Sweet Holiday

By Soklincair

236K 43.6K 35.1K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... More

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 16
໑▸ 17
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 24 [Flashback]
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 34
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ 37
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 27

3.9K 890 667
By Soklincair

Riki berjalan menelusuri lorong untuk memanggil Jaehyuk agar cepat. Saat sudah di depan kamar, ia dengan cepat membukanya.

"Bang, udah bel ..."

Zreet

Riki nampak diam tidak bergeming saat darah memuncrat ke arahnya. Matanya membulat sempurna saat melihat Mashiho menusuk Jaehyuk.

Riki tidak berteriak, rasanya benar-benar terkejut membuat kakinya lemas.

"B-bang Jae ..." dengan mata masih terbuka, Jaehyuk tampak mengulurkan tangan nya ke arah Riki.

Tetapi Mashiho dengan cepat kembali menusuk Jaehyuk secara bertubi-tubi membuat Riki akhirnya berteriak dengan sangat keras.

"ARGGGHHHH!" pekiknya dengan sangat keras.

"Bang Mashi berhenti! Berhenti!" Riki merangkak dengan cepat ke arah Jaehyuk dan mendorong Mashiho yang berada di atasnya tadi.

"Lo jahat! Lo pembunuh!" jerit Riki dan mencoba menahan darah yang terus keluar dari tubuh Jaehyuk.

"Abang jangan tutup mata lo, lo ga boleh tutup mata. Lo harus hidup, jangan pergi." isak Riki menangis tersedu-sedu.

Ia kembali melirik Mashiho yang tampak menyeringai dengan wajah dan tangan yang di penuhi oleh darah Jaehyuk.

"Gue benci lo, Bang! GUE BENCI LO!"

Riki memeluk Jaehyuk erat dan menangis meraung. Dia berteriak dengan sangat keras dan berharap Jaehyuk membuka matanya kembali.

"Bang Jae, bangun. Abang, bangun."

Untuk kedua kalinya, Riki di tinggalkan. Dia memukul dadanya keras merasa sesak dan sedih. Ia mengacak rambutnya frustasi dengan ini semua.

"Riki!" Asahi muncul secara tiba-tiba karena mendengar suara teriakan dari Riki.

"Riki, tenang! Lo kenapa?" Asahi mencoba menahan Riki yang menyakiti dirinya sendiri.

Dan tidak berselang lama, Mashiho dan Jaehyuk juga ikut datang bersama yang lainnya.

"Bang Jae, pergi. Dia pergi. Dia ninggalin gue," berontak Riki saat Asahi menahan nya.

Jaehyuk yang mendengar itu menautkan alis bingung. Ia segera mendekati Riki.

"Hei, ini gue. Ngga ada yang pergi. Gue masih disini," ujar Jaehyuk membuat Riki yang tadi mengamuk seketika diam.

Riki menatap Jaehyuk yang sekarang berada di hadapan nya. "Bang Jae?"

"Ini gue, lo kenapa?"

Riki tampak linglung, "T-tadi ..." dia diam termenung, Jaehyuk yang terkapar dengan darah yang memenuhi tubuhnya menghilang.

"T-tadi lo luka, Bang. L-lo tadi disini," gagap Riki dan tidak sengaja menatap Mashiho.

"Bang Mashi ngebunuh lo, Bang. Dia nusuk lo berkali-kali!" sentaknya membuat mereka yang ada disana bingung.

"Gue ngga ngapa-ngapain, Rik." bantah Mashiho yang merasa tidak melakukan apapun.

"Rik, lo gapapa?" tanya Asahi lembut. Dia benar-benar terkejut saat bangun dari tidurnya beberapa menit lalu.

Riki diam, wajahnya tampak pucat dengan pandangan kosong. Dan Asahi yang melihat itu nampak menghela nafas panjang.

"Kayaknya hantu-hantu itu yang buat Riki kayak gini," ungkap Asahi dan memijit pangkal hidung nya.

Jaehyuk yang mendengar itu meneguk salivanya gugup. Saat dia di ganggu tadi oleh hantu yang menyerupai Mashiho, dia dengan segera berlari keluar kamar.

"Mereka pandai ngelabui kita," desis Asahi memejamkan matanya sesaat.

Asahi kembali membuka matanya dan menatap tajam sudut ruangan dimana ada sesosok yang tampak menyeringai.

