"

Salwa langsung tertawa, menertawakan Catrina yang salah menilai dirinya. " gua nyesel ? GAK SAMA SEKALI!"

"Lah buktinya gua liat elu gak laku tuh"

Nabila langsung berdiri dari duduknya.  "Wah ngajakin ribut elu ya, di diemin malah ngelunjak!"

"Ko jadi elu yang marah, bukannya gua ngomong sesuai fakta ya. kalo temen elu itu gak laku, alias gak ada cowok yang mau sama dia." Catrina tersenyum mengejek.

Salwa menghela nafas, menatap Catrina dengan tatapan yang belum pernah ia berikan kepada siapapun. tatapan mautnya. " ya jelas sih gua gak laku, soalnya gua gak caper kemana-mana."

Catrina mendorong pundak Salwa. " gak usah so deh elu, gak laku mah gak laku aja"

Salwa tersenyum miring, memperlihatkan tangan kirinya. " Maaf ya Catrina, tanpa elu kasih tau juga gua udah sold out" Catrina melihat cincin permata biru yang tersematkan dijari manis Salwa.

"Alah palingan juga beli sendiri, kalo mimpi tuh jangan ketinggian nanti jatoh"

Salwa membuka dompetnya, menunjukan foto polaroid pernikahannya yang selalu ia bawa kemana pun dia pergi. " Tapi sayangnya mimpi gua indah banget, nikah sama cowok terganteng seantero kampus. Dosen tampan fakultas kedokteran dan dokter disalah satu rumah sakit terbesar, bukan cuman itu tapi dia juga pemilik rumah sakit." Kata Salwa yang membuat Catrina tercengang tidak percaya, Sara membulatkan matanya saat melihat foto yang ditunjukan oleh Salwa.

" Yang paling istimewa adalah dia penghafal Qur'an, suami gua Hariz Fadlan Aziz . mau adu mekanik?!" Tanya Salwa dengan menaikan satu alisnya, menantang Catrina. Catrina terkejut bukan main saat mengetahui kebenarannya yang baru saja ia dengar. 

"Oh iya satu lagi, Mas Hariz juga punya saham. cuman 300 sih." Kata Salwa tersenyum menang.

" 300 Juta ?" Tanya Sara yang penasaran.

"300 Miliar." balas Salwa membuat Sara menutup mulutnya.

" jadi gak mungkin sih ya, kalo gua gamon sama Riko. secara suami gua lebih baik dari dia, menang harta, menang rupa bahkan hatinya. yang paling penting dia gak kaya Riko yang  selingkuh." Salwa tersenyum miring, menatap Catrina sangat tajam setajam silet. sampai-sampai Catrina gemetar saat Salwa mulai mendekatinya.

" gua netral mba, bisa kalem. bisa bar-bar!" ucap Salwa lalu mendorong seperti yang Catrina lakukan kepanya.

Salwa pergi, Nabila hanya mengikut. Sara menatap Catrina. " udah pulang dek, ditungguin tuh sama mamahnya." ucap Sara yang meniru suara abang-abang yang menjaga pusat bermain.

Nabila tertawa puas saat mengingat bagaimana ekspresi Catrina saat salwa mengungkapkan semuanya, apalagi saat melihat Catrina yang bergetar karena tatapan Salwa. " elu liat gak sih tadi mukanya, udah kaya bocil yang diomelin emaknya. malah ini lebih parah" ucap Nabila yang masih tertawa.

" awal aja kaya jagoan akhir-akhirnya mah menye-menye, payah!" cibir Sara, jika ada penghargaan ratu julid maka Sara lah pemenangnya.

Mereka masih tertawa, sedangkan Salwa memikirkan sesuatu yang mengganjal hatinya. Nabila yang merasa aneh dengan sikap Salwa, lalu bertanya. "elu kenapa Sal?"

Salwa menghentikan langkahnya, menatap Nabila dan Sara bergantian. " gua takut"

Nabila menautkan kedua alisnya tidak mengerti, sedangkan sara menatap Salwa bingung. apa yang perlu dia takutkan? bukannya Salwa sudah membalas Catrina.

