Blind Date

By Desofie

122K 19K 1.7K

Raden mas Bagaskara Rahagi Hammani, pemuda tampan berkulit hitam manis, tengah dipusingkan dengan permintaan... More

Prolog
Part 1
Part 2
❤HALLO FROM KAROS PUBLISHER❤
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 41
Part 42
Part 43
OPEN PO

Part 40

1.5K 302 24
By Desofie

"Kamu kenapa sih, Ma? Dari tadi bolak balik kayak setrikaan, aku pusing jadinya." Kata Ayahnya Tiara.

"Perasaanku ndhak enak, Pa. Pernikahan Tiara ini rasanya terlalu lama." Kata istrinya. Ia akhirnya duduk di sebelah suaminya.

"Aku juga sama khawatirnya, tapi kita harus bersabar, sebentar lagi semua akan berjalan seperti rencana kita." Kata suaminya menenangkan.

"Perusahaan kita sudah diambang kebangkrutan, kita butuh dana besar untuk menstabilkan perusahaan lagi. Kalau ndhak hancur semua, Pa."

"Ini semua ndhak akan terjadi kalau kamu ndhak terlalu percaya sama temenmu itu, hasilnya kita ditipu mentah-mentah, dan sekarang temanmu itu menghilang. Orang suruhanku harus berhasil menemukannya." Kata suaminya sambil menatap tajam ke arah istrinya. "Kamu harus memastikan anak itu ndhak melakukan hal-hal yang bisa membatalkan pernikahan ini, kalau sampai ini batal, kamu tahu apa yang akan terjadi."

***

Bagas dan kedua orang tuanya sedang menunggu di depan UGD, mereka harap-harap cemas menunggu kabar kesehatan eyang Muti.

"Sebenarnya ada apa, Nak. Kenapa sakitnya eyang sampai kambuh seperti ini lagi?" Tanya Ayahnya.

"Ini salahku, Ayah." Kata Bagas sedih.

"Salahmu gimana?" Tanya ibunya lagi.

Bagas mengusap wajahnya kasar, "aku memperlihatkan eyang beberapa foto." Kata Bagas.

"Foto apa?" Desak ayahnya.

"Foto-foto Tiara yang sedang bersama laki-laki lain. Tiara punya pacar, Ayah. Dia melakukan perjodohan ini karena ada sesuatu."

"Ba ... gas." Kata Ayahnya nggak habis pikir. "Kamu tahu kondisi eyang seperti apa? Kita bisa saja kehilangan eyangmu sekarang." Kata Ayahnya marah.

"Tapi aku ndhak mau keluarga kita ditipu sama Tiara, Yah. Selain itu, aku mencintai Arimbi." Kata Bagas pelan.

"Sudah, sudah, kita ndhak usah bertengkar, sekarang kita harus berdoa untuk keselamatan ibu. Dan kamu Bagas, ibu harap kamu bisa bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan sekarang." Kata ibunya.

Mereka berhenti berdebat ketika dokter keluar dari ruang UGD.

"Dokter Haikal, bagaimana keadaan ibu saya?" Tanya Ayahnya Bagas.

"Alhamdulillah, kondisi pasien sudah mulai stabil. Aku sudah berpesan untuk tidak membuat beliau terkejut atau mengalami syok. Itu sangat membahayakan jiwanya, setelah benar-benar stabil beliau akan dipindah ke ruang rawat inapnya. Aku akan mengontrol kondisinya nanti malam, permisi." Pamit Haikal sambil melirik ke arah Bagas. Tatapan keduanya benar-benar tidak bersahabat.

"Terima kasih, dokter." Ucap ayah dan ibunya Bagas.

"Ya Allah gusti, semoga ibu segera sadar." Kata ibunya cemas.

"Ibu pasti akan segera sadar dan pulih, beliau pasti bisa melaluinya seperti sebelum-sebelumnya, beliau adalah wanita yang kuat." Hibur ayah Bagas.

Setelah melalui serangkaian observasi, eyang akhirnya dipindah ke ruang rawat inap. Bagas menemani eyang sendiri, kedua orang tuanya pulang dulu untuk mengambil pakaian ganti.

Bagas memegang tangan eyang erat, "eyang harus segera bangun, maafkan kesalahan Bagas. Bagas ndhak bermaksud membuat eyang sakit seperti ini." Kata Bagas lirih.

***

"Kalian mau keluar?" Tanya Karima.

"Haikal maksa ni, Ma." Kata Arimbi dengan wajah kesal.

"Maaf, Tante. Anak gadisnya aku culik dulu." Kata Haikal.

"Wah baru tahu nih, kalau mau nyulik anak orang pake ijin dulu." Kata Arimbi sewot.

"Sudah kamu siap-siap dulu sana." Kata Karima.

"Iya, Ma." Jawab Arimbi sambil berjalan menuju kamarnya.

"Gimana keadaan orang tuamu? Sehat?" Tanya Karima.

