Pagi ini di kediaman Irwan dan Rara
Rara sedang sibuk di dapur untuk memasak membuat sarapan untuk suaminya tersebut
Di usia kandungan yang udah memasuki trimester ketiga ini Rara sangat aktif berkegiatan di rumah
Menurut saran dokter kandungannya Rara harus banyak gerak biar bisa melahirkan secara normal
Karena sejak awal kehamilan Rara bertekad akan melahirkan secara normal jadi semua pekerjaan di rumahnya pun kini di ambil alih oleh Rara
Mulai dari mencuci dengan tangan dengan posisi duduk yang jongkok sampai mengepel lantai dengan manual
Irwan hanya mendukung keputusan istrinya tersebut tapi semua itu tak luput dari pengawasan Irwan sebagai suami
Setelah selesai membuat sarapan kemudian menyiapkan di meja makan Rara pun menuju taman samping rumahnya untuk berjalan-jalan kecil dengan track bebatuan kecil yang sengaja di buat Irwan biar Rara sedikit rileks
Irwan pun turun menuju meja makan dia mencari istrinya yang tak terlihat di meja maka
Irwan : bi istri sama mana ???
Bi Parti : non Rara ada di halaman samping tuan lagi olahraga
Irwan pun berjalan menuju halaman samping dan melihat istrinya sedang berjalan kecil
Irwan : udah dong olahraganya nanti kamu capek sayang, kasihan anak-anak kita capek loh
Rara : bentar lagi ya mas
Irwan : udah cukup ya dari jam 5 subuh tadi sekarang udah jam 7 kamu masih olahraga kamu gak kasihan sama anak kita sayang
Rara pun menghentikan kegiatannya kemudian menghampiri sang suami
Rara : Rara hanya ingin lahiran normal aja kok mas
Irwan : iya mas tahu sayang tapi kamu harus melihat kondisi kamu kasihan kalo anak-anak kita kecapean gimana, gak usah di forsir sayang kumpulkan tenaga untuk yang lain ( sambil menaikkan alisnya )
Rara : yang lain itu apa ???
Irwan : kamu pura-pura gak tahu 😉😉😉😉😉 udah mau punya anak masih gak tau aja
Rara pun sadar apa yang di katakan suaminya, setelah dapat masukkan dari dokter di suruh sering-sering melakukan hubungan suami istri untuk membuka jalan anaknya Irwan pun menjadi semangat. Bahkan itu meminta haknya Irwan harus berdalih untuk membuka jalan anaknya supaya Rara mau memberikan Rara jatah
Rara sampai bingung kenapa suami sekarang jadi seperti ini bahkan hampir setiap malam Irwan menengok anak-anak yang ada di kandungan Rara
Kini Rara dan Irwan pun tiba di meja makan, Rara dengan sigap mengurusi suami itu sebelum nanti anak-anaknya lahir
Irwan pun menikmati makanan yang di masak oleh istrinya tersebut
Irwan : nanti mas akan rindu masakan kamu sayang kalo kamu sudah melahirkan nanti
Rara terkejut tiba-tiba Irwan berkata seperti itu
Rara : mas apa-apaan Rara akan selamanya memasak untuk mas Irwan walaupun nanti anak-anak kita sudah lahir
Irwan : gimana ??? pasti kamu akan sulit mengurusi mas sedangkan kamu akan mengurus 2 bayi sekali gus, kamu tidak mau di bantu oleh pengasuh kalo nanti kamu di bantu oleh pengasuh kamu akan bisa fokus ngurusin mas
Rara mulai menangkap kegundahan di hati suami itu
Rara : anak-anaknya belom lahir aja papanya udah cemburu dan posesif begini apa lagi kalo nanti kalo anak-anaknya udah lahir pasti akan terjadi perebutan mama ini 🤭🤭🤭🤭🤭
Irwan : 😏😏😏😏😏
Rara : kamu itu mas masa sama anak sendiri cemburu sih kalo gak mau punya anak ya udah anaknya kita kasih sama orang lain aja biar Rara bisa fokus ngurusin mas aja jadi kita gak usah punya anak aja kalo gitu
Irwan pun terdiam dia tak menyangka kalo perkataannya tadi membuat marah istrinya itu
Irwan pun langsung berdiri dan memeluk Rara
