"Daddy, apakah kita akan menjemput Mommy?" Pertanyaan Ars mendapatkan anggukan dari Egllar. Kini ketiganya berada di dalam mobil dengan tujuan pergi ke tempat Zeanna berada.
Suara dering ponsel mengalihkan Pandangan ketiganya. Mencari sumber suara, ternyata ponsel milik Ars lah yang berbunyi. Menatap nama yang tertera di layar ponsel, Ars pun tersenyum ceria dan langsung mengangkat panggilan itu.
"Daddy Zo!" panggil Ars yang membuat suasana di dalam mobil menghitam seketika.
Egllar mencoba menajamkan telinga, untuk mendengar suara seseorang yang menelpon Ars di sebrang sana.
"Emmm, Maafkan Ars karena tidak pamit terlebih dahulu. Ars terlalu senang karena akan bertemu dengan Daddy Ars. Jadi, Ars melupakan Daddy Zo." ucap Ars dengan nada menyesal.
Egllar mengalihkan pandangan ke luar kaca, sorot mata pria itu terlihat dingin. Sudut bibirnya membentuk seringaian. 'Twins mempunyai Daddy lain? Istriku, kau sungguh hebat.'
"Benarkah? Daddy Zo benar-benar akan menemui Ars, Al dan Mommy? Kalau begitu, Ars akan mengenalkan Daddy Zo dengan Daddy Ars." ucap Ars seakan menantikan. Kemudian bocah itu menutup telpon.
Menangkup kedua pipi kembarannya Ars pun berucap. "Al, Daddy Zo akan segera pergi kesini. Kita akan segera bertemu dengan Daddy Zo!" ucapnya memberi tahu.
"Oh, benarkah." jawab Al sekenanya. Ia tidak peduli dengan sekitar. Bocah itu tampak fokus dengan ipadnya.
Mendapat respon tidak menyenangkan dari kembarannya, Ars pun berpindah menatap sang Ayah. "Daddy, Ars akan mengenalkan Daddy Zo kepada Daddy. Daddy Zo sangat baik, pasti Daddy akan menyukainya."
Sorot mata pria itu berubah hangat. Egllar pun Mengelus pucuk kepala Ars. "Apakah sebaik itu?" tanyanya yang mendapatkan anggukan antusias dari Ars.
'Sangat baik? Cih,'
"Bolehkah Daddy bertanya, mengapa Ars memanggilnya dengan panggilan Daddy?"
"Ars tidak tahu, Daddy Zo yang menyuruhnya." ucap Ars jujur.
Egllar pun mengambil benda pipihnya, mengetik beberapa kata lalu memasukan benda pipih itu kedalam sakunya. Suara notice ponsel pun terdengar di depan sana. Zac melihat pesan itu.
Presdir
Zac, selidiki pria itu!
Baik presdir.
Mendengar percakapan di belakang, tentu Zac tahu apa maksud pesan dari Presdirnya itu.
'Daddy Zo?'
Entah mengapa, ada rasa sesak di dada Pria itu ketika mendengar Ars memanggil pria lain dengan panggilan Daddy.
Beberapa menit berlalu, sampailah mobil itu ketempat tujuannya. Yaitu cafe tempat Zeanna berada. Terlihat wanita itu tengah sibuk mengarahkan para pegawai yang sedang bekerja.
"Mommy!" panggil Ars tatkala turun dari mobil. Zeanna mencari sumber suara sampai Wanita itu menangkap sosok Anaknya yang tengah berlari.
"Ars! Jangan berlari nanti jatuh." peringat Zeanna.
Ars langsung memeluk Ibunya. "Ars, jangan ulangi lagi. Nanti Ars bisa terjatuh." nasehat Zeanna.
Ars mengangguk patuh. "Maafkan Ars Mommy, Ars salah dan tidak akan mengulanginya lagi." sesalnya.
Cup
"Anak baik." ucapnya setelah mengecup pipi gembul Ars.
Tidak lama kemudian Egllar dan Al pun menyusul. Al langsung masuk kedekapan sang ibu. "Al sangat merindukan Mommy!" seru Al.
"Ars lebih merindukan Mommy," Ucap Ars tidak mau kalah. "Mommy tahu? Di sana sangat membosankan. Daddy dan Al sangat fokus kepada benda berbentuk kotak itu." adu Ars kepada sang Ibu.
"Lalu, jika Al pergi bersama Daddy lagi. Ars akan mengikuti Daddy atau tidak?" tanya Zeanna yang membuat bocah itu menaruh telunjuknya di dagu. Berpikir.
"Tentu Ars akan mengikuti Daddy dan Al lagi." jawab Ars yang membuat Zeanna terkekeh. Bocah itu sendiri yang bilang bahwa membosankan, tetapi bocah itu juga tidak kapok untuk terus membuntuti Ayahnya.
