Sweet Holiday

By Soklincair

236K 43.6K 35.1K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... More

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 16
໑▸ 17
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 24 [Flashback]
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 27
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 34
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 37

5.6K 987 2.1K
By Soklincair

"Ayo mulai," seringai Yedam dengan pupil matanya yang berubah menghitam sepenuhnya.

Mashiho yang akan menyerang Yedam seketika mundur karena terkejut.

"Apaan nih maksudnya!" kesal Jaehyuk dan juga takut saat hutan gelap itu memunculkan banyak mata-mata yang memperhatikan.

Mashiho dan Jaehyuk mundur perlahan dan menatap sekeliling mereka.

"AAAAA, HARU!" pekik Jeongwoo ketakutan saat sosok lain muncul.

Haruto segera memeluk adiknya itu, mencoba untuk melindungi dari makhluk-makhluk yang di panggil oleh Yedam.

"Licik," desis Mashiho menatap tajam Yedam.

"Licik? Gue cuman nyeimbangin jumlah kalian sama gue," kekeh Yedam menatap mereka yang ketakutan.

Dan Jaehyuk segera menarik Haruto dan Jeongwoo untuk mendekat ke arahnya dan Mashiho.

Makhluk-makhluk itu mulai bermunculan untuk melihat pertumpahan darah yang akan di lakukan oleh Yedam.

"Gapapa, kalian aman sama kita." ujar Jaehyuk menenangkan.

Tapi disisi lain, Mashiho tanpa basa-basi dan rasa takut langsung berjalan mendekati Yedam.

Saat dirinya akan melayangkan pukulan, Yedam segera menahan nya.

"Satu lawan satu,"

"Jangan ganggu mereka, lawan gue." desis Mashiho dengan nada suara yang terdengar rendah.

"Menarik," sahut Yedam yang malah tersenyum.

Dan setelah itu, perkelahian antara kedua nya di mulai. Dimana Mashiho yang terus menyerang dengan Yedam yang menghindar.

Mashiho memberikan pukulan keras yang tepat mengenai wajah Yedam.

Bugh

Yedam terjatuh akibat pukulan dari Mashiho itu. Dia mencoba bangkit, tetapi Mashiho sudah mengkunci pergerakan nya.

Bugh

"Itu buat lo dan sikap lo yang bajingan," ujar Mashiho memberikan pukulan kembali.

Bugh

"Dan ini balasan untuk lo yang udah teganya ngebunuh mereka semua,"

Yedam terlihat tidak bisa berkutik. Tapi bukan berarti dia menyerah. Tangan nya mengambil segenggam tanah dan meleparkan nya pada wajah Mashiho.

"Arghhh! Sialan, lo!" pekik Mashiho saat merasakan perih pada matanya.

"Ngga semudah itu, Mashi. Ngga semudah itu," seringai Yedam yang sudah bangkit dan membalas perbuatan Mashiho tadi.

Yedam menendang wajah Mashiho membuatnya jatuh tersungkur. "Lo pikir, lo bakal menang dengan gampang hah?"

"Mimpi lo anjing!"

Bugh

Yedam menendang perut Mashiho berkali-kali dengan seringaian yang terpatri pada wajahnya.

Kini wajah Mashiho penuh darah dirinya sendiri. Dan tentunya Yedam tidak akan puas dengan begitu saja. Ia menginjak dada Mashiho dan berkata.

"Mana semangat lo yang katanya mau bunuh gue? Lemah," ujar Yedam dengan tawa yang terdengar meledek.

Bruk

"Bangsat!" pekik Yedam saat Jaehyuk muncul dan menendang nya dengan kuat.

"Apa lo, hah! Apa!" Jaehyuk memukuli Yedam membabi-buta sebagai balasan atas perlakuan nya pada Mashiho.

"Jae," lirih Mashiho yang melihat sahabatnya itu.

"Lo yang mati bangsat! Lo yang bakal mati! Dan gue yang bakal bunuh lo!" teriak Jaehyuk di hadapan Yedam.

Dan disisi lain, ada Haruto dan Jeongwoo yang harus berurusan dengan makhluk tidak kasat mata yang di panggil oleh Yedam.

"Ru?" bingung Jeongwoo saat Haruto memasangkan sebuah kalung padanya.

"Ini kalung dari Bang Sahi. Dia bilang kalung ini bisa jaga kita dari makhluk jahat. Jadi lo pake yah," tutur Haruto yang merasa berterimakasih pada Asahi yang memberikan nya kalung itu.

"Terus lo gimana? Lo gim — HARU!"

Makhluk itu memang tidak mendekati Jeongwoo, tetapi dia mulai mengganggu Haruto.

