Mencintai Dalam Diam

By LiNaaaboooo

6.2K 3.5K 2.2K

Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang mencintai dalam diam seorang lelaki di sekolahnya tanpa se... More

Prolog
First time, I meet U
I Think U
Degup jantung
Bertemu lagi
Ragu
Jawaban?
MAAF
Mengakui
masalah kecil
Aneh
Main Bareng
Informasi tentangmu❤
Idamanku
Semakin Jatuh Hati
Instagram
Kita saling berbicara
Upacara
Santunan Anak Yatim
Hafalan
Dia punya pacar?
Mendoakan-Nya

Menjaga Pandangan

324 259 134
By LiNaaaboooo

Assalamu'alaikum readers,gimana cerita sebelumnya?

"Pertemuan tanpa sengaja antara aku dan dia membuatku menjadi penasaran akan dirinya"

~ Happy Reading ~


Di setiap malam menjelang pagi, Aggya menyempatkan diri untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Meskipun ia mengantuk berat,ia harus tetap melaksanakannya. Aggya bersujud dan membaca doa kepada pencipta karena ia telah diberikan kesempatan untuk bangun dalam keadaan bernafas.

Aggya bersyukur atas semua yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya, ia juga berdoa untuk dirinya sendiri, orang tua maupun orang lain.
Ayahnya selalu berkata padanya untuk mengirimkan doa kepada kakek nenek,dan kerabat dekat yang telah meninggal, orang yang hidup juga seperti orang tua, teman dan guru itu jangan lupa untuk di do'akan.

Karena berkat ilmu yang telah dibagi kepada kita dan pengajarannya,kita bisa mendapatkan banyak sekali wawasan serta pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kita semua.Maka, Aggya selalu mendoakan mereka setiap selesai shalat.

Setelah shalat subuh Aggya membantu ibunya di dapur dan menyiapkan sarapan pagi. Menu sarapan pagi kali ini adalah makanan favorit keluarga, sayur sop yang menghangatkan tubuh dan mengunggah selera ditambah lembutnya perkedel kentang. Tak lupa juga sambal kecap yang mana sudah menjadi pelengkap bagi warga Indonesia, dimanapun tempat makan dan kapanpun makan selalu ada sambal.

"Wah kelihatannya enak nih," ucap Risfan sambil melihat beberapa makanan yang sudah tertata rapi di atas meja makan.

"Bukan kelihatannya aja tapi memang enak." Sahut ayahnya yang datang dari arah dapur sambil membawa segelas teh.

"Dijamin masakan aku sama mama enak." Ujar Aggya.

"Apa iya?" Ejeknya

Aggya mencibir kesal. "Kalau nggak percaya cobain sana."

Kemudian Semuanya mulai sibuk untuk mengambil bagian sarapannya, mereka tidak sabar untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sejak malam. Biarpun makanannya terlihat sederhana tetapi bagi keluarga Aggya menu makanan hari ini sangatlah luar biasa. Apapun menu makanannya kita harus tetap bersyukur sebab kita masih bisa makan.

****

"Makanan hari ini enak banget," ujar Aggya sambil menaiki tangga sekolah menuju kelasnya dan mengelus perutnya yang sudah kenyang. Sayur sop memang luar biasa.

"Aggya,"

Ada seseorang yang memanggilnya, lantas Aggya membalikkan badannya ke belakang dan mendapati Bilqis tengah berlari ke arahnya.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam."

Mereka berdua pun melanjutkan jalannya. "Aku tadi ragu-ragu mau manggil kamu,kayak itu beneran Aggya apa nggak. Terus aku beraniin diri ternyata beneran kamu." Jelasnya sambil memegang tali tasnya.

Aggya tersenyum tipis. "Kamu diantar atau naik angkot?"

"Naik angkot.Kamu?"

"Dianterin," ucap Aggya dan Bilqis mengangguk paham.