Irwan : jangan seperti itu jangan kasihkan anak kita sama orang lain mas gak mau
Rara : tadi mas sendiri yang kalo Rara harus fokus ngurusin mas ya udah anak kisah sama orang lain ( Rara tersenyum tipis ) ya udah selesaikan sarapan mas Irwan setelah itu berangkat kerja
Irwan : tapi jangan berikan anak-anaknya kita sama orang lain mas janji gak akan cemburu lagi sama anak-anak kita
Rara pun tersenyum melihat kelakuan suaminya itu
Setelah sarapan Irwan pun pamit menuju kantornya
Di tempat lain di sebuah kantor
Meli dan Nia sedang berdiskusi tentang rencana mereka untuk menggagalkan pesta pernikahan Lesti dan Irwan serta merusak pernikahan Irwan dan Rara
Nia : lo udah ide Mel untuk menggagalkan pernikahan mereka
Meli : ada dong
Meli pun membisikkan sebuah rencana ke telinga Nia
Nia : gila Mel itu bakal berakibat fatal banget untuk lo, kalo sampai orang tua lo tau gue yakin lo bakal di usir dari rumah dan gak di akui anak sama mereka
Meli : mending gue gak di akui anak sama mereka dari pada gue ngeliat Lesti bahagia
Nia : gue jadi curiga jangan-jangan lo bukan anak mereka deh, sebab sikap sama sifat lo beda banget sama mereka
Meli : enak aja lo kalo ngomong
Nia : buktinya lo setega itu sama teteh lo, lo tau sendiri teteh lo yang biayain sekolah lo sampe lo jadi sarjana
Meli : itulah yang buat makin benci gue sama teteh gue karen dia gue selalu di banding-bandingkan oleh mereka
Terlihat jelas di dalam mata Melia ada rasa kebencian mendalam atas kakaknya sendiri
Meli : terus lo sendiri udah punya rencana untuk memisahkan mereka
Nia : ada dong
Nia pun membisikkan rencananya di telinga Meli
Meli : gila lo gak kalah ekstrim sama rencana gue Ni
Keduanya pun tertawa lepas
Tak jauh dari tempat mereka ada Billar yang mendengar rencana Meli dan Nia unutk menghancurkan Irwan dan Billar
Billar : oh jadi itu rencana jahat mereka gue harus ngomong sama kak Irwan Lesti dan Rara
Billar pun menjauh dari Nia dan Meli menuju ruangannya
Di tempat lain
Di rumah B.Irfan dan B.Della
B.Della yang mulai gelisah dengan kejadian tadi pun tak tahan akan menceritakan semuanya kepada B.Irfan
B.Irfan : ibu kenapa dari tadi bapak liat ibu gelisah
B.Della : ibu lagi mikirin teteh pak
B.Irfan : bapak tau ibu belum bisa dan ikhlas melepaskan teteh untuk nikah sama Billar, tenang bu bapak yakin Billar itu anak baik pasti akan buat teteh bahagia nikah sama dia
B.Della : bukan itu yang ibu fikirkan pak
B.Irfan : terus apa bu ???
B.Della : ibu takut kalo pernikahan mereka akan di rusak lagi oleh Meli, bapak tau kan bagaimana sifat Meli seperti apa dia gak akan membiarkan teteh bahagia. Bapak ingat kejadian dulu sebelum teteh nikah sama almarhum Fildan teteh dulu hampir nikah dengan calon suaminya, tapi semuanya gagal gara-gara ulah Meli. Pak ibu gak mau pernikahan teteh sama Billar akan gagal seperti dulu lagi 😭😭😭😭😭
B.Irfan pun memeluk tubuh istrinya tersebut bukan hanya B.Irfan aja yang merasa khawatir
B.Della : tadi pagi waktu sarapan ibu lihat mata Meli tak lepas memandangi Billar yang sedang bermain dengan Kayla 😭😭😭😭😭
B.Irfan : teteh tau sama kejadian itu ????
B.Della : sepertinya teteh tau pas ibu lihat teteh keluar dari kamar langsung memperhatikan mata Meli yang tak lepas memperhatikan Billar 😭😭😭😭😭
B.Irfan : ibu tenang aja nanti kita bicarakan sama teteh biar kita menghalangi niat buruk Meli
B.Irfan terus memeluk tubuh istrinya sambil terus berfikir
Wah . . .
Penasaran nih sama niat jahat Meli dan Nia