"apa yang elu takutin?"

"takut diomelin sama Mas Hariz" balas Salwa lesu.

"lah emangnya kenapa?"

"Ma Hariz pasti ngeliat semuanya, pasti marah karena gua bersikap kasar sama Catrina." Salwa mulai merasa takut, karena Hariz selalu mengingatkannya untuk tidak membalas perbuatan kasar seseorang.

"yaelah elu cuman dorong dia, bukan bunuh. santai aja kali" ucap Sara yang menenangkan Salwa agar tidak terlalu dipikirkan.

" lagian juga pak Hariz ngerti ko Sal, udah gak usah dipikirin."

Tring!

Sebuah notifikasi baru saj muncul, sebuah berita yang menghebohkan seluruh kampus. banyak mahasiswa yang mencari-cari salwa, sebuah foto Salwa dan Riko yang terpajang di mading kampus. banyak yang menanyakan kebenaran dan ada juga yang berkomentar negatif.

"SIALAN LAMBE TURA, PASTI KERJAAN CATRINA NIH!" Sara sudah mulai kesal, sudah ingin mencabik-cabik wajah so cantik Catrina.

Salwa hanya bersikap biasa saja, toh itu semua tidak benar. untuk apa dia takut, hanya saja Salwa khawatir jika suaminya mengetahui. pasti akan kecewa, Nabila mengajak untuk pergi ke kampus, jarak antara Waroeng Milenial dengan kampus tidak jauh. hanya menyebrang karena lokasinya yang berada didepan kampus.

Didepan mading sudah dipenuhi banyak mahasiswa, ada beberapa foto Salwa dan Riko yang terpajang. Salwa bahkan sudah membakar semua barang-barang yang bersangkutan tentang hubungan dia dengan Riko, tapi kenapa bisa ada foto dirinya dan Riko? Salwa mencabut semua foto dan merobeknya tanpa tersisa.

Sara menatap semua mahasiswa yang sedang menatap Salwa. " apa elu liat-liat, mau gua colok tuh mata!" ucap Sara kesal. bahkan matanya melotot.

"siapa yang pasang ini foto?!" tanya Nabila uang melihat kearah mereka.

semua hanya berbisik, tidak ada yang tau foto ini dipajang oleh siapa karena mereka juga melihat foto sudah terpajang dimading. Nabila semakin kesal disaat banyaknya orang tidak ada satu pun yang memberitahu ataupun mengaku. " elu semua tiba-tiba tuli, ha?!"

"gua yang pasang"

semua mata melihat kearah belakang, Riko tersenyum. senyuman yang paling menjengkelkan bagi Nabila, Riko berjalan menghampiri Salwa. " gua mau ngomong sama elu"

"ngomong aja kali, dari tadi juga elu ngomong!" cibir Sara, menatap riko tidak suka.

Riko memegang tangan Salwa, tapi langsung ditepis oleh Salwa. " kalo mau ngomong, ngomong aja. enggak usah pegang-pegang segala." ucap Salwa ketus.

Hatinya sudah kecewa, saat Riko benar-benar menunjukan sikap aslinya. perselingkuhan membuat Salwa membenci Riko meski dia dulu sangat mencintai, tapi jika masalah perselingkuhan yang dilakukan Riko tidak bisa Salwa maafkan. apalagi memberikan kesempatan untuknya, jika sudah selingkuh pasti akan selingkuh, kecuali jika dia benar-benar berubah. tapi salwa tidak bisa menerima laki-laki yang berselingkuh, apalagi jika itu terlihat dihadapannya.

"ko elu sekarang ketus banget sih, dulu elu gak pernah kaya gini"

"itu dulu, sekarang beda. lagipula elu siapa ngatur-ngatur?"

Riko menatap Salwa." gua bener-bener minta maaf, gua mau kita balikan" ucapan Riko membuat Sara maupun Nabila terkejut, bisik-bisik mulai terdengar dari arah mahasiswa.

