Sweet Holiday

By Soklincair

254K 45.7K 35.6K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... More

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 17
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 24 [Flashback]
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 27
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 34
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ 37
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 16

4.9K 968 651
By Soklincair

"Lo udah hubungi orang tua nya?" Doyoung hanya menggelengkan kepala nya saja.

Matanya sembab, dia hanya diam setelah beberapa menit yang lalu menemani Sunoo hingga akhirnya Hyunsuk menyuruh nya keluar.

"Kenapa belum di hubungi?" tanya Jihoon yang sekarang sedang menemani Doyoung bersama Hyunsuk.

"Ngga ada sinyal," jawab Doyoung apa adanya dan memberikan ponselnya kepada Jihoon.

"Gimana?" Hyunsuk menanyai Jihoon yang sekarang sedang menggemgam ponsel Doyoung.

"Beneran ngga ada sinyal. Gue coba keluar dulu nyari sinyal, lo disini aja." Jihoon langsung pergi untuk mencari sinyal.

Hyunsuk memandangi Doyoung, dia tidak tau harus bagaimana dan pada akhirnya dia hanya duduk di samping nya.

"Bang,"

"Hm?"

"Gue harus bilang apa sama orang tua Sunoo nanti?"

"Gimana perasaan mereka pas tau kalau anaknya udah pergi karena gue?"

"Ini bukan karna lo, Doy." sahut Hyunsuk cepat saat Doyoung kembali menyalahkan dirinya.

"Ini salah gue, Bang. Andai aja pas itu gue nemenin dia,"

"Andai aja gue ngga balik ke hotel sendirian,"

"Pasti Sunoo bakal baik-baik aja. Iya kan?" Doyoung memandangi Hyunsuk dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Doy, jangan salahin diri lo terus. Ini bukan salah lo, ini semua udah takdir." Hyunsuk mencoba menenangkan Doyoung yang sekarang menundukan kepala nya dan mulai menangis.

"Sunoo ngga bakal suka kalo lo terus nyalahin diri lo sendiri."

"Doy ..." saat Hyunsuk akan memeluknya, Doyoung tiba-tiba saja berdiri dan mengusap kasar air matanya.

"Gue mau ke kamar mandi dulu,"

"Mau gue anter?" tawar Hyunsuk merasa khawatir.

"Ngga perlu," tolak Doyoung dan segera pergi dari hadapan Hyunsuk.

Dia berjalan sendirian di lorong-lorong rumah sakit, masih dengan pikiran yang tertuju pada Sunoo.

"Maafin gue, maafin gue." di sepanjang perjalanan menuju toilet, Doyoung terus menangis. Dia terus bergumam dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Doy ..." langkah kaki Doyoung seketika berhenti. Dia diam terpaku menatap suara yang memanggilnya.

"Sunoo?" Doyoung memandang sekitarnya untuk mencari keberadaan orang yang memanggil nya tadi.

"Sunoo ..." Doyoung terdiam kaku, dia melihat sahabat nya Sunoo yang berdiri tidak jauh darinya.

"Sunoo, gue minta maaf." saat Doyoung akan mendekatinya, Sunoo malah memundurkan langkah nya.

"Noo, lo marah sama gue?" Sunoo tidak menjawab apapun. Dia malah pergi begitu saja membuat Doyoung mengejarnya.

"Noo, tunggu gue!" Doyoung mempercepat langkah kaki nya untuk mengejar Sunoo yang berjalan dengan cepat itu.

"Sunoo!" Doyoung terus mengikuti tanpa tau dia akan di bawa kemana.

▪︎
▪︎
▪︎

Jay yang berniat untuk turun ke lantai bawah, dimana yang lain berkumpul seketika menghentikan langkah nya saat melihat Jake berjalan sendirian ke arah tangga.

"Tuh bocah mau kemana?" Jay yang penasaran pun mengikuti Jake yang berjalan sendirian itu.

Jake terlihat berjalan dengan raut wajah datar dan pandangan mata kosong.