"Tampaknya kau sangat berusaha keras, apa kau memerlukan bantuan?" tawar Egllar.
"Tidak, aku bisa menyelesaikannya sendiri." jawab Zeanna tegas.
•••
Jam menunjukan pukul 14:00. Kini keluarga kecil De Vaddka itu tengah berada di ruang keluarga. Egllar sengaja mengosongkan beberapa Jadwalnya untuk kedua anak kembarnya, tentu untuk Zeanna juga.
Fokus dengan ponselnya, Zeanna merasa tidak nyaman dengan tatapan Egllar yang sedari tadi terus menatapnya dengan intens. Wanita itupun kemudian Menaruh ponsel di sofa, Zeanna menghela-nafas dan kini Wanita itu menatap pria yang berada di sampingnya dengan datar.
Apa yang merasuki pria di sampingnya ini?!
"Apakah ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Zeanna.
'Siapa pria itu?'
'Mengapa Ars memanggilnya dengan panggilan Daddy?'
'Apa dia pria yang kau sukai?'
Egllar menggelengkan kepala, padahal banyak yang ingin pria itu tanyakan. "Tidak, aku hanya ingin menatapmu." elaknya.
"Selamat Sore, Presdir." sapa Zac yang datang secara tiba-tiba. Pria itu menunduk hormat dan mengatakan bahwa perintah dari Presdirnya telah selesai dilaksanakan.
"Presdir, beberapa jam lagi pesta pernikahan dari Putri Alexander segera di langsungkan. saya sudah menyiapkan semua hal yang anda peintahkan. Gaun yang anda pesan sudah maid taruh di kamar utama, dan ini adalah beberapa penata riasan profesional yang anda minta." tunjuk Zac kepada beberapa orang di sampingnya yang menunduk hormat kepada Egllar dan Zeanna.
Egllar mengangguk, dan menunjuk Zeanna dengan Dagunya. Para penata rias yang mengerti langsung menuntun Zeanna pergi.
"Lepaskan! Apa-apaan ini!" ronta Zeanna.
"Aku lupa memberi tahumu bahwa kau akan menjadi pendamping wanitaku." ujar Egllar yang membuat Zeanna kesal.
"Mengapa kau tidak pergi sendiri saja. Aku dengar kau selalu datang tanpa pendamping, kan?"
Pesta pernikahan? Itu adalah salah-satu perkumpulan para konglomerat. Zeanna tidak ingin menjadi salah-satu orang yang berada disana, apalagi menjadi pendamping seorang Egllar Lucaius De Vaddka.
Egllar menggeleng. "Karena sekarang aku ada dirimu. Kau adalah Istriku dan Istriku harus mendampingiku."
"Tidak, aku tidak mau," teriak Zeanna yang tidak di pedulikan Egllar.
Beberapa jam kemudian....
"Perfect!" ucap Egllar puas ketika melihat Zeanna dari atas hingga bawah.
Saat ini Zeanna menggunakan gaun berwarna putih, tidak terlalu berkilau namun tampak elegan. Padahal ini adalah gaun paling tertutup yang Egllar pilih. Tetapi pria itu tidak menyangka bahwa lekuk tubuh istrinya sangat terlihat Jelas.
'Rasanya aku tidak ingin datang ke pesta itu, dan ingin mengurungnya hanya untukku. Kecantikan itu, aku tidak rela pria lain melihatnya.'
•••
Egllar membuka Jasnya dan memakaikannya pada Zeanna, guna nenutupi tubuh bagian atas Wanita itu. Pria itu tidak rela pria lain melihat tubuh istrinya. Namun sepertinya niat baik Egllar tidak di terima oleh Zeanna. Terbukti Wanita itu menyingkirkan Jas besar milik Egllar.
Egllar megertakkan giginya kesal tatkala semakin banyak pria yang menatap Istrinya. Menatap tajam para pria itu, Egllar pun memasangkan jasnya lagi kepada Zeanna. "Istriku, patuhlah jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman!" bisiknya di telinga Zeanna.
"Cih, aku tidak takut dengan ancamanmu. Aku hanya kedingingan." ucap Zeanna yang kali ini tidak menyikirkan Jas Egllar.
Egllar pun menaruh tangan kekarnya di pinggang ramping Zeanna dan berjalan menuju gedung pesta. Berjalan dengan datar, pria itu tidak menghiraukan para awak media yang sibuk bertanya dan mengabadikan peristiwa itu.
Siapa wanita beruntung itu?
Apa hubungannya dengan Pengusaha terkenal. Egllar?
Ini pertama kalinya pengusaha terkenal itu membawa seorang pendamping wanita. Dan ini pasti akan menjadi berita yang akan menggemparkan Dunia.
27-02-2023
Hii, Bee! How are you?
Komen di setiap paragraf sebanyaknya guys!