Jeongwoo tidak tau harus melakukan apa sekarang. Disisi lain juga, Jaehyuk terlihat sedang melawan Yedam hingga sesuatu terlempar ke arah nya.

Bugh

Yedam berhasil bangkit dan membalas pukulan Jaehyuk. "Gue juga ngga bakal kalah gitu aja!"

"Bacot lo!" Jaehyuk kembali menyerang Yedam.

Saat Jaehyuk sudah kembali mengunci pergerakan Yedam dan akan melayangkan pukulan. Wajah nya tiba-tiba saja berubah membuat dirinya terkejut.

"AAAAA!" Jaehyuk dengan otomatis jatuh ke belakang karena keterkejutan nya.

Dan Yedam tampak menyeringai merasa menang karena bantuan dari makhluk-makhluk yang ada di hutan ini.

Bugh

"Mati lo!" pekik Yedam yang mengambil sebuah batu dan dia pukulkan pada kepala Jaehyuk.

Jaehyuk memegangi kepala nya yang mulai mengeluarkan darah. Dan tidak sampai situ, Yedam melakukan itu beberapa kali membuat seluruh wajah Jaehyuk di penuhi oleh darah.

Jleb

Dan setelah itu, Yedam menusukan sebuah kayu dengan ujung yang runcing tepat pada dada Jaehyuk.

"S-sialan," desis Jaehyuk dan memuntahkan banyak darah.

"Lo yang sialan," balas Yedam yang sekarang wajah dan baju nya penuh akan cipratan darah Jaehyuk.

Dan pada akhirnya, Jaehyuk menghembuskan nafas terakhirnya karena tusukan Yedam itu.

Sret

Saat Yedam berbalik untuk menghabisi Mashiho. Seseorang dengan berani nya mengarahkan keris itu dan menggores tangan nya.

"Arghh!" erang Yedam dan anehnya sebuah asap hitam tiba-tiba keluar dengan perlahan dan makhluk-makhluk mengerikan itu tampak menjerit seperti ikut merasakan sakit.

"Huh ..." dan Haruto akhirnya bisa terlepas dari cekikan sosok mengerikan yang mengganggu nya tadi.

Yedam menatap tajam Jeongwoo yang sekarang memegang kerisnya itu. "Kembaliin ke gue!"

"Ngga!" tolak Jeongwoo yang mulai paham kegunaan dari keris ini.

"Kembaliin atau lo bakal mati mengenaskan,"

"Gue ngga bakal ngebaliin ini!" balas Jeongwoo tegas dan menodongkan keris itu ke arah Yedam.

"Dan ini kelemahan lo kan, Bang?" sambung nya kembali membuat Yedam menggeram marah.

Yedam tidak menjawab, dia malah mengeluarkan sebuah pisau lipat yang selalu dia sembunyikan. "Oke, kalo itu mau lo."

Jeongwoo meneguk salivanya takut dan gugup. "Mati lo di tangan gue," desis Yedam hingga sesuatu menarik kaki Jeongwoo hingga terjatuh dan keris di tangan nya terlempar.

Yedam nampak tersenyum miring, ia berjalan mendekati keris itu untuk mengambilnya. Dan saat dia akan mengambil keris itu, Haruto muncul dan menendang keris itu menjauh.

"Lo —

Bugh

Dan lagi-lagi, Yedam mendapatkan pukulan di saat dirinya lengah. "Emang anjing lo semua," umpatnya marah.

Ia segera bangkit dan menyerang balik Haruto. Ia mengarahkan pisau lipatnya itu dengan Haruto yang berusaha menghindar.

Sret

Walau sudah menghindar, Yedam dapat menggores perut Haruto menggunakan pisau itu.

Yedam mengulas senyum lebarnya. "Lebih baik nyerah dan serahin diri kalian."

"Dengan gitu, gue ngga bakal lakuin ini semua. Dan gue ngga bakal sekejam ini." ujar Yedam menyuruh mereka yang tersisa untuk menyerah.

"Nyerah kata lo? Gue ngga bakal nyerah dan ngga akan pernah nyerah. Dan gue pastiin, lo nembus segala dosa lo ini." balas Haruto menatap tajam Yedam.

"Cih, naif." decih nya dengan tawa yang terdengar meledek.

Dengan langkah besar, Yedam kembali berjalan ke arah Haruto. Ia kembali melayangkan pisau nya itu, tetapi kali ini Haruto berhasil menghindar.

"Ayo lawan gue, jangan ngehindar terus." tantang Yedam pada Haruto.

Haruto mencoba kembali melayangkan pukulan, tetapi tangan nya di tahan oleh Yedam.

