Sweet Holiday

By Soklincair

239K 44.1K 35.3K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... More

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 16
໑▸ 17
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 24 [Flashback]
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 27
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ 37
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 34

3.9K 912 705
By Soklincair

Bugh

"LO KAN YANG LAKUIN ITU SEMUA SAMA ADEK GUE? IYAH KAN!" teriak Jay di hadapan Sunghoon.

Tetapi Sunghoon malah diam saja karena terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.

Bugh

"Jawab gue, bangsat!" Jay mencengkram kuat kerah baju Sunghoon.

"Itu bukan gue," jawab Sunghoon dengan beberapa luka yang ia dapatkan dari Jay.

"Ngga usah ngebohong deh lo! Itu lo kan! Dan cuman lo yang punya masalah sama Jungwon kemarin!" sentak Jay dengan emosi yang menggebu.

Sunghoon kembali diam membuat Jay geram. Saat dia akan kembali melayangkan pukulan, Sunghoon menahan nya untuk kali ini.

"Gue bilang itu bukan gue!" sentak Sunghoon dan mulai menatap Jay.

"Gue emang punya masalah sama adek lo kemarin! Tapi gue ngga segila itu buat bunuh dia!" tambahnya kembali dan mendorong mundur Jay.

Jay tampak berdecih sinis. "Tapi itu semua bisa aja mungkin."

Jay maju beberapa langkah dan mendekati Sunghoon lalu berbisik. "Apalagi lo kan anak dari seorang pembunuh."

Bugh

"Jaga mulut lo itu, anjing! Maksud lo apa bawa-bawa orang tua gue!" tunjuk Sunghoon setelah memukul keras Jay dan membuatnya terjatuh.

"Kenapa marah? Apa yang gue bilang bener kan? Bokap lo itu pembunuh." tekan Jay yang menyulut amarah Sunghoon.

Bugh

Sunghoon kembali memukul Jay dan mencengkram kerah bajunya. "Kalo lo ada masalah sama gue, cukup bawa gue aja. Ngga buat orang tua gue!" tekan Sunghoon dengan wajah memerah padam.

"Kenapa ngga? Sifat bokap lo itu pasti nurun ke lo. Seorang Ayah pembunuh dan sekarang anaknya juga," desis Jay tampak menantang Sunghoon.

"Bangsat lo!" Sunghoon memukul berkali-kali wajah Jay tanpa ampun. Dia akan biasa saja jika Jay hanya memojokan nya, tapi tidak jika dia membawa orang tua nya.

Ia menarik kerah Jay dan menyudutkan nya ke pohon, Sunghoon terus memukulinya tanpa rasa iba sama sekali.

"Lo bilang gue pembunuh kan? Biar gue buktiin omongan lo itu," desis Sunghoon dengan nada suara rendah.

Jay yang mencoba menepis nya, nyatanya kesulitan dan berakhir pasrah.

"Ini kan yang lo mau, hah? Iyah kan?" Sunghoon tampak kehilangan kendali dirinya.

Ia menjatuhkan Jay yang lemas begitu saja. "Gue bakal buktiin omongan lo itu, gue pembunuh? Iyah, gue pembunuh."

Sunghoon melirik sekeliling nya dan menemukan sebuah balok kayu. Melihat itu membuat Jay meringsut ketakutan.

"Hoon, lo ga serius kan?"

"Kenapa? Takut? Ini kan yang lo mau? Gue jadi pembunuh," amarah Sunghoon tampak menggebu-gebu. Dan ia benci seseorang yang mengungkit tentang permasalahan ayah nya.

"Biar gue penuhin omongan lo itu, Jay."

Bugh

Dan setelah itu Sunghoon melayangkan balok kayu yang di ambilnya tadi ke arah Jay.

Bugh

Tidak hanya sekali, Sunghoon melakukan itu beberapa kali pada Jay yang tidak bisa melakukan apapun.

"ARGHH!" Jay memekik kala Sunghoon memukul kakinya berkali-kali dan dapat dia rasakan tulang-tulang nya yang patah.

"Biarin gue penuhin omongan lo itu, Jay. Gue bakal cepet," kekeh Sunghoon sebari menyeringai.

Bugh

"ARGHHH!" Jay kembali memekik saat Sunghoon mulai memukuli badan nya.