"Kita pergi, sekarang!" tegas Asahi dan segera di angguki oleh mereka semua.

Semuanya mengangguk patuh, Jaehyuk mencoba membantu Riki untuk bangun dan membawanya keluar.

"Arurang beneran lempang ie?" bisik Sunghoon pada Yedam di samping nya. [Kita beneran pergi ini?]

"Lamun maneh masih hayang di dieu, sok wae atuh silahkan." balas Yedam melirik teman nya itu. [Kalo lo masih mau disini, silahkan aja.]

"Lain kitu maksud urang teh, ie arurang rek naek naon anying? Beneran rek ngesot? Garagas kek jubur urang," keluh Sunghoon memikirkan bagaimana mereka akan pergi. [Bukan gitu maksud gue, ini kita mau naik apa anying? Beneran ngesot? Garagas entar pantat gue.]

"Yah ga gitu juga, bego. Ntar nebeng yang lain. Tapi kayaknya ada si Alberto motor Bang Hee," ujar Jay saat melihat supra butut yang menganggur.

"Emang muat?" bingung Sunghoon melihat dua teman nya yang bongsor.

"Muat," sahut Yedam cepat. "Nanti si Jay yang bawa, gue di belakang nya."

"Terus gue dimana?" tunjuk Sunghoon pada dirinya sendiri.

"Lo mah di ban aja muter atau ngga di rantai juga boleh," mendengar itu seketika membuat Sunghoon mendengus kesal.

Disisi lain, Jungwon, Haruto dan juga Jeongwoo tampak berunding. "Kemarin-kemarin suruh sape sih tuh motor di tinggal, hah?"

"Yah, lo ngga mau bawa goblok." Jeongwoo menoyor kepala Haruto kesal.

"Orang lo nangis-nangis sampe ingus lu meler noh,"

"Enak aja! Kagak yah! Gue cuman acting pas kemarin," bantah Haruto tidak terima.

"Halah, bacot. Kalian berdua kagak beda jauh yeah." sahut Jungwon menunjuk teman paketan nya itu.

"Yang atu nangis, yang atu lagi hampir goser-goser di jalan."

"Heh, tuyul! Sadar diri anjir. Yang buat kita berdua panik kan lo, lo teriak-teriak setan nya mode pesawat, yah paniklah kita." timpal Haruto yang ingin rasanya menggumpal-gumpal Jungwon dan memasukan nya ke kantong kresek.

"Tau nih, beban!" tambah Jeongwoo balas menunjuk Jungwon.

"Ntar-ntar kalo ga bisa bawa motor, bawa aja sepeda roda tiga lo biar ga nyusahin."

"Woah, ngehina lo pada? Gue bisa ya, cuman emang mager aja!" balas Jungwon yang di serang oleh dua orang.

"Halah, pret. Bukan nya mager, emang kaki lo aja kagak nyampe boncel." ledek Haruto dan mengukur tingginya dan tinggi Jungwon.

"Beuh, parah sih anying. Menusuk ampe ginjal ini mah," ujar Jungwon merasa tersakiti.

Jeongwoo nampak tertawa, dia yang berniat untuk memvideo muka memelas Jungwon seketika di buat bingung saat tidak menemukan ponselnya di saku.

"Loh, handphone gue kemana ya?"

Haruto yang mendengar itu segera melirik Jeongwoo. "Ilang?"

"Ngga tau, perasaan udah gue masukin kantong. Apa gue lupa ya?"

"Mampus, kualat lo pada sama gue." balas Jungwon yang tertawa puas.

"Dih, parah. Ini handphone gue beneran ngga ada, kemana ya?"

"Ketinggalan di kamar?" tebak Haruto membuat Jeongwoo diam.

"Kayaknya iya, ambil jangan? Temenin yok,"

"Ogah ah, lagian biarin ajalah. Ga ada sinyal juga kan," tolak Haruto tidak mau kembali ke kamar.

"Eh, tapi beberapa menit yang lalu ada sinyal loh. Cuman tiba-tiba ngilang lagi," ujar Jungwon menunjukan pesan nya yang terkirim kepada Mama dan Papa nya.

"Tuh, To. Ayo anterin, gue mau liat pesan. Siapa tau pesan gue ke kirim juga terus di baca Mama," pinta Jeongwoo memaksa.