"Arghh!" erang Haruto saat Yedam memutar tangan nya ke belakang.

"Ini kan yang lo mau?" tanya Yedam semakin memutar tangan Haruto membuat sang empu berteriak kesakitan.

"Dan tenang aja, bakal gue kabulin dengan senang hati." kekeh Yedam dan menendang Haruto hingga terjatuh.

Yedam menyudutkan Haruto pada sebuah pohon dan memukul wajahnya berkali-kali dengan membabi-buta.

Bugh

Pukulan terakhir yang Yedam layangkan dengan wajah Haruto yang sekarang penuh luka dan memar.

"Hm, kayaknya ngga seru kalo mati gitu aja." dehamnya dan nampak berpikir.

Yedam melirik sekitarnya dan menemukan sebuah balok kayu. Ia segera mengambilnya dan kembali mendekat pada Haruto.

"Bagaimana? Bahan yang bagus untuk nyiksa lo kan?" tanya Yedam dengan wajah yang nampak bahagia.

Haruto menggelengkan kepala lemah, ia menyeret dirinya untuk menjauh. Tetapi Yedam tidak akan tinggal diam.

Bugh

"Arggh!" teriak Haruto saat balok kayu itu mengenai tubuhnya. Dia menutup matanya merasakan sakit dan membuat air matanya jatuh.

"Udah gue bilang buat nyerah aja, tapi lo semua lebih milih gue kayak gini." ucap Yedam menatap Haruto yang nampak menahan kesakitan.

"Woi, liat gue." Yedam menendang Haruto dan membalikan tubuhnya agar menatap dirinya.

"Ini kan yang lo mau?" tanya Yedam kembali, tetapi Haruto hanya diam saja.

"Kenapa diem?"

Bugh

"KENAPA DIEM!" teriak Yedam semakij menggila dan memukul tepat pada dada Haruto.

Tangis Haruto tidak bisa di bendung lagi, dadanya benar-benar sakit membuatnya kesulitan bernafas.

Yedam terlihat tidak merasa kasihan sama sekali. Dia malah memasang wajah datar dan siap untuk memukul Haruto kembali.

"NGGA! STOP!" hingga sebuah teriakan dimana Jeongwoo melindungi Haruto membuat dirinya yang terkena pukulan itu.

"Jongu," Jeongwoo mengulas senyum tipisnya ke arah Haruto.

"Pergi dari sini, To." titahnya yang langsung di balas gelengan oleh Haruto.

"Gue mohon ... gue bakal urus ini. Lo harus pergi dari sini,"

"Gue ngga bisa ninggalin lo," tolak Haruto mencengkram kuat ujung baju Jeongwoo.

"Gue bakal baik-baik aja. Lo harus ngejauh dari sini, cari pertolongan apapun. Lo harus selamat," pinta Jeongwoo menatap berkaca-kaca Haruto.

"Percayain ini semua ke gue dan sekarang giliran gue buat ngelindungin lo," pungkas nya membuat tangis Haruto pecah.

Jeongwoo menutup rapat matanya menahan sakit saat Yedam terus memukul punggung nya menggunakan balok kayu.

"B-bang," ujar Jeongwoo terbata-bata sebari merasakan sakit.

"Lo harus pergi dari sini sekarang," dan mendengar Jeongwoo mengatakan itu membuat hati Haruto berdesir.

"Lo harus selamat. Maaf belum bisa jadi Adik yang baik buat lo. Gue sayang lo," pungkas Jeongwoo yang bangkit dan menahan balok kayu yang akan menyerang nya kembali.

"Udah diskusinya?" tanya Yedam dengan sebelah alis yang naik.

"Bacot lo!" dengan sisa tenaganya, Jeongwoo menendang perut Yedam kuat.

Ia melirik sekilas Haruto dan berjalan mendekati Yedam.

Sedangkan Haruto, ia air matanya itu terus turun. Tetapi akhirnya dia mengikuti apa kata Jeongwoo tadi. Dia harus selamat dan mengungkap ini semua.

Walau seluruh badan nya sakit, Haruto memaksakan untuk menjauh dari sana. Dengan air mata yang terus berjatuhan, ia dengan terpaksa meninggalkan mereka.

Jeongwoo yang melihat Haruto pergi itu mengulas senyum nya. "Bagus, To."

Saat Jeongwoo menoleh untuk kembali menyerang. Sebuah pisau berhasil menggores wajahnya. Dan itu membuat Yedam mengerang kesal.

"Mau nyoba jadi pahlawan lo, hah!" sentaknya menatap dendam Jeongwoo.