"udah bosen elu sama Catrina, sampe minta balikan?"

"maksud elu?"

Salwa tertawa, menatap Riko tajam. jika dulu tatapan lembut nan tenang untuk Riko maka sekarang tidak ada ketenangan untuk laki-laki yang telah berselingkuh." elu kira gua cewek bodoh yang gampang elu bohongin, balikan sama elu sama aja kaya nyusahin diri gua sendiri"

"gua janji bakal bahagian elu, gua bakal lakuin apapun demi elu" kata Riko yang masih Kekeuh untuk kembali kepada salwa.

Salwa kini tersenyum, senyuman yang sulit diartikan menurut Riko. "yakin elu mau lakuin apa aja buat gua?" tanya Salwa membuat Riko mengangguk.

"elu bisa jadi dokter muda berprestasi terus jadi pemilik rumah sakit terbesar? punya saham 300 miliar? dan... hafal 30 juz, apa elu bisa?" pertanyaan yang terlontar membuat Riko terdiam. Nabila hanya tertawa kecil, sama seperti Sara yang meragukan jika Riko bisa.

"gak bisa kan elu, gaya-gayaan ngajakin Salwa balikan" celetuk Sara.

"gak mungkin ada sih cowok kaya gitu" kata Riko tidak yakin.

Salwa membuka tasnya, mengambil foto polaroid. lalu menempelkan di mading. " dr. Hariz Fadlan Aziz Al-Hafidz, dokter muda berprestasi sekaligus pemilik rumah sakit terbesar. memiliki saham 300 miliar dan Al-Hafidz elu pasti tau kan gelar apa!" ucap Salwa tersenyum, menjelaskan foto seorang laki-laki yang sedang tersenyum miring kearah kamera. sedang menggunakan jas putih dengan Selempang hitam bertulis "dr. Hariz Fadlan Aziz Al-Hafidz"

Semua melihat dan mendengar apa yang dikatakan Salwa membuat terkejut, terutama Riko. tidak ada yang tidak mengenal Hariz. Dosen tampan yang famous seantero kampus seluruh prodi dan sekarang terungkap siapa sebenarnya Hariz. bukan hanya dosen di fakultasnya tapi juga seorang dokter yang memiliki saham tertinggi.

"terus hubungannya pak Hariz sama gua apa?"

"jelas ada, karena dia suami gua."

Riko terkejut, termasuk mahasiswa yang masih berada didepan mading. mereka mulai membicarakan Salwa, karena berita pernikahan Salwa tidak diketahui oleh orang banyak. banyak yang patah hati karena Hariz sudah sold out, ada juga yang bersyukur karena saingannya berkurang, bagi kaum adam.

"Fix sih ini mah berita terbaru, wajib disebarin!' ucap Laura dengan semangat, biasa ketua lambe tura.

"pasti elu bohong kan?" tanya Riko yang masih belum percaya.

"terserah sih, mau percaya atau enggak. intinya gua gak mau balikan sama elu" ucap Salwa penuh penekanan, lalu pergi.

Nabila dan Sara menghadap kearah Riko, menatap Riko lalu tertawa." saingan elu tuh bukan daniel apalagi raka, tapi saingan elu tuh pak Hariz yang paket lengkap. beda jauhhhh bangettt!" ucap Sara yang merasa kasian kepada Riko.

Daniel cowok tampan ketua organisasi dan Raka cowok manis anak dari rektor. tapi jelas gantengan pak Hariz.

Nabila memicingkan matanya." dikasih berlian mintanya perak, hadeuh Riko katarak mata elu!"

"iya soalnya kan dia gak bisa bedain, mana berharga mana murahan" Sara tertawa.

Riko mengepal tangannya kuat, sangat kesal dengan pembicaraan wanita dihadapannya. " bisa diem gak elu?!"