"Ck, ngga mau ngeri."

"Jahat banget sih lo sama adek kembar sendiri," manyun Jeongwoo saat Haruto menolak mengantarnya.

"Ngga gitu anjir. Masalahnya kayak ngeri-ngeri sedep aja kalo balik kesana, udah biarin aja. Nih pake handphone gue," Haruto memberikan ponselnya pada Jeongwoo.

Jeongwoo segera menerimanya walau sedikit kesal. Dan kekesalan nya semakin bertambah melihat ponsel Haruto yang ternyata mati.

"Mati goblok. Buat apa di kasih ke gue," dengus Jeongwoo di balas kekehan oleh Haruto.

Dan di belakang mereka bertiga, terdapat Jihoon dan Hyunsuk yang tampak diam mendengarkan.

"Itu apa? Kamera?" tanya Hyunsuk saat melihat Jihoon menggenggam sesuatu, tapi tampak tidak jelas.

"Bukan apa-apa," jawab Jihoon dan memasukan barang yang tadi dia pegang ke dalam tas.

Hyunsuk menghela nafas panjang, Jihoon menjadi sangat tertutup setelah kejadian Junkyu yang meninggal.

"Kalo ada apa-apa kasih tau gue. Jangan diem aja," Jihoon yang tadi fokus berjalan tampak melirik Hyunsuk sesaat dan tersenyum tipis.

"Hm, thanks."

▪︎
▪︎
▪︎

"Ini tempat liburan?" Jennie menatap sekeliling nya yang hanya pepohonan besar dengan jalanan yang sudah berhenti disini.

Ia tau tempat anak-anak berlibur kemari karena mereka yang menceritakan nya sebelum pergi dan mengatakan ada sebuah hotel.

"Mana hotelnya?" tanya Taeri yang ternyata datang ke tempat itu juga saat mendapat mimpi dari sang anak Doyoung.

Dan beberapa orang tua mereka memang mulai berdatangan karena merasa janggal setelah lama tidak mendapat kabar.

"Jen, bukan nya ini motor Haru ya?" Shin Hye menunjuk sebuah motor yang tergeletak begitu saja.

Jennie dan Kris mendekati motor itu. Dan memang benar jika motor itu adalah motor Haruto.

Seketika, perasaan para ibu yang berada disana tidak enak. Ibu dari Junghwan yaitu Jessika, tampak sudah menangis karena khawatir.

"Tolong cari anak-anak kami," ucap Suzy pada para polisi yang sengaja dia bawa untuk berjaga-jaga.

Sebenarnya perasaan sudah tidak enak sejak keberangkatan mereka. Dan akhirnya, dia membuat laporan kehilangan Sunoo yang ternyata banyak orang tua yang kehilangan anak mereka juga.

"Somin, kumaha ie anak-anak arurang. Barudak moal nanaon kan?" Somin terlihat mencoba menenangkan Jihyo ibu dari Yedam. [Somin, gimana ini anak-anak kita. Mereka gak bakal apa-apa kan?]

"Urang ngadoa bae Teh, moga Sunghoon jeung Yedam teu nanaon." Somin berusaha bersikap tenang dan berdoa agar anak-anak mereka baik-baik saja. [Kita berdoa aja, Teh. Semoga Sunghoon sama Yedam gapapa.]

Disisi lain, Asep bersama Jamal yaitu orang tua Asahi dan Jaehyuk. "Orang tua Hee sama Mashi belum datang?"

"Katanya mereka masih di jalan," jawab Jamal yang tampak terus menghubungi orang tua dari Heeseung dan Mashiho.

"Permisi,"

"HEH, HEH, DEMIT!" heboh Asep dan segera menemploki Jamal.

"Saya manusia," ujar orang yang di katai hantu oleh Asep dengan wajah datarnya.

"Woah, seriusan ini?"

"Iyah. Saya Yoongi orang tua dari Yoshi. Apa benar ini rombongan pencarian anak-anak yang hilang liburan itu?"

"Sep turun, Sep. Berat," keluh Jamal yang berasa di gelendotin kingkong.

"Oh, iyah maaf. Ekhem ..." dehem Asep mencoba kembali berwibawa di hadapan Yoongi.

"Iyah, benar Pak."

"Syukurlah, saya kira. Saya salah tadi. Apa sudah ada hasil dari pencarian nya?"

