Bahtera Cinta Gus Khafi

By Dhiaraa_

95.5K 3.8K 625

Annasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya ak... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53

Bagian 24

1.5K 67 10
By Dhiaraa_


Sejak pagi Lila benar-benar menghindari Khafi. Tinggi nya rasa malu yang Lila miliki, membuat Lila menciut jika berhadapan dengan suaminya. Tapi laki-laki itu terlihat biasa saja. Sama seperti saat ini Lila yang merengek meminta Umi Sofia agar tidak mengajak Khafi untuk ikut belanja di pasar bersama.

"Umi jangan minta Abang Gus buat nganter Lila, Umii.. Kan masi ada Mba Abdi Ndalem yang mau nganter Lila. " Keluh Lila memegang lengan mertuanya.

"Ngga papa to nak, lagi pula Gus mu juga lagi ngga ngajar. " Jawab Umi Sofia.

"Lila ngga mau ngerepotin Abang Gus, Umi. " Seru Lila tetap keukeh dengan pendirian nya.

"Ngga mungkin Khafi direpotkan. La wong nemenin isteri sendiri. " Jelas Umi Sofia membuat Lila kini bungkam. Kini Umi Sofia sudah tidak bisa dibujuk lagi, Lila sendiri juga sudah kehabisan kata-kata untuk membela diri.

"Sebentar. Umi akan panggilkan suami mu. Kayanya tadi ada di depan. " Mau tak mau Lila mengangguk lemah, segera beralih dari hadapan Umi Sofia menuju kamar guna berganti pakaian.

"Susah payah gue ngehindar dari Abang Gus, tapi malah Umi sendiri yang deketin. " Cibir Lila pelan berusaha untuk menetral kan detak jantung nya yang entah dari kapan sudah berdetak begitu cepat.

*****

Lila memperhatikan tubuh nya dari pantulan cermin. Gamis sederhana dengan hijab syar'i yang sudah hampir tiga minggu ini ia kenakan. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, bahkan sekarang Lila mulai sedikit nyaman dengan pakaian ini.

"Cantik. " Gumam seseorang seketika membuat Lila berbalik menatap suaminya yang sejak tadi memperhatikan gerakan Lila.

"Kenapa ngagetin sih? Sebelum masuk aturan salam dulu. " Keluh Lila mendengus kesal kepada Khafi.

"Maaf.. Saya hanya tidak ingin melewatkan moment seperti ini. " Jelas Khafi.

Lila sedikit menunduk menahan senyuman agar tidak keluar, cuma dengan kata seperti itu mengapa Lila sampai merasa seperti terbang.

Apakah Lila benar-benar menyukai Khafi?

Khafi tersenyum melihat wajah memerah isterinya. Dengan pelan Khafi berjalan ke arah Lila, memegang pundak Lila lalu membalikan tubuhnya kembali menatap cermin.

"Khumaira. " Bisik Khafi tepat di samping telinga Lila. Seakan tanpa disuruh Lila mulai memejamkan mata, merasakan saat ini hanya hembusan napas hangat menyapu telinganya yang sudah tertutup hijab.

"Siapa Khumaira? " Tanya Lila kembali membuka mata.

"Panggilan sayang Rasulullah kepada salah satu isterinya, Aisyah RA yang artinya kemerah-merahan. Dan kamu adalah Khumaira saya, dengan pipi yang kemerah-merahan seperti sekarang. " Jawab Khafi lirih. Tanpa izin dari sang pemilik, Khafi memberanikan diri melingkar kan tangan nya pada pinggang Lila. Terlihat wanita itu hanya terdiam tanpa memprotes seperti biasanya.

"Izinkan saya memasuki dunia mu, Khumaira. " Lirih Khafi membalikan tubuh Lila agar berhadapan dengan nya. Lila terdiam memilih untuk menatap manik mata Khafi, baru kali ini Lila akui kalau Khafi memang benar-benar tampan.

Perlahan wajah Khafi mulai mendekat kepada Lila. Reflek Lila memejam kan mata menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, hinggaaa..