Dada Jay terasa sesak saat Sunghoon memukul dengan keras dadanya itu. Ia memukuli nya berulang kali.

"Dan terakhir, good bye Jay."

Bugh

Seketika darah memuncrat pada wajah Sunghoon karena dirinya yang memukul kepala Jay.

Dan tanpa rasa bersalah atau kasihan, Sunghoon melanjutkan memukulnya itu berkali-kali tepat pada kepala Jay hingga hancur.

Dirasa sudah puas, ia membuang kayu di tangan nya. Nafasnya tampak memburu dengan pandangan tajam nya yang seketika berubah saat seseorang memanggilnya.

"Hoon ..." Yedam, dia melihat betapa kejam nya Sunghoon yang memukul Jay hingga akhirnya merenggang nyawa.

Dia yang berniat untuk memanggil Jay dan Sunghoon karena terlalu lama berbicara berdua, seketika di kejutkan dengan ini semua.

"Y-yedam," dengan terbata-bata, Sunghoon yang berniat mendekati Yedam seketika berhenti.

"Diem disitu, Hoon." perintah Yedam tegas.

"Gue bener-bener kecewa sama lo. Dan gue ngga nyangka kalo lo ngelakuin ini semua," ujar Yedam menatap sedih dan kecewa sahabatnya itu.

"G-gue ngga bermaksud, Jay yang udah mancing gue gini. Gue bener-bener ga berniat, Dam." Sunghoon terlihat mencoba untuk meyakinkan Yedam.

"Percaya sama gue, Dam. Gue ngga bisa ngontrol emosi gue. Maafin gue,"

Yedam tidak mengatakan apapun, dia malah berbalik dan berlari menjauh dari Sunghoon.

Melihat itu membuat Sunghoon mengacak rambut nya frustasi dan berteriak sekencang-kencang nya.

Ia memukuli dirinya yang bodoh karena telah melakukan ini semua. Entah apa yang terjadi padanya, tapi dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.

Disisi lain, Yedam bergegas berlari ke arah Haruto dan Jeongwoo yang tampak beristirahat di sebuah pohon besar.

"Bang, lo kenapa?" Haruto menautkan alisnya bingung saat melihat Yedam yang tampak panik dan ketakutan.

"Kita harus pergi, kita harus pergi dari sini." titah Yedam tergesa-gesa.

"Terus gimana sama Bang Jay dan Bang Sunghoon?" kali ini Jeongwoo yang bertanya.

"Jay udah meninggal dan itu semua karena Sunghoon, maka dari gue bilang cepet la ..."

"YEDAM!" panggil Sunghoon yang berjalan ke arah mereka dengan tubuh penuh akan darah Jay.

"Pergi, sekarang!" sentak Yedam pada mereka berdua.

Haruto seketika merasakan panik yang Yedam rasakan. Ia membantu Jeongwoo yang masih lemas itu. Dan tanpa basa-basi juga membuang waktu, Haruto menggendong Jeongwoo di punggung nya agar lebih cepat.

"Dam, tunggu gue!" seru Sunghoon memanggil. Tetapi Yedam malah berlari bersama Haruto dan Jeongwoo.

Mereka bertiga berlari di tengah hutan itu dan tanpa sadar terpisah karena terlalu terburu-buru.

Yedam dengan ketakutan nya, berlari sendirian di tengah hutan itu. Ia melirik kesana kemari saat tidak tau harus berlari kemana lagi.

"Gue harus kemana?" disaat kebingungan melanda.

Dirinya di tarik oleh seseorang yang begitu mengejutkan. "Jisung," ucap Yedam saat mengenal orang yang menariknya sekarang.

"Ikutin gue," ujar Jisung dan menarik tangan Yedam untuk menjauh dari tempat itu.

▪︎
▪︎
▪︎

"Jangan gila, anjing!" umpat Jaehyuk saat Mashiho terus berkata aneh.

"Kenapa sih? Gue kan cuman bilang, kalo mau mati cepet. Lo bisa sayat nadi lo atau lukain aja pembuluh darah besar lo dan bakal buat lo kehilangan banyak darah terus mati." tutur Mashiho yang berbicara asal.

"Heh, anying! Gue liatin, lo makin lama. Makin nyeleneh yah, sadar goblok! Sadar!"

"Wes jancok lah," umpat Jaehyuk tiada habisnya pada Mashiho.