"Belum. Karna kita baru mulai hari ini. Walau sebenarnya saya sudah merasa curiga dan khawatir dari jauh-jauh hari," ucap Asep dengan ekspresi serius sok berpikir.

"Masa sih? Kemarin-kemarin lo masih tanding ayam jago di kampung sebelah," bisik Jamal yang memang sudah dekat dengan Asep membuatnya berbicara santai.

"Syut, diem. Biar keliatan berwibawa aja," dan Yoongi yang merasa bosan karena mereka berdua asik sendiri, akhirnya memilih pergi.

"Eh, Pak. Pak pangsit!" panggil Asep yang di acuhkan oleh Yoongi.

"Cih, budeg ya itu? Dasar, pangsit rebus." dengus Asep merasa kesal di acuhkan.

"Kenapa pangsit rebus, Sep?"

"Gatau, mukanya kayak pangsit rebus. Tapi putih juga kayak soun."

"Terus mukanya itu lempeng banget dah kayak jalan tol," gerutu Asep memperhatikan Yoongi yang sedang berbicara dengan Kris.

▪︎
▪︎
▪︎

"Ayah, nyari gue ngga ya?" setelah berbicara pada Hyunsuk lewat mimpi. Kini Yoshi hanya diam di temani oleh mereka yang sejak awal menemaninya.

"Kenapa nanya gitu? Ayah lo pasti nyariin lo," sahut Renjun sangat aneh dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Yoshi.

"Gue ragu aja, Ayah masih peduli sama gue atau ngga. Karena dia selalu sibuk sama pekerjaan nya," ujar Yoshi tersenyum miris.

"Kalo pun ngga nyariin, gapapa sih. Tapi gue pengen ngomong sama Ayah buat terakhir kalinya," Yoshi memandangi dirinya yang perlahan-lahan memudar sama seperti Jaemin, Renjun, Haechan dan Chenle.

Jaemin menepuk-nepuk pundak Yoshi menguatkan. "Hidup gue udah ngga lama. Bertahan pun, itu karna kalian."

"Apa bisa gue nemuin Ayah gue lewat mimpi untuk terakhir kalinya?"

"Lo bisa lakuin itu. Karena pada dasarnya lo sama Ayah lo itu terhubung. Dan dengan mudah, lo bisa masuk ke alam mimpi Ayah lo." tutur Jaemin menjelaskan pada Yoshi.

Mendengar itu membuat Yoshi yang mendengarnya tersenyum manis. "Gue pengen banget ketemu Ayah,"

Ekhem, seyuyur-yuyurnya author ingin bicara sama kalian prend ... APA SELAMA INI KALIAN BINGUNG DENGAN ALURNYA? KALO IYAH, KITA SAMA BROK. AWOKWOK. 🙂👍🏻

Sumpah yh, ini sebenernya tiap update kagak paham ape yang di tulis. Sampe kadang kalian juga bingung kan kayak chap sebelumnya. 😭☝️

Author tuh update juga dapet nyontek dari komen kalian tau 😀😀😀. Sebenernya mah kagak tau ape-ape ini. Iblis opo iblis, aku ora ngerti lah mumet. Wes, segimana nanti ae. ☺🙏

Buat kalian yang bingung dari kemarin. Silahkan bertanya disini ya, ntar author jelasin walau ngalor ngidul nantinya. Tapi gapapa, sebari nyali alur juga nantinya. 🤓 ➡️


Have a Nice Day. 🦋💙

Continue Reading

You'll Also Like

904K 7K 9
(FIKSI) Lulu,gadis manis bertubuh indah menikah dengan jin,bukan untuk "pesugihan" tapi untuk "perlindungan"
60.8K 5.7K 25
Tentang hutan yang tidak pernah ada di dunia nyata, dan tentang MISI yang tidak seharusnya di jalani. THE SECRET KEY || Straykids~ ●BangChan ●KimWo...
33.9K 7.3K 26
Ketika permainan yang biasa dimainkan anak-anak menjadi ajal bagimu. Temukan yang bersembunyi lalu bunuh dia jika kau masih ingin hidup. "Ini bukan p...
92.4K 23.7K 31
"Maaf kalau kehadiran saya di kehidupan Ayah jadi benalu, setelah ini saya janji, saya bakal pergi jauh dari Ayah." Dean tidak menyangka, bila setela...