Ketika keduanya menaiki tangga tanpa disangka bertemu dengan Hikmal dan Rasya yang malah menuruni tangga. Aggya terkejut lagi melihat keduanya, kayak mereka memang sengaja selalu dipertemukan. Semenjak ia mengenal Hikmal, ia sering bertemu dengan lelaki itu. Hingga lama kelamaan setiap bertemu dengannya jantung Anjel entah mengapa ikutan aneh, kayak sering deg-degan gitu padahal Hikmal tidak melakukan apa-apa.

Selain itu,Aggya seringkali memikirkan lelaki itu dan membikin ia penasaran sampai Aggya bingung sendiri mengapa mikirin Hikmal.
Aggya pernah memikirkan lelaki tetapi tidak sesering itu, penasaran itupun cuman sebentar doang. Beda lagi kalau sama Hikmal.

Entahlah apa maksud dari pertemuan yang terus menerus antara dia dengan Hikmal,terus apa maksudnya juga jantung sering berdetak cepat saat ada dia. Aggya masih tidak mengerti dan merasa aneh akan semua itu.

"Loh," Rasya terkejut melihat keduanya dan menyapanya karena dia tahu dua gadis itu anak remas.

"Hai," Sapanya.

Aggya dan Bilqis saling melempar tatap terus membalas sapaan cowok itu. "Oh hai juga."

"Kalian mau kemana?" Bilqis memberanikan diri untuk bertanya, walaupun aslinya malu.

Rasya melihat Hikmal yang menunduk saja lalu pada Bilqis. "Kita mau ke kantin."

Aggya curi-curi pandang melihat Hikmal yang hanya menundukkan kepalanya. "Ini beneran dia menjaga pandangan kayaknya," batinnya dalam hati. Kemarin waktu ngomong sama temannya Hikmal tidak menatap matanya terus sekarang waktu ngobrol juga, dia hanya menundukkan kepala. Sudah dipastikan Hikmal cowok yang menjaga pandangan tetapi Aggya masih ragu.

"Kalau dia benar menjaga pandangan dari cewek, MasyaAllah banget nih." Aggya kembali membatin dalam hatinya sendiri.

Tiba-tiba saja jantungnya berdegup dengan ritme cepat. "Kan kebiasaan ini." Aggya memegang dadanya dan degupan itu sampai terasa ditangannya. Selalu saja seperti ini kalau bertemu Hikmal.

"Oh gitu... Yaudah kita duluan ke kelasnya."

"Oh iya silahkan," Rasya mempersilahkan keduanya untuk lewat dengan tangannya. Sebelum pergi Bilqis dan Aggya melemparkan senyum padanya tidak untuk Hikmal karena dia menunduk saja.

Setelah menjauh dari Hikmal entah mengapa jantung Aggya berdetak normal kembali seperti biasanya.

****

Sekarang waktunya istirahat, Tisa mau mengajak Lisna untuk ke kantin tetapi lagi-lagi temannya itu membawa bekal sendiri dari rumah.

"Kok sekarang lu sering bekal sih?" tanya Tisa pada Lisna yang sedang membuka tempat makannya. Aggya merasa penasaran akan jawaban Lisna, ia memutar tubuhnya ke belakang.

"Gue mau hemat aja,kalian mau?" tawarnya kepada kedua temannya.

Aggya menolak dengan gelengan kepala sedangkan Tisa menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Gue mau,"

Kemudian Lisna menyuapi dan dia menggelengkan kepalanya bahagia.

"Masakannya enak banget,"

"Iya dong... Masakan mak gue ini."ujar Lisna bangga masakan ibunya mendapat pujian yang baik dari sahabatnya. "Kamu nggak mau nyobain juga, Aggya?" Lisna masih kekeuh menawari gadis di depannya.

"Nggak ah nanti makanan kamu habis."

"Nggak akan. Orang lu nyicipinya sedikit kalau banyak baru habis. Mau?" Lisna telah menyodorkan makannya ke depan Aggya. Maka mau tidak mau Aggya menerimanya dan benar kata Aggya makanannya enak. Matanya sampai membelalak lebar.