"Alhamdulillah sehat, Tante." Balas Haikal.

"Alhamdulillah." Balas Karima. "Kalian mau pergi nonton?" Tanya Karima.

"Aku mau ajak Arimbi makan malam terus jalan-jalan sebentar, Tante." Kata Haikal.

Karima mengangguk, "tolong dijaga Arimbinya ya." Kata Karima.

"Iya, Tante. Pasti." Kata Haikal.

"Maaf menunggu lama." Kata Arimbi. "Kami berangkat dulu, Ma." Pamit Arimbi.

"Selamat bersenang-senang." Seeu Karima.

"Silahkan masuk, Tuan putri." Kata Haikalbsembari membuka pintu mobil.

Arimbi membeku, ingatannya kembali saat Bagas melakukan hal yang sama dengannya.

"Ayo masuk." Kata Haikal setelah ia melihat Arimbi masih berdiri di luar.

Arimbi segera masuk lalu menutup pintu mobil. "Kita mau kemana?" Tanya Arimbi.

"Kamu lihat saja nanti." Kata Haikal.

"Bukannya kamu baru pulang kerja? Nggak capek?"

Haikal tersenyum, "aku capeknya tadi di rumah sakit. Setelah ketemu kamu langsung seger lagi."

"Halah gombalnya kumat nih. Jangan-jangan kamu pakai gombalan yang sama ya di rumah sakit? Ke dokter-dokter sama perawat-perawat yang cantik dan muda tentunya." Kata Arimbi.

"Aduh, jangan cemburu begitu dong sayang, hati Raden mas Haikal iki cuma untuk kamu. Ndhak ada gadis-gadis yang lainnya."

Arimbi tertawa mendengar ucapan Haikal. Ia merasa lucu mendengar Haikal menyebut dirinya Raden mas dengan bahasa yang medok, selama ini dia tidak pernah bersikap seperti seorang bangsawan asli ketika bersama teman-temannya. Dia sangat low profile sekali, tidak pernah membeda-bedakan dirinya dengan yang lain.

"Aku sampai lupa kalau kamu ini seorang bangsawan." Kata Arimbi.

Haikal cemberut, "kamu jangan lupa dong, paling ndhak itu nanti jadi nilai plusku di hadapanmu dan keluargamu." Kata Haikal.

"Memangnya kamu ujian?" Seloroh Arimbi.

"Ujian kehidupan, aku harus lolos jadi calon menantu idaman mamamu dan keluargamu." Balas Haikal.

Arimbi tertawa, ia menggelengkan kepala. Haikal benar-benar menghiburnya. Arimbi melihat ke sekeliling dan mulai mengenali arah jalan yang dilaluinya.

"Eh, ini jalan menuju sekolah kita kan?" Tanya Arimbi antusias.

"SD Harapan Satu." Kata Haikal bangga.

"Wah, sudah lama sekali aku nggak pernah lewat sini." Kata Arimbi.

Sekolah bertingkat itu berdiri kokoh di hadapan Arimbi dan Haikal, bangunannya semakin bagus dan terawat. Mereka turun dari mobil dan Haikal buru-buru menahan Arimbi.

"Ada apa?" Tanya Arimbi heran.

"Sebentar." Kata Haikal, ia mengeluarkan sebuah penutup mata berwarna hitam lalu menutup mata Arimbi.

"Apa ini?"

"Kejutan, jadi diamlah sebentar oke. Ke arah sini." Haikal membimbing Arimbi jalan. Tak lama Haikal berhenti lalu membuka penutup mata Arimbi.

"Surprise."

Arimbi benar-benar terkejut, didepannya berdiri teman-temannya waktu duduk di sekolah dasar. Walau hanya sekitar sepuluh orang tapi ini benar-benar luar biasa, ini reuni yanh sangat berharga.

"Arimbi, gimana kabarmu? Masya Allah kamu tambah cantik aja." Seorang wanita manis berhijab memeluk Arimbi.

"Dina? Kamu Dina kan?" Seru Arimbi memeluk teman semasa sekolahnya dulu.

"Iya, kamu masih ingat aku rupanya." Kata Dina senang.

"Woy, giliran kita dong dipeluk." Seorang laki-laki bertubuh agak berisi nyeletuk.

"Enak aja." Kata Haikal memukul lengannya, membuat yang lain tertawa.

Mereka berbincang dengan seru, bergantian menceritakan pengalaman hidup mereka hingga saat ini. Cerita sedih, lucu dan hal membahagiakan lainnya. Walau nggak semua bisa hadir, pertemuan ini memberi warna di hati Arimbi. Ia tenggelam dalam suasana hangat itu, sejenak ia melupakan semua kesedihannya, dan berharap untuk waktu yang akan datang ia bisa berbahagia.

***

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

985K 96.7K 26
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
739K 71.9K 50
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
251K 709 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+
432K 2.3K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.