"Denger ini baik-baik. Kembaran lo itu ngga bakal selamat. Dia ngga bakal bisa keluar dari sini dengan mudah!"

"Dan setiap orang yang masuk ke desa ini, semuanya akan mati. Dan ngga bakal akan ada yang tersisa!" pekik Yedam marah saat melihat Haruto lolos itu.

"Oh, yah? Tapi gue yakin kembaran gue bakal selamat." balas Jeongwoo membalasnya dengan tersenyum dan membuat Yedam merada jengkel melihatnya.

"Mati aja lo!" Yedam kembali membalas Jeongwoo.

Dan Jeongwoo yang sebenernya sudah merasa lemas itu hanya pasrah saat Yedam memukulnya.

"Mati lo!" Yedam menendang kuat perut Jeongwoo beberapa kali.

"Arghh!" teriaknya merasa frustasi sendiri dan menyalurkan amarahnya itu pada Jeongwoo.

Jeongwoo memuntahkan darah dengan begitu banyak. Dan Yedam tiba-tiba saja menjambak rambutnya agar menatap dirinya.

"Lo bikin semua jadi susah, Jongu." desis Yedam dengan nada suara yang terdengar rendah.

"Dan gue bakal kasih hukuman ke lo," ekspresi marah tadi seketika berubah menjadi seringaian.

Ia membenturkan wajah Jeongwoo berkali-kali pada pohon yang berada di dekat mereka.

Dengan tidak berperasaan nya, Yedam melakukan itu secara terus menerus hingga membuatnya merasa puas.

Dan hanya dengan benturan itu yang membuat setengah wajah Jeongwoo hancur.

"Huh ..." hela Yedam merasa puas saat tidak melihat pergerakan apapun lagi dari Jeongwoo.

Belum merasa puas dengan itu semua, Yedam berjongkok di hadapan Jeongwoo yang sudah meregangkan nyawanya itu.

Ia dengan sadisnya menusukan pisau lipat itu pada dada Jeongwoo dan menekan nya semakin dalam membuat darah keluar dengan begitu banyaknya.

"Itu balasan buat lo yang udah kacauin semuanya." pungkas Yedam yang akhirnya merasa puas.

Ia bangun dari posisi berjongkoknya itu dan nampak menyeringai. Hingga seseorang menepuk pundak Yedam dan membalikan tubuhnya agar menghadap orang itu.

Jleb

Mata Yedam membulat sempurna saat Mashiho yang di abaikan itu menusuknya dengan keris yang tadi di tendang oleh Haruto.

"ARGHH!" teriak Yedam kesakitan dan sebuah asap hitam kembali keluar dari tubuh nya.

"Mati lo, anjing." desis Mashiho menatap tajam Yedam.

Mashiho semakin menekan lebih dalam keris itu. Ia mendorong tubuh Yedam dengan keris yang tertancap pada dadanya.

Darah bewarna hitam, nampak keluar dari tubuh Yedam. Dan Mashiho terus mendorong nya pada sebuah jurang hingga terjatuh.

Jleb

Yedam terjatuh pada jurang itu dengan tubuh nya yang tertusuk pada pepohonan dengan ujung yang runcing dan keris yang masih menancap pada dadanya juga.

Nafas Mashiho tampak memburu, ia akhirnya meluruhkan dirinya kembali merasa lemas dan sakit.

"Huh ... huh ... semuanya selesai."

"Semua selesai," hela Mashiho hingga akhirnya dia ikut menghembuskan nafas terakhirnya.

▪︎
▪︎
▪︎

Disisi lain, Haruto nampak berlarian di hutan tanpa tau harus kemana.

"Gue harus kemana?" Haruto menatap sekelilingnya yang penuh pepohonan besar dan gelap.

"Haru ..." panggil seseorang yang ternyata Asahi.

"Bang Sahi," lirih Haruto melihat Asahi dengan wajah yang lebih pucat dari biasanya.

"Ikutin yang lain. Dan lo bakal selamat," ujar Asahi memberi tau.

"Maksud lo apa, Bang ..." Haruto seketika berhenti berbicara saat perlahan-lahan teman-teman yang dia temui untuk berlibur bermunculan seperti memberitahu jalan padanya.

"Ikutin mereka, To." titah Asahi tersenyum tipis dan setelah itu menghilang.

Air mata Haruto kembali berjatuhan. Ia juga melihat Jungwon di antara yang lainnya.

Dan perlahan, dia mulai mengikuti perkataan Asahi yang menyuruh Haruto mengikuti.

Di mulai dari Sunoo dan diikuti oleh teman-teman nya yang lain. Haruto terus mengikuti yang membuat dia tanpa sadar mulai keluar dari hutan.