"Gimana enak kan?"

Aggya menutupi mulutnya yang masih mengunyah makanan lalu ia mengangguk sebagai jawaban. "Enak banget."

"Lu nggak mau nyuapin gue juga?"

Tiba-tiba saja Darka datang bersama Bian seraya menunjukkan raut bahagia dan senyuman lebar sampai kelihatan giginya.

"Iya gue juga mau." Sahutnya

"Nggak ada buat kalian," Tolak Tisa sehingga sukses membikin senyum mereka memudar. Padahal sudah semangat nyamperin Lisna tetapi mereka malah di tolak mentah-mentah.
Tisa dan Aggya tertawa melihat raut muka mereka berdua.

"Pelit lu,"

Ketiga gadis itu terkaget mendengar ucapan mereka yang bebarengan.

"Bisa barengan gitu ya," timpal Aggya.

"Bukan pelit...cuman Aggya nggak mau sendoknya terkontaminasi sama gidal kalian." Ejek Tisa.

"Dih, emang gidal lu lebih baik dari kita?" Tukas Darka

Aggya menghela napas kasar. "Mulai lagi."

"Iya dong." Balas Tisa pede.

"Idih, ngaca sono. Gidal lu warnanya kuning hahahaha." Tambah Bian dan keduanya saling tos lalu tertawa keras.

"Anjir, ngadi-ngadi ya kalian berdua."
Tisa berdiri dengan napasnya yang naik turun menahan amarah, tak terima gidalnya di bilang warna kuning sama mereka. Orang gidalnya warna putih kinclong dibilang kuning, kurang ajar sekali.

"Sini kalian berdua, bangs*t."

"Astaghfirullah," Aggya hanya bisa mengelus dadanya ketika mendengar kata sarkas tersebut.

"Kabur." Dua cowok itu berlari dan Tisa ikut mengejar. "Sini kalian," teriaknya sehingga mereka menjadi tontonan anak sekelas.

Untuk kali ini Aggya tidak mau ikut memisahkan soalnya takut capek main kejar-kejaran juga. Sedangkan Lisna tidak perduli, fokus makan saja.

****

Aggya pulang sendirian tanpa kedua sahabatnya, Tisa telah pulang terlebih dahulu sedangkan Lisna masih di kelas menunggu parkiran sepi. Seorang muda-mudi jalan mendahuluinya sambil berpegangan tangan dan saling tertawa satu sama lain.

"Kayaknya mereka pacaran." Ia bergumam sendiri sambil tersenyum miris melihat mereka dari belakang.

"Gimana rasanya pacaran?"

Setiap Aggya tahu orang lain sedang pacaran apalagi temannya punya pacar, dalam pikirannya selalu muncul pikiran itu. Aggya sangat ingin tahu bagaimana rasanya mempunyai seseorang yang mencintai atau menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai, Ia juga ingin mengerti rasanya bergenggaman tangan mesra.

Bagaimana rasanya pacaran itu,tentu bukan hanya rasa penasaran saja yang menghantuinya terkadang Aggya ingin merasakan pacaran itu bagaimana. Tetapi Aggya takut melakukan itu apalagi berpegangan tangan dengan lawan jenis, Ia takut orang tuanya akan masuk neraka begitupula dirinya.

"Pokoknya gimanapun aku harus menahan hasrat itu, Beri hamba kesabaran ya Allah."

Aggya berdoa dalam hatinya sambil mengelus dadanya. Mau bagaimanapun Aggya tidak boleh iri terhadap hal zina, ia harus bisa menahannya sampai bertemu dengan jodohnya.

Aggya terus berjalan sampai melewati gerbang sekolah kemudian naik ke atas trotoar untuk menuju ke halte dimana disitu ia bertemu dengan Bilqis.

"Bilqis."

"Eh Aggya. Duduk sini." Bilqis menepuk bangku di sampingnya kosong lalu Aggya mendudukinya. Dia senang bisa bertemu lagi dengan temannya jadi dia bisa ada yang diajak bicara tidak diam saja.