"gak bisa, kita gerah butuh perhatian!" ucap Nabila dan Sara bareng, lalu mengibaskan rambut mereka lalu pergi meninggalkan Riko dengan mode marah.

Riko menonjok mading." sialan! liat aja gua bakal bikin hidup elu sengsara, Salwa Mira Utsman"

Riko pergi dengan perasaan marah, tanpa dia sadari seseorang mendengar ucapannya. laki-laki yang sangat mencintai Salwa, ia tidak akan rencana licik Riko terwujud. mengetik sesuatu dan mengirim kepada seseorang yang dia percayai.

"kita lihat hidup siapa yang bakalan hancur." Hariz tersenyum miring.

Salwa berjalan kearah parkiran, Hariz baru saja mengirim pesan untuk menunggunya di parkiran. tapi Salwa tidak menemukan mobil suaminya, Salwa mengirim pesan untuk Hariz menanyakan dimana suaminya sekarang.

Mas Hariz ganteng sejagat raya

"Mas kamu dimana, aku udah diparkiran"

one photo sent 

Pesan terkirim, Salwa melihat sekeliling parkiran yang mulai sepi karena semua prodi sudah bubar  tidak ada jadwal tambahan. Salwa paling tidak suka menunggu tapi kalo demi Hariz, Salwa akan siap menunggu meski bosan.

 " wih bu Hariz lagi nunggu paksu!" goda Sara yang mengedipkan satu matanya.

" kenapa? iriwww ya jombloo"

"gak jomblo, emang gak ada yang nyantol aja" Sara tertawa mengingat dirinya yang sudah lama menjomblo.

"gua heran kalo suami elu tuh orang kaya gabut, terus nyoba-nyoba jadi dosen. padahal mah ya tinggal duduk manis terus seruput kopi kan enak banget" Nabila mengatakan sesuatu yang membuat Sara  mengangguk menyetujui.

"udah dulu ya, udah dijemput sama ayangg" pamit Sara saat melihat seorang laki-laki memakai motor sport R15 memasuki pekarangan kampus.

Sara pergi dengan wajah cerianya." deket doang jadian kaga!" teriak Nabila saat Sara sudah berada dihadapan Daniel, mereka berdua saling menatap.

"daripada suka tapi belum ada respon, aduh...aduh!" Sara membalas dengan lebih sadis. Nabila cemberut. sedangkan Salwa hanya tersenyum.

" nunggu lama ya?"

Salwa langsung menengok kearah samping, lalu tersenyum manis. senyuman manis khusus untuk paksu." gak ko mas"

Hariz memberikan paper bag ke Salwa."tadi saya mesen cupcake  buat kamu, rasa chocolate kan?" tanya Hariz membuat Salwa mengangguk bahagia.

tiba-tiba Hariz mendekat kearah Salwa, merapihkan kerudung salwa yang sedikit berantakan." saya tunggu di mobil." ucapnya setelah mengelus kepala Salwa.

Nabila hanya bisa melihat tanpa berkata, dirinya bagaikan patung yang tak dianggap. sekalipun seperti nyamuk yang berisik dia tidak akan dihiraukan, hatinya panas melihat keuwuan dihadapannya.

apalagi melihat pak Hariz yang begitu lembut kepada Salwa, berbeda jika bersama mahasiswa. akan terlihat cuek dan kiler, dan sifat yang berbeda untuk orang yang berbeda.

"EMAK MAU NIKAH!" teriak Nabila frustasi lalu pergi,sedangkan Salwa hanya tertawa melihat kelakuan Nabila.















Continue Reading

You'll Also Like

81K 475 6
oneshoot 🔞🔞 lanjutan Polos polos binal yang dihapus sama akun nya juga di hapus Karina X All Warning!!! 🌚🥵 penuh dengan uh ah
116K 2.1K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
291K 17.9K 57
Tiada yang rela mengurus Pasha setelah bapak meninggal. Gadis itu terpaksa ikut dengan Winda ke ibu kota. Putus sekolah, mencari pekerjaan dan harus...
408K 1.6K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...