Dan langkahnya berhenti saat melihat Jeongwoo yang berdiri pada barisan akhir yang menunjukan jalan padanya.

"Woo ..." tangis Haruto seketika pecah.

"Titip salam gue sama Mama dan Papa," lirih Jeongwoo dan tersenyum manis ke arah Haruto.

"Woo," Haruto yang akan meraih saudara kembarnya itu malah menghilang.

Dan semua teman-teman nya juga mulai menghilang. Haruto menangis terisak, ia merasa bersalah dan menyesal karena bisa selamat seorang diri.

Dengan langkah lunglai, Haruto mengikuti jalan hingga akhirnya dia menemukan jalan aspal.

"Gue selamat ..."

Brak

Tubuh Haruto terpental jauh dari posisi awalnya saat sebuah mobil menabraknya dengan begitu kencang.

Nafas Haruto tercekat, seluruh tubuhnya terasa remuk dengan dirinya yang tidak bisa melakukan apapun. Tubuhnya di genangi oleh darahnya sendiri.

Dan terlihat seseorang keluar dari dalam mobil. "AAAAA!" teriak Jennie dengan keras dan meluruhkan tubuhnya merasa lemas.

Tubuhnya bergetar saat mengetahui siapa orang yang telah di tabrak. Jennie dan Kris menabrak anak mereka semua, anak yang selama ini mereka cari.

"Mama ..." lirih Haruto hingga akhirnya menutup mata untuk selamanya.

Dan melihat itu membuat Jennie tentunya berteriak histeris dan menjerit memanggil nama Haruto.

Beberapa orang tua lain yang ikut berhenti juga nampak terkejut dengan kehadiran tiba-tiba dari Haruto.

Disisi lain, Dongil tampak memperhatikan dari semak-semak hutan. "Aku memang menjanjikan sebuah jalan keluar pada Asahi,"

Dongil telah menjebak Asahi. Dia memang meloloskan Haruto keluar dari hutan, tetapi tidak membiarkan dia untuk hidup.

"Siapapun yang masuk ke desa ini, tidak akan pernah ada yang selamat."


















































End

⚠️ WARNING PICT HOROR!

AOWKWOWK, ENDING!!! HOREEEEE!!! AKHIRNYAAA ENDING!!! 🤩✨

Omegeh sekali! Author ngga nyangka akhirnya bisa endingin ini. Setelah beberapa abad merasa mules, gumoh, mual, mumet sama cerita ini. Akhirnya ending juga dong. 😭😭😭

Bagaimana? Merasa puas dengan ending nya? Apa tanggapan kalian dengan ini?👁👄👁

Dan maaf banget kalo chap ini ngga ngefeel atau ngga enak buat di baca. Karena jujur, ini dah hapus - ketik - hapus - ketik lagi sampai akhirnya jadi ini. ☺🙏

Setelah bermumet-mumet yah prend. Beneran ending loh ini. Ngga ada plot-plot yang kalian pikirin, yang katanya orang dah di isekai idup lagi. Ngga loh yah. 😌👋

Ini juga anti prank-prank yang nantinya tiba-tiba cuman mimpi semata. Bukan loh yah ini, rill no pek-pek. 💪😚

Dan yah, SWEET HOLIDAY DI NYATAKAN ENDING! Dengan bujang yang tidak menyisa sama sekali. 😗

Terimakasih banyak untuk kalian yang udah mengikuti cerita ini dan selalu komen di setiap chapter. Karena jujur, komen kalian itu semangat banget buat author dan seneng juga bisa interaksi sama kalian semua. 😍💞

Maaf juga kalo semisalkan ada balasan komen yang ngga enak ke hati kalian. Dan sekali lagi TERIMAKASIH BANYAK! maaf kalo ini juga belom memuaskan buat kalian. 😭💘

See you next time! Sampai jumpa di cerita-cerita bahagia lain nantinya! Dan dengan ini juga author mengatakan kapok dengan genre ini. Sekian terimaHaruto. 😁✨

Have a Nice Day. 💙🦋

Continue Reading

You'll Also Like

The Phone 3 | TXT ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

761K 201K 29
❝Teror akan segera berakhir.❞
Reveal | The Boyz ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

291K 70.9K 16
❝Ayo mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya.❞
33.9K 7.3K 26
Ketika permainan yang biasa dimainkan anak-anak menjadi ajal bagimu. Temukan yang bersembunyi lalu bunuh dia jika kau masih ingin hidup. "Ini bukan p...
94.2K 15.4K 29
Ini cerita tentang sekumpulan beban keluarga yang bersatu di sebuah rumah indekost.