"Arghh! Gue frustasi, Jae!" dan secara tiba-tiba Mashiho malah memekik dan mengacak rambutnya.

"Gue mau pulang," sambung nya.

"Bukan cuman lo yang mau balik. Gue juga mau, tapi kita aja gak tau ini jalan keluarnya gimana." dengus Jaehyuk yang tentunya ingin pulang juga.

Mashiho menghela nafas panjang, mencoba menenangkan pikiran nya. "Ayo pergi," ajaknya pada Jaehyuk.

"Kemana?"

"Kemana aja asalkan ngga disini," jawab Mashiho dan segera menarik Jaehyuk untuk mengikutinya.

"Lo kenapa sih?" bingung Jaehyuk yang tidak mengerti dengan teman nya ini.

"Hutan ini bener-bener kayak ngejebak. Kalo kita diem aja, rasanya kayak ada sesuatu yang terus ngebisikin buat berlaku jahat," tutur Mashiho yang sejak tadi merasakan ke anehan.

▪︎
▪︎
▪︎

Sunghoon tampak terdiam dengan pandangan kosong setelah apa yang dia lakukan tadi.

Pembunuh

Kau seorang pembunuh

Dan tidak berselang lama, terdengar sebuah bisikan-bisikan yang terasa menyeramkan.

Sunghoon menutup kedua telinga nya saat bisikan-bisikan itu semakin keras dan semakin banyak.

"Gue bukan pembunuh,"

"Gue bukan pembunuh," lirih Sunghoon menutup kedua telinga nya.

Dan hutan ini, hutan ini memang benar-benar berbahaya. Bisikan dan hasutan akan terus terdengar bagi orang-orang yang telah berlaku jahat dan untuk menyesatkan. Seperti yang Jihoon alami.

"GUE BUKAN PEMBUNUH! DIEM! DIEM!" teriak Sunghoon dengan sangat keras.

Ia bangkit dari posisi berjongkok nya tadi dan menatap sekeliling gelisah dan ketakutan.

"Itu bukan salah gue, dia yang mau. ITU SEMUA BUKAN SALAH GUE!" nafas Sunghoon tampak memburu dengan wajah merah padam.

"Lo pembunuh, Hoon." dan secara tiba-tiba, Jay yang seharusnya sudah meninggal malah muncul di hadapan Sunghoon.

"Lo pembunuh,"

"Bukan!"

Bugh

Sunghoon yang berniat memukul Jay malah berakhir memukul sebuah pohon. Dan seketika itu juga Jay menghilang.

"Arghh! Berisik! Gue bukan pembunuh!" Sunghoon melampiaskan amarahnya itu dengan memukuli pohon besar itu berkali-kali dan membuat tangan nya terluka.

"Berisik! Berisik!" merasa belum puas dan di tambah suara itu semakin menjadi.

Sunghoon membenturkan kepala nya berkali-kali pada pohon yang dia pukul tadi. Tanpa merasa sakit atau apa, Sunghoon terus melakukan itu berkali-kali dan tidak peduli dengan banyak darah yang sudah keluar.

"GUE BUKAN PEMBUNUH!"

Woah, disini Sunghoon jadi kang geprek. Apa tidak benyek itu yah Jay? Jujurly agak ekhem ... tapi yah begitu muewhehe. 😀🙂

Dan begitu mengejutkan nya Jisung yang tiba-tiba muncul. Hmzz ... kira-kira apa yang mau di lakuin? Nolongin Yedam? Dah bestie nih 🤔

Have a Nice Day. 🦋💙

Continue Reading

You'll Also Like

121K 34.1K 22
Dunia Il itu indah, indah sekali. Sayang, sejak masalah tiba semuanya semakin buruk. Semuanya disebabkan oleh kelompok misterius yang tak pernah dike...
484K 117K 37
jihoon si happy virus itu ternyata mengetahui masalah semua orang. ©️ tteobokjin, 2019
249K 48.7K 18
[SUDAH TERBIT] 𝘨𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘶𝘢 𝘬𝘶𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘥𝘢𝘮, 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩𝘮...
1.5K 210 13
#boentry02 ❛❛Semesta bukan tempat mencari singgasana yang dikenal dunia❞ ------------------------------- start : 03 des end : 17 des ^22 It's my shor...