"Lilaa.. Khafi.. Sudah belum? Nanti keburu sayuran nya habis di pasar. " Pekik Umi Sofia langsung membuat kedua nya membuka mata. Dengan cepat Lila mendorong pelan tubuh Khafi, berusaha menenangkan hatinya. Hampir saja tadi merekaa *****

"Lila buka pintu dulu. " Ucap Lila kikuk. Kemudian berjalan menuju pintu kamar, bisa-bisanya Lila lupa dengan niat awal datang ke kamar. Hampir saja Lila tergoda dengan Khafi.

"Maaf Umi.. Tadi ada tikus yang gangguin Lila, jadi lama deh. " Ucap Lila menggaruk tengkuk yang tak gatal. Bisa-bisanya Khafi disebut sebagai tikus oleh Lila.

"Hah? Ada tikus? Dimana? "

"Tenang Umi, udah ditangkep ko. Sekarang kita tunggu Abang Gus di depan saja. "

"Yasudah.. Minta suami mu agar cepat ganti baju. " Pesan Umi Sofia mulai beranjak meninggalkan Lila.

"Iyaa Umii.. " Jawab Lila kemudian bernapas dengan lega. Hampir saja. Untung lah ada Umi, jika tidak Lila tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Begitu hendak berbalik masuk ke dalam kamar, Lila dikejutkan dengan keberadaan Khafi di belakang nya. Laki-laki terlihat begitu elegan dengan pakaian santai yang melekat di tubuhnya.

"Mana tikus nya? Nakal banget yaa, berani gangguin isteri saya.. Awas aja kalau ketemu. " Ucap Khafi bermaksud ingin menggoda Lila.

"Abangg Gus!! " Rengek Lila yang semakin malu karena ulah suami nya.

"Mari.. Jika tidak, Umi akan memarahi kita. " Ajak Khafi terkekeh, menarik pergelangan tangan Lila keluar kamar.

"Ahh iyaa. "

****
"Abang mau tunggu disini, atau ikut ke dalam? " Tanya Lila ketika sudah sampai di pasar. Suasana pasar begitu ramai, untunglah akhir-akhir ini Lila sering ikut Umi Sofia berbelanja, jadi sudah merasa terbiasa dengan keadaan pasar.

"Saya tunggu disini tidak apa-apa? " Ucap Khafi. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban. Lagi pula dia hanya membeli beberapa barang jadi tidak harus kesusahan membawa seorang diri.

"Baiklah.. Kalo misal dalam satu jam Lila belum keluar dari pasar. Abang boleh telfon atau masuk ke dalam. " Pesan Lila.

"Iyaa. "

Khafi memerhatikan Lila yang berjalan masuk ke dalam pasar. Sudut bibir Khafi tertarik membuat sebuah senyuman. Jujur saat ini Khafi benar-benar bahagia, inilah Lila yang dia harapkan selama ini. Lila yang manja, Lila yang bertutur bicara sopan, Lila yang menutup aurat, Lila yang bersifat sederhana, dan selalu riang.

"Ya Allah, jangan pernah kau ubah kepribadian isteri hamba saat ini. Walau dia belum mencintai hamba, tapi hamba sangat bahagia melihat dirinya yang sekarang. " Gumam Khafi pelan.

Begitu punggung Lila sudah tenggelam di pasar, Khafi memilih menunggu Lila di sebuah warung dekat dengan gerbang Pasar.

"Wah.. Assalamu'alaikum Gus. " Sapa seorang pria paruh baya kebetulan lewat di depan Khafi. Khafi tidak terkejut ketika ada orang yang menyapa nya, karena sebagian warga disini tau jika Khafi adalah putra pemilik Pondok Pesantren di daerah mereka.

"Waalaikumsalam, Pak. " Jawab Khafi ramah, mencium tangan Bapak tadi.

"Ada perlu nopo nggeh Gus? Ko bela-belain ke pasar gini? " Tanya sangat Bapak.

"Ngantar isteri belanja, Pak. " Jawab Khafi.

"Loh sudah menikah to? Ko tidak ada kabar-kabar. "

"Alhamdulillah Pak. Sudah. Saya menikah di kediaman isterinya, jadi sedikit orang disini yang tau pernikahan saya. " Jelas Khafi.