"Dia ngapain ke arah atap hotel? Sendirian lagi? Berani juga tuh bocah," heran Jay saat melihat Jake dengan berani nya jalan sendirian.

"Gue ikutin jangan yah?" bingung Jay ingin mengikuti Jake atau membiarkan nya begitu saja.

"Kalo di tinggal, khawatir tuh bocah kenapa-kenapa lagi." pungkas nya dan pada akhirnya mengikuti Jake yang pergi sendiri itu.

Jay terus mengikuti kemana Jake akan pergi, hingga tanpa sadar mereka telah melewati banyak anak tangga menuju lantai atas.

Nafas Jay sudah terengah-engah karena kelelahan. Tetapi Jake nampak santai terus berjalan.

"Jake!" seru Jay pada akhirnya memanggil teman nya itu. Tetapi Jake seperti tidak mendengarkan nya dan malah terus berjalan.

"Si anjir, kuping nya kurang di korek atau gimana dah?"

"Jake!" panggil Jay kembali tetapi Jake tetap tidak mendengar.

Jay kembali mengejar Jake dan terus memanggil nya. "Beneran tuli kali yah? Atau emang bener kagak di bersihin tuh kuping?"

Jay terus mengejarnya hingga tanpa sadar, ternyata mereka sudah di lantai paling atas hotel yang mereka tempati ini.

Dan Jake tampak berjalan ke arah luar atap hotel walau Jay terus memanggil nya. "Awas aja lo, kalo deket ntar gue korekin pake linggis kuping lo."

Jay nampak menggerutu karena merasa kesal dengan Jake yang tidak mendengarkan nya.

Tapi mata nya membulat sempurna saat melihat Jake mendekati pembatas atap dan naik ke atas nya.

"JAKE! WOI JAKE WOI!" Jay dengan panik berlari ke arah Jake.

Dan barulah Jake menoleh saat Jay berteriak itu. Jake tampak menatap nya dan mengulas senyum tipisnya hingga tiba-tiba dia memundurkan langkah nya.

"JAKEE!!"

Jay langsung meraih tangan Jake saat dia dengan santai nya menjatuhkan diri. "LO APA-APAAN SIH ANJ — AAAAAAAA."

Jay seketika berteriak dengan sangat kerasnya saat wajah Jake berubah menjadi sosok yang mengerikan.

Reflek, Jay langsung melepaskan genggaman tangan nya yang menahan Jake tadi.

"ARGGHHHH!" Jay kembali berteriak saat dia berbalik, sosok menyeramkan lainnya berdiri di belakang nya.

Karena terkejutan nya itu, Jay memundurkan langkah nya hingga akhirnya dia terperosok jatuh dari balik pembatas atap hotel.

▪︎
▪︎
▪︎

"Maksud lo bahaya apa?" Yoshi menatap tidak mengerti Jaemin yang mengatakan hal itu tadi.

"Bahaya, seharusnya lo dan teman-teman lo ngga pernah datang kesini."

"Desa ini penuh kutukan, siapapun yang masuk kesini. Ngga bakal pernah ada yang keluar hidup-hidup," bisik Haechan di telinga Yoshi membuatnya menegang seketika.

"Jangan bercanda! Lo bohong kan?" bantah Yoshi mencoba untuk tidak percaya.

"Buat apa gue bercanda. Lo butuh bukti? Ini kita berdua buktinya." kekeh Haechan menunjuk dirinya dan Jaemin.

"Terus gue harus apa? Gimana sama temen-temen gue?" panik Yoshi memikirkan teman-teman nya sekarang.

"Sejujurnya, ngga ada yang bisa lo lakuin. Semuanya udah di atur, setiap tahun nya desa ini selalu nyari korban." ujar Jaemin menatap sendu Yoshi yang sekarang nampak panik dan khawatir.

"Dan kalian lah yang terpilih buat jadi korban selanjutnya." sambung Haechan menepuk pundak Yoshi.

"Desa ini selalu punya cara untuk menarik para korban nya. Dan di tahun ini, ada sesuatu yang menarik." Yoshi tampak penasaran dengan ucapan Jaemin itu.

"Apa? Apa yang menarik?"

"Di antara kalian, ada salah satu keturunan dari orang yang telah membuat kutukan ini."


▪︎
▪︎

J

ihoon tampak mengotak-ngatik ponsel milik Doyoung sebari menunggu lift terbuka.

Ting

Lift terbuka dan nampak seseorang yang sepertinya pegawai rumah sakit yang terlihat membelakangi nya.

Jihoon masuk ke dalam lift dan segera menekan nomor tujuan nya. Dan di dalam lift, pria paruh baya yang membelakangi nya itu tampak menoleh sedikit dan tersenyum.

Jihoon tentu membalas balik senyum itu walau sedikit terhalang topi yang di pakai nya.

"Ngeri banget senyum nya," batin Jihoon karena pria paruh baya itu terus tersenyum seperti tadi ke arah nya.

"Gue terlalu ganteng atau gimana sih? Ini lift juga kapan kebuka nya sih anjir." gerutu Jihoon merasa takut sendiri.

Dan setelah itu, lift nya akhirnya terbuka. Jihoon cepat-cepat keluar dan ternyata pria paruh baya itu mengikuti nya.

"Ngeri banget sih anying,"

"Ngapa ngikutin gue juga sih?" Jihoon yang merasa takut pun melangkah kan kaki nya cepat.

Di lorong rumah sakit yang sepi dan sunyi, hanya ada Jihoon dan pria paruh baya yang terus mengikuti nya.

Beberapa kali Jihoon mengambil jalan memutar dan pria itu tetap mengikuti nya.

"Serem banget sialan,"

Jantung nya berdebar dengan cepat, ini tidak mungkin di namakan cinta. Karena debaran nya semakin cepat dan rasanya ingin merosot pada dengkul Jihoon.

Jihoon melihat sebuah ruangan, dia segera masuk dan bersembunyi di dalam lemari.

Nafas Jihoon tersengal-sengal, dia benar-benar takut dengan orang yang terus mengikutinya sejak tadi.

Ceklek

"Shit," Jihoon segera menutup mulut nya yang bablas mengumpat itu.

Dia bisa melihat pria paruh bayu itu dari bolong-bolong lemari yang dia tempati sekarang.

Setiap langkah kaki pria itu, membuat debaran jantung Jihoon semakin cepat. Pria itu masih menampilkan senyum menyeramkan nya

Jihoon meneguk salivanya gugup, saat pria itu menatap lemari yang di tempatinya sekarang. Dia seakan-akan mengetahui Jihoon di dalam nya dan semakin melebarkan senyum mengerikan nya.

"Mati gue,"

Affaan tuch? 👁👄👁
Muewhehe. Mulai nih mulai.

Author demen nih yang modelan sat set gini. Hmz, apakah kalian bisa menebak bagaimana kelanjutan nya? 🤔🤔🤔

Dan di next chap, siapkan hati untuk sesuatu yang membahagiakan sekali. 😏✨

Have a Nice Day. 🦋💙

Continue Reading

You'll Also Like

198K 14.4K 11
"Kenapa kita harus tidur dengan posisi kaki diikat?" Tentang Penari Ballerina dimana akan mengikuti kompetisi Internasional Dance yang akan diadakan...
107K 16.6K 30
Ini cerita tentang sekumpulan beban keluarga yang bersatu di sebuah rumah indekost.
954 139 4
Tiga tahun setelah kematian Travis dan Yohan. Yoldan resmi di bebaskan dari penjara. Yoldan dikejutkan dengan kabar kematian kembarannya, padahal ia...
26.5K 5.8K 42
[horor, friendship, comedy] ❛❛ternyata bonekanya bisa bunuh orang.❞ ---------------------------------- start : 11 juli 22 end : 06 agustus 22 © peach...