"Kamu nunggu jemputan?"

Aggya menggeleng pelan. "Aku nunggu angkot soalnya Ayah sama abangku nggak bisa jemput."

Bilqis beri oh ria. "Terus Tisa kemana?"

"Dia udah pulang duluan."

"Eh Aggya ngerti nggak?"

"Nggak." balasnya cepat.

Bilqis memutar bola matanya. "Kan belum aku kasih tahu, dengerin dulu deh."

"Dari tadi aku dengerin kamu."

Aggya terus menerus melontarkan jawaban padanya bikin dia greget sendiri.

"Bentar jangan ngomong dulu sebelum aku selesai ngomongin."

Aggya mengangguk dan menggerakkan tangannya untuk mengunci mulutnya.
"Kamu ngerti cowok yang sama Rasya tadi?"

Aggya mau ngomong tetapi ia menutup mulutnya jadi mengangguk saja. Bilqis menepuk bahunya membuatnya terjengit kaget.

"Dia namanya Hikmal,"

Aggya memutar bila matanya. "Kalau itu aku tau." Batinnya.

"Kata temenku sekelas dia kalau ngobrol sama cewek, dia mesti nundukin pandangannya."

"Beneran," selorohnya. "Ups," Aggya membungkam mulutnya sendiri.
"Sudah kamu boleh bicara," kata Bilqis sambil menurunkan tangan Aggya.

"Dia benaran nundukin pandangannya atau cuman pas ketemu sama cewek baru. Bisa aja pas ngobrol sama temen cewek sekelas, dia tatap muka."

"Ya nggaklah," Bilqis menabok lengan Aggya hingga meringis. Main tabok aja ini anak.

"Dia beneran jaga pandangan kata temen gue, buktinya waktu ketemu kita dia nunduk terus.Apalagi sama temen sekelasnya dia juga begitu."

Aggya memandang Bilqis. "Bener sih buktinya waktu ngobrol sama teman organisasinya aja dia malah ngeliat ke arah lain." Batinnya lagi.

Yang mana waktu itu pasti keduanya saling mengenal satu sama lain karena telah mengetahui nama dan dalam satu organisasi juga. Bisa disimpulkan Hikmal memang menjaga pandangan sama cewek.

"Kalo nggak percaya tanya aja sama Lisna kan dia anak osis."

"Nggak ah," Aggya melihat ke arah jalan raya. "Aku takut nanti dikira ada apa-apa tanya tentang Hikmal."

Bilqis ikut melihat ke depan. "Yaudah kalo nggak mau, awas mati penasaran." ucapnya sambil menunjuk Aggya, dia sengaja bicara begitu supaya Aggya penasaran sendiri. Palingan nanti Bilqis tebak Aggya akan bertanya kepada temannya itu, dia yakin sekali.

"Biarin."








A/N

Gimana lanjutannya seru?nyambung nggak?

Maaf ya kalo kurang ngefeel

Jangan lupa vote, komen biar gue tambah semangat 🔥🔥🔥

Jangan lupa follow akun ini juga

Kritik and sarannya dung gaess biar gue bisa memperbaiki tulisannya lagi.

See you in next chapter, bye👋👋

Assalamu'alaikum.....

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 851 27
[END] Aku, seorang anak sulung perempuan. Pelindung bagi kedua adik laki-lakiku. Penopang porak-porandanya hubungan orang yang paling aku sayangi, o...
264K 32.3K 38
PART MASIH LENGKAP. SILAKAN DIBACA SEBELUM DIHAPUS. *** "Saya sudah tidak suci lagi. Ustaz berhak mendapatkan wanita lain yang lebih pantas." Ayda te...
752 225 8
Bagaimana jika seseorang memutuskan apa yang memang menjadi takdirnya? Kisah tentang Arga yang meninggalkan apa yang memang menjadi takdirnya. Maira...
5.7M 245K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...