"Oalah begitu to. Yowes Gus, saya tak pamit nggeh? Mau nganter pesenan orang. "

"Nggeh Pak, Hati-hati di jalan. "

"Assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam. "

Sekitar tiga puluh menit Lila berjalan mengitari pasar, akhirnya daftar belanjaan yang di beli sudah ada semua. Lila fikir bawaan nya tidak akan banyak, tapi ternyata salah. Dua kantung plastik besar sukses membuat Lila kewalahan membawanya. Bahkan beberapa kali gadis itu terhenti hanya karena mengelap keringat yang sudah membanjiri dahinya.

"Huuh.. Abang Gus kemana si? " Gerutu Lila begitu sampai di parkiran tidak mendapati sang suami di sana.

Lila mengeluarkan ponsel di saku gamisnya, mencari nomor suaminya kemudian menelfon Khafi.

"Hallo.. Abang. " Ucap Lila begitu panggilan terhubung.

"Salam dulu. " Tegur Khafi yang masih berada di warung.

"Assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam, ada apa? " Tanya Khafi.

"Lila udah selesai belanja, Abang kemana sih? Ko ga ada di parkiran? " Tanya Lila.

"Lagi di depan, sebentar saya ke sana. "

"Jangan lama-lama. "

"Iyaa. Assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam. "

Lila menutup panggilan memasukan kembali ponsel miliknya di saku gamis. Lalu berjalan menuju parkiran tepat di samping motor Khafi.

"Udah? " Tanya Khafi begitu sampai di hadapan Lila.

"Udah. " Jawab Lila menatap kesal ke arah Khafi. Tapi si pelaku yang di tatap biasa aja, seolah tidak peka atau hanya pura-pura tidak peka, Lila sendiri tidak tau.

"Ngga ada niatan mau bantu atau gimana gitu? Masa liat isterinya susah bawa, dia diem aja. " Cibir Lila seperti orang berguman pelan, tapi Khafi masih bisa mendengar cibiran isterinya sehingga dia hanya terkekeh.

"Kalo mau minta bantuan bilang, jangan gerutu gitu. Emang saya bakal paham maksud kamu. " Ucap Khafi Khafi seketika menjulurkan tangan menarik sebuah plastik dalam genggaman Lila.

"Dih sapa juga yang mau minta bantuan. " Sargah Lila dengan cepat.

"Yasudah kalau gitu, saya kembalikan. " Ucap Khafi seraya mengembalikan Plastik yang sempat dia pegang beberapa saat. Lila membulatkan mata menerima plastik yang dibawa Khafi barusan.

"Huuhhh.. "

Ternyata memang benar ya seorang Gus dingin, ngga pernah berhubungan sama wanita, sekali nya berhubungan ngga peka sama sekali. Batin Lila menatap kesal ke arah Khafi.

"Bawa sebentar. Saya akan mengeluarkan motor terlebih dahulu. " Seakan tau raut wajah Lila, Khafi tersenyum mengelus puncak kepala Lila. Sebenarnya tadi Khafi hanya mencoba menggoda Lila agar kesal, mana mungkin Khafi tega melihat isterinya kesusahan seperti itu.

Begitu motor sudah keluar dari area parkir, Khafi segera mengambil alih semua barang yang ada pada Lila.

"Saya tidak ingin isteri saya merasa kelelahan. " Tutur nya begitu lembut. Lila bisa rasakan saat ini seperti ada kupu-kupu terbang dalam perutnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, Lila menunduk. Mengapa akhir-akhir ini mudah sekali bagi Lila untuk baper hanya karena perlakuan kecil Khafi.

"Lilaa. " Panggil Khafi begitu mendapati isterinya malah melamun.

"Ahh iyaa. " Jawab Lila langsung mendongak menatap Khafi yang sudah siap.

"Ngelamunin apa? " Tanya Khafi.

"Emmm.. Ngga papa. Udah ayok balik, nanti Umi nyariin. " Jawab Lila segera naik memboceng di belakang Khafi.


Aaaaaa maafin Author guyss, karena buat kalian baper. Ngga berhenti senyum pokoknya pas ngetik bab ini

Mulai uwu nih kaya nya, moga-moga makin akur yaa guys mwhehehe

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 31 Mei 2023

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 136K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
336K 15.5K 29
Valerie Grazella Margaretta adalah gadis yang bebas melakukan apapun semau dia. Pakai rok mini? Boleh. Mabuk? boleh. Punya banyak pacar? Kenapa tidak...
5.7M 295K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
